Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

TAKSONOMI NANDA INTERNATIONAL

Dosen Pengampu : Ratna Ningsih, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp Mat

DISUSUN OLEH:
Tingkat 1A
Amelia (PO7120119006)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
TAKSONOMI NANDA INTERNASIONAL

2.1 Definisi diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)
adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien
individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan.
Perawat diaharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik pada
klien sakit maupun sehat respons-respons tersebut merupakan reaksi terhadap
masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami klien. Masalah kesehatan
mengacu pada respons klien terhadap kondisi sehat sakit, sedangkan proses
kehidupan mengacu kepada respons klien terhadap kondisi yang terjadi selama
rentang kehidupannya dimulai dari fase pembuahan hingga menjelang ajal dan
meningal yang membutuhkan diagnosa keperawatan. (christensen & kenny, 2009 :
McFarland & McFarlane, 1997; Seaback, 2006).
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon manusia
terhadap kondisi kesehatan/proses hidup, atau kerentanan terhadap respon tersebut
dari individu, keluarga, atau komunitas. Diagnosa keperawatan memberi dasar
pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir (outcome) yang
menjadi akuntabilitas perawat (disetujui pada Konferensi NANDA ke-9;
diamandemen pada tahun 2009 dan 2013). (NANDA International,2018)

2.2 Struktur Taksonomi NANDA-I


Taksonomi, selain menyediakan cara mengelompokkan fenomena
keperawatan, juga dapat menyajikan fungsi lainnya. Hal ini dapat membantu
fakultas untuk mengembangkan kurikulum keperawatan. Dan dapat membantu
perawat mengidentifikasi diagnosis, mungkin salah satu perawat tidak
menggunakannya secara teratur, tetapi ia membutuhkan untuk pasien tertentu.
(NANDA International,2018)

1
Berikut ini adalah Struktur Taksonomi NANDA-I berdasarkan buku
NANDA International,2018

Gbr. 7.3 Domain dan Kelas Taksonomi II NANDA-1

2.3 Aksis Taksonomi NANDA I


1. Aksis Diagnostik
A. Aksis
Berdasarkan buku NANDA International,2018, suatu aksis didefinisikan
secara operasional sebagai suatu dimensi respon manusia yang dipertimbangkan
di dalam proses diagnostik. Ada 7Aksis yang paralel dengan International
standars refrence model untuk suatu diagnosis keperawatan :

2
1) Aksis 1 : Fokus Diagnosis
2) Aksis 2 : Subjek Diagnosis (Individu, pemberi asuhan,
keluarga, kelompok, komunitas).
3) Aksis 3 : Penilaian (gangguan, ketidakefektifan, dll)
4) Aksis 4 : Lokasi (kandung kemih,auditorius,dll)
5) Aksis 5 : Usia (bayi,anak,dewasa,dll)
6) Aksis 6 : Waktu (kronis,akut,intermiten)
7) Aksis 7 : Status diagnosis (berfokus-masalah, risiko, promosi
kesehatan)
Aksis-aksis ditunjukkan pada label diagnosis keperawatan melalui nilai-
nilainya. Pada beberapa kasus, aksis ini disebut secara eksklipsi seperti ketika
diagnosis ketidakefektifan koping komunitas dan ketidak efrktifan koping
keluarga dan ketidakmampuan koping keluarga,ketika subjek diagnosis (pada
contoh pertama “komunitas” dan “keluarga” yang diambil dari Aksis 2 (subjek
dari diagnosis). “Ketidakefektifan” dan “ketidakmampuan” adalah dua dari nilai
yang terkandung pada Aksis 3 (penilaian).
Pada beberapa kasus, aksis disebut implisir, seperti pada kasus dengan
diagnosis Intoleran Aktiviats, yang subjek diagnosisnya (Aksis 2) adalah selalu
pasien. Pada beberapa contoh, aksis mungkin tidak berhubungan dengan diagnosis
tertentu dan karenanya tidak menjadi bagian dari label diagnosis keperawatan.
Misalnya, aksis waktu mungkin tidak relevan untuk setiap diagnosis. Pada kasus
diagnosis tanpa identifikasi eksplisit subjek diagnosisnya, akan lebih membantu
dengan mengingat bahwa NANDA-1 mendefinisikan pasien sebagai “individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas”.
Aksis 1 (fokus diagnosis) dan Aksis 3 (penilaian) adalah komponen
esensial dari diagnosis keperawatan. Pada beberapa kasus, fokus mengandung
penilaian (mis : mual), pada kasus ini penilaian tidak secara eksplisit terpisah dari
label diagnosis. Aksis 2 (subjek diagnosis) juga penting, meskipun seperti
diuraikan di atas, mungkin sesuai dan karenanya tidak dimasukkan ke dalam label.
Diagnosis Development Committee (DDC) menuntut aksis-aksis ini diajukan,
aksis lain dapat digunakan ketika relevan dengan kejelasannya.

3
2.3.1 Aksis 1 : Fokus Diagnosis
Fokus diagnosis adalah komponen utama atau fundamental dan
bagian penting, serta akar dari diagnosi keperawatan. Fokus diagnosis
menjelaskan “respons manusia” yang merupakan inti diagnosis. Fokus
diagnosis mungkin terdiri dari satu atau lebih kata benda. Ketika lebih dari
satu kata benda digunakan (mis : intoleran aktivitas), tiap kata benda
berkontribusi pada arti unik dari fokus diagnosis, sebagaimana jika dua kata
sebagai satu kata benda. Akan tetapi, arti dari kombinasi terminologi,
berbeda dari kata benda jika diletakkan secara terpisah. Seringkali, sebuah
kata sifat (mis : spiritual) dapat digunakan dengan sebuah kata benda (mis :
distres) untuk menunjukkan fokus diagnosis dari destres spiritual.

2.3.2 Aksis 2 : Subjek Diagnosis


Individu yang padanya suatu diagnosis keperawatan diberlakukan.
Nilai pada aksis 2 yang mewakili definisi NANDA-1 tentang “pasien”
adalah :
a. Individu
Seorang manusia tunggal yang terpisah dari orang lain.
b. Pemberi Asuhan
Seorang anggota keluarga atau penolong yang secara reguler
merawat anak sehat atau sakit, lansia, atau orang difabel.
c. Keluarga
Dua orang atau lebih yang menjalani hubungan yang kontinue atau
bersinambung, menerima kewajuban yang timbal balik, merasakan
makna kebersamaan, dan berbagai kewajiban tertentu terhadap
orang lain, terkait dengan darah dan atau pilihan.
d. Kelompok :
Sejumlah orang memiliki karakteristik yang sama.
e. Komunitas :
Sekelompok orang yang hidup dalam tempat yang sama dibawah
pemerintahan yang sama. Contohnya mencakup rukun warga dan
kota.

4
2.3.3 Aksis 3 : Penilaian
Suatu pemberi penjelasan (deskriptor) atau pengubah (maodifir)
yang membatasi atau menspesifikasi arti dari fokus diagnosis. Fokus
diagnosis bersamaan dengan penilaian perawat membentuk diagnosis.

2.3.4 Aksis 4 : Lokasi


Menggambarkan bagian/ region tubuh dan/ atau berkaitan dengan
fungsi - tempat semua jaringan, organ, letak atau struktur anatomi.

2.3.5 Aksis 5 : Usia


Mengacu pada usia seseorang yang menjadi subjek diagnosis
(aksis 2). nilai pada aksis 5 dicatat dibawah ini dengan semua definisi
kecuali bahwa lansia digambarkan ditetapkan dari World Health
Orgaizatiton (2013) :
Janin : Seorang manusia yang belum lahir lebih dari 6
minggu setelah konsepsi sampai lahir.
Neonatus : Seorang anak berusia <28 hari.

Infan : Seorang anak berusia >28 hari dan <1 tahun.


Anak : Individu berusia 1 sampai 90 tahun, inklusif.
Remaja : Individu berusia 10 sampai 19 tahun, inklusif.

Dewasa : seorang individu berusia lebih dari 19 tahun kecuali


hukum nasional mendefinisikan seseorang sebagai
dewasa pada usia sebelum itu.
Lansia : Seorang individu berusia >65 tahun.

2.3.6 Aksis 6 : Waktu


Menggambarkan durasi diagnosis keperawatan (Aksis 1). Nilai-nilai
dalam aksis 6 adalah :

5
a. Akut : berakhir <3 bulan
b. Kronis : berakhir >3 bulan
c. Intermiten : berhenti atau mulai lagi pada interval, periodik, siklus
d. Kontinu : tidak dapat dihentikan, berjalan tanpa henti

2.3.7 Aksis 7 : Status Diagnosis


Mengacu pada aktualitas atau potensialitas masalah/sindrom untuk
kategorisasi diagnosis berbagai suatu diagnosis promosi kesehatan. Nilai
pada Aksis 7 adalah berfokus-masalah, promosi kesehatan dan resiko.

2.4 Komponen diagnosa keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon manusia
terhadap kondisi kesehatan/proses hidup, atau kerentanan terhadap respon tersebut
dari individu, keluarga, atau komunitas. Diagnosa keperawatan sendiri memiliki
beberapa komponen. Berikut ini adalah komponen diagnosa keperawatan
NANDA-I berdasarkan buku NANDA International,2018 :
2.4.1 Label Diagnosis
Memberikan sebuah nama untuk sebuah diagnosis yang
menunjukkan, sedikitnya, fokus diagnosis (dari Aksis 1) dan penilaian
keperawatan (dari Aksis 3). Label ini merupakan istilah atau frase
singkat yang menunjukkan sebuah pola isyarat terkait. Label ini dapat
mencakup modifier.

2.4.2 Definisi
Memberi deskripsi yang jelas dan tepat, menggambarkan nama dan
membantu membedakannya dari diagnosis yang mirip.

2.4.3 Batasan Karakteristik


Isyarat/kesimpulan yang dapat diobservasi bahwa klaster sebagai
manifestasi diagnosis berfokus-masalah, promosi kesehatan, atau
sindrom. Ini tidak hanya menyatakan bahwa sesuatu yang dapat dilihat

6
perawat, tetapi sesuau yang terlihat, didengar (mis., pasien/keluarga
menyatakannya kepada kita), disentuh, atau dicium.

2.4.4 Faktor Risiko


Faktor lingkungan dan fisiologis, psikososial, genetik, atau elemen
kimia yang meningkatkan kerentanan individu, keluarga, kelompok,
atau komunitas pada kejadian yang tidak sehat. Hanya diagnosis risiko
memiliki faktor risiko.

2.4.5 Faktor Yang Berhubungan


Faktor yang tampak menunjukkan beberapa jenis pola hubungan
dengan diagnosis keperawatan. Beberapa faktor dapat digambarkan
sebagai didahului dengan, berhubungan dengan, terkait dengan,
diperdebat oleh, atau disertai dengan. Hanya diagnosis keperawatan
berfokus-masalah dan sindrom berfokus-masalah harus memiliki
faktor yang berhungungan, diagnosis promosi kesehatan mungkin
memiliki faktor yang berhubungan, bila hal ini membantu
mengklarifikasi diagnosis tersebut.

2.4.6 Populasi Berisiko


Kelompok individu yang memiliki karakteristik sama yang
menyebabkan setiap anggotanya rentan terhadap respons manusia
tertentu. Karakteristk ini tidak dapat diubah oleh perawat profesional.

2.4.7 Kondisi Terkait


Diagnosis medis, cedera, prosedur, alat medis, atau agens
farmaseutika, kondisi ini tidak dapat diubah secara mandiri oleh
perawat profesional.

7
2.5 Deteksi Cepat Diagnosis Keperawatan Nanda-I
Deteksi Cepat Diagnosis Keperawatan Nanda-I berdasarkan buku NANDA
International,2018 yaitu :
a.   Domain I : Promosi Kesehatan
Kesadaran tentang kesehatan atau normalitas fungsi dan strategi yang digunakan
untuk mempertahankan kendali terhadap dan meningkatkan fungsi sehat dan
normal tersebut.

Kelas 1. Kesadaran kesehatan


Pengenalan tentang fungsi normal dan kesehatan.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00097 Defisiensi aktivitas 00168 Gaya hidup kurang gerak.
pengalih.

Kelas 2. Manajemen kesehatan


Mengidentifikasi, mengendalikan, melakukan, dan mengintegrasikan
aktivitas untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00257 Sindrom lansia lemah. 00078 Ketidakefektifan manajemen
kesehatan
00231 Risiko sindrom lansia 00162 Kesiapan untuk meningkatkan
rendah manajemen kesehatan
00215 Defisiensi kesehatan 00080 Ketidakefektifan manajemen
komunitas kesehatan keluarga
00188 Perilaku kesehatan 00079 Ketidakpatuhan
cenderung berisiko
00099 Ketidakefektifan 00043 Ketidakefektifan perlindungan
pemeliharaan kesehatan

8
b.   Domain II : Nutrisi
Aktivitas memasukkan, mencerna, dan menggunakan nutrient untuk tujuan
pemeliharaam jaringan, perbaikan jaringan dan produksi energi.

9
Kelas 1. Makan
Memasukkan makanan atau nutrient ke dalam tubuh.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00216 Ketidakcukupan ASI 00163 Kesiapan meningkatkan
nutrisi
00104 Ketidakefektifan 00232 Obesitas
pemberian ASI
00105 Diskontinuitas 00233 Berat badan berlebih
pemberian ASI
00106 Kesiapan 00234 Risiko berat badan berlebih
meningkatkan
pemberian ASI
00107 Ketidakefektifan pola 00103 Gangguan menelan
makan bayi
00002 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Kelas 2. Pencernaan
Aktivitas fisik dan kimiawi yang mengubah makanan menjadi substansi yang
dapat diabsorpsi dan digunakan saat ini belum ditemukan.
Saat ini belum ditemukan.

Kelas 3. Absorpsi
Aktivitas penggunaan nutrient dalam jaringan tubuh.
Saat ini belum ditemukan.

Kelas 4. Metabolisme
Proses kimia dan fisik yang terjadi di dalam organism dan sel hidup untuk
perkembangan dan penggunaan protoplasma, produksi sisa dan energi,
dengan pelepasan energi untuk semua proses vital.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00179 Risiko ketidakstabilan 00230 Risiko ikterik neonatus
kadar glukosa darah
00194 Ikterik neonates 00178 Risiko gangguan fungsi hati

Kelas 5. Hidrasi
Pemasukan dan absorpsi cairan dan elektrolit
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00195 Risiko 00028 Risiko kekurangan volume

10
ketidakseimbangan cairan
elektrolit
00160 Kesiapan 00026 Kelebihan volume cairan
meningkatkan
keseimbangan cairan
00027 Kekurangan volume 00025 Risiko ketidakseimbangan
cairan volume cairan

11
c.    Domain III           : Eliminasi dan Pertukaran
Sekresi dan ekskresi produk sisa dari tubuh.
Kelas 1. Fungsi urinaria
Proses sekresi, reabsorpsi, dan ekskresi urine.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00016 Gangguan eliminasi 00017 Inkontenensia urine stress
urine
00166 Kesiapan 00019 Inkontenensia urine
meningkatkan dorongan
eliminasi urine
00020 Inkontinensia 00022 Risiko inkontinensia urine
urinarius fungsional dorongan
00176 Inkontinensia urine 00023 Retensi urine
aliran berlebihan
00018 Inkontinensia urine reflex

Kelas 2. Fungsi gastrointestinal


Proses absorpsi dan ekskresi produk sisa pencernaan
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00011 Konstipasi 00013 Diare
00015 Risiko konstipasi 00196 Disfungsi motilitas
gastrointestinal
00235 Konstipasi fungsional 00197 Risiko disfungsi motilitas
kronis gastrointestinal
00236 Risiko konstipasi 00014 Inkontinensia defekasi
fungsional kronis
00012 Persepsi konstipasi

Kelas 3. Fungsi integument


Proses sekresi dan ekskresi melalui kulit.
Saat ini belum ditemukan.

Kelas 4. Fungsi respirasi


Proses pertukaran gas dan pembuangan dan pembuangan produk sisa
metabolisme.
Kode Diagnosis
00030 Gangguan pertukaran gas.

12
13
d.      Domain IV           : Aktivitas / Istirahat
Produksi, konservasi, penggunaan atau keseimbangan sumber energi.

14
Kelas 1. Tidur / istirahat
Tidur, berbaring, istirahat, inaktif
Kode Diagnosa Kode Diagnosis
00095 Insomnia 00165 Kesiapan meningkatkan tidur
00096 Deprivasi tidur 00198 Gangguan pola tidur

Kelas 2. Aktivitas / Olahraga


Menggerakkan bagian – bagian tubuh (mobilitas), melakukan pekerjaan, atau
melakukan aktivitas dengan sering ( tetapi tidak selalu ) sesuai kekuatan.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00040 Risiko sindrom 00237 Hambatan duduk
disuse
00091 Hambatan 00238 Hambatan berdiri
mobilitas di
tempat tidur
00085 Hambatan 00090 Hambatan kemampuan
mobilitas fisik berpindah
00089 Hambatan 00088 Hambatan berjalan
mobilitas berkusi
roda

Kelas 3. Keseimbangan energi


Suatu keadaan harmoni dinamik antara asupan dan penggunaan sumber daya.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00093 Keletihan 00154 Keluyuran

Kelas 4. Respons kardiovaskuker / pulmonal


Mekanisme kardiopulmonal yang mendukung aktivitas/istirahat
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00092 Intoleran aktivitas 00203 Risiko ketidakefektifan
perfusi ginjal
00094 Risiko intoleran 00033 Gangguan ventilasi spontan
aktivitas
00032 Ketidakefektifan 00200 Risiko penurunan perfusi
pola nafas jaringan jantung
00029 Penurunan curah 00201 Risiko ketidakefektifan
jantung perfusi jaringan otak
00240 Risiko penurunan 00204 Ketidakefektifan perfusi

15
curah jantung jaringan perifer
00239 Risiko gangguan 00228 Risiko ketidakefektifan
fungsi perfusi jaringan perifer
kardiovaskuler
00202 Risiko 00034 Disfungsi respons
ketidakefektifan penyapihan ventilator
perfusi
gastrointestinal

Kelas 5. Perawatan diri


Kemampuan melakukan aktivitas untuk merawat tubuh dan fungsi tubuh
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00098 Hambatan 00110 Defisit perawatan diri :
pemeliharaan eliminasi*
rumah
00108 Defisit 00182 Kesiapan meningkatkan
perawatan diri : perawatan diri*
mandi*
00109 Defisit 00193 Pengabaian diri
perawatan diri :
berpakaian*
00102 Defisit perawatan diri : makan*

16
e.    Domain V : Persepsi/Kognisi
Sistem pemrosesan informasi manusia termasuk perhatian, orientasi, sensasi,
persepsi, kognisi dan komunikasi.
Kelas 1. Perhatian
Kesiapan mental untuk memperhatikan atau mengamati.
Kode Diagnosis
00123 Kealpaan tubuh unilateral
Kelas 2. Orientasi
Kesadaran terhadap waktu, tempat dan orang.
Saat ini belum tersedia.

Kelas 3. Sensasi / Persepsi


Menerima informasi melalui indera sentuhan, pengecap, penghidu,
pengelihatan, pendengaran, dan kinestesis, dan pemahaman tentang data
sensori yang menghasilkan penamaan, asosiasi, dan / atau pola pengertian.
Saat ini belum tersedia.

Kelas 4. Kognisi
Penggunaan memori, pembelafaran, berpikir, pemecahan masalah, abstraksi,
penilaian, insight, kapasitas intelektual, kalkulasi, dan bahasa.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00128 Konfusi akut 00222 Ketidakefektifan kontrol
impuls
00173 Risiko konfusi akut 00126 Defisiensi pengetahuan
00129 Konfusi kronik 00161 Kesiapan peningkatan
pengetahuan
00251 Kontrol emosi labil 00131 Kerusakan memori

Kelas 5. Komunikasi
Pengiriman dan penerima informasi verbal dan non verbal
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00157 Kesiapan 00051 Hambatan komunikasi
meningkatkan verbal
komunikasi

17
f.    Domain VI           : Persepsi Diri
Kesadaran tentang diri sendiri.
Kelas 1. Konsep diri
Persepsi total tentang diri sendiri
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00185 Kesiapan meningkatkan 00121 Gangguan identitas pribadi
harapan
00124 Keputusasaan 00225 Risiko gangguan identitas
pribadi
00174 Risiko pelemahan 00167 Kesiapan meningkatkan
martabat konsep diri

Konsep 2. Harga diri


Penilaian tentang arti, kapabilitas, kepentingan, dan keberhasilan diri sendiri
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00119 Harga diri rendah kronik 00120 Harga diri rendah situasional
00224 Risiko harga diri rendah 00153 Risiko harga diri rendah
kronik situasional

Kelas 3. Citra tubuh


Suatu gambaran mental tentang tubuh diri sendiri
Kode Diagnosis
00118 Gangguan citra tubuh

18
g.   Domain VII          : Hubungan Peran
Hubungan atau asosiasi positif dan negative di antara orang atau kelompok
dan cara berhubungan yang ditunjukkan.
Kelas 1. Peran pemberi asuhan
Perilaku yang diharapkan secara sosial dan orang yang memberi asuhan yang
bukan profesional kesehatan.
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00061 Ketegangan peran 00164 Kesiapan meningkatkan
pemberi asuhan menjadi orang tua
00062 Risiko ketegangan 00057 Risiko ketidakmampuan
peran pemberi asuhan menjadi orang tua
00056 Ketidakmampuan menjadi orang tua

Kelas 2. Hubungan keluarga


Hubungan orang yang secara biologis berhubungan atau dihubungkan oleh
pilihan
Kode Diagnosis Kelas Diagnosis
00058 Risiko gangguan 00060 Gangguan proses keluarga
perlekatan
00063 Disfungsi proses 00159 Kesiapan meningkatkan
keluarga proses keluarga

Kelas 3. Performa peran


Kualitas berfungsi dalam pola perilaku social
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00223 Ketidakefektifan 00064 Konflik peran orang tua
hubungan
00207 Kesiapan 00055 Ketidakefektifan performa
meningkatkan peran
hubungan
00229 Risiko ketidakefektifan 00052 Hambatan interaksi sosial
hubungan

19
h.   Domain VIII        : Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual, dan reproduksi.
Kelas 1. Identitas seksual
Status menjadi seseorang khusus sesuai dengan seksualitas dan/atau gender
Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Fungsi seksual


Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksualitas
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00059 Disfungsi seksual 00065 Ketidakefektifan pola
seksualitas

Kelas 3. Reproduksi
Suatu proses ketika manusia diproduksi
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00221 Ketidakefektifan proses 00227 Risiko ketidakefektifan
kehamilan-melahirkan proses kehamilan-
melahirkan
00208 Kesiapan meningkatkan 00209 Risiko gangguan hubungan
proses kehamilan- ibu-janin
melahirkan

20
i.     Domain IX           : Koping / Toleransi stress
Berjuang dengan proses hidup/ peristiwa hidup.

21
Kelas 1. Respons pascatrauma
Reaksi yang terjadi setelah trauma fisik atau psikologis
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00141 Sindrom pascatrauma 00114 Sindrom stress akibat
perpindahan
00145 Risiko sindrom 00149 Risiko sindrom stress akibat
pascatrauma perpindahan
00142 Sindrom trauma pemerkosaan

Kelas 2. Respons koping


Proses mengatasi stress lingkungan
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00199 Ketidakefektifan 00148 Ketakutan
perencanaan aktivitas
00226 Risiko ketidakefektifan 00136 Dukacita
perencanaan aktivitas
00146 Ansietas 00135 Dukacita terganggu
00071 Koping defensive 00172 Risiko dukacita terganggu
00069 Ketidakefektifan koping 00241 Ganggguan
pengelolaan mood
00158 Kesiapan meningkatkan 00187 Kesiapan meningkatkan
koping kekuatan
00077 Ketidakefektifan koping 00125 Ketidakberdayaan
komuntas
00076 Kesiapan meningkatkan 00152 Risiko ketidakberdayaan
koping komunitas
00074 Penurunan koping 00210 Gangguan penyesuaian
keluarga
00073 Ketidakmampuan koping 00212 Kesiapan meningkatkan
keluarga penyesuain
00075 Kesiapan meningkatkan 00211 Risiko hambatan
koping keluarga penyesuaian
00147 Ansietas kematian 00137 Kepedihan kronis
00072 Ketidakefektifan 00177 Stress berlebihan
penyangkalan

Kelas 3. Stress neurobehavioral

22
Respons perilaku yang merefleksikan fungsi saraf dan otak
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00049 Penururnan kapasitas 00116 Disintegrasi perilaku bayi
adaptif intracranial
00009 Disrefleksia autonomic 00117 Kesiapan meningkatkan
integrasi perilaku bayi
00010 Risiko disrefleksia 00115 Risiko disintegrasi perilaku
autonomic bayi

23
j.     Domain X : Prinsip Hidup
Prinsip – prinsip yang mendasari sikap, pikiran dan perilaku tentang aturan,
kebiasaan, atau institusi yang dipandang sebagai benar atau memiliki makna
intrinsic.
Kelas 1. Nilai
Identifikasi dam peringkat bentuk aturan atau pernyataan yang diinginkan
Saat ini belum tersedia

Kelas 2. Keyakinan
Pendapat, harapan atau penilaian tentang aturan kebiasaan, atau institusi yang
dipandang sebagai benar atau memiliki makna intrinsic
Kode Diagnosis
00068 Kesiapan meningkatkan kesejahteraan
spiritual

Kelas 3. Keselarasan nilai/keyakinan/tindakan


Keterkaitan atau keseimbangan yang dicapai diantara nilai, keyakinan, dan
tindakan
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00184 Kesiapan meningkatkan 00169 Hambatan religiositas
pengambilan keputusan
00083 Konflik pengambilan 00171 Kesiapan meningkatkan
keputusan religiositas
00242 Hambatan pengambilan 00170 Risiko hambatan
keputusan emansipasi religiositas
00243 Kesiapan meningkatkan 00066 Distress spiritual
pengambilan keputusan
emansipasi
00244 Risiko hambatan 00067 Risiko distress spiritual
pengambilan keputusan
emansipasi
00175 Distress moral

24
k.   Domain XI           : Keamanan/Perlindungan
Bebas dari bahaya, cedera fisik atau gangguan sistem imun; selamat dari
kehilangan; dan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan.

25
Kelas 1. Infeksi
Respons host setelah invasi patogenik
Kode Diagnosis
00004 Risiko infeksi

Kelas 2. Cedera fisik


Bahaya atau kesakitan fisik
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00031 Ketidakefektifan 00086 Risiko disfungsi
bersihan jalan nafas neurovaskuler perifer
00039 Risiko aspirasi 00249 Risiko dekubitus
00206 Risiko perdarahan 00205 Risiko syok
00219 Risiko mata kering 00046 Kerusakan integritas kulit
00255 Risiko jatuh 00047 Risiko kerusakan integritas
kulit
00035 Risiko cedera* 00156 Risiko sindrom kematian
bayi mendadak
00245 Risiko cedera kornea* 00036 Risiko asfiksia
00087 Risiko cedera akibat 00100 Pelambatan pemulihan
posisi perioperatif pascabedah
00220 Risiko cedera termal* 00246 Risiko pelambatam
pemulihan pascabedah
00250 Risiko cedera saluran 00044 Kerusakan integritas
kemih* jaringan
00048 Kerusakan gigi 00248 Risiko kerusakan integritas
jaringan
00045 Kerusakan membrane 00038 Risiko trauma
mukosa oral
00247 Risiko kerusakan 00213 Risiko trauma vascular
membrane mukosa oral

Kelas 3. Perilaku kekerasan


Penggunaan kekuatan atau kekuatan berlebihan sehingga menyebabkan cedera
atau penganiayaan
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00138 Risiko perilaku 00138 Risiko mutilasi diri
kekerasan terhadap
orang lain

26
00140 Risiko perilaku 00150 Risiko bunuh diri
kekerasan terhadap diri
sendiri
00151 Mutilasi diri

Kelas 4. Bahaya lingkungan


Sumber – sumber bahaya yang ada di sekitar
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00181 Kontaminasi 00037 Risiko keracunan
00180 Risiko kontaminasi

Kelas 5. Proses pertahanan tubuh


Suatu proses ketika diri sendiri melindungi dirinya dari yang lain
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00218 Risiko efek samping 00041 Respons alergi lateks
media kontras
beryodium
00217 Risiko respons alergi 00042 Risiko respons alergi lateks

Kelas 6. Termoregulasi
Proses fisiologis pengaturan panas dan energi di dalam tubuh untuk tujuan
melindungi organism
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00005 Risiko 00253 Risiko hipotermia
ketidakseimbangan
suhu tubuh
00007 Hipertermia 00254 Risiko hipotermia
00006 Hipotermia 00008 Ketidakefektifan
termoregulasi

27
l.     Domain XII          : Kenyamanan
Rasa sejahtera atau nyaman secara mental, fisik dan sosial.
Kelas 1. Kenyamanan fisik
Rasa sejahtera dan nyaman dan/atau bebas dari nyeri
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00214 Gangguan rasa nyaman 00133 Nyeri kronis
00183 Kesiapan 00256 Nyeri persalinan
meningkatkan rasa
nyaman
00134 Mual 00255 Sindrom nyeri kronis
00132 Nyeri akut

Kelas 2. Kenyamanan lingkungan


Rasa sejahtera atau nyaman didalam/ dengan lingkungannya
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00214 Gangguan rasa 00183 Kesiapan meningkatkan
nyaman rasa nyaman

Kelas 3. Kenyamanan social


Rasa sejahtera atau nyaman dengan situasi sosialnya
Kode Diagnosis Kode Diagnosis
00214 Gangguan rasa 00054 Risiko kesepian
nyaman
00183 Kesiapan 00053 Isolasi sosial
meningkatkan rasa
nyaman

28
m. Domain XIII        : Pertumbuhan/Perkembangan
Peningkatan sesuai usia pada dimensi fisik, maturasi sistem organ, dan/ atau
progresi sepanjang tahapan perkembangan.

Kelas 1. Pertumbuhan
Peningkatan pada dimensi fisik atau maturasi sistem organ
Kode Diagnosis
00113 Risiko pertumbuhan tidak proporsional

Kelas 2. Perkembangan
Progresi atau regresi dalam urutan tahap kehidupan
Kode Diagnosis
00112 Risiko keterlambatan perkembangan

2.6 Deteksi Detail Diagnosa Keperawatan Nanda-I


Deteksi Detail Diagnosa Keperawatan Nanda-I, berdasarkan buku NANDA
International,2018 yaitu :
1. First Step : Look Axis
a) Axis 1 Nyeri : Nyeri
b) Axis 2 Nyeri : Individu
c) Axis 3 Nyeri : Situasional
d) Axix 4 Nyeri : Ekstremitas
e) Axix 5 Nyeri : Lansia
f) Axis 6 Nyeri : Akut
g) Axis 7 Nyeri : Aktual
2. Second Step : Look DEFINISI dan batasan karakteristik
Spesifik ke Batasan Karakteristik
Nyeri Kronis
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyaman Fisik
Defisini : Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan dan muncul akibat kerusakan
jaringan aktual atau potensial atau digambarkan

29
dalam hal kerusakan sedemikian rupa
(International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas
dari ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau
berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung >6 bulan.

Batasan Karakteristik
a. Gangguan kemampuan untuk meneruskan aktivitas
b. Anoreksia
c. Atrofi kelompok otot yang terserang
d. Perubahan pola tidur
e. Isyarat laporan
f. Depresi
g. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap, meringis)
h. Letih
i. Takut terjadi cedera berulang
j. Perilaku melindungi menjaga area nyeri
k. Iritabilitas
l. Perilaku protektif yang dapat diamati
m. Penurunan interaksi dengan orang lain
n. Gelisah
o. Berfokus pada diri sendiri
p. Respons yang diperantarai saraf simpatis (mis, suhu dingin,
perubahan posisi tubuh, hipersensitivitas)
q. Keluhan nyeri

Faktor yang Berhubungan


a. Ketunadayaan fisik kronis
b. Ketunadayaan psikososial kronis

30
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Keperawatan Indonesa, Cetakan III Revisi. Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Herdman, T.Heather. 2018. NANDA International,Diagnosis Keperawatan:


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:EGC

31
Soal – Soal
1. Keluarga bapak S 30 tahun tahap perkembangan usia sekolah tinggal di
Kelurahan J di dapatkan data An. S usia 7 tahun sedang sakit, Ibu
mengatakan anaknya terbiasa jajan di warung, sulit makan, saat ini
mengeluh mual, muntah, dan panas naik turun. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan Suhu 390C, pernafasan 22x/menit, Nadi 92x/menit, Berat
badan sebelum sakit 20 kg dan saat ini 18 kg, lidah nampak kering dilapisi

32
selaput tebal, perut kembung, nyeri tekan pada perut kanan, dan keluarga
cemas akan kondisi anaknya. Apakah masalah keperawatan utama yang
muncul pada kasus keluarga di atas?
A. Hipertermi pada An. S
B. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. S
C. Nyeri akut pada An. S
D. Ansietas pada An. S
E. Mual pada An. S

2. Keluarga Tn. A 25 tahun tahap perkembangan pree school tinggal di desa


X, istri Ny. B 20 tahun dan An. D 10 bln. Di dapatkan data An. D sudah 2
hari pilek, sudah lama tidak di bawa ke posyandu, belum mendapatkan
imunisasi campak, DPT, polio. Ibu mengatakan tidak tahu manfaat
imunisasi untuk anak dan malas ke posyandu. Pemeriksaan fisik suhu
tubuh 37ºC, nadi 98x/mnt, pernafasan tidak dapat dihitung (anak rewel),
pada KMS belum imunisasi Campak, DPT III, polio III, hepatitis, 4x tidak
datang ke Posyandu. Apakah masalah keperawatan utama yang muncul
pada kasus keluarga tersebut?
A. Hipertermi pada An. D
B. Pola nafas inefektif pada An. D
C. Kurang pengetahuan pada keluarga Tn A
D. Bersihan jalan nafas inefektif pada An. D
E. Resiko terkena penyakit (kurangnya cakupan imunisasi) pada An. D

3. Seorang perempuan 35 tahun dirawat diruang penyakit dalam d3ngan


keluhan cepat cape. Dan siklus menstruasi tidak teratur. Dari hasil
pengkajian didapatkan kuku mengkilap. Rambut tipis. Kulit kering. Pasien
kurang mampu atau terlambat menangkap pengetahuan baru Td 100/70
mmhg. Nadi 88x/mnt. Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB 75kg. TB 155 cm.
Dari hasil Lab di dapatkan T4 3.5 ug/dl. T3 70 ug/dl. Apakah masalah
keperawatan pada pasien tersebut?
A. Ketidak seimbangn nutrisi

33
B. Gangguan pencernaan
C. Kurang pengetahuan
D. Intolerasi aktivitas
E. Hipotermi

4. Seorang perawat akan memberikan penyuluhan kepada pasien yang


menerita penyakit jantung koroner factor yang paling mempengaruhi
terhadap terjadinya penyakit tersebut. Sebelumnya perawat sudah
menjelaskan tentang factor yang dapat di modofikasi maupun factor yang
tdk dapat di modofikasi. Apakah factor yang paling berpengaruh paling
banyak terhadap kesehatan?
A. Usia
B. Merokok
C. Keturunan
D. Kurang aktivitas
E. Tekanan darah tinggi

5. Seorang perawat komunitas sedang mengkaji data di posyandu


balita, didapatkan seorang anak balita yang mengalami gizi buruk, dengan
hasil pemeriksaan BB 12 Kg, TB 80 Cm. Setelah digali lebih dalam
terdapat data kurangnya asupan makan bergizi pada anak berkaitan erat
dengan pola asuh,  daya beli, dan penyakit yang diderita anak. Apakah
data yang diperlukan sebagai penunjang penentuan diagnosis
keperawatan?
A. Usia
B. Alamat

34
C. Pendidikan
D. Riwayat penyakit
E. Pendapatan orang tua

Lampiran

Materi tentang pengertian diagnosa keperawatan

35
Materi tentang struktur Taksonomi NANDA-I

36
37
Materi tentang Aksis Taksonomi NANDA I

38
Materi tentang komponen diagnosis keperawatan

39
Materi tentang deteksi cepat diagnosis keperawatan NANDA-I

40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai