OLEH :
KUNAYAH, S.Ked I4061162034
PEMBIMBING:
dr. Lollytha, Sp.KJ., MMRS
Stresor
Stresor yang menyebabkan PTSD adalah stresor akut dan cukup hebat untuk
mempengaruhi hampir setiap orang, stresor dapat berasal dari pengalaman
perang, penyiksaan, bencana alam, penyerangan, perkosaan dan kecelakaan serius
( contohnya didalam mobil dan kebakaran)
Faktor Psikososial
Faktor Biologis
Klasifikasi
No. Stres biasa / umum Stres pasca trauma
1. Ada perubahan yang terjadi secara Perubahan terjadi sangat mendadak, sering dalam bentuk
perlahan atau bertahap kehilangan dan kesakitan
2. Menyebabkan waktulah yang dapat Sangat mengejutkan, menyebabkan shock/ mengguncang sistem
di selesaikan selaras dengan waktu individu/kumpulan
3. Yang terkena mampu berencana dan Menimbulkan rasa tak berdaya yang sangat kuat/ tak tertahankan
mengambil keputusan
4. Satu orang dan orang lain terkena Menyebabkan keganasan, menakutkan bagi (hampir) semua orang
(dipengaruhi) secara berbeda
5. Tidak sampai menimbulkan trauma Display /ciri-ciri trauma:
• Perasaan seperti mengalami kembali peristiwa
• Mati rasa, perasaan tidak disambung dengan realiti
• Ingatan terus menerus tentang peristiwa
...
– Acute PTSD bila gejala muncul di bawah tiga bulan setelah terjadi peristiwa
traumatik,
– Cronic PTSD bila gejala muncul setelah tiga bulan dari waktu terjadi peritiwa
traumatik, dan
– Delayed onset PTSD bila gejala muncul setelah enam bulan dari waktu terjadi
trauma
Menifestasi Klinis
– Pertama, Intrusive Symptoms (gejala yang mengganggu) antara lain: (a) dapat
mengalami kembali peristiwa dalam gambaran, pikiran, kenangan, lamunan dan
mimpi buruk, (b) bertindak dan merasa seolah –olah peristiwa tersebut datang
kembali, (c)secara simbolis mengingat kembali penderitaan yang di hadapi.
– Kedua, Avoidance Symptoms (gejala penghindaran) antara lain: (a)
menghindari tempat dan pikiran simbolis dari trauma, (b) berpanjangan dalam
mengingat suatu peristiwa, (c) kehilangan minat dalam aktivitas yang penting,
(d) membatasi emosi, (e) merasa tidak ada waktu depan.
– Ketiga, Arousal Symptoms antara lain: (a) hypervigilance, (b) respon kaget
berlebihan, (c) gangguan tidur, (d) kesulitan berkonsentrasi,
Faktor Resiko
Sementara itu, Lise menyatakan orang-orang yang beresiko terkena PTSD adalah:
– Orang yang mempunyai pengalaman tempur tentera atau orang awam yang
telah dirusak karena perang;
– Orang yang telah diperkosa, didera secara seksual, atau didera secara fisik
– Orang yang telah terlibat dalam atau yang telah menyaksikan peristiwa yang
mengancam nyawa;
– Orang-orang yang telah terlibat dalam bencana alam, seperti puting beliung
atau gempa bumi.
Patofisiologi
Stresor
(trauma) / indra Menafsirkan Bahaya/
penglihatan, pendengaran tidak
penciuman , sentuhan
– Farmakoterapi
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti sertraline dan
paroxetine, Antidepresan Khasiat imipramine dan amitriptyline, dua
obat trisiklik, dalam pengobatan PTSD didukung oleh sejumlah uji
klinis yang terkendali dengan baik.
– Psikoterapi
meliputi terapi perilaku, terapi kognitif, dan hipnosis
Prognosis
– Psikoterapi
– relaxation training, yaitu belajar mengontrol ketakutan dan kecemasan secara sistematis dan
merelaksasikan kelompok otot -otot utama;
– breathing retraining, yaitu belajar bernafas dengan perut secara perlahan -lahan, santai dan
menghindari bernafas dengan tergesa - gesa yang menimbulkan perasaan tidak nyaman,
bahkan reaksi fisik yang tidak baik seperti jantung berdebar dan sakit kepala;
– positive thinking dan selftalk, yaitu belajar untuk menghilang-kan pikiran negatif dan
mengganti dengan pikiran positif ketika menghadapi hal –hal yang membuat stress (stresor);
– assertiveness training, yaitu belajar bagaimana mengekspresikan harapan, opini dan emosi
tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain;
– thought stopping, yaitu belajar bagaimana mengalihkan pikiran ketika kita sedang
memikirkan hal-hal yang membuat kita stress
...
– Maramis FW, Maramis, AA. Ilmu kedokteran jiwa, Gangguan stres pasca trauma. 2 ed. Airlangga University Press;
2009.
– Hatta K. Trauma dan pemulihannya suatu kajian berdasarkan kasus pasca konflik tsunami: pengertian stres. 1 ed.
Banda Aceh: Dakwah Ar-Raniry Press; 2016.
– Jordan, M. JD. Specialized Training Manual on Psychosocial Counseling for traffiched Youth. 1 ed. Kathmandu
Nepal: ILO-IPEC; 1997.
– Chaplin, J. Kamus Lengkap Psikologi (terj.Dr Kartini Kartono). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada; 2001.
– LiseM.Stevens,MA. Post Traumatic Stress Disorder,. JAMA. 1 Agustus 2007;298:5.
– Yahuda, R. Post-Traumatic Stress Disorder, The New England, Journal Of Medicine, Vol 346, No 2, Januari 10-2002.
www.nejm. org. N Engl J Med Wwwnejmorg. 10 Januari 2002;346:2.
– Everly, G.S., Jr., Flannery, R.B., Jr., & Mitchell J.T. Critical Incident Stress Management (CISM): A methodological
review. Aggression and Violent Behavior: A Review Journal, in press; 1999.
– Silverthon. Human Physiology. Texas: Pearson; 2013.
– Sherwood L. Human physiology from cells to system: The central nervous system. 9 ed. Boston, USA: Cengage
Learning; 2016.