Anda di halaman 1dari 20

Marfan Syndrome

Oleh : Desra Aufar Alwaf


Pembimbing : dr.Iqbal Lahmadi Sp.PD
Definisi
• Marfan syndrom merupakan penyakit kelainan genetik autosmoal
dominan, yang bersifat multiorgan, seperti pertumbuhan tulang yang
berlebihan dan kelanian skeletal, dislokasi lensa pada mata,
penumothorax, penurunan masa otot skeletal, prolaps katup mitral
pada jantung dan dilatasi aorta.
Epidemiologi
• Kejadian Sindrom Marfan diperkirakan berkisar dari 1 dalam 5.000
sampai 2-3 dalam 10.000 orang. Sindrom Marfan mempengaruhi pria,
wanita, dan anak-anak, dan telah ditemukan di antara orang-orang
dari semua ras dan latar belakang etnis
Etiologi
• Terjadi mutasi Gen FBN1
• Protein FBN1 yang dihasilkan oleh penderita tidak normal atau kurang
dari jumlah yang seharusnya berkaitan dengan kelainan
kardiovaskuler.
• FBN1 memiliki peran sebagai pengaturan matriks ekstraselular
Patofisiologi
Mutasi gen FBN 1 pada
kromosom 15

Mengkode glikoprotein
Fribrilin - 1
Biogenesis,
pertumbuhan
serabut2 elastin
Komponen matriks
ekstraseluler
Aorta. Ligamen,
zonula siliaris
pada mata

Struktural Reservoir faktor


integritas jar. ikat pertumbuhaan
Patofisiologi
1. Mutasi gen FBN1, gen ini berfungsi sebagai struktur penting dan
merupakan komponen regulasi di matrix ekstraselular.
2. Fungsi dari microfbril sebagai penyokong pada pembentukan
jaringan.
3. Pada eksperimen menggunakan tikus kelainan organik pada marfan
sindrom diakibatkan terjadinya aktivasi TGF-B sebagai stimulasi
potensial dari reaksi inflamasi.
4. Pada marfan syndrom terjadi peningkatan stres hemodinamik
sehingga terjadi penagktifan TGF-B yang mengakibatkan penebalan
dinding aorta, dilatasi aorta, dan kehilangan distensibilitas.
Patofisiologi
Kriteria diagnosis
Sistem organ Kriteria mayor Kriteria minor
Sistem rangka tulang  Pectus carinatum sistem kerangka digunakan sebagai kriteria
 Pectus Excavatum yang membutuhkan untuk diagnosis, minimal 2 kriteria mayor
pembedahan atau 1 kriteria utama ditambah 2 kriteria
minor harus ada
 Mengurangi rasio segmen atas-ke bawah (yaitu,
jarak dari kepala ke simfsis pubis dibagi dengan  Pectus excavatum keparahan moderat
jarak simfsis pubis pada sol) kurang dari 0,85
 Hipermobilitas sendi
 Meningkatnya rentang lengan ke rasio tinggi yang
lebih besar dari 1,05  Tinggi langit-langit melengkung, dengan
crowding gigi
 Sebuah tanda positif pergelangan tangan
(misalnya, ibu jari dan jari telunjuk ketika tumpang  Wajah (dolichocephaly, malar
tindih melingkari pergelangan tangan hipoplasia, enophthalmos, retrognathia,
kontralateral. turun-miring fsura palpebral

 Steinberg positif
 Scoliosis torakolumbalis lebih dari 20 º atau
spondylolisthesis
 deformitas pes planus
 Protrusio acetabuli
Sistem organ Kriteria mayor Kriteria minor

Sistem okular ectopia lentis Kriteria mata minor adalah sebagai


(dislokasi lensa) berikut:

- Kornea normal datar

- Panjang aksis

- hipoplasia Otot iris atau hipoplasia


silia, menyebabkan miosis
Sistem organ Kriteria mayor Kriteria minor

Sistem kardiovaskular  Dilatasi aorta asendens, dengan  Prolaps katup mitral, dengan atau tanpa
atau tanpa regurgitasi, dan regurgitasi
melibatkan sinus valsava
 Dilatasi arteri pulmonalis utama tanpa
 Diseksi aorta asendens adanya stenosis pulmonal valvular atau
perifer atau penyebab yang jelas lain pada
pasien yang lebih muda dari 40 tahun

 Kalsifkasi anulus katup mitral pada pasien


yang lebih muda dari 40 tahun

 Dilatasi atau diseksi dari aorta dada atau


perut menurun pada pasien lebih muda dari
50 tahun
Sistem organ Kriteria mayor Kriteria minor

Sistem Paru Tidak ada  Pneumotoraks Spontan

 Apikal blebs

Kulit dan integumen Tidak ada • Striae atrophicae yang tidak


berhubungan dengan kehamilan
atau stres yang berulang
• Hernia berulang atau insisional

Dura Lumbosakral dural ektasia oleh CT Tidak ada


atau MRI
Manifestasi Klinis
• Kelainan pembulu darah dan
Jantung
• Terjadinya dilatasi aorta akibat
degenrasi jaringan di aorta
• Aritmia
• Prolaps katup mitral
• Diperlukan pemeriksaan
ekoradiogram Dilatasi Aorta
Manifestasi Klinis
• Kelainan pada mata, terjadinya dislokasi pada retina (retinal
detachment), ablasio retina, katarak, glaukoma.
Manifestasi Klinis
• Kelainan skeletal
• Skoliosis, kaki dan tangan cendrung lebih panjang
Manifestasi Klinis

Pectus carinatum Pectus excavatum


(protusi sternum dan costa) (costa dan sternum yang hipermobilitas sendi
melengkung).
Manifestasi Klinis

hipermobilitas sendi Arachnodactyl


Manifestasi Klinis
• Kelainan di paru-paru sangat jarang ditemukan pada marfan sindrom
• Terdapat bula yang dapat mengakibatkan penumothorax
• Emfsema
• Terjadi malformasi pada bronkus
• Bronkektasis dan pnumothorax spontan.
Tatalaksana
Medikamentosa
• Penggunaan Beta blocker bertujuan untuk mengurangi onset laju dilatasi aorta.
• Berdasarkan penelitian Atenolol drug of choice, efek samping lebih rendah dan
cendrung krdioselektif.
• Slower rate of aortic dilatation with beta blockade
• Dapat digunakan Verapamil (CCB)/ ACE Inhibitor apabila kontraindikasi terhadap
beta blocker
Terapi Bedah

Teknik katup-sparing • Skeletal dilakukan pembedahan bila


biasanya dilakukan pada pasien memungkinkan
yang aorta telah melebar menjadi
sekitar 50 mm. • Mata : dapat menggunakan lensa
kontan dan kacamata, dilakukan
Pasien dengan aorta ascending operasi.
luas melebar atau katup aorta
signifkan lemah biasanya menjalani
perbaikan graft komposit.

Indikasi utama untuk operasi untuk


sistem muskuloskeletal melibatkan
perkembangan scoliosis sedang
hingga parah.
Daftar pustaka
1. G, Keane Martin, MD;Reed, Pyreitz, MD.Medical Management of
Marfan Syndrome. AHA Journals. America.2008:117.
2. Midla, G. Diagnosis and management of patients with Marfan
syndrome. JAAPA 2008; 21(2): 21-25.
3. Guidelines for the diagnosis and management of marfan syndrom.
The cardiac Society of Australia and New Zealend.2011.

Anda mungkin juga menyukai