Anda di halaman 1dari 19

PENGERTIAN TRAUMA

Aditya Putra Kurniawan


Fakultas Psikologi
Latar belakang studi tentang trauma
• Studi tentang trauma dalam ilmu psikologi merupakan hasil penelitian-
penelitian pada kasus kekerasan seksual dan trauma yang dialami korban
perang (combat trauma)
• Pada abad ke-19, Pierre Janet dan Freud menjelaskan konsep hubungan
antara Hysteria dan trauma
• Histeria banyak dialami oleh kaum perempuan pada abad 19
• Pada tahun 1896, Freud menulis “the Atiology of Hysteria”. Dia
mengatakan bahwa Histeria berhubungan dengan trauma di masa lalu
• Gerakan feminis pada tahun 1970an yang mengkritisi konsep Histeria
• Penelitian mengenai kekerasan seksual pada perempuan dan anak yang
banyak terjadi sehingga memunculkan trauma psikologis
Apa itu trauma

Apakah setiap peristiwa negatif dalam hidup selalu berakibat trauma?


Apakah setiap orang mengalami trauma?
Apakah trauma itu gila?
• Kita semua menggunakan kata “trauma” dalam bahasa sehari-hari
yang bermakna peristiwa yang sangat menegangkan, menakutkan,
tidak menyenangkan
• Tetapi kunci untuk memahami peristiwa traumatis adalah bahwa
peristiwa tersebut mengacu pada akibat yang ditimbulkan setelah
mengalaminya, yaitu stres yang ekstrim yang melumpuhkan
keberfungsian dan kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
Trauma dalam tinjauan medis
• Cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi ketika
seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau
tiba-tiba terbentur. Jenis cedera yang seperti ini berbahaya karena
tubuh dapat mengalami shock sistemik, dan organ vital dapat
berhenti bekerja secara cepat
Trauma psikologis
1. pengalaman langsung seseorang atas suatu peristiwa yang mengancam yang dapat
menyebabkan kematian, cedera serius, atau ancaman lain terhadap integritas fisik
seseorang; atau
2. pengalaman seseorang menyaksikan langsung peristiwa yang dialami orang lain
yang menyebabkan kematian, cedera serius, atau ancaman terhadap integritas fisik
orang tersebut
3. pengalaman tidak langsung seseorang ketika mengetahui atau mendengar anggota
keluarga atau orang terdekat mengalami bahaya tak terduga, peristiwa yang
mengancam hingga menyebabkan kematian atau cedera serius.
4. Respon individu atas peristiwa traumatic dan harus melibatkan rasa takut yang intens,
perasaan tidak berdaya, atau ngeri (atau pada anak-anak, respons harus melibatkan
perilaku yang teratur dan gelisah)

(DSM IV-TR)
Trauma psikologis
• trauma psikologis merupakan representasi pengalaman seseorang
atas peristiwa yang secara emosional mengejutkan atau mengerikan,
yang mengancam atau benar-benar melibatkan kematian atau
pelanggaran terhadap integritas tubuh (seperti pelecehan seksual
atau penyiksaan) atau yang membuat orang yang mengalami menjadi
tidak berdaya untuk mencegah atau menghentikan bahaya psikologis
dan fisik yang dihasilkan

(Reyes, Elhai & Ford, 2008)


Trauma psikologis
• Trauma adalah respon emosional terhadap peristiwa mengancam dan
mengerikan seperti kecelakaan, kekerasan seksual, atau bencana alam
yang menimbulkan keterkejutan dan reaksi penolakan individu atas
peristiwa tersebut.
• Reaksi pasca trauma adalah stress dengan emosi yang tidak stabil/tak
dapat diprediksi, kilas balik (flashback), hambatan dalam menjalin
hubungan sosial dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual
• Reaksi tersebut normal, namun beberapa orang mengalami kesulitan
dalam melanjutkan hidup mereka.
(American Psychological Association)
Types of trauma
• Acute trauma: single incident
• Chronic trauma: repeated and prolonged incident
• Complex trauma: varied incidents
Peristiwa yang umum memicu trauma
• kematian orang yang sangat berarti; (anggota keluarga, kekasih, teman, guru) atau hewan peliharaan
• perceraian
• nyeri fisik atau cedera (mis. kecelakaan mobil yang parah)
• Penyakit serius
• perang
• bencana alam
• terorisme
• pindah ke lokasi baru
• penelantaran orang tua
• menyaksikan kematian
• Pelecehan dan Kekerasan seksual
• kekerasan dalam rumah tangga
• Penyiksaan
• tinggal di penjara
Stress Pasca Trauma (Post traumatic stress)
• PTS adalah respon umum, normal, dan adaptif atas peristiwa traumatis
• Kejadian umum, seperti kecelakaan mobil, dapat memicu PTS serta peristiwa
yang lebih tidak biasa seperti pertempuran, penculikan, kekerasan seksual.
• Hampir semua orang yang mengalami situasi menakutkan akan menunjukkan
setidaknya beberapa tanda stres pasca-trauma.
• otak manusia terprogram untuk memberi tahu tubuh untuk menegangkan
otot-otot, bernapas lebih cepat, dan memompa lebih banyak darah saat kita
sedang mengalami stres berat.
• Hal Ini dikenal dengan respons "fight-or-flight" yang mempersiapkan tubuh
kita untuk menghadapi ancaman atau tantangan di lingkungan sekitar, yaitu
dengan memompa lebih banyak darah dan oksigen ke otot-otot, dan
menonaktifkan fungsi-fungsi non-kritis seperti pencernaan.
• Respon fight-or-flight ini adalah refleks normal manusia selama dan setelah
peristiwa traumatis, itulah sebabnya mengapa PTS dianggap sebagai reaksi
normal dan bukan penyakit mental.
Reaksi stress pasca trauma
• jantung sering berdebar, tangan bergetar, berkeringat atau merasa takut
dan gugup
• menghindari atau takut terlibat lagi dalam semua kegiatan yang
berhubungan dengan peristiwa traumatis
• mengalami mimpi buruk tentang peristiwa traumatis yang baru saja
dialami,
• merasa gugup ketika berada dalam situasi yang mengingatkan pada
peristiwa yang tidak menyenangkan.
• gejala PTS ini biasanya mereda beberapa hari setelah kejadian dan tidak
akan menyebabkan gangguan serius di kehidupan setelahnya
• Salah satu hasil positif dari pengalaman PTS adalah individu berperilaku
lebih hati-hati dalam situasi yang berpotensi berbahaya di masa depan.
Apa perbedaan antara
Stress Pasca Trauma (PTS)
dengan
Gangguan Stress Pasca Trauma (PTSD)?
Gangguan stress pasca trauma (PTSD)
• PTSD adalah sindrom yang awalnya ditemukan pada tentara yang kembali
dari perang dunia ke-dua
• Mereka sering mengalami kesulitan mengintegrasikan kembali ke
kehidupan sebelumnya karena mengalami symptom seperti kilas balik
(flashback) yang intens dan respons kejut yang meningkat
• Siapa pun yang mengalami atau menyaksikan situasi yang melibatkan
kematian atau cedera serius, atau yang mengetahui bahwa anggota
keluarga dekat atau teman telah mengalami peristiwa traumatis, dapat
menglami gangguan stres pasca-trauma,
• Tidak semua orang mengalami PTSD. dan hal ini belum sepenuhnya
dipahami mengapa beberapa orang yang mengalami situasi traumatik
mengembangkan PTSD sementara yang lain tidak.
Gejala umum PTSD
• Gejala umum gangguan stres pasca-trauma adalah mengalami kembali
peristiwa traumatis melalui mimpi buruk, kilas balik (flashback), atau
pikiran yang muncul terus menerus atas peristiwa (intrusion).
• Cenderung menghindari situasi atau orang yang mengingatkan tentang
peristiwa traumatis tersebut (Avoidance)
• hanya memiliki pikiran atau emosi negatif, dan selalu merasa gelisah,
gampang terkejut, gugup dan sensitive yang sangat berlebihan
(hyperarousal)
• Numbness, dissociation
• Meskipun beberapa gejala ini mirip dengan PTS, perbedaannya adalah
durasi dan intensitasnya.
• Gejala yang berlanjut selama lebih dari satu bulan, dan mengganggu
keberfungsian harian individu adalah karakteristik khas PTSD.
• Munculnya ingatan yang tidak diinginkan dari pengalaman traumatik
di masa lalu tanpa dapat dikendalikan,
• dorongan menghindari ingatan yang muncul tiba-tiba,
• pengurangan kemampuan untuk merasakan emosi positif,
• peningkatan ketegangan fisik, sulit tidur, perhatian terhadap bahaya ,
• Munculnya emosi negatif (terutama kemarahan, frustrasi, dan
kecemasan).
Simptom PTSD
• Gampang marah
• perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan dramatis
• kecemasan dan kegelisahan
• penyangkalan
• depresi
• kilas balik atau kenangan berulang dari acara tersebut
(flashback)
• kesulitan berkonsentrasi
• Numbness, dissociation
• insomnia
• perubahan nafsu makan
• ketakutan yang intens bahwa peristiwa traumatis akan terulang
kembali, terutama di waktu-waktu terjadinya peristiwa
traumatis (atau ketika berada ke tempat kejadian asli)
• Menarik diri dan isolasi dari kegiatan sehari-hari
• gejala fisik stres, seperti sakit kepala dan mual
• memburuknya kondisi medis yang ada
the current criteria for PTSD
the Diagnostic and Statistical Manual [DSM V], the current criteria for PTSD
includes the following:
• Exposure to actual or threatened death, serious injury or sexual violence.
• Symptoms following the event such as intrusive memories, recurring dreams,
flashbacks or other bodily reactions to cues related to the event.
• Avoidance of things associated with the event (for example: similar or actual
location, people or related feelings or thoughts).
• A generally negative change in thoughts or mood following the event(s).
• Changes in level of reactivity or heightened arousal beginning or worsening after
the event(s) (for example: being startled very easily, feeling “on edge,” or having
difficulty sleeping).
• For those who do not meet these criteria, they may be experiencing post-
traumatic stress that does not meet the clinical definition of PTSD
Perbedaan mendasar antara PTSD dengan PTS
• PTS: Mimpi buruk, merasa takut dan cemas serta terus-menerus
mengomentari peristiwa traumatis adalah reaksi normal terhadap kejadian
abnormal dan bagi kebanyakan orang hal ini akan berlalu dengan sendirinya
dan kehidupan normal akan berlanjut.
• Perbedaan utama antara trauma dan PTSD adalah terletak pada tingkat
keparahan dan panjangnya gejala, terutama intrusion dan avoidance
• PTS: Semua simptom ini akan berlangsung beberapa minggu tetapi akhirnya
gejala akan berkurang ketika individu memahami apa yang terjadi dan
mampu meregulasi emosi
• PTSD: Namun pada beberapa orang, symptom-simptom tersebut tidak
kunjung menurun, bahkan terus meningkat hingga beberapa bulan sehingga
menganggau keberfungsian individu sehari-hari hingga dikategorikan PTSD
• Orang dengan PTSD mengalami perasaan takut yang lebih sering dan merasa
tidak berdaya (helplessness) atas peristiwa traumatis yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai