Dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien itu dipengaruhi oleh perawat (Potter & Perry,
2010). Perawat berupaya mengembangkan pendampingan pasien dengan penyakit terminal
berbasis nilai-nilai kemuhamadiyah-an. Salah satu organisasi yang memfasilitasi individu
untuk menerapkan spiritualitas dalam organisasi dan dalam kehidupan sehari-hari adalah
Muhammadiyah. Nilai-nilai kemuhammadiyaan dapat diterapkan dalam dunia keperawatan
dengan pendampingan penyakit terminal pada usia anak. Nilai–nilai kemuhammadiyahan
dapat di implementasikan pada pasien anak sejak dini. Kegiatan yang dilakukan
Muhammadiyah (orang yang ada didalam Muhammadiyah) baik dalam bidang pendidikan
dan pengajaran, pelayanan kesehatan tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan
dan melaksanakan ajaran islam dan nilai kemuhammadiyahan. Penerapan nilai-nilai
kemuhammadiyahan khususnya pemenuhan spiritual dengan contoh menghafalkan doa dan
surat-surat pendek, mendengarkan murottal Al-Qur’an, belajar mengaji dan melaksanakan
sholat ketika sakit serta mengajarkan kepada anak bahwasanya kita bisa mengambil sisi baik
disetiap kejadian karena segala cobaan dan rasa sakit adalah bentuk dari kasih sayang Allah
SWT kepada Hambanya. Dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
َحتَّى ال َّشو َكةُ يُ َشا ُكهَا إالَّ َكفَّ َر هللاُ بِهَا ِم ْن، َوالَ َغ ٍّم، ى
ً َوالَ أ َذ، َوالَ َح َز ٍن، َوالَ هَ ٍّم،ب َ َوالَ َو، ب
ٍ ص َ ََما يُصيبُ ال ُم ْسلِ َم ِم ْن ن
ٍ ص
ُخَ طَاياه
"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang muslim berupa rasa capek, sakit, cemas, sedih,
gangguan, dan rasa susah; sampaipun duri yang mengenainya kecuali Allah akan
menjadikannya sebagai kafarah (penghapus) dari kesalahan-kesalahannya." (HR. al-Bukhari
dan muslim). Dan apabila kita sabar menerima suatu ujian dan sakit. Allah Ta’ala berfirman,
Dengan begitu anak akan dibiasakan tetap melaksanakan spiritual sehari-hari sesuai nila-nilai
kemuhammadiyahan dalam keadaan sakit pun agar tetap mendekatkan diri dengan Allah. Kita
sebagai perawat dapat menuntun pasien sesuai dengan nilai-nilai Kemuhammadiyahan. Menurut
Hady (2007) memiliki jiwa gerakan semangat untuk aktif dalam Muhammadiyah sebagai
panggilan jihad di jalan Allah merupakan bentuk aplikasi dari kompetensi keberagamaan.
BAB III
PEMBAHASAN
1) Faktor genetik.
Adanya kelainan genetik yang diketahui merupakan salah satu keadaan yang
ditemukan pada leukemia. Hal tersebut diturunkan oleh orangtua, baik secara
langsung maupun tidak. Pada anak dengan riwayat penyakit kanker pada keluarga
memiliki risiko keganasan apapun jenisnya, termasuk leukemia.
2) Faktor lingkungan.
Faktor lingkungan diduga berperan dalam terjadinya kanker, seperti radiasi, paparan
zat kimia, dan polusi udara, dsb.
Secara garis besar leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan kronis. Leukemia juga
dapat digolongkan berdasrakan jenis sel leukosit yang terlibat, yaitu leukemia
limfoblastik dan mieloblastik. Pada anak leukemia yang paling banyak ditemukan adalah
jenis leukemia limfoblastik akut (LLA). Selain leukemia akut, terdapat juga jenis
leukemia kronik. Leukemia kronik dibagi menjadi dua, yaitu leukemia mieloblastik
kronik (LMK) dan leukemia limfositik kronik (LLK). Pada anak leukemia mieloblastik
kronik (LMK) yang banyak ditemukan, sedangkan jenis leukemia limfositik kronik
(LLK) pada anak jarang sekali.
Keberhasilan pengobatan leukemia tergantung dari jenis leukemia dan stratifikasi
risikonya. Penderita leukemia yang memiliki risiko tinggi, semakin kurang baik pula
prognosisnya. Di Indonesia dilaporkan angka sintasan atau tingkat kelangsungan hidup
anak yang menderita leukemia limfositik akut (LLA) sebesar 70 – 80 %. Namun, harus
diingat bahwa selalu ada risiko kambuh, yaitu kembalinya tanda dan gejala penyakit
setelah mengalami remisi (sembuh).
Penggunaan metode ini juga dapat dikatakan sebagai Complementary and Alternative
Medicine (CAM). Spiritual care yang dibarengi dengan salah satu atau beberapa intervensi
dari CAM yang lain yakni seperti sleep hygiene, massage dan terapi musik, serta penggunaan
madu, propolis dan zinc sulfat merupakan paduan kompleks karena anak dengan leukimia
bisa lebih terjamin antara kesehatan jiwa (raga) dan mental-spiritual-nya.
BAB IV
KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Asuhan keperawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan spiritual
pasien, dan relaksasi pasien kanker. Selain itu dapat menurunkan tingkat kekhawatiran,
kecemasan, stress, dan depresi yang dialami pasien kanker. Intervensi perawatan spiritual
uga berperan dalam meningkatkan koping individu pasien kanker melalui kesadaran akan
makna dan tujuan hidup serta membuat pasien kanker menerima proses penyakit kanker yang
akan berujung pada akhir kehidupan.
4.2 Saran
Sebagai saran dari tinjauan sistematis ini adalah perawat harus didorong untuk
meningkatkan pengetahuan mereka tentang proses asuhan keperawatan spiritual yang dapat
ditempuh melalui peningkatan pendidikan atau melalui pelatihan-pelatihan tentang asuhan
keperawatan spiritual. Institusi pelayanan kesehatan sebagai wadah yang mempekerjakan
perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan bagi pasien harus lebih giat dalam
menyediakan pelatihan tentang asuhan keperawatan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Epstein-Peterson, Z., Sullivan, A., Enzinger, A., Trevino, K., Zollfrank, A., Balboni, M., et
al. (2015). Examining Forms of Spiritual Care Provided in the Advanced Cancer
Setting. Am J Hosp Palliat Care. , 32(7): 750–757.
http://doi.org/10.4103/0973- 1075.78442.
https://id.scribd.com/document/472802362/100-Article-Text-162-1-10-
20190708775ggggujugrssty
https://schoolar.google.co.id/schoolar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=penerapan+spiritual+pada+anak+dengan+penyakit+terminal&
btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3dp_euiOrO2oJ
Kaur , J., & Mohanti, B. K. (2011). Transition from Curative to Palliative Care in Cancer.
Indian Journal of Palliative Care,17(1):1-5.