DAN JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH HIPERTENSI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL LANJUT USIA HARAPAN KITA PALEMBANG TAHUN 2021
Dosen Pembimbing : Sherly Shobur, Skm, Mkm
Nama : Amelia NIM : po.71.20.1.19.006
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN PALEMBANG KEPERAWATAN TAHUN 2021 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia menjadi salah satu masalah kesehatan dan penyebab kematian yang merupakan ancaman bagi Indonesia. Adapun fokus utama PTM yang 60% penyebab kematian yaitu penyakit: kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, penyakit paru obstruksi kronis. Selain empat fokus PTM utama tersebut terdapat PTM tambahan yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup manusia, yaitu: gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, disabilitas, dan gangguan thyroid. Penyebab kematian nomor satu penyakit tidak menular setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti: penyakit jantung koroner, penyakit gagal jantung, hipertensi dan stroke. Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 adalah hipertensi dengan prevenlensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, dan 65,8% pada usia ≥70 tahun (Kemenkes RI,2016). Hasil RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan prevelensi hipertensi mengalami peningkatan 25,8% pada tahun 2013 menjadi 34,1% ditahun 2018 (RISKESDAS,2018). Menurut Kemenkes RI (2017) hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan di prediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia terkena hipertensi. Penyakit ini disebut sebagai penyakit yang membunuh secara diam-diam dikarenakan penyakit ini dapat menyebabkan timbulnya komplikasi penyakit lain yang lebih serius dan dapat beresiko apabila tidak segera diobati. Menurut Setyawati (2017:9) Penyakit yang sering terjadi karena faktor usia dan pola hidup yang kurang dijaga adalah hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian banyak kalangan masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Untuk mengendalikan hipertensi diperlukan pengetahuan dan kesadaran akan keberadaan dan risiko hipertensi. Karena itu perlu dilakukannya pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Hipertensi pada umumnya terjadi pada usialanjut usia yaitu usia lebih dari 50 tahun dan diperberat dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan. Penyakit hipertensi timbul akibat beberapa faktor pencetusnya bukan hanya pola hidup yang tidak sehat tetapi tidak bisa mengontrol emosi dan stress juga bisa menjadi faktor terjadi peningkatan tekanan darah. Untuk itu melakukan pencegahan dengan menerapkan prilaku hidup sehat juga sangat penting untuk kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO) lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Undang-Undang No13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia adalah penduduk yang telahmencapai usia 60 tahun keatas. Menurut World Health Organization(WHO), ada empat tahapan yaitu: Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun, Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun, Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun, Usia sangat tua (very old) usia > 90 tahun. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2016) lanjut usia dikelompokan menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan) klasifikasi lansia terdiri dari: Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun, Lansia ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih, Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah pada serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian di dunia (World Health Organization, 2018) dalam (Yuniar Tri Gesela Arum, 2019). Klasifikasi hipertensi menurut Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (2019): Optimal (sistolik <120 mmHg dan diastolik <80 mmHg), normal (sistolik 120- 129 mmHg dan diastolik 80-84 mmHg), normal tinggi (sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85-89 mmHg), hipertensi derajat 1 (sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90- 99 mmHg), hipertensi derajat 2 (sistolik 160-179 mmHg dan diastolik 100-109 mmHg), hipertensi derajat 3 (sistolik ≥180 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg), hipertensi sistolik terisolasi (sistolik ≥140 mmHg dan diastolik <90 mmHg). Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita hipertensi adalah dengan dua cara yaitu non-farmakologis dan farmakologis. Nonfarmakologis adalah dengan cara membuat pola hidup sehat seperti menjaga berat badan, melakukan olahraga, mengurangi asupan garam dan tidak mengkonsumsi alkohol serta mengkonsumsi buah- buahan atau sayuran yang dapat menurunkan tekanan darah sedangkan farmakologis adalah dengan cara meminum obat antihipertensi yang diberikan oleh dokter. Perkembangan pengobatan tradisional di Indonesia maupun di luar Indonesia sangat maju dan terdapat berbagai jenis pengobatan tradisional, tahun 1995 pemerintah membentuk suatu badan yang dinamakan SP3T (Sentra Pengembangan Pelayanan Pengobatan Tradisional), sentra ini sulit berkembang faktor penyebabnyaadalah sulitnya pendanaan secara legal hukum SP3T dibawah pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi. Maka pemerintah melakukan restrukturisasi termasuklah Prov.Sumatera Selatan, pada tahun 2008 berdirilah LKTM (Loka Kesehatan Tradisional Masyarakat) sebagai UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang bertanggung jawab kepada Kementerian Kesehatan khususnya Binkesmas(saat ini menjadi Bina Gizi dan KIA). LKTM merupakan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kementerian Kesehatan Tradisional mempunyai tugas Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Tradisional yang beralamat di Jl.Inspektur Marzuki No.2066 Kel.Siring Agung Kec.Ilir Barat Palembang. Adapun pelayanan yang dimiliki LKTM, yaitu: Akupuntur, Akupresur, Jamu/Herbal, Konsultasi Gizi, Pijat Bayi dan SPA.LKTM di Indonesia hanya ada dua, yaitu di Palembang dan Makasar. Beberapa herbal yang telah melalui penelitian dan terbukti dapat menurunkan tekanan darah diantaranya adalah semangka, tomat, seledri, daun salam, mengkudu, bawang putih, mahkota dewa, belimbing wuluh dan akar alang-alang (Medika,2017). Semangka (Citrullus Lanatus) adalah buah yang kaya akan nutrisi seperti serat, lycopene, vitamin A dan memiliki kandungan kalium 112mg/100g, natrium 1mg/100g, kalsium 7mg/100g serta magnesium 10mg/100g yang dapat berpengaruh menurunkan tekanan darah, (Hartono,2014). Serta asam amino yang ditemukan didalam semangka disebut L-citrulline atau L-arganine yang bisa menurunkan tekanan darah (Noviyanti,2015). Buah semangka juga mengandung flavonoid dapat menghambat aktivitas Angiotensin Inconverting Enzyme (ACE) yang memegang peran pembentukan Angiotensin II yang merupakan penyebab hipertensi(Nurleny,2018). Buah tomat (Solanum lycopersicum) terdapat Lycopene 4,6mg/100g untuk menurunkan tekanan darah dan kaya akan kalium 235mg/100g, sedikit natrium dan lemak (Kailaku,2007). Kalium menghambat pelepasan renin, sehingga mengubah aktivitas sistem renin angiotensin, kalium juga dapat mengatur saraf perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Penelitian ini penulis memilih 2 macam herbal dari beberapa herbal yang dapat menurunkan tekanan darah, yaitu buah semangka dan buah tomat. Terdapat penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya mengenai pengaruh jus semangka merah dan jus tomat. Nurjannah (2020), Nurleli(2019), Fadillah (2016), Indra (2018) mengatakan ada pengaruh penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian intervensi pemberian jus semangka merah Raharjo (2017), Prastiwi dan Asnindari (2016) mengatakan ada pengaruh penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian intervensi pemberian jus tomat. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan jus terhadap tekanan darah dengan cara pemberian jus semangka merah dengan jus tomat. Untuk mempermudahkan penelitian yang akan dilakukan. peneliti akan melakukan penelitian di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini apakah ada Perbedaan Efektifitas Pemberian Jus Semangka Merah Dengan Jus Tomat terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, pertanyaan penelitian yang muncul dalam penelitian ini yaitu : 1.3.1. Bagaimana rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus semangka merah dan kelompok perlakuan jus tomat sebelum intervensi. 1.3.2. Bagaimana rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus semangka merah dan kelompok perlakuan jus tomat setelah intervensi. 1.3.3. Bagaimana efektifitas jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah sistolik pada kedua kelompok perlakuan. 1.3.4. Bagaimana efektifitas jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah diastolik pada kedua kelompok perlakuan. 1.3.5. Bagaimana karakteristik (usia, jenis kelamin, genetik) responden kedua kelompok perlakuan 1.4. Tujuan 1.4.1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahui perbandingan efektifitas pemberian jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah hipertensi pada lansia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang. 1.4.2. Tujuan Khusus 1.4.2.1. Diketahuinya rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus semangka merah dan kelompok perlakuan jus tomat sebelum intervensi. 1.4.2.2. Diketahuinya rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan jus semangka merah dan kelompok perlakuan jus tomat setelah intervensi. 1.4.2.3. Diketahuinya efektifitas jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah sistolik pada kedua kelompok perlakuan. 1.4.2.4. Diketahuinya efektifitas jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah diastolik pada kedua kelompok perlakuan. 1.4.2.5. Diketahuinya karakteristik (usia, jenis kelamin, genetik) responden kedua kelompok perlakuan
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis Mendapatkan pengetahuan mengenai obat alternatif yang ilmiah untuk penyakit hipertensi. 1.5.2. Manfaat Metodologis Peneliti dapat memahami konsep dasar metodologi penelitian dan mampu menerapkan metode penelitian dalam menyusun proposal penelitian secara sistematis dan ilmiah. 1.5.3. Manfaat Praktis 1.5.3.1. Bagi Peneliti Penelitian ini merupakan proses belajar dan upaya meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang efektifitas jus semangka merah dengan jus tomat terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. 1.5.3.2. Bagi Pendidikan Sebagai sumber referensi dan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan alternatif untuk hipertensi dan terapi alternatif menggunakan pemberian jus semangka dan jus tomat untuk menurunan tekanan darah pada hipertensi.
1.6. Ruang Lingkup
Lingkup penelitian ini termasuk dalam masalah Keperawatan Medikal Bedah sistem kardiovaskuer. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan efektifitas jus semangka merah dan jus tomat terhadap tekanan darah hipertensi pada lansia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang. Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperiment. Subjek dari penelitian ini adalah klien dengan hipertensi yang termasuk di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang dan dilakukan pemberian jus semangka dan jus tomat. Populasi penelitian ini adalah penghuni panti yang berjunlah 64 sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan didapatkan 20 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei 2021.