Diagnosa 2:
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi secret/mucus, keterbatasan gerakan dada, nyeri, kelemahan dan
kelelahan.
DIAGNOSA 3.
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, penurunan
ekspansi paru, pengesetan ventilator yang tidak tepat.
Tujuan: setelah dilakukan asukan keperawatan 1x24 jam klien akan
mempertahankan pola nafas yang efektif.
Kriteria hasil :
- Nafas sesuai dengan irama ventilator
- Volume nafas adekuat
- Tidak nampak adanya cheynes stoke, biot, bradipnea, hiper/hipoventilasi.
- Pernapasan klien normal (16-20x/menit) tanpa ada penggunaan otot bantu
napas.
1. Pantau status pernapasan tiap 4 jam, hasil GDA, intake, dan output. Untuk
mengidentifikasi indikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien
Tempatkan klien pada posisi semifowler. Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru
lebih baik.
2. Berikan terapi intravena sesuai anjuran. Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat
dan dapat mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian obat-obat darurat.
3. Berikan oksigen melalui kanula nasal 4 L/menit selanjutnya sesuaikan dengan hasil
PaO2. Pemberian oksigen mengurangi beban otot-otot pernapasan.
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan pengobatan yang telah tepat serta
amati bila ada tanda-tanda toksisitas. Pengobatan untuk mengembalikan kondisi
bronkhus seperti kondisi sebelumnya.