Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)

Kelompok 6 :
1. Rika Ayu P (18631718)
2. Siska Munika (18631710)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
A. DEFINISI
PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder adalah gangguan kejiwaan
pada seseorang yang dialami dan berkembang setelah pengalaman
traumatic, atau menyaksikan suatu kejadian yang mengancam jiwa,
mencederai luka, atau ancaman terhadap integritas dari tubuh, biasanya
diiringi dengan ketidakmampuan seseorang untuk beradaptasi.
Pengerryian lain dari PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) adalah
kecemasan patologis yang umumnya terjadi setelah seseorang mengalami
atau menyaksikan trauma berat yang mengancam secara fisik dan jiwa
orang tersebut. Pengalaman traumatic ini dapat berupa :
1. Trauma yang disebabkan oleh bencana seperti bencana alam
( gempa bumi, banjir, topan) , kecelakaan, kebakaran, menyaksikan
kecelakaan atau bunuh diri, kematian anggota keluarga atau
sahabat secara mendadak.
2. Trauma yang disebabkan individu menjadi korban dari
interpersonal attack seperti: korban dari penyimpangan atau
pelecehan seksual, penyerangan atau penyiksaan fisik, peristiwa
criminal (perampokan dengan kekerasan), penculikan,
menyaksikan peristiwa penembakan atau tertembak oleh orang
lain.
3. Trauma yang terjadi akibat perang atau konflk bersenjata seperti :
tentara yang menglamai kondisi perang, warga sipil yang menjadi
korban perang atau yang diserang, korban terorisme atau
pengeboman, korban penyiksaan ( tawanan perang), sandera, orang
yang menyaksikan atau mengalami kekerasan.
4. Trauma yang disebabkan oleh penyakit berat yang diderita individu
seperti kanker, rheumatoid arthritis, jantung, diabetes, renal failure,
multiple sclerosis, AIDS dan penyakit lain yang mengancam jiwa
penderitanya.
B. ETIOLOGI
1. Psikodinamika
Ego klien telah mengalami trauma berat, sering dirasakan sebagai
anacaman terhadap integritas fisik atau konsep diri. Hal ini menyebabkan
ansietas berat yang tidak dapat dikendalikan oleh ego menjadi rentan,
superego dapat menghukum dan menyebabkan individu merasa bersalah
terhadap kejadian traumatic tersebut. Id dapat menjadi dominan,
menyebabkan perilaku impulsive tidak terkendali.
2. Biologis
Dari hasil penelitian, abnormalitas dalam penyimpanan, pelepasan, dan
eliminasi katekolamin yang mempengaruhi fungsi otak di daerah lokus
seruleus, amigdala dan hipokampus. Hipersensitivitas pada lokus seruleus
dapat menyebabkan seseorang tidak dapat belajar. Amigdala sebagai
penyimpan memori. Hipokampus menimbulkan koheren naratif serta
lokais waktu dan ruang. Hiperaktivitas dalam amigdala dapat menghambat
otak membuat hubungan perasaan dalam memorinya sehingga
menyebabkan memori disimpan dalam bentuk mimpi buruk, kilas balik,
dan gejala fisik lain.
3. Dinamika keluarga
Tipe penddikan formal, kehidupan keluarga dan gaya hidup merupakan
perkiraan yang signifikan terjadinya PTSD. Keberhasilan dalam
pendidikan yang dibawah rata-rata, perilkau orang tua yang negative, dan
kemiskinan orang tua merupakan predictor perkembangan PTSD.

C. MANIFESTASI KLINIS
Klien dengan PTSD dapat saja tidak menunjukkan gejala-gejala kas PTSD
secara kontinu dan dalam kurun waktu yang tentu. Gejala dapat timbul
sewaktu-waktu bergantung pada stimuli yang diterima klien. Gejala PTSD
meskipun tidak spesifik, meliputi indikasi yang khas. Terdapat tiga tipe
gejala, flight, fight, dan freeze. Ansietas dsn penghindaran merupakan
gejala flight. Meningkatnya amaraha dan perilaku kekerasan merupakan
gejala fight, sedangkan kebebasan, disasosiasi dan alterasi dalam persepsi
diri merupakan karakteristik freeze (APA, 2000). Tiga tipe gejala yang
sering terjadi pada PTSD adalah :
1. Pengulangan pengalaman trauma, ditunjukkan dengan :
a. Selalu teringat akan peristiwa yang menyedihkan yang telah
dialami
b. Flashback ( merasa seolah-olah peristiwa yang buruk terulang
kembali)
c. Nightmares ( mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang
membuatnya seduh)
d. Reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh
kenangan akan peristiwa yang menyedihkan
2. Penghindaran dan emosional yang dangkal, yang ditunjukkan dengan :
a. Menghindari aktivitas, tempat, berpikir, merasakan atau
percakapan yang berhubungan dengan trauma.
b. Kehilangan minat terhadap semua hal
c. Perasaan terasing dari orang lain
d. Emosi yang dangkal
3. Sensitifitas yang memningkat, ditunjukkan dengan :
a. Susah tidur
b. Mudah marah/tidak dapat mengendalikan marah
c. Susah berkonsentrasi
d. Kewaspadaan yang berlebih
e. Respon yang berlebihan atas segala sesuatu

D. PATOFISIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai