● Penyiksaan
Peristiwa traumatis dapat menyebabkan perubahan pada otak dan sistem saraf, yang dapat
menyebabkan gejala PTSD. Perubahan ini dapat berupa:
● Peningkatan aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab untuk emosi dan memori
● Penurunan aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab untuk regulasi emosi
● Perubahan dalam sistem saraf yang mengatur respons stres
Selain paparan terhadap peristiwa traumatis, faktor lain yang dapat meningkatkan risiko PTSD
antara lain:
● Riwayat trauma sebelumnya
● Riwayat gangguan mental
● Riwayat penyalahgunaan zat
● Stres kronis
● Kelemahan dukungan sosial
PTSD adalah gangguan yang dapat diobati. Pengobatan PTSD dapat berupa terapi atau
obat-obatan. Terapi yang dapat digunakan untuk mengobati PTSD antara lain:
● Terapi eksposur, yaitu terapi yang membantu pasien untuk menghadapi peristiwa
traumatis secara bertahap
● Terapi perilaku kognitif, yaitu terapi yang membantu pasien untuk mengubah pola pikir
dan perilaku yang negatif
● Terapi kelompok, yaitu terapi yang membantu pasien untuk berbagi pengalaman dan
dukungan dengan orang lain yang mengalami PTSD
Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati PTSD antara lain:
● Obat antidepresan, seperti SSRI dan SNRI
● Obat antikecemasan, seperti benzodiazepin
● Obat antipsikosis, seperti antipsikotik atipikal
Dengan pengobatan yang tepat, sebagian besar orang dengan PTSD dapat pulih dan menjalani
kehidupan yang produktif.
Perkembangan gangguan stres pascatrauma pada individu dikaitkan dengan sejumlah besar faktor. Hal ini termasuk
mengalami peristiwa traumatis seperti ancaman parah atau cedera fisik, pengalaman mendekati kematian, trauma terkait
pertempuran, penyerangan seksual, konflik antarpribadi, pelecehan terhadap anak, atau setelah sakit medis. PTSD kronis
terjadi pada pasien yang tidak dapat pulih dari trauma karena respons maladaptif. [3]
Faktor risiko berkembangnya PTSD mencakup faktor biologis dan psikologis seperti jenis kelamin (lebih banyak terjadi
pada wanita), kesulitan masa kanak-kanak, penyakit mental yang sudah ada sebelumnya, status sosial ekonomi rendah,
pendidikan rendah, dan kurangnya dukungan sosial. Sifat dan tingkat keparahan trauma juga berperan dalam menentukan
faktor risiko PTSD.