Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DERMATITIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3

Dosen Pengampu : Saiful Nurhidayat, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :

RIKA AYU PARWATI (18631718)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DERMATITIS

Pokok Bahasan : Dermatitis

Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian Dermatitis

b. Penyebab dan faktor resiko dermatitis

c. Gejala Dermatitis

d. Pencegahan Dermatitis

e. Pengobatan Dermatitis

Sasaran : Warga Desa Desa Krajan rt 04 rw 01

Hari / Tanggal : Sabtu, 10 April 2021

Waktu : 10 menit

Tempat : Balai Pertemuan

A. Tujuan :

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Warga desa Krajan rt 04 rw 01 dapat memahami


penyakit Dermatitis dan mengetahui pencegahan dermatitis.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti Penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat :

1) Menjelaskan pengertian dermatitis

2) Menjelaskan Penyebab dan faktor resiko dermatitis

3) Menjelaskan Gejala Dermatitis

4) Menjelaskan Pencegahan Dermatitis

5) Menjelaskan Pengobatan Dermatitis


B. MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian Dermatitis

b. Penyebab dan faktor resiko dermatitis

c. Gejala Dermatitis

d. Pencegahan Dermatitis

e. Pengobatan Dermatitis

C. METODE

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

D. Proses Penyuluhan

No Proses Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu

1. Pembukaan 1. Mengucap salam Mendengarkan 1 Menit


2. Memperkenal kan diri dan menjawab
3. Menjelaskan tujuan salam
4. Kontrak waktu
2. Penyajian 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan 7 menit
dermatitis dan
2. Menjelaskan penyebab memperhatikan
dermatitis
3. Menjelaskan gejala dan
factor resiko dermatitis
4. Menjelaskan bagaimana
pencegahan dan
penanganan dermatitis
5. Menjelaskan cara
pengobatan dermatitis
3. Penutup 1. Tanya Jawab Memperhatikan 2 menit
2. Evaluasi dan Menanggapi
3. Penutupan
4. Mengucapkan salam

E. Evaluasi
1. Apa Pengertian Dermatitis?

2. Apa saja Penyebab dan faktor resiko dermatitis?

3. Sebutkan apa saja Gejala dan factor resiko dermatitis?

4. Bagaimana cara Pencegahan dan penanganan Dermatitis?

5. Bagaimana Pengobatan Dermatitis?

MATERI DERMATITIS
1. Pengertian Dermatitis

Bentuk peradangan kulit yang ditandai dengan munculnya rasa gatal dan ruam yang hilang
timbul serta kulit kering. Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering
terjadi. Dermatitis tipe ini biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan
akan membaik seiring bertambahnya usia anak Meski demikian, kondisi ini juga bisa terjadi
pada orang dewasa.

Dermatitis atopik merupakan salah satu jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat adanya
peradangan pada kulit. Kondisi ini bisa disertai dengan kulit yang memerah, kering, dan
pecah-pecah. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan hingga bertahun-tahun.
Dermatitis atopik sering kali muncul pada bagian kulit yang memiliki lipatan. Seperti di
bagian dahi pada wajah, area sekitar mata dan telinga, bagian samping leher, bagian dalam
siku, bagian belakang lutut, dan area sekitar selangkangan. Terkadang dermatitis atopik juga
bisa diikuti dengan penyakit alergi lainnya. Dermatitis atopik lebih sering menyerang bayi
dan anak. Meski demikian, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi. Dermatitis tipe ini
biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan akan membaik seiring
bertambahnya usia anak. Tipe dermatitis ini dapat disebabkan oleh faktor genetik
(keturunan), kulit kering, gangguan imun, dan faktor lingkungan. Beberapa ciri khas dari
dermatitis atopik adalah: Dermatitis ini sering terjadi pada penderita yang memiliki riwayat
asma dan peradangan hidung akibat alergi (rhinitis alergi atau hay fever) atau memiliki
riwayat dermatitis dalam keluarga. Ruam merah, gatal, kering, dan bersisik biasanya muncul
pada area wajah, kulit kepala, dan lipatan kulit, seperti lipatan siku dan bagian belakang lutut.
Terkadang muncul gelembung kecil pada kulit yang mengeluarkan cairan jernih. Gejala
dapat memburuk akibat paparan bahan kimia tertentu atau alergen (pemicu alergi), seperti
gigitan tungau dan makanan tertentu.

2. Penyebab dan Faktor Resiko Dermatitis

Dermatitis atopik terjadi akibat interaksi multifaktorial, yaitu faktor genetik (keturunan),
lingkungan, gangguan fungsi sawar (pelindung) kulit, faktor imunologi, dan infeksi.

a. Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena dermatitis atopik, yaitu:

 Riwayat pribadi atau keluarga terhadap eksim, alergi dan asma

 Mengalami dermatitis kontak yang biasanya dialami oleh pekerja medis

 Berjenis kelamin perempuan

b. Sementara itu, faktor-faktor yang meningkatkan risiko pada anak-anak meliputi:


 Tinggal di area kota

 Sering dititipkan di tempat penitipan anak

 Memiliki gangguan hiperaktif (ADHD)

3. Gejala Dermatitis

Para peneliti belum mengetahui pasti apa penyebab dermatitis atopik. Namun, mereka
percaya bahwa kemunculan dan kekambuhan eksim dapat dipicu oleh faktor genetik dan
banyak hal eksternal lainnya. Eksim kering bisa muncul sewaktu-waktu, terutama saat
Anda berada dekat dengan pemicunya. Pemicu utama eksim yakni:

 kulit yang kering

 logam dalam perhiasan atau aksesori pakaian

 parfum dan produk-produk mengandung zat pewangi

 sabun, sampo, dan produk pembersih sejenisnya,

 salep antibakteri seperti neomycin dan bacitracin,

 losion dan produk-produk perawatan kulit,

 paraphenylenediamine yang terdapat dalam pewarna pakaian, tato sementara, dan


lain-lain.

Setiap pengidap dapat merasakan gejala yang berbeda. Pada balita, gejala dermatitis
atopik berupa kulit bersisik, memerah, dan berkerak di area pipi, kulit kepala, tangan dan
kaki. Sedangkan pada anak-anak dan orang dewasa, gejala eksim atopik yang sering
muncul adalah ruam merah dan terasa sangat gatal di area belakang leher, lutut, dan siku.
Selain gejala tersebut, pengidap juga dapat merasakan gejala lain, seperti:

 Ruam yang menonjol dan mengeluarkan cairan.

 Kulit kering dan bersisik.

 Kulit di telapak tangan atau area bawah mata mengerut atau kusut.

 Kulit di sekitar mata lebih gelap.

 Kulit pecah-pecah, terkelupas, hingga mengeluarkan darah.


Rasa gatal yang muncul lebih buruk saat malam hari dan jika digaruk, kulit akan menjadi
lebih tebal, timbul bopeng atau berlubang, dan menggelap. Terus-menerus menggaruk
area kulit yang bermasalah pun dapat memicu infeksi.

4. Pencegahan Dermatitis

a. Lakukan beberapa hal ini untuk mencegah dermatitis atopik kambuh. Salah satu yang
utama adalah dengan menghindari faktor pencetus. Jika pencetus alergi adalah debu,
maka hindari debu. Jika pencetusnya berupa susu, hindari semua makanan dan
minuman yang mengandung susu. Melakukan beberapa hal berikut juga dapat
membantu:

 Bersihkan secara berkala perlengkapan tidur. Ganti seprai dan sarung bantal
guling minimal 2 minggu sekali.

 Gunakan selimut saat tidur, khususnya jika tidak tahan dengan udara dingin.

 Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar secara rutin.

b. Penanganan Gejala Dermatitis Atopik di Rumah

Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk menangani


kambuhnya gejala dermatitis atopik adalah:

1) Menggunakan produk sabun mandi yang tepat

Gunakan sabun yang mengandung pelembap, serta hindari penggunaan sabun


yang mengandung pewarna dan pewangi karena bisa mengiritasi kulit. Hindari
juga penggunaan sabun antiseptik karena dapat menyebabkan kulit menjadi
kering dan gatal.

2) Mengompres kulit dengan kompres hangat

Saat gejala kambuh, kompres area yang mengalami dermatitis atopik dengan
handuk atau kain lembut yang sudah direndam air hangat. Selain mengompres
kulit dengan kompres hangat, Anda juga bisa mandi dengan air hangat untuk
meredakan gatal.

3) Mengenakan pakaian yang menyerap keringat

Salah satu pemicu gatal dan ruam pada penderita dermatitis atopik adalah
kulit yang lembap akibat mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat.
Oleh sebab itu, penderita dermatitis atopik dianjurkan untuk mengenakan
pakaian berbahan lembut, sejuk, dan dapat menyerap keringat, misalnya bahan
katun.
4) Menggunakan pelembap khusus

Untuk mengatasi gejala dermatitis atopik, umumnya diperlukan obat dari


dokter yang berfungsi untuk mengurangi peradangan dan meredakan rasa
gatal. Pengobatan dermatitis atopik berbeda-beda, tergantung pada tingkat
keparahan gejala.

 Glycerin

 Alpha hydroxy acid (AHA)

 Hyaluronic acid

 Lanolin

 Petrolatum atau petroleum

 Stearic acid

 Bahan alami, seperti minyak zaitun dan shea butter

Bahan-bahan tersebut dapat menjaga kelembapan kulit dan memperbaiki kulit


yang rusak, sehingga kulit yang mengalami dermatitis atopik tidak semakin
kering dan gatal. Gunakanlah produk pelembap tersebut sesuai anjuran dokter
atau petunjuk pemakaian yang tercantum pada label kemasan. Umumnya,
pelembap perlu dioleskan sebanyak dua kali sehari pada kulit yang kering dan
meradang akibat dermatitis atopik.

5. Pengobatan Dermatitis

Menurut dr. Theresia, pengobatan dermatitis atopik sebenarnya tergantung pada usia dan
keparahannya. Jika gejalanya ringan, maka bisa memakai obat topikal (oles) potensi
ringan sedang. Sementara, jika bergejala berat, maka dapat menggunakan obat yang
paling poten atau super poten. Sebagai contoh, bila kondisinya tanpa disertai infeksi,
salep steroid biasanya dapat digunakan untuk meringankan keluhan kulit yang muncul.
“Pemilihan obat topikal steroid berdasarkan potensi ditentukan oleh dokter dengan
melihat kondisi kulit dan usia. Pada ibu hamil dan menyusui, tentunya akan disesuaikan,”
jelas dr. Theresia. Beberapa jenis obat topikal yang bisa menjadi obat dermatitis atopik
antara lain:

Triamcinolone: meredakan peradangan.

Clobetasol: meredakan gatal, kemerahan, dan rasa tidak nyaman.

Betametason: mengatasi reaksi alergi.


Fluocinonide: mengurangi pembengkakan, gatal, dan kemerahan.

Protopik: mengatasi kulit merah dan iritasi.

Halobetasol: mengatasi peradangan, gatal-gatal, dan kulit merah.

Hidrokortison: meredakan peradangan dan reaksi sistem kekebalan tubuh.

Di samping itu, juga ada obat minum yang dapat dikonsumsi, yakni antihistamin atau
obat alergi. Namun, obat tersebut memiliki efek samping, seperti mengantuk. Oleh
karena itu, biasanya antihistamin tidak diberikan kepada mereka yang bekerja atau
berkendara. “Tetapi, boleh diberikan pada malam hari sebelum tidur,” kata dr. Theresia.
Untuk mereka yang bekerja atau berkendara, ada pilihan jenis antihistamin lain yang
tidak menimbulkan rasa kantuk.

Anda mungkin juga menyukai