Disusun Oleh:
Primasari Mahardhika R.
NIM. 156070300111005
Farida MM
NIM. 156070300111011
Liyanovitasari
NIM. 156070300111013
Dedi Kurniawan
NIM. 156070300111020
Lilik Setiawan
NIM. 156070300111035
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan merupakan proses perubahan yang menyeluruh dan spontan
yang dimulai dari masa kanak-kanak, pubertas, dewasa muda dan kemudian
menurun pada pertengahan sampai lanjut usia (lansia). Peningkatan populasi
lansia tentunya akan diikuti dengan peningkatan risiko untuk menderita penyakit
kronis seperti diabetes melitus, penyakit serebrovaskuler, penyakit jantung
koroner, osteoartritis, penyakit musculoskeletal, dan penyakit paru. Pada tahun
2000, di Amerika Serikat diperkirakan 57 juta penduduk menderita berbagai
penyakit kronis dan akan meningkat menjadi 81 juta lansia pada tahun 2020,
sekitar 50-80% lansia yang berusia 65 tahun akan menderita lebih dari satu
penyakit kronis (Henny & Herwana, 2010)
Salah satu penyakit kronis yang banyak diderita lansia adalah diabetes
mellitus. Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai
lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron
(Mansjoer, 2008). Prevalensi diabetes melitus yang terdiagnosis pada penduduk
usia di atas 65 tahun menurut data Riskesdas tahun 2007 adalah 4,6%. Diabetes
melitus pada lansia seringkali tidak disadari karena gejala-gejala diabetes seperti
sering haus, sering berkemih, dan penurunanberat badan tersamarkan akibat
perubahan fisik alamiah lansia yang mengalami penurunan, sehingga diabetes
yang tidak terdiagnosis ini akan terus berkembang menjadi komplikasi yang
dapat berakibat fatal.
Penyakit diabetes mellitus merupakan bagian dari penyakit kronis akan
menyebabkan masalah medis, sosial dan psikologis yang akan membatasi
aktifitas dari lansia sehingga akan menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Penurunan kualitas hidup tersebut sering disebabkan karena lebih dari satu
penyakit yang diderita sehingga terlalu banyak obat yang harus diminum, dan
secara otomatis akan meningkatkan efek samping obat yang akan timbul
(Bradway et al., 2011). Efek samping obat, serta kurangnya kemampuan lansia
dan keluarga dalam merawat dirinya membuat lansia rentan mengalami
perburukan kondisi paska hospitalisasi. Hal ini membuat posthospitalization
menjadi periode yang sangat rentan bagi lansia. Akses ulang lansia pada pusat
pelayanan kesehatan membuktikan kegagalan lansia dan keluarga dalam proses
transisi dari Rumah Sakit ke rumah. Lansia dengan penyakit kronis
membutuhkan pelayanan kesehatan dalam waktu yang lama serta tidak jarang
yang membutuhkan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Toles,
2012).
Penyakit diabetes mellitus seringkali memperparah kondisi lansia
sehingga tingkat rehospitalization mengalami peningkatan. Kondisi lansia
tersebut dapat membuat pemberi perawatan dalam hal ini adalah keluarga akan
merasa terbebani sehingga tidak jarang mengakibatkan stress pada keluarga
pasien (Bradway et al., 2011). Masalah kesakitan pada lansia yang lebih sering
disebabkan tidak berhasilnya masa transisi dari pelayanan kesehatan ke rumah
membutuhkan strategi untuk memecahkannya. Salah satu strategi untuk
memecahkan masalah tersebut adalah dengan penerapan Transitional Care
Model.
Transitional Care Model (TCM) merupakan sebuah model keperawatan
yang menekankan perawatan pada masa transisi antara pusat pelayanan
kesehatan dengan perawatan lain salah satunya perawatan di rumah. Discharge
planning yang adekuat, follow up dari perawat serta tim kesehatan lain
memastikan pasien dan keluarga mampu beradaptasi dengan perawatan yang
harus dilakukan dalam mengelola kesehatan pasien. Masa transisi yang dikelola
dengan baik oleh tenaga kesehatan dalam hal ini adalah perawat dapat
meningkatkan kemampuan dan kemandirian pasien dan keluarga dalam
pelakukan pengelolaan kesehatan (Afaf I. Meleis, 2010). Kemandirian yang
penuh dalam pengelolaan kesehatan oleh pasien dan keluarga dipercayamampu
menurunkan morbiditas pada lansia dalam hal ini hospitalisasi ulang . Sehingga
lansiadan keluarga mampu mandiri untuk menjaga kesehatannya agar mencapai
peningkatan kualitashidupnya. Selain itu Perawatan pada masa transisi yang
adekuat dapat meningkatkan kepuasanpasien dan keluarga terhadap pelayanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sifat dari pengalaman transisi terdiri dari lima sub konsep yaitu:
Kesadaran (Awarness)
Didefinisikan sebagai persepsi, pengetahuan dan pengenalan terhadap
pengalaman transisi. Level dari kesadaraan sering tercermin dari
tingkatan kesesuaian antara apa yang diketahui tentang proses dan
respon serta harapan dasar apa yang ditetapkan tentang respon dan
persepsi individu yang mengalami transisi yang sama. Individu yang
2.
tingkatan
yang
mana
melibatkan
demonstrasi
atau
4.
perbedaan.
Rentang waktu (Time Span)
Semua transisi bersifat mengalir dan bergerak setiap saat. Karakter
transisi sebagai time span dengan indentifikasi titik akhir. Berawal
yang
berada
dalam
proses
transisi
Transisi
kronis
dengan
menekankan
pada
koordinasi
dan
dari pasien dan keluarga atau pengasuh serta bekerjasama dengan tim
dokter (Naylor & Shocalschi, 2010).
Transitional
Care
Model
(TCM)
sebagai
pemberian
TCM
ini,
meyakinkanbahwapasiendanperawatkeluargamemilikipengetahuandan
keterampilanuntukperawatankesehatan pada masalah yang muncul,
TCM
adalahpelengkapsempurnauntukperawatan
primer
yang
(TCN)
sebagaikoordinatorutamaperawatan
Di
rumahsakitpenilaian,
persiapan,
danpengembangandibuktikanberbasisrencanaperawatan
3. TCN
dilakukan
dengan
kunjungan
bisamelaluipengontrolanmenggunakantelepon
(tujuhhari
rumah
per
yang
antarapasien,
resmipemberi,
danpenyedialayanankesehatandan professional
C. Komponen-komponen dari perawatan model transisi (TCM)
Komponen dari perawatan model transisi (TCM) adalah :
pendidikanbaik
di
rumahsakitdandalamtransisidarirumahsakitkerumah.
Misalnya,
itu
adalahmemfasilitasimasing-masingpasiendankeluargadalam
pengasuhan
di
rumah.
TCN
membantupasienmengembangkansistemuntukmengatur
perawatanpasien
dan
keluarga
realistisyang
mencakupstrategiuntukmencapaihasilkesehatanpositif
yang
bertujuanuntukmencegahperistiwaperawatanakutmasadepan.
Sebuahtitikfokusutamadariupayaperawatadalahuntukmembantupasi
endankeluargamengembangkanpengetahuan
dibutuhkanuntukmengidentifikasimasalahkesehatanyang
yang
dialami
oleh
pasien.Setiaprencanadisesuaikandenganmasing-
masingpasiendanmengidentifikasisumberdantingkatperubahansehin
gga perawat bisa untuk merencanakan intervensi selanjutnya.
3. Manajemen Obat
Selamapasien
rawatinappasien,TCN
jugamengkajirencanapengobatandenganmelibatkan
apotekerrumahsakit.
Hal
ini
bertujuan
untukmengurangijumlahkeseluruhanobatdanmenghilangkankontrai
ndikasidaninteraksi
yang
tidakaman.
rutin
dari
peran
TCN
pasienmengenai
adalah
di
memberikan
perubahandalamdosis
komprehensif
dari
status
kesehatan
pasien
dan
untuk
mengefektifkan
rencana
perawatan
untuk
BAB III
KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
diabetes
mellitus,
penyakitcerebrovaskuler,
yang
berkepanjangandanjarangsembuhsempurna.Walautidaksemuapenyakitkronikmengan
camjiwa,
namundapatmenjadibebanekonomibagiindividu,
dankomunitassecarakeseluruhan.
Penyakitkronikpadalansiaakanmenyebabkanmasalahmedis,
danpsikologis
keluarga,
social,
yang
akanmembatasiaktifitasdarilansiasehinggaakanmenyebabkanpenurunankualitashidupl
ansia.
Padakasustelahdijelaskanbahwaklienmenderitalebihdarisatupenyakitkronik,
model
psikogeriatrisebagaiacuandalammemberikanasuhankeperawatanlansiayakni
dengan
adalah
TCM
adalahmemahamipasiendan
caregiver,
membantupasienmengelolamasalahkesehatandanmencegahkekambuhan,
manajemenobatdanperawatantransisi.
Transaitional Care Model
for
Adult
tentu
mengadopsi
atau
pengembangan dari teori Transitional Care Model Meleis. TCM for Adult
merupakan turunan dari teori Meleis yang memandang bahwa lansia terutama
dengan penyakit kronis memiliki tingkat kesulitan yang besar dalam proses transisi,
sehingga sering terjadi angka hospitalisasi ulang. Rendahnya kemampuan lansia
dalam menerima informasi serta kurangnya hubungan dengan petugas kesehatan
selama hospitalisasi serta ketidaksiapan discharge planning menjadi alasan kegagalan
dalam proses transisi(Afaf I. Meleis, 2010).
Transitional Care Model(TCM)mempunyai
system
pelayanan
keperawatan yang disebut Transitional Care Nursing atau TCN. TCN merupakan
sebuah system pelayanan kesehatan yang memberikan persiapan pulang yang
adekuat, serta home care dan follow up secara berkala dalam intervensi selam proses
transisi. TCN inilah yang akan membantu klien dan keluarga atau pemberi perawatan
untuk memenuhi kebutuhan klien serta mendorong klien dan keluarga untuk
TCM
dapatdigunakanuntukmembantupasiendankeluargaterutamadalamhalperawatanolehke
luarga
1
di
rumahdanmemandirikanpasien.Aplikasipadakasus
Tn.
yang
diangkat,
pasienkurangmendapatinformasitentangpenyakitnyasehinggapasienengganunt
ukberobat.Dengandemikian,
perawatdapatmelakukankunjunganrumahuntukmemberikaninformasi
yang
adekuatterkaitdenganpenyakit
yang
yang
dapatdiberikanpada
dideritapasien.Informasi
Tn.
dankeluargaselaintentangkonseppenyakitnyajugadapatdiberikaninformasitent
angpenatalaksanaan DM danhipertensiseperti diet, olahraga, pengontrolan
2
insulin sertatentangperawatanluka.
Membantupasienmengelolamasalahkesehatandanmencegahkekambuhan
Fokusutamadarikomponeniniadalahupayaperawatuntukmembantupasiendank
eluargamengembangkanpengetahuan
dibutuhkanuntukmengidentifikasimasalahkesehatanyang
pasien.Setiaprencanadisesuaikandenganmasing-
yang
dialami
oleh
masingpasiendanmengidentifikasisumberdantingkatperubahansehingga
perawat bisa untuk merencanakan intervensi selanjutnya. Berdasarkan
kasuspadaTn.S,
perawatdapatmemberikanpenguatankepadakeluarga
agar
secarakonsistendapatmenjalanipengobatandanmelaksanakanpengelolaanmasal
3
agar
tetapkonsistendalammenjalanipengobatandanjugamemberikaninformasiterkait
dengandosisobat
4
yang
benar,
kepatuhanminumobat,
efeksampingdancarapenyimpananobat.
Perawatantransisi
Pada akhir episode ini perawatan kontinuitas akanterus mengikuti pasien
yang telah membuat komitmen untuk tujuan manajemen diri mereka. Dalam
beberapa kasus, TCN akan membantu memfasilitasi akses ke perawatan
paliatif atau jasa rumah sakit, manajemen kasus kronis, berdasarkan
kebutuhan
individual
pasien
dan
perawat
keluarga
Tn.
S,
mereka.Sehinggaapabiladikaitkandengankasus
makaperawatdapatmeningkatkankesadaran
Tn.
untukdapatmemanajemenpenyakitkronik
sedangdialaminyasehinggamembantu
S
yang
pasien
dan
keluarga
untuk
mencegah
penurunan
kondisidikemudianharisertamencegahterjadinyahospitalisasiulang.
Tantangan bagi perawat dalam membimbing pasien dan keluarga
dalam
transisi
inidiantaranyaadalahketerampilanuntukmembimbing
pasiendankeluarga dalam lingkup penyakit kronis pada lansia dan mengadvokasi end
of life secara damai. Pada akhir kehidupan, keluarga umumnya menghadapi
keputusan sulit tentang tujuan perawatan, masalah makan, dan keputusan tentang
perawatan di rumah sakit. Keluarga harus memutuskan apakah tujuan perawatan
adalah untuk mencapai kenyamanan atau untuk memperpanjang hidup. Perawat
dapat membantu mengatasi kondisi ini dengan menekankan bahwa perawatan
intensif ditujukan untuk mencapai kenyamanan pasien. Model ini memberikan
prioritas dalam intervensi keperawatan untuk mencapai kenyamanan dan
mempertahankan kepribadian bagi pasien lansia dan keluarganya (Rose & Lopez,
2012). Aplikasi dari
BAB IV
KESIMPULAN
Transitional Care Model in older adult memandang bahwa lansia sebagai sebuah
kelompok rentan dalam kondisi kesehatannya. Tingginya angka hospitalisasi ulang
pada lansia menjadi bukti kurang berhasilnya proses transisi antara pusat pelayanan
kesehatan dengan perawatan dirumah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain tingkat kemampuan pasien dan keluarga, keadekuatan informasi, sarana
prasarana serta support system yang kurang adekuat. Masalah selama masa transisi
ini membutuhkan sebuat system pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga dalam mengelola kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Afaf I. Meleis, P.D.D.P.S.F. (2010). Transitions Theory: Middle Range and Situation
Specific Theories in Nursing Research and Practice: Springer Publishing
Company
Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theoriests and Their Work (8th edition ed.):
Elsevier.
Bradway, C, Trotta, R, Bixby, M.B, McPartland, E, Wollman, M. C, Kapustka, H,
Naylor, M.D. (2011). A Qualitative Analysis of an Advanced Practice Nurse
Directed Transitional Care Model Intervention. The Gerontologist, 52(3),
394-407.
Brian, B & Naylor, M. (2009). The Transitional Care Model (TCM): Hospital
Discharge Screening Criteria for High Risk Older Adults. Nursing Journal,
105 (2), 64-69
Naylor, M & Shocalsci. (2010). Scaling Up: Bringing the Transitional Care Model
into the Mainstream. Nursing journal, 12 (9), 1-10
Naylor, M. (2008). Transitional Care: Moving patients from one care setting to
another. Am J Nurs, 108(9), 58-63.
Rose, K M, & Lopez, R P. (2012). Transitions in Dementia Care: Theoretical Support
for Nursing Roles. The Online Journal of Issues in Nursing, 17(2).
Toles, M.P. (2012). Transitions in Care among Older Adults Receiving Long Term
Services and Supports. Journal Gerontologi Nursing, 38(11), 40-47.
Yenny & Herwana, E. (2010). Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup pada
lanjut usia di Jakarta Selatan. Universa Medicina, 24 (4), 164-170