Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Management K3RS

Dewi Kurniati
Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan-Indonesia
Email : dewikurniati.dk02@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan, Rumah sakit adalah fasilitas yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan dan dapat melayai pendidikan dan penelitian kesehatan. Pelaksanaan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan. Rumah sakit merupakan tempat kerja yang
sarat dengan potensi bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Berbagai penelitian
menunjukan bahwa prevalensi gangguan kesehatan yang terjadi di fasilitas kesehatan
lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya. Penerapan standar manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja Rumah Sakit meru- pakan bentuk upaya mengurangi risiko kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja di Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk
sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya
kesehatan penunjang. Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pela- yanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit sehingga risiko
kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan dan penularan penyakit sangat tinggi (Silviasari,
2011).
Kata kunci : Kesehatan dan keselamatan kerja, Rumah sakit
ABSTRACT
Introduction, Hospital is a facility that organizes health service activities and can serve
health education and research. Implementation of occupational safety and health (K3) is one
form of efforts to create a workplace that is safe, healthy, free from environmental pollution.
The hospital is a workplace laden with potential health and safety hazards. Various studies
have shown that the prevalence of health problems occurring in health facilities is higher
than in other workplaces. The application of hospital occupational safety and health
management standards is a form of effort to reduce the risk of occupational accidents and
occupational diseases. Hospital is a form of health facility, either organized by the
government and or the community that functions to conduct basic health efforts or referral
health and supporting health efforts. The hospital is a health facility that organizes health
services, a gathering place for healthy and sick people so that the risk of possible health
problems and disease transmission is very high (Silviasari, 2011).
Keywords: Occupational health and safety, Hospitals
PENDAHULUAN berpikir kritis dalam proses keperawatan.
Rumah sakit memiliki potensi bahaya yang
Literature Review ini menganalisis Artikel
disebabkan oleh berbagai
Jurnal dan buku-buku referensi yang
faktor, yaitu faktor fisik, kimia, biologi,
berfokus pada metode pembelajaran Klinik
ergonomi, psikososial, mekanikal,
yang mengaplikasikan kemampuan
1
elektrikal, dan limbah (PMK RI Nomor 66 Berdasarkan Undang-Undang Republik
Tahun 2016). Dalam pelaksanaan Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat Kesehatan Pasal 165 menyatakan bahwa
kerja perlu adanya rasa tanggung jawab. pengelolaan tempat kerja wajib
Sistem manajemen keselamatan dan melakukan segala bentuk upaya kesehatan
kesehatan kerja di rumah sakit berguna melalui upaya pencegahan,
untuk meningkatkan kinerja serta kualitas peningkatan, pengobatan, dan pemulihan
keselamatan dan kesehatan pekerja. bagi tenaga kerja.
Rumah sakit adalah salah satu pelayanan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
berrupa jasa dimana didalamnya terdapat Republik Indonesia Nomor 66
banyaka aktivitas berupa kegiatan Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat Kesehatan Kerja Rumah Sakit Pasal 1
inap, dan pelayanan rawat darurat, yang menyatakan bahwa K3RS adalah segala
mencangkup pelayanan medik. Ada kegiatan untuk menjamin dan melindungi
beberapa faktor penting pendukung keselamatan dan kesehatan bagi sumber
pelayanan kesehtaan di rumah sakit yang daya manusia rumah sakit, pasien,
saling berkaitan satu sama lain, pendamping pasien, pengunjung, maupun
diantaranya meliputi pasien, tenaga kerja, lingkungan rumah sakit melalui upaya
mesin, lingkungan kerja, cara melakukan pencegahan kecelakan kerja dan penyakit
pekerjaan serta proses pelayanan akibat kerja di rumah sakit. Dalam
kesehatan itu sendiri. Menurut silviasari penerapan K3RS tersebut maka
yang dikutip oleh ibrahim,dkk (2017), dibutuhkan suatu sistem yang dapat
rumah sakit merupakan sarana kesehatan mengelola,
yang menyelenggarakan pelayanan mencegah, bahkan meniadakan potensi
kesehatan, tempat berkumpulnya orang bahaya yang dapat timbul, yaitu Sistem
sehat dan orang sakit sehingga resiko Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kemungkinan terjadi gangguan kesehatan Kerja Rumah Sakit (SMK3RS).
dan penularan penyakit sangat tinggi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Menurut WHO dalam penelitian Ibrahim Republik Indonesia Nomor 66
dkk (2017), bahwa dari 35 juta pekerja Tahun 2016 Pasal 4 menyatakan bahwa
kesehatan didunia terdapat 3 juta pekerja SMK3 Rumah Sakit meliputi penetapan
terpajan patogen darah (2 juta terpajan kebijakan K3RS, perencanaan K3RS,
virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC pelaksanaan rencana K3RS, pemantauan
dan 170.000 terpajan virus HIV/AIDS. dan evaluasi kinerja K3RS, hingga
Setip tahun di USA di laporkan terdapat peninjauan dan peningkatan kinerja K3RS.
5000 petugas kesehatan terinfeksi Dalam penetapan kebijakan K3RS, rumah
Hepatitis B, 47 petugas terdapat positif sakit harus melakukan tinjauan awal
HIV dan 600.000-1.000.000 petugas kondisi K3 yang salah satu diantaranya
kesehatan terkena likas tusuk jarum di meliputi identifikasi potensi bahaya di
(perkirakan lebih dari 60% di laporkan). lingkungan kerja.
Oleh sebab itu, diperlukannya penerapan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit (K3RS) untuk
mencegah terjadinya potensi bahaya HASIL
tersebut. Pada penelitian Fuan (2014) dengan judul
Analisis Implementasi

2
Pemenuhan Standar Kesehatan Dan Pena (1987), rumah sakit adalah tempat
Keselamatan Kerja Berbasis Kepmenkes dimana orang sakit mencari dan
RI menerima pelayanan kedokteran serta
No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 Di tempat dimana pendidikan klinik untuk
Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau mahasiswa kedokteran, perawat dan
Kesdam I berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
BB Medan menyatakan bahwa pencapaian diselenggarakan.
penerapan kesehatan dan keselamatan Menurut Undang-Undang Republik
kerja di RS Tingkat II Putri Hijau Kesdam Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
I BB Medan masih kurang seperti tentang Rumah Sakit Pasal 4 bahwa rumah
adanya keterbatasan anggaran yang sakit mempunyai tugas memberikan
berdampak terhadap tidak maksimalnya pelayanan kesehatan perorangan secara
Kepala Rumah Sakit dan jajarannya dalam paripurna.
implementasi pemenuhan standar K3, Untuk menjalankan tugas rumah sakit
kelengkapan prasarana, sarana, dan maka rumah sakit memiliki fungsi
fasilitas K3 serta ketersediaan SDM K3 (Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
yang tentang Rumah Sakit Pasal 5):
berkompeten, tugas dan fungsi Panitia K3 1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan
masih kurang efektif karena personil dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
Panitia K3 masih memegang tugas standar pelayanan rumah sakit.
rangkap, disamping mereka bertugas di 2. Pemeliharaan dan peningkatan
Panitia kesehatan perorangan melalui
K3 mereka juga bertugas, dan sebagainya. pelayanan kesehatan yang paripurna
Secara umum setiap rumah sakit harus tingkat kedua dan ketiga sesuai
mampu melakukan pelayanan kebutuhan medis.
kesehatan kerja, melakukan pengelolaan 3. Penyelenggaraan pendidikan dan
bahan berbahaya dan beracun, pelatihan sumber daya manusia dalam
pencegahan dan pengendalian kebakaran rangka peningkatan kemampuan dalam
dan bencana, pengelolaan prasarana pemberian pelayanan kesehatan.
rumah sakit, serta pengelolaan prasarana 4. Penyelenggaraan penelitian dan
dan sarana rumah sakit (PMK RI Nomor pengembangan serta penapisan
66 Tahun 2016). teknologi bidang kesehatan dalam
Definisi rumah sakit menurut American rangka peningkatan pelayanan
Hospital Association dikutip oleh kesehatan dengan memerhatikan etika
Azwar (1994) adalah suatu organisasi yang ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Menurut Association of Hospital
Care (1947), rumah sakit adalah pusat PEMBAHASAN
dimana pelayanan kesehatan masyarakat, Jenis rumah sakit. Menurut Undang-Undang
pendidikan serta penelitian kedokteran Republik Indonesia Nomor
diselenggarakan. Menurut Wolper dan

3
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 19, sakit umum (general hospital) jika semua jenis
20, 21, dan 24 bahwa rumah sakit pelayanan kesehatan diselenggarakan, serta
dapat dibedakan menjadi 2 jenis: rumah sakit khusus (specialty hospital) jika
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan: hanya satu jenis pelayanan kesehatan saja
Rumah sakit umum, Rumah sakit umum yang diselenggarakan. Menurut lokasi rumah
memberikan pelayanan kesehatan pada semua sakit jika ditinjau dari lokasinya, rumah sakit
bidang dan jenis penyakit. dapat dibedakan atas beberapa macam yang
Rumah sakit khusus, Rumah sakit khusu kesemuanya tergantung dari pembagian sistem
memberikan pelayanan utama pada satu pemerintah yang dianut. Misalnya rumah sakit
bidang atau satu jenis penyakit tertentu pusat jika lokasinya di ibukota negara, rumah
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, sakit provinsi jika lokasinya di ibukota
organ, jenis penyakit, atau kekhususan provinsi dan rumah sakit kabupaten jika
lainnya. lokasinya di ibukota kabupaten. Jika ditinjau
Berdasarkan pengelolaannya: dari kemampuan yang dimiliki, Rumah Sakit
Rumah sakit publik, rumah sakit publik dapat di Indonesia dibedakan atas lima macam yakni
dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, (Azwar,1996) : Rumah sakit kelas A, rumah
dan badan hukum yang bersifat nirlaba.Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu
sakit publik yang dikelola pemerintah dan memberikan pelayanan kedokteran spesialis
pemerintah daerah diselenggarakan dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, rumah
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan sakit kelas A ini telah ditetapkan sebagai
Umum atau Badan Layanan Umum Daerah tempat pelayanan rujukan tertinggi (top
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- referral hospital) atau disebut pula sebagai
undangan dan tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit pusat. rumah sakit kelas B, rumah
rumah sakit privat, rumah sakit privat sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu
Rumah sakit privat dikelola oleh badan memberikan pelayanan kedokteran spesialis
hukum dengan tujuan profit yang luas dan subspesialis terbatas. Direncanakan
berbentuk perseroan terbatas atau persero. rumah sakit kelas B didirikan di setiap ibukota
Berdasarkan fasilitas dan kemampuan provinsi (provincial hospital) yang
pelayanan rumah sakit: Rumah sakit umum menampung pelayanan rujukan dari rumah
kelas A, rumah sakit umum kelas B, rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang
sakit umum kelas C, rumah sakit umum kelas tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan
D. sebagai rumah sakit kelas B. Rumah sakit
Prof.DR.Dr.Azrul Azwar, M.Ph (1994) kelas C, rumah sakit kelas C adalah rumah
menyatakan dalam buku sakit yang mampu memberikan pelayanan
Pengantar Administrasi Kesehatan bahwa kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada
rumah sakit dapat dibedakan atas empat macam pelayanan spesialis ini yang
beberapa jenis, yaitu:Menurut pemilik, jika disediakan yakni pelayanan penyakit dalam,
ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dapat pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak
dibedakkan atas dua macam yakni rumah sakit serta pelayanan kebidanan dan kandungan.
pemerintah (government hospital) dan rumah Direncanakan rumah sakit kelas C ini akan
sakit swasta (private hospital). Menurut didirikan di setiap ibukota kabupaten (regency
filosofi yang dianut Jika ditinjau dari filosofi hospital) yang menampung pelayanan rujukan
yang dianut, rumah sakit dapat dibedakan atas dari puskesmas. Rumah sakit kelas D, rumah
dua macam yakni rumah sakit yang tidak sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat
mencari keuntungan (non-profit hospital) dan transisi karena pada satu saat akan
rumah sakit yang mencari keuntungan (profit ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.
hospital). Menurut jenis pelayanan yang Pada saat ini kemampuan rumah sakit kelas D
diselenggarakan jika ditinjau dari jenis hanyalah memberikan pelayanan kedokteran
pelayanan yang diselenggarakan, rumah sakit umum dan kedokteran gigi. Sama halnya
dapat dibedakan atas dua macam yakni rumah dengan rumah sakit kelas C, rumah sakit kelas

4
D ini juga menampung pelayanan rujukan dislokasi (keseleo), regang otot (urat), memar
yang berasal dari puskemas. Rumah sakit kelas dan luka dalam yang lain, amputasi, luka di
E, rumah sakit kelas E adalah rumah sakit permukaan, gegar dan remuk, luka bakar,
khusus (special hospital) yang keracunan mendadak, pengaruh radiasi.
menyelenggarakan hanya satu klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di
macampelayanan kedokteran saja. Pada saat tubuh Kepala, leher, badan, anggota tubuh
ini banyak rumah sakit kelas E yang telah atas, anggota tubuh bawah.
ditemukan. Misalnya rumah sakit jiwa, rumah Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit diderita oleh pekerja yang berhubungan atau
kanker, rumah sakit jantung, rumah sakit ibu terkait dengan pekerjaan mereka (Swarjana,
dan anak dan lain sebagainya yang seperti ini. 2017). Terdapat beberapa penyakit yang dapat
Menurut Swarjana (2017), kecelakaan kerja ditimbulkan dari pekerjaan antara lain:
adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja Penyakit paru, cidera muskuloskletal, kanker,
yang mungkin menyebabkan kerusakan pada trauma berat, gangguan jantung dan pembuluh
mesin, alat atau bahkan orang-orang. darah, gangguan reproduksi, gangguan
Berdasarkan jenisnya, kecelakaan kerja dapat neurotoksik, bising terkait dengan penurunan
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Jatuh atau kehilangan pendengaran, kondisi-kondisi
atau terkena material, terkena objek yang dermatologis, tekanan psikologis dan
menonjol, terjebak di dalam, di bawah atau di kebosanan (boredom).
antara benda, menggunakan tenaga atau Menurut WHO yang dikutip oleh Swarjana
gerakan yang berat, terpapar atau kontak (2017), faktor-faktor yang menyebab
dengan temperatur yang ekstrim, terpapar atau terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
kontak dengan listrik, terpapar atau kontak akibat kerja adalah: Faktor manusia
dengan substansi yang berbahaya atau radiasi. Beberapa faktor yang menyebabkan manusia
Menurut Irianto (2014), kecelakaan kerja dapat menimbulkan kecelakaan kerja atau
adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak penyakit akibat kerja adalah umur,
diharapkan akibat dari kerja. Definisi pengalaman, penggunaan obat, dan motivasi.
kecelakaan kerja menurut Suma’mur yang Kecelakaan juga sering terjadi oleh karena
dikutip oleh Irianto (2014) adalah suatu tanggung jawab yang tidak baik, pengambilan
kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan keputusan yang tidak tepat, atau keputusan
kerja dengan perusahaan. tepat tetapi aksinya terlalu lambat. Untuk
Menurut International Labour Organization menghindari itu manusia perlu melakukan
(ILO), kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan observasi dan pengenalan terhadap bahaya.
berdasarkan 4 penggolongan (Irianto, 2014) : Faktor lingkungan (fisik, kimiawi, biologis,
Klasifikasi menurut jenis kecelakaan, terjatuh, fisiologis, psikologis) Penyebab kecelakaan
tertimpa benda, tertumbuk atau terkena benda- kerja lainnya adalah faktor lingkungan
benda, terjepit oleh benda, gerakan-gerakan pekerjaan misalnya pencahyaan, kebisingan,
melebihi kemampuan, pengaruh suhu tinggi, temperatur, debu, uap, gas, kesalahan
terkena arus listrik, kontak bahan-bahan konstruksi mesin, sikap badan yang tidak
berbahaya atau radiasi. Klasifikasi menurut benar dalam melakukan pekerjaan, dan yang
penyebab, Mesin, misalnya mesin pembangkit lainnya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tenaga listrik dan sebagainya. Alat angkut Rumah Sakit (K3RS) Berdasarkan Peraturan
darat, alat angkut udara, dan alat angkut air. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Peralatan lain, misalnya dapur pembakar dan 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
pemanas, alat-alat listrik, dan sebagainya. Kesehatan Kerja Rumah Sakit bahwa
Bahan, zat, dan radiasi, misalnya bahan keselamatan kerja adalah upaya yang
peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya. dilakukan untuk mengurangi terjadinya
Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
bangunan, dan di bawah tanah). Klasifikasi kerugian baik terhadap manusia, maupun yang
menurut sifat luka atau kelainan Patah tulang, berhubungan dengan peralatan, obyek kerja,

5
tempat bekerja, dan lingkungan kerja secara (Swarjana, 2017). Kesehatan dan Keselamatan
langsung dan tidak langsung. Kerja (K3) adalah upaya untuk manusia dan
Menurut Swarjana (2017), keselamatan kerja manusia dengan jabatannya. Kesehatan kerja
adalah identifikasi risiko di tempat kerja dan merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
pengukuran terhadap pencegahan yang atau aplikasi kesehatan masyarakat di dalam
diambil untuk menurunkan atau suatu masyarakat pekerja dan masyarakat
mengeliminasi hazards yang mungkin lingkungannya (Adnani, 2011). memberikan
menyebabkan kecelakaan. Menurut Adnani jaminan keselamatan dan meningkatkan
(2011), keselamatan kerja adalah keselamatan derajat kesehatan pekerja dengan cara
yang berkaitan dengan alat kerja, bahan, dan pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat
proses pengolahannya, tempat kerja dan Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat
lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
pekerjaan. rehabilitasi (Keputusan Menteri Kesehatan
Definisi kesehatan kerja menurut WHO Republik Indonesia Nomor 1087/MENKES/
(World Health Organization) dikutip oleh SK/ VIII/2010). Definisi keselamatan dan
Swarjana (2017) adalah aktivitas multidisiplin kesehatan kerja (K3) menurut Peraturan
yang ditujukan pada: Proteksi dan promosi Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
kesehatan pekerja melalui pencegahan dan Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
pengendalian penyakit akibat kerja dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kecelakaan kerja dengan mengeliminasi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
faktor-faktor pekerjaan dan kondisi hazards melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
terhadap kesehatan dan keselamatan di tempat kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja, Pengembangan dan promosi sehat dan kerja dan penyakit akibat kerja.Pelaksanaan
keamanan kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah
organisasi kerja, Peningkatan kesejahteraan satu bentuk upaya menciptakan tempat kerja
fisik, mental dan sosial pekerja, dan dukungan yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan kerja
pengembangan dan pemeliharaan kapasitas dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
pekerjaan mereka, juga pengembangan dapat meningkatkan efisiensi dan
profesional dan sosial di tempat kerja, produktivitas kerja (Adnani,2011). Definisi
memungkinkan para pekerja secara sosial dan keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit
ekonomi hidup produktif dan untuk berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan
berkontribusi secara positif pengembangan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016
yang berkelanjutan., berdasarkan Peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Rumah Sakit adalah segala kegiatan untuk
66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan menjamin dan melindungi keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit bahwa kesehatan bagi sumber daya mausia rumah
kesehatan kerja adalah upaya peningkatan dan sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi- maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit
pencegahan penyimpangan kesehatan yang akibat kerja di rumah sakit. Berdasarkan
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor Indonesia Nomor 1087/MENKES/SK/
yang merugikan kesehatan, penempatan dan VIII/2010, keselamatan dan kesehatan kerja
pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan rumah sakit adalah upaya terpadu seluruh
kerja yang mengadaptasi antara pekerjaan pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung atau
dengan Keselamatan dan kesehatan kerja atau pengantar orang sakit untuk menciptakan
Occupational Safety and Health (OSH) adalah lingkungan kerja, tempat kerja Rumah Sakit
sebuah isu multidisiplin yang dikonsentrasikan yang sehat, aman dan nyaman baik bagi
dengan proteksi untuk keselamatan, kesehatan, pekerja Rumah Sakit, pasien,
dan kesejahteraan orang-orang di tempat kerja pengunjung/pengantar orang sakit maupun

6
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah dilaksanakan oleh sumber daya manusia
sakit. Menurut Adnani (2011), pengertian rumah sakit, pasien, pengunjung pasien,
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah dan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
sakit adalah suatu upaya untuk memberikan program yang telah ditetapkan oleh pihak
jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat
rumah sakit yang bertujuan agar dapat
kesehatan para pekerja dengan cara
mengurangi dan mengendalikan terjadinya
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
promosi kesehatan, pengobatan, dan Pelaksanaan K3RS ini harus didukung
rehabilitasi. oleh tim keselamatan dan kesehatan kerja
rumah sakit, prasarana dan sarana, dan
KESIMPULAN anggaran yang memadai sehingga
Menurut Adnani (2011), tujuan pelaksanaan K3RS dapat berjalan secara
keselamatan kerja adalah melindungi efisien, efektif, dan berkesinambungan.
tenaga kerja atas hak keselamatannya Menurut WHO yang dikutip oleh Swarjana
dalam melakukan pekerjaan untuk (2017), faktor-faktor yang menyebab
kesejahteraan hidup dan meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit
produksi serta produktivitas nasional, akibat kerja adalah: Faktor manusia
Beberapa faktor yang menyebabkan manusia
menjamin keselamatan setiap orang yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja atau
berada di tempat kerja, serta memelihara
penyakit akibat kerja adalah umur,
produktivitas dan mempergunakannya pengalaman, penggunaan obat, dan motivasi.
secara aman dan efisien. Tujuan kesehatan Kecelakaan juga sering terjadi oleh karena
kerja menurut WHO/ILO (1995) adalah tanggung jawab yang tidak baik, pengambilan
untuk peningkatan dan pemeliharaan keputusan yang tidak tepat, atau keputusan
kesehatan fisik, mental, dan sosial yang tepat tetapi aksinya terlalu lambat. Untuk
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua menghindari itu manusia perlu melakukan
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap observasi dan pengenalan terhadap bahaya.
gangguan kesehatan pekerja yang Faktor lingkungan (fisik, kimiawi, biologis,
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, fisiologis, psikologis) Penyebab kecelakaan
kerja lainnya adalah faktor lingkungan
perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaan misalnya pencahyaan, kebisingan,
pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
temperatur, debu, uap, gas, kesalahan
merugikan kesehatan, dan penempatan konstruksi mesin, sikap badan yang tidak
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu benar dalam melakukan pekerjaan, dan yang
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan lainnya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kondisi fisiologi dan psikologisnya. Rumah Sakit (K3RS) Berdasarkan Peraturan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Republik Indonesia (2010), tujuan dari 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah Kesehatan Kerja Rumah Sakit bahwa
sakit (K3RS) secara umum adalah keselamatan kerja adalah upaya yang
dilakukan untuk mengurangi terjadinya
terciptanya lingkungan kerja yang
kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
aman,sehat dan produktif untuk SDM
kerugian baik terhadap manusia, maupun yang
rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien,
berhubungan dengan peralatan, obyek kerja,
pengunjung pengantar pasien, masyarakat tempat bekerja, dan lingkungan kerja secara
dan Peraturan Menteri Kesehatan RI langsung dan tidak langsung.
Nomor 66 Tahun 2016 menyatakan bahwa Menurut Swarjana (2017), keselamatan kerja
pelaksanaan K3RS adalah suatu kegiatan adalah identifikasi risiko di tempat kerja dan
keselamatan dan kesehatan kerja yang pengukuran terhadap pencegahan yang

7
diambil untuk menurunkan atau keselamatan dan kesehatan kerja Rumah
mengeliminasi hazards yang mungkin Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
menyebabkan kecelakaan. Menurut Adnani Makassar. Al-Sihah : Public Health
(2011), keselamatan kerja adalah keselamatan Science Journal, 9(2), 160-173.
yang berkaitan dengan alat kerja, bahan, dan
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/
proses pengolahannya, tempat kerja dan
Al-Sihah/article/view/3769.
lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Indrayani, P. (2016). Penerapan safety
inspection sebagai upaya pencegahan
DAFTAR PUSTAKA kecelakaan kerja di PT.Multimas Nabati
Adnani, H. (2011). Ilmu kesehatan Asahan Kuala Tanjung tahun 2016
masyarakat (pp. 120-124). Yogyakarta: (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
Nuha Medika. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/
Arifiani, W. (2016). Persepsi pasien handle/123456789/63525.
terhadap pengobatan alternatif pijat Irianto, K. (2014). Ilmu kesehatan
refleksi urat saraf di Desa Danau masyarakat (public health) (pp.723-729).
Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Bandung: CV. Alfabeta.
Asahan tahun 2015 (Skripsi, Universitas
Sumatera Utara). Diakses dari Lestari, V. S. (2013). Persepsi karyawan
http://repository.usu.ac.id/handle/1234567 dan pengunjung terhadap implementasi
89/57055. kawasan tanpa rokok di Rumah Sakit
Umum Kabanjahe (Skripsi, Universitas
Arrazy, S., dkk. (2014). Penerapan sistem Sumatera Utara). Diakses dari
manajemen keselamatan kebakaran di http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten 89/61116.
Musi Rawas tahun 2013. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 5, 103-111. Machfoedz, I. (2016). Metodologi
http://eprints.unsri.ac.id/5854/1/4._Syafan penelitian kuantitatif & kualitatif bidang
_Arrazy.pdf. kesehatan, keperawatan, kebidanan,
kedokteran. Yogyakarta: Penerbit
Azwar, A. (1994). Pengantar administrasi Fitramaya.
kesehatan edisi ketiga (pp.88-96).
Tangerang: Binapura Aksara Publisher. Mardiah, A. (2017). Tinjauan pelaksanaan
contractor safety management system
Fuan, L.K. (2014). Analisis implementasi (CSMS)terhadap kontraktor pada
pemenuhan standar kesehatan dan pembangunan tanki timbun di terminal
keselamatan kerja berbasis KEPMENKES BBM Medan Group PT. Pertamina
RI No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 di (Persero) tahun 2016 (Skripsi, Universitas
Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Sumatera Utara). Diakses dari
Kesdam I BB Medan (Tesis, Universitas http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
Sumatera Utara). Diakses dari 89/64127.
http://repository.usu.ac.id/ handle/
123456789/ 52682?mode=full. Marpaung, J. (2005). Persepsi tenaga
kerjatentang sistem manajemen
Ibrahim, H., Damayanti, D. S., Amansyah, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan
M., & Sunandar. (2017). Gambaran pedoman penerapan SMK3 di PT. Inalum
penerapan standar manajemen Kuala Tanjung tahun 2005 (Skripsi,

8
Universitas Sumatera Utara). Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/1234567
89/32000.

Mauliku, N. E. (2008). Kajian analisis


penerapan sistem manajemen K3RS di
Rumah Sakit Immanuel Bandung. Jurnal
Kesehatan Kartika, 3(2), 35-47.
http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/
filesx/2011/201104/201104- 005.pdf

Mawar, M. (2012). Penerapan aspek


keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Ddi
terminal BBM Medan Group PT.
Pertamina (Persero) Region I Sumbagut
Labuhan Deli-Belawan tahun 2011
(Skripsi, Universitas Sumatera Utara).
Diakses dari http://repository.usu.ac.id/
handle/123456789/34445.

Mayasari, D. (2012). Persepsi Karyawan


non medis terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) rumah sakit pasca
akreditasi 12 pelayanan di Rumah Sakit
PMI Bogor tahun 2011 (Skripsi,
Universitas Indonesia). Diakses dari http://
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20289700-S-
Dinar%20Mayasari.pdf.

R.H Simamora. (2019). Buku Ajar


Pelaksanaan indentifikasi Pasien. Uwalis
Inspirasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai