Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.

G UMUR 23 TAHUN
G3P2A0Ah2 UMUR KEHAMILAN 40+1 MINGGU
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI RSU RAJAWALI CITRA

LAPORAN KASUS KEBIDANAN

Disusun oleh :

Elisa Delitasari (1610104018)


Hafidhatul Awaliya Rahmah (1610104095)
Arfani Eka Sakti Setyawati (1610104096)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. G UMUR 23 TAHUN


G3P2A0Ah2 UMUR KEHAMILAN 40+1 DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI RSU RAJAWALI CITRA

Diajukan oleh :

Elisa Delitasari (1610104018)


Hafidhatul Awaliya Rahmah (1610104095)
Arfani Eka Sakti Setyawati (1610104096)

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal ........................

Pembimbing Akademik

Eka Fitriyanti, S.ST., M.Kes

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. G UMUR 23 TAHUN


G3P2A0Ah2 UMUR KEHAMILAN 40+1 DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI RSU RAJAWALI CITRA

LAPORAN KASUS KEBIDANAN

Disusun oleh :

Elisa Delitasari (1610104018)


Hafidhatul Awaliya Rahmah (1610104095)
Arfani Eka Sakti Setyawati (1610104096)

Telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal........................

Pembimbing Lahan

Ari Susilawati, Amd., Keb

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan yang membahas tentang kasus kebidanan pada ibu hamil Ny. G dengan
hamil KEK ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai kasus kebidanan pada ibu hamil Ny. G
dengan hamil KEK. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat
untuk di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan laporan ini di waktu yang akan
datang.

Yogyakarta, Oktober 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan ....................................................................................................... 5
D. Manfaat ..................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
A. DEFINISI ................................................................................................. 7
B. ETIOLOGI ............................................................................................... 7
C. PATOFISIOLOGI .................................................................................. 11
D. MANIFESTASI KLINIK ....................................................................... 11
E. KOMPLIKASI ....................................................................................... 12
F. KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL ................................................ 13
G. PEMBAHASAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK
(KDPK) ............................................................................................................. 18
BAB III ................................................................................................................. 19
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN SOAP ........................................................ 19
BAB IV ................................................................................................................. 23
ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 23
A. Kesimpulan ............................................................................................. 26
B. Saran ....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

v
Besral. (2006). Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong
Persalinan. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 91. .................................................... 27

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan meningkatkan metabolisme energi yang berfungsi

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk pertambahan

organ kehamilan sehingga kebutuhan akan asupan nutrisi pada saat hamil

meningkat dibandingkan saat keadaan tidak hamil. Penambahan asupan

nutrisi pada saat hamil sangat diperlukan terutama konsumsi pangan

sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Ibu yang

mengkonsumsi kurang kalori maka ibu akan mengalami Kekurangan

Energi Kronis (KEK).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil yang

mengalami kekurangan makanan yang berlangsung lama dan dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan pada ibu hamil (Mahirawati, 2014).

Kekurangan Energi Kronis pada ibu hamil dapat disebabkan oleh

beberapa hal yaitu kurangnya asupan makanan, penyakit infeksi,

perdarahan, keadaan psiko-sosial-ekonomi (Mahirawati, 2014). KEK pada

ibu hamil dapat berdampak pada kesehatan ibu dan juga janin. Ibu hamil

yang mengalami kekurangan energi kronis akan mengalami kelelahan dan

anemia yang dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang kurang

sempurna selain itu, dapat menyebabkan perdarahan, Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR), dan bayi lahir prematur sehingga dapat menurunkan

kualitas hidup anak dimasa yang akan datang (Lubis, 2016).

1
Menurut Riskesdas (2013), angka kejadian ibu hamil usia 15-49

tahun dengan LILA <23,5 cm sebesar 24,2 cm. Pravalensi lebih tinggi

pada kelompok ibu hamil dengan usia 15-19 tahun sebesar 38,5%

dibandingkan dengan kelompok usia lebih tua (20-24%) sebesar 30,1%

(Kemenkes, 2017). Angka kejadian ibu hamil yang mengalami KEK di

Yogyakarta pada tahun 2015 sebesar 9,11% dan mengalami kenaikan

menjadi 10,39% pada tahun 2016 dan mengalami peningkatan kembali

pada tahun 2017 menjadi 10,70%. Tahun 2017 angka kejadian ibu hamil

yang mengalami KEK di Bantul sebesar 9,96% . Permasalahan ini

merupakan sala satu permasalahan yang penting mengingat bahwa status

kesehatan ibu juga menentukan dalam penurunan angka kematian ibu dan

bayi (Depkes, 2017).

Setiap wanita hamil dimungkinkan terjadinya komplikasi yang

akan mengancam jiwa ibu dan juga bayi. Oleh karena itu, terdapat

kebijakan mengenai kunjungan antenatal. Kementerian Kesehatan

Indonesia menganjurkan ibu hamil melakukan kunjungan antenatal

sebanyak satu kali kunjungan selama trimester I, satu kali kunjungan

selama trimester II dan 2 kali kunjungan selama trimester III (IBI, 2014).

Kunjungan antenatal ditujukan untuk mendeteksi dini komplikasi

kehamilan. Selain itu, untuk meningkatkan deteksi dini komplikasi WHO

menyarankan ibu hamil melakukan kunjungan sebanyak 1 kali pada

trimester I, 2 kali pada trimester ke II dan 5 kali pada trimester III

sehingga dapat tercapai persalinan normal (WHO, 2016). Kunjungan

2
antenatal yang kurang baik akan meningkatkan resiko terjadinya

komplikasi pada kehamilan dan proses selanjutnya. Kunjungan antenatal

yang baik akan mempengaruhi keputusan wanita mengenai rencana

persalinan dan dapat mendeteksi dini komplikasi sehingga dapat ditangani

lebih lanjut (Besral, 2006). Pemerintah juga berupaya untuk menurunkan

angka kejadian KEK pada ibu hamil dengan adanya program Pemberian

Makanan Tambahan pada ibu hamil berupa biskuit dengan kandungan gizi

yang tinggi. Namun, pemerintah juga mengimbau bahwa makanan gizi

seimbang merupakan makanan yang utama. Aturan pemberian makanan

bagi ibu hamil yaitu 2 biskuit dimakan pada trimester I dan 3 keping

biskuit dimakan pada trimester ke II dan ke III (Rokom, 2017). Kabupaten

Bantul juga mempunyai program untuk menurunkan angka kejadian KEK

di Bantul. Program KEKEP IBU (Kelas Kelompok Pendukung Ibu) yaitu

merupakan pertemuan rutin tiap satu bulan sekali untuk memantau

perkembangan ibu hamil hingga memasuki masa persalinan. Selain itu,

terdapat program WAKOL KAKEK ( Perawatan Kolaborasi Ibu Hamil

KEK) yaitu dengan melakukan penjaringan ibu hamil KEK yang

selanjutnya ibu yang beresiko KEK akan dilakukan pemeriksaan oleh

dokter dan ahli gizi setelah itu akan diberikan paket makanan tambahan

dan pemantauan penuh termasuk home visit sampai proses persalinan

(Sativa, 2015).

Peran bidan dalam menurunkan angka kejadian KEK pada ibu

hamil salah satunya yaitu dengan melakukan edukasi kepada ibu hamil dan

3
keluarga ibu hamil mengenai nutri yang dibutuhkan saat hamil. Bidan juga

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai

kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil dan juga janin. Selain itu, bidan juga

bekerjasama dengan kader untuk menjaring ibu hamil yang berisiko tinggi

KEK sehingga bidan dapat segera mengidentifikasi penyimpangan

kehamilan dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk

kefasiltas pelayanan kesehatan yang tepat (Yulifah & Surachmindari,

2014).

Kehamilan merupakan suatu proses penciptaan manusia yang

sangat menakjubkan yang merupakan salah satu kebesaran Allah SWT.

Mekanisme tubuh wanita telah dipersiapkan dengan baik dan sempurna

sehingga mampu mengandung dan melahirkan bayi. Selain itu, dalam

proses kehamilan Allah SWT juga telah mengatur sedemikian rupa supaya

terciptanya janin yang sempurna. Surat Al-Mu’min ayat 12-14 merupakan

salah satu firman Allah yang menceritakan bagaimana terjadinya proses

kehamilan.

ْ ُّ‫ََث ُمَخل ْقنَالن‬٢١َ‫ارَم اَكي ٍْن‬


َ َ‫طفة‬ ْ ُ‫َتُمََجعلنهَُن‬٢١َ‫ْن‬
ً ‫طفَةًَفا ْيَقر‬ ‫ٍَم ْن ا‬
ٍَ ‫َطي‬ ‫سللة ا‬ ‫ل ْنسان ا‬
ُ َ‫َم ْن‬ َ‫وَلقَدَْخل ْقناَا ا‬
َ َ‫اَال اَعظامَلحْ ًماَثُمََا ْنشاناهَُخ ْلقًاَاخرََفتبرك‬
ْ ‫اَال ُمضْغةَ اعظَ ًماَفكس ْون‬
ْ ‫علقةًَفخل ْقناَالعلقةَ ُمضْغةًَفخل ْقن‬
ْ ُ‫َهللاَاَْ سن‬
َ ٢٤ََ‫َالخاَاَل اقيْن‬
Artinya : “Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani
(yang di simpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani
itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha suci Allah,
Pencipta yang paling baik.” (Q.S Al Mu’minun: 12-14).

4
Tingginya angka KEK yang ada di Indonesia dan juga Yogyakarta

maka penulis tertarik mengenai kasus ibu hamil dengan Kekurangan Enegi

Kronis (KEK).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. G Umur 23 tahun

G3P2A0Ah2 umur kehamilan 40+1 dengan kekurangan energi kronis di RSU

Rajawali Citra?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. G Umur 23

tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 40+1 minggu dengan kekurangan

energi kronis di RSU Rajawali Citra.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi data subjektif dan data objektif asuhan

kebidanan pada ibu hamil Ny. G Umur 23 tahun G3P2A0Ah2 umur

kehamilan 40+1 dengan kekurangan energi kronis di RSU Rajawali

Citra.

b. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab asuhan kebidanan pada

ibu hamil Ny. G Umur 23 tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 40+1

dengan kekurangan energi kronis di RSU Rajawali Citra.

c. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

hamil Ny. G Umur 23 tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 40+1

dengan kekurangan energi kronis di RSU Rajawali Citra.

5
D. Manfaat
1. Bagi ibu hamil

Sebagai acuan bagi ibu hamil sehingga ibu hamil dapat waspada dan

mendeteksi dini Kekurangan Energi Kronis.

2. Bagi Profesi

Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat,

cepat dan komprehensif terutama pada ibu hamil yang mengalami

Kekurangan Energi Kronis (KEK).

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi dan sumber baca, khususnya pada kasus ibu hamil

dengan KEK.

4. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi dan acuan untuk memotivasi kader untuk menjaring

ibu hamil beresiko tinggi dengan KEK dan mengimbau keluarga untuk

memperhatikan anggota keluarga yang dalam masa kehamilan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.

Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada

ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).

Ibu KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan

salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut : a.Berat badan ibu sebelum

hamil < 42 kg. b.Tinggi badan ibu < 145 cm. c.Berat badan ibu pada

kehamilan trimester III < 45 kg. d.Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil <

17,00 e.Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (Weni, 2010).

B. ETIOLOGI
Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dilatar belakangi oleh

kehamilan dengan satu atau lebih keadaan “4 Terlalu”, yaitu :

1. Terlalu muda (usia < 20 tahun)

2. Terlalu tua (usia > 45 tahun)

3. Terlalu sering (jarak antara kelahira < 2 tahun)

4. Terlalu banyak (jumlab anak > 3 orang)

Selain itu ada pula faktor lainnya yang dapat menyebabkan KEK,

antara lain :

1. Faktor Sosial Ekonomi

a) Pendapatan Keluarga

7
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Pendapatan

merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas

hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik

makanan yang diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan,

semakin besar pula persentase dari penghasil tersebut untuk membeli

buah, sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya.

b) Pendidikan Ibu

Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur

penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat

pendidikan tinggi diharapkan pengetahuan/informasi tentang gizi yang

dimiliki menjadi lebih baik.

c) Faktor Pola Konsumsi

Pola makanan masyarakat Indonesia pada umunya mengandung

sumber besi heme (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme

(nabati), menu makanan juga banyak mengandung serat dan fitat yang

merupakan faktor penghambat penyerapan besi (Departemen Gizi dan

Kesmas FKMUI, 2010).

d) Faktor Perilaku

Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada

umumnya wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala

keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling

sedikit 3000 kalori/hari. Jika ibu tidak punya kebiasaan buruk seperti

8
merokok, pecandu dan sebagainya, maka status gizi bayi yang kelak

dilahirkannya juga baik dan sebaliknya (Arisman, 2007).

2. Faktor Biologis

a) Usia Ibu Hamil

Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua

mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan

kesehatan ibu (Baliwati, 2012: 3). Karena pada ibu yang terlalu muda

(kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan

ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya

perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 2011:

96). Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang

dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.

b) Jarak Kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2

tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapa t mengatur

jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki

probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding

anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun (Manuaba, 2010).

c) Paritas

Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup (viable). (Mochtar, 2011). Paritas diklasifikasikan sebagai

berikut :

9
- Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali

dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat

janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.

- Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih

kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.

- Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mencapai batas

kehamilan. Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan

sebelumnya kurang dari 2 tahun/kehamilan yang terlalu sering dapat

menyebakan gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh

serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa

kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2010).

d) Berat Badan Saat Hamil

Berat badan pada trimester ke-2 dan ke-3 pada ibu hamil dengan

gizi baik dianjurkan 0,4kg perminggu, sedangkan pada ibu hamil dengan

gizi kurang atau berlebih dianjurkan masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3

kg perminggu (Sarwono, 2013).

Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-

rata untuk umur tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat

makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan dengan lancar.

Di Negara maju pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg.

Jika ibu kekurangan gizi pertambahannyahanya 7-8 kg dengan akibat akan

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Erna, dkk, 2010).

10
C. PATOFISIOLOGI

Kurang energi pada ibu hamil akan terjadi jika kebutuhan tubuh

akan energi tidak tercukupi oleh diet. Ibu hamil membutuhkan energi yang

lebih besar dari kebutuhan energi individu normal. Hal ini dikarenakan

pada saat hamil ibu, ibu tidak hanya memenuhi kebutuhan energi untuk

dirinya sendiri, tetapi juga untuk janin yang dikandungnya. Oleh sebab itu

jika pemenuhan kebutuhan energi pada ibu hamil kurang dari normal,

maka hal itu tidak hanya akan membahayakan ibu, tetapi juga janin yang

ada di dalam kandungan ibu.

Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh

sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan

karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi

kekurangan. Sehingga jika keadaan ini berlanjut terus menerus, maka

tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan protein amino yang

digunakan untuk diubah menjadi karbohidrat. Jika keadaan ini terus

berlanjut maka tubuh akan mengalami kekurangan zat gizi terutama energi

yang akan berakibat buruk pada ibu hamil.

D. MANIFESTASI KLINIK

Ibu dengan KEK adalah ibu dengan salah satu tanda atau beberapa

tanda dan gejala berikut (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

Edisi 2, 2012) :

1. Lingkar lengan atas sebelah kiri < 23,5 cm

2. Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg

11
3. Tinggi badan ibu < 145 cm

4. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg

5. Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00

6. Ibu menderita anemia (HB < 11 gr%)

7. Kurang cekatan dalam bekerja

8. Sering terlihat lemah, letih, lesu dan lunglai

9. Jika hmail cenderung akan melahirkan anak secara premature atau jika

lahir secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat baannya lahor

rendah atau < 2.500 gram.

E. KOMPLIKASI

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil dapat

menyebabkan resiko dan komplikasi (Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal Edisi 2, 2012) antara lain :

1. Pada ibu

- Ibu lemah dan kurang nafsu makan

- Perdarahan pada masa kehamilan

- Anemia

- Kemungkinan terjadi infeksi semakin tinggi

2. Pada waktu persalinan

- Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama

- Persalinan sebelum waktunya (premature)

- Perdarahan postpartum

12
- Persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat

3. Pada janin

- Keguguran (abortus)

- Bayi lahir mati

- Cacat bawaan

- Keadaan umum dan kesehatan bayi baru lahir kurang

- Anemia pada bayi

- Asfiksia intra partum

- BBLR

4. ada ibu menyusui

- Produksi/volume ASI berkurang

- Anemia

- Kemungkinan terjadi infeksi lebih tinggi

- Ibu lemah dan kurang nafsu makan

F. KEBUTUHAN GIZI PADA IBU HAMIL

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai

berikut :

a. Asam folat

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre

dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural,

spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun

beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum

konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.

13
b. Energy

Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja

tetapi pada susunan gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif

untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan

energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin

dan perubahan pada tubuh ibu.

c. Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu

dibutukan protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan.

Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.

d. Zat besi (FE)

Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin

adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan

sinesa darah otot. Kenaikan volume darah selama kehamilan akan

meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan ibu

untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500

mg.

e. Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu

hamil adalah sebesar 500 mg sehari.

f. Pemberian suplemen vitamin

14
Vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di

negara dengan musim dingin yang panjang

g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemic kretinisme

(Kusmiyati, 2008)

1. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa

Tubuh = IMT)

Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan

dengan abnormalitas kehamilan, berat bada lahir rendah. Sedangkan berat

badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam kehamilan

seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan.

b. Ukuran Lingkar Lengann Atas (LILA)

Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita

dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka

interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).

c. Kadar Hemoglobin (Hb)

Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan mengalami

anemia. (Kusmiyati, 2008).

Gizi Untuk Tumbuh Kembang Janin

Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat,

mulai trimester dua dan seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju

lebih cepat. Sejak menginjak bulan keempat, umumnya ibu hamil sudah

bebas dari gangguan morning sicknes, sehingga ibu merasakan nafsu

15
makan kembali. Sekalipun demikian pada trimester ini anda harus mulai

memperhatikan komposisi maka yang dikonsumsi (Musbikin, 2008).

2. Gizi Penting Saat Hamil

Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki

kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin

belangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu

makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan dengan gizi

seimbang.

Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus

mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester

pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua

kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg.

Sebaiknya ibu hamil menghindari makanan berkalori tinggi .

makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat, dan

lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,

serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur (Maulana, 2008).

Upaya Pencegahan KEK

KIE mengenai KEK dan faktor yang mempengaruhinya serta

bagaimana menanggulanginya. PMT Bumil diharapkan agar diberikan

kepada semua ibu hamil yang ada. Kondisi KEK pada ibu hamil harus

segera di tindak lanjuti sebelum usia kehamilan mencapai 16 minggu.

Pemberian makanan tambahan yang Tinggi Kalori dan Tinggi Protein dan

dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi Sering, pada faktanya

16
memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di Indonesia.

Penambahan 200 – 450 Kalori dan 12 – 20 gram protein dari kebutuhan

ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi janin.

Konsumsi tablet Fe selama hamil. Kebutuhan bumil terhadap

energi, vitamin maupun mineral meningkat sesuai dengan perubahan

fisiologis ibu terutama pada akhir trimester kedua dimana terjadi proses

hemodelusi yang menyebabkan terjadinya peningkatan volume darah dan

mempengaruhi konsentrasi hemoglobin darah. Pada keadaan normal hal

tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet besi, akan tetapi pada

keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen energi juga

membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang meningkat

pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta tingginya

konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein

nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.

Deteksi dini Kurang Energi Kronis (KEK)

Dilakukan setiap tahun dengan mengukur Lingkar Lengan Kiri

Atas (LILA) dengan memakai pita LILA. Pada Remaja Putri/Wanita yang

LILA-nya <23,5 cm berarti menderita Risiko Kurang Energi Kronis

(KEK), yang harus dirujuk ke Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan

lain, untuk mendapatkan konseling dan pengobatan.

Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh Remaja Putri atau wanita

itu sendiri, kader atau pendidik. Selanjutnya konseling dapat dilakukan

oleh petugas gizi di Puskesmas (Pojok Gizi), sarana kesehatan lain atau

17
petugas kesehatan/gizi yang datang ke sekolah, pesantren dan tempat

kerja.

G. PEMBAHASAN KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK


(KDPK)
Pemeriksaan Ibu hamil

1. Anamnese

a. Anamnese umum

- Tentang keluhan-keluhan ,nafsu makan , tidur, miksi, defekasi,

perkawinan.

- Tentang haid,kapan mendapat haid terakhir(HT)

- Tentang kehamilan,pesalinan,keguguran,dan kehamilan ektopik

atau kehamilan mola sebelumnya.

2. Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostic maliputi Pemeriksaan

seluruh tubuh : TD,N,S,RR

3. Perkusi Tidak begitu banyak artinya kecuali bila ada indikas

4. Palpasi

Ibu hamil disuruh berbaring terlentang,kepala dan bahu sedikit lebih

tinggi dengan memakai bantal.Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu

hamil. Palpasi perut untuk menentukan :

a. Besar dan konsistensi rahim

b. Bagian-bagian janin,letak,presentasi

c. Gerakan janin

d. Kontraksi rahim Braxton Hicks dan his

18
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN SOAP

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

PADA NY. G USIA 23 TAHUN G3P2A0Ah2 UMUR KEHAMILAN 40+1


MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK

DI RUMAH SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA YOGYAKARTA

Tempat Praktik : Rumah Sakit Umum Rajawali Citra

Tanggal/ Jam Masuk : 28 September 2018/ pukul 13.00 WIB

No. Rekam Medis : 10024406

IDENTITAS

ISTRI SUAMI
Nama : Ny. G Tn. S
Usia : 23 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMK
Pekerjaan : Penjahit Buruh
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
No. Telepon :- -
Alamat : Kauman, RT 002, Kauman, RT 002, Bawuran, Pleret,
Bawuran, Pleret, Bantul Bantul

19
Jam/Tanggal Uraian/Keterangan Paraf
Jum’at, 28 S: Ibu mengatakan berumur 23 tahun, ini kehamilan
September ketiga, hari pertama haid terakhir tanggal . Ibu
2018/ pukul mengatakan bahwa badannya terasa lemas, pusing dan
cepat lelah
O:
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum: sedang
Kesadaran: Composmentis
TB: 145 cm
LILA: 21,5 cm
BB sebelum hamil 34 kg
BB sekarang 40 kg
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/70 mmHg, Suhu: 36,5° C, Nadi:
82x/menit, Respirasi: 22x/menit
Pemeriksaan Fisik
Rambut: kusam, mudah rontok
Mata: sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda pucat
Mulut: bibir berwarna pucat
Abdomen: perut membesar sesuai umur kehamilan,
Leopold I: , bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
Leopold II: Kanan: Teraba bagian keras, memanjang
seperti papan (punggung).
Kiri: Teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas).
Leopold III: Bagian terbawah janin teraba bulat, keras
dan melenting (kepala).

20
Leopol IV: Bagian terbawah janin sudah masu
panggul.
TFU:
TBJ:
DJJ: 138x/menit
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan.

A: Ny. G Usia 23 Tahun G3P2A0Ah2 Umur Kehamilan


40+1 Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis

Diagnosa Potensial:
Ibu dapat mengakibatkan anemia, perdarahan,
persalinan sulit dan terkena infeksi. Sedangkan pada
bayi dapat mengakibatkan bayi lahir mati, cacat
bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah.

P:
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, yaitu :
BB : 40 kg
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,5 0C
Nadi : 82 kali / menit
Pernapasan : 22 kali / menit
- Hasil pemeriksaan sudah diberitahukan
2. Memberitahu pendidikan kesehatan tentang ibu
hamil dengan kekurangan energi kronis.
- Ibu sudah mengetahui dan mengerti tentang
keadaannya.
3. Menjelaskan mengenai tanda-tanda persalinan:

21
a. Kencang-kencang teratur pada perut
semakin lama semakin sering.
b. Keluarnya lendir darah dari jalan lahir.
c. Keluarnya air ketuban
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti
yang disebutkan, ibu diminta untuk segera
datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
- Ibu mengerti mengenai tanda-tanda
persalinan dan bersedia untuk datang apabila
terdapat tanda-tanda tersebut.
4. Memberikan tablet Fe 500 mg 1x1, vit C 250
mg 1x1, Kalk 250 mg 1x1 sebanyak tablet.
Cara minumnya tablet Fe diminum bersamaan
dengan Vit C agar memercepat penyerapan dan
diminum terpisah dengan Kalk, menghindari
minum bersamaan dengan kopi, teh atau susu
- Ibu bersedia meminum obat yang diberikan
dengan teratur.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
1 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan.
- Ibu bersedia datang kunjungan satu minggu
lagi atau jika ada keluhan.
6. Melakukan pendokumentasian
- Hasil terlampir

22
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan membahas Asuhan Kebidanan Patologi Kehamilan
pada Ny. G Usia 22 Tahun dengan Kekurangan Energi Kronik di RSU Rajawali
Citra Yogyakarta menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut SOAP
data fokus dengan 7 langkah Varney meliputi pengumpulan data, interpretasi data,
identifikasi diagnosa, penanganan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi:

A. Pengumpulan Data
Identitas suami istri meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
no. Telepon san alamat dibutuhkan untuk menetapkan identitas pasien.
Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum berupa wawancara dengan
pasien dan khusus, yaitu pemeriksaan menyeluruh, serta pemeriksaan
penunjang atau laboratorium. Berdasarkan data subjektif yang diperoleh
dari Ny. G yaitu pasien mengatakan datang ke RSU Rajawali Citra untuk
memeriksa kehamilannya, dengan keluhan sering pusing, badan lemas,
dan cepat lelah saat beraktifitas dan dari hasil pemeriksaan fisik didapat
LILA 21 cm, rambut kusam, conjungtiva merah muda, TD 120/70 mmHg,
berat badan 40 kg. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lahan.
B. Interpretasi Data
Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa keperawatan Ny. G umur 23
tahun G3P2A0Ah2 hamil 40+1 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik.
Masalah yang muncul pada kasus ini adalah ibu merasa cemas, panik dan
takut dengan keadaan kehamilanya disebabkan ibu cepat lelah saat
beraktifitas, pusing, dan nafsu makan yang berkurang. Kebutuhan yang
diberikan pada ibu hamil Ny. D adalah memberikan informasi tentang
keadaan kehamilannya yaitu informasi tentang KEK ( Kekurangan Energi
Kronis). Dari penyimpulan data di dapatkan kesesuaian antara konsep

23
asuhan kebidanan dengan tinjauan kasus pada Ny. G. Penulis tidak
menemukan kesenjangan antara asuhan kebidanan didalam teori dan
praktek.
C. Identifikasi Diagnosa
Pada kasus Ny. D dengan kekurangan energi kronis dapat terjadi

diagnosa potensial yaitu resiko dan komplikasi pada ibu perdarahan

pada masa kehamilan, anemia, kemungkinan terjadi infeksi semakin tinggi,

sedangkan pada bayi : Keguguran (abortus), bayi lahir mati, cacat bawaan,

keadaan umum dan kesehatan bayi baru lahir kurang, anemia pada bayi,

asfiksia intra partum, dan BBLR (Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal Edisi 2, 2012).

Setelah dilakukan penanganan tidak terjadi diagnosa potensial karena

adanya kerja sama yng baik antara petugas kesehatan dengan pasien. Pada

langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan

praktik yang ada di lahan.

D. Penanganan Segera
Penanganan segera yang sesuai dengan diagnosa potensial pada kasus Ny.
G yaitu dengan memberikan tablet Fe,. Pada langkah ini tidak terdapat
kesenjangan karena telah dilakukan kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi.
E. Perencanaan
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan, yaitu :
BB : 40 kg

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Suhu : 36,5 0C

Nadi : 82 kali / menit

24
Pernapasan : 22 kali / menit

TFU:

TBJ:

DJJ: 138x/menit

2. Memberitahu pendidikan kesehatan tentang ibu hamil dengan


kekurangan energi kronis.
3. Menjelaskan mengenai tanda-tanda persalinan:
d. Kencang-kencang teratur pada perut semakin lama semakin sering.
e. Keluarnya lendir darah dari jalan lahir.
f. Keluarnya air ketuban
Apabila terdapat tanda-tanda persalinan seperti yang disebutkan, ibu
diminta untuk segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
4. Memberikan tablet Fe 500 mg 1x1, vit C 250 mg 1x1, Kalk 250 mg 1x1
sebanyak tablet. Cara minumnya tablet Fe diminum bersamaan dengan Vit
C agar memercepat penyerapan dan diminum terpisah dengan Kalk,
menghindari minum bersamaan dengan kopi, teh atau susu
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 1 minggu lagi atau jika
ibu ada keluhan.
6. Melakukan pendokumentasian
F. Pelaksanaan
Pada langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat, pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
G. Evaluasi
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. G dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK), pasien mengerti akan diagnosa yang diberikan dan
akan berusaha untuk melakukan apa yang sudah diberikan dari bidan.
Pasien mengerti dan menurut, karena sudah mengetahui apa yang
seharusnya ia lakukan. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

25
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mengidentifikasi data subjektif dan data objektif, faktor penyebab
dan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. G Umur 23
tahun G3P2A0Ah2 umur kehamilan 40+1 dengan kekurangan energi kronis
di RSU Rajawali Citra.

B. Saran
1. Bagi ibu hamil
Sebagai acuan bagi ibu hamil sehingga ibu hamil dapat waspada dan
mendeteksi dini Kekurangan Energi Kronis.
2. Bagi Profesi

Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat,

cepat dan komprehensif terutama pada ibu hamil yang mengalami

Kekurangan Energi Kronis (KEK).

3. Bagi Institusi

Institusi diharapkan dapat terus melakukan penelitian tentang KEK

yang bisa dijadikan sebagai sumber acuan atau smber penelitian

selanjtnya.

4. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan kepada tenaga kesehatan RSU Rajwali citra terutama

petugas kesehatan kebidanan dan keperawatan untuk terus

mempertahankan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, efisien

dan efektif.

26
DAFTAR PUSTAKA

Besral. (2006). Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Pemilihan Penolong


Persalinan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 91.

Depkes. (2017). Profil Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta Tahun 2017. Retrieved


October 03, 2018, from www.depkes.go.id:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV
INSI_2017/14_DIY_2017.pdf

IBI. (2014). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatak. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Kemenkes. (2017). Laporan Kinerja Ditjen Kesehatan Masyarakat Tahun 2016.


Jakarta: Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat.

Lubis, Z. d. (2016). Chronic Energy Malnutrition and Anemia in Pregnant


Women in Medan. Atlantis Press, 337.

Mahirawati, V. K. (2014). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil Di Kecamatan
Kamoning Dan Tambelangan, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan, 194.

Rokom. (2017, Juni 15). Sehat Negeriku. Retrieved October 03, 2018, from
Kemenkes.go.id: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20170615/4721406/cara-pemberian-makanan-tambahan-pmt-ibu-
hamil-balita-dan-anak-sekolah/

Sativa, R. L. (2015, Mei 22). Detikhealth. Retrieved October 03, 2018, from
health.detik.com: https://health.detik.com/ibu-hamil/d-2922055/kekep-ibu-
bantu-turunkan-angka-kematian-ibu-di-bantul

WHO. (2016). WHO recommendations on antenatal care for a positive pregnany


experience. Luxembourg: World Health Organization.

Yulifah, R., & Surachmindari. (2014). Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba


Medika.

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai