Anda di halaman 1dari 7

Makala

Kekerasan Terhadap Perempuan

Di Susun Oleh :

Nama : Marcelino Kevin Harman


NIM : 20022031
Kelas : 3 TK 2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan
Makala ini yang berjudul “Kekerasan Terhadap Permpuan”.
Penulisan Makala Ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis untuk
mendapatkan Nilai.
Dalam Pembuatan Makala ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
berbagai pihak terkait. Saya pribadi ucapkan rasa hormat serta terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu.
Saya menyadari bahwa tugas Kewarganegaraan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Jadi
mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kata-kata.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I…………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
BAB II…………………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
BAB III………………………………………………………………………………………..
PENUTUP…………………………………………………………………………………….
Kesimpulan …………………………………………………………………………………...
Saran…………………………………………………………………………………………..
BAB 1
Pendahuluan

 Latar Belakang
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,maupun
lingkungan. kekerasan terhadap perempuan didefinisikan sebagai “suatu tindakan
kekerasan berbasis gender yang mengakibatkan, atau bisa mengakibatkan, bahaya atau
penderitaan fisik atau mental perempuan, termasuk ancaman tindakan sejenis,
pemaksaan .

 Rumusan Masalah

1. Apa saja Penyebabnya ?


2. Apa saja dampaknya ?
3. Bagaimana cara kita mencegah dan menanganinya ?
4. Peraturan/kebijakan apa saja yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan ?
BAB 2
Pembahasan

A. Berita Terkini
Komnas Perempuan mencatat telah terjadi 2.500 kasus kekerasan terhadap perempuan pada
periode Januari-Juli 2021. Angka itu melampaui catatan 2020 yang tercatat 2.400 kasus.

Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, menyebut kasus kekerasan terhadap perempuan
kembali mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19.
Hanya dalam enam bulan pada 2021, kasus sudah melebihi total kasus tahun sebelumnya.
Padahal disebut Andy, total kasus pada 2020 tersebut meningkat hingga 68 persen dibanding
2019.

B. Apa saja penyebabnya ?


Dibagi Menjadi Beberapa aspek, sebagai berikut:
 Aspek Budaya
- Kuatnya pengertian yang bersumber pada nilai-nilai budaya yang memisahkan peran
dan sifat gender laki-laki dan perempuan secara tajam dan tidak setara.
 Aspek Ekonomi
- Ketergantungan perempuan secara ekonomi pada laki-laki;
- perempuan lebih sulit untuk mendapatkan kredit, kesempatan kerja di lingkup formal
dan informal, dan kesempatan mendapat-kan pendidikan dan pelatihan.
 Aspek Hukum
- Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang hukum,
- Perlakuan aparat penegak hukum yang belum sepenuhnya peka pada perempuan
dan anak perempuan korban kekerasan.
 Aspek Politik
- Rendahnya keterwakilan kepentingan perempuan dalam proses pengambilan
keputusan di bidang politik, hukum, kesehatan, maupun media.
- Terbatasnya partisipasi perempuan di organisasi politik.

C. Apa saja yang menjadi dampak ?


 Kesehatan fisik
- Memar, cedera (mulai dari sobekan hingga patah tulang dan luka dalam),
gangguan kesehatan yang khronis, gangguan pencernaan, perilaku seksual
beresiko, gangguan makan, kehamilan yang tak diinginkan, keguguran/
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, terinfeksi penyakit menular
seksual, HIV/AIDS.
 Kesehatan Mental
- Depresi, ketakutan, harga diri rendah, perilaku obsesif kompulsif, disfungsi
seksual, gangguan stress pasca trauma.
 Produktivitas Kerja Menurun
- Sering terlambat datang ke tempat kerja, sulit berkonsentrasi, berhalangan kerja
kare-na harus mendapat perawatan medis, atau memenuhi panggilan polisi/meng-
hadiri sidang.
 Fatal
- Bunuh diri, membunuh/melukai pelaku, kematian karena aborsi/kegugur-an/AIDS.
D. Pencegahan dan penanganan

Pencegahan, penanganan korban dan pelaku adalah tanggung jawab semua pihak: laki-laki,
perempuan, lingkungan tetangga, tokoh agama/masyarakat, lembaga pendidikan/ agama, dunia
usaha maupun pemerintah.

Kerjasama antara pusat penanganan krisis bagi perempuan korban (women’s crisis center)
dengan masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah merupakan suatu kemutlakan.

Upaya pencegahan dan penanganan korban maupun pelaku yang ada masih jauh dari memadai.
Bagi para perempuan penyandang cacat, kondisi ini lebih berat dirasakan.
Khusus tentang dukungan bagi korban untuk dapat melanjutkan hidupnya secara mandiri, sehat
dan bermartabat, dibutuhkan beragam dukungan yang bentuknya fleksibel sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan korban, dan bersifat memberdayakan.

E. Peraturan/kebijakan apa saja yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan ?

Pasal 351 KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)

(1) Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500.

(2) Jika Perbuatan itu menjadi luka berat, sitersalah dihukum penjara selama-lamanya lima
tahun. (KUHP.90)

(3) Jika perbuatan itu menjadi mati orangnya, dia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun.
(KUHP.338)
BAB 3
Penutup

 Kesimpulan
perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,maupun lingkungan.

kekerasan terhadap perempuan didefinisikan sebagai “suatu tindakan kekerasan berbasis gender
yang mengakibatkan, atau bisa mengakibatkan, bahaya atau penderitaan fisik atau mental
perempuan, termasuk ancaman tindakan sejenis, pemaksaan .
Di sebabkan oleh beberapa aspek, yaitu :
- Aspek Budaya
- Aspek Ekonomi
- Aspek Hukum
- Aspek Politik
Dengan dampak, Yaitu :
- Kesahatan Fisik
- Kesehatan Mental
- Produktivitas Kerja Menurun
- Fatal
Pencegahan, penanganan korban dan pelaku adalah tanggung jawab semua pihak: laki-laki,
perempuan, lingkungan tetangga, tokoh agama/masyarakat, lembaga pendidikan/ agama, dunia
usaha maupun pemerintah.

 Saran
Dalam upaya mencegah terjadinya “kekerasan terhadap perempuan” hal yang harus kita lakukan
yaitu memiliki pemikiran bahwa laki-laki dan perempuan itu setara, Sehingga harus dihormati.

Anda mungkin juga menyukai