Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Mirror neurons adalah suatu neuron yang teraktivasi saat melakukan maupun
mengobservasi suatu aksi yang spesifik.1

B. Anatomi dan Fisiologi Mirror Neurons


Aktivitas mirror neurons telah ditemukan dalam dua area korteks di dalam otak,
yaitu bagian posterior dari korteks frontal inferior dan bagian anterior dari lobus
parietal inferior.2 Dua area ini secara anatomi saling terhubung satu sama lain dan
juga membentuk mirror neurons frontoparietal yang terintegrasi.4 Sistem ini adalah
satu-satunya diatara banyak sistem parallel neural yang menghubungkan area frontal
dan parietal.5 Neuron-neuron dalam sistem neural frontoparietal ini memiliki fungsi
fisiologis yang penting dalam integrasi sensorimotor. Sistem mirror neurons diyakini
berada dalam daerah frontoparietal ini yang berfungsi dalam sensorimotor.6 Letak
mirror neurons pada otak manusia dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

2
Gambar 2.2 Letak Mirror Neuron System pada Otak Manusia7

Bagian posterior dari lobus frontal (agranular frontal cortex) berfungsi untuk
pergerakan dan. Pergerakan-pergerakan anggota tubuh diatur oleh area motorik ini.
Sebagian besar daerah motorik frontal ini menerima input sensorik yang kuat (visual
dan somatosensorik) dari lobus parietal.6
Mirror neurons telah dihubungkan dengan berbagai macam perilaku manusia
seperti imitasi, dan mempelajari kemampuan baru. Penelitian menunjukkan bahwa
manusia memiliki suatu mekanisme untuk meniru berbaai macam tindakan. Hal ini
dapat menjelaskan bagaimana manusia dapat belajar untuk tersenyum, berjalan,
menari, atau bermain tennis. Hal ini berarti secara mental kita berlatih atau
mengimitasi setiap aksi/tindakan yang kita lihat. Kita mengimitasi aksi yang kita lihat
mulai dari langkah awal hingga gerakan-gerakan yang lebih baik dan akurat. Oleh
karena itu, imitasi terlibat dalam proses pembelajaran melalui transformasi input
visual yang akan diolah menjadi suatu “aksi” oleh observer.8

3
Fungsi yang dimediasi oleh mirror neurons tergantung pada anatomis dan
fisiologis sirkuit dimana neuron-neuron ini berada. Penelitian teluh menunjukkan
aktivasi mirror neurons pada sirkuit parieto-premotor. Saat ini, penelitian juga
menunjukkan bahwa mirror neurons juga berperan dalam empati, misalnya ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.9
Wicker et al (2003) dalam sebuah eksperimen dengan menggunakan Functional
Magnetic Resonance Imaging (fMRI), peserta diberikan paparan terhadap bau busuk,
dan peserta lainnya menonton video klip pendek yang berisikan ekspresi orang yang
sedang mencium bau busuk. Dilakukan perbandingan terhadap aktivasi neuron yang
dihasilkan oleh peserta yang diberikan paparan bau busuk secara langsung dan
peserta yang menonton video klip. Ditemukan adanya aktivasi secara spesifik pada
daerah anterior insula dan anterior cingulate pada peserta yang diberikan paparan
langsung terhadap bau busuk. Hal yang menarik, peserta yang hanya menonton video
klip yang berisi ekspresi orang yang mencium bau busuk, juga mengalami aktivasi
spesifik pada daerah anterior insula.

C. Sejarah
Mirror neurons pertama kali ditemukan pada tahun 1996 oleh tim neurosains
yang diketuai oleh Giacomo Rizzolatti ketika sedang melakukan percobaan terhadap
monyet. Pada saat itu, para peneliti meneliti bagaimana cara kerja otak monyet dalam
mengontrol gerakan-gerakan yang spesifik seperti menggerakkan tangan dan mulut.
Para peneliti memasukkan mikro elektroda ke dalam otak monyet untuk mempelajari
cara neuron otak monyet bekerja. Para peneliti menemukan neuron-neuron yang
teraktivasi secara spesifik saat monyet melakukan aksi yang spesifik seperti
mengambil suatu barang. Sel-sel neuron ini terletak pada daerah korteks premotor,
yaitu daerah otak yang terlibat dalam merencanakan dan melaksanakan gerakan.2
Suatu hari saat para peneliti sedang makan siang di dalam ruangan yang sama
dengan monyet eksperimen, mereka menemukan hal yang tidak terduga. Neuron
motorik spesifik monyet teraktivasi saat monyet mengobservasi para peneliti

4
mengambil makanan. Neuron spesifik yang teraktivasi saat monyet mengobservasi
para peneliti sama dengan neuron spesifik yang teraktivasi saat monyet melakukan
sendiri hal tersebut. Atas dasar ini, neuron-neuron tersebut dinamakan mirror
neurons. Setelah penemuan ini, mirror neurons menjadi suatu topik yang menarik
sehingga penelitian-penelitian tentang mirror neurons banyak dilakukan.2

Gambar 2.1. Ilustrasi Percobaan Mirror Neurons pada Monyet3


*Keterangan : Ditemukan adanya neuron-neuron yang teraktivasi secara
spesifik saat monyet melakukan maupun melihat suatu aksi spesifik yang
dilakukan oleh peneliti. Neuron-neuron yang teraktivasi secara spesifik saat
melakukan maupun melihat ini disebut “Mirror Neurons System”

D. Disfungsi dan Dampak Mirror Neurons


Mirror neurons berperan penting dalam fungsi imitasi, pembelajaran hal baru,
dan empati. Disfungsi dari mirror neurons berkaitan dengan terganggunya fungsi
sosial manusia. Sebuah hipotesis menyatakan bahwa inti dari defisit pada autisme
adalah disfungsi dari sistem mirror neuron.12-13 Hal tersebut dikarenakan apabila
terjadinya disfungsi pada sistem mirror neuron maka akan menimbulkan defisit
motorik, gangguan berbahasa dan gangguan sosial yang merupakan tiga gejala utama

5
dari penyakit autisme. Secara keseluruhan mirror neuron merupakan bagian khusus
dari premotor neuron.6
Beberapa penelitian menunjukkan bukti bahwa terdapat disfungsi sistem mirror
neuron pada autisme.15-17 Penelitian menggunakan functional magnetic resonance
imaging (fMRI) mengenai observasi dan imitasi ekspresi emosional wajah juga telah
menunjukkan adanya defisit pada anak-anak dengan autisme dibandingkan dengan
anak-anak biasa pada masa perkembangannya. Selanjutnya penelitian ini
menunjukkan korelasi yang kuat antara penurunan aktivitas pada area sistem mirror
neuron dan derajat keparahan dari autisme yaitu semakin menurun aktivitas pada area
sistem mirror neuron maka semakin besar gangguan pada subjek dengan autisme.18
Hubungan antara disfungsi pada sistem mirror neuron dan autisme, serta
hubungan antara sistem mirror neuron dan proses imitasi telah menginspirasi strategi
intervensi berdasarkan imitasi atau peniruan meskipun telah didapatkan bukti bahwa
autisme memiliki defisit pada proses imitasi.19-20 Namun diperkirakan strategi ini
akan memberikan manfaat yang baik karena teknik-tekniknya dapat dengan mudah
diajarkan pada orangtua yang memiliki anak dengan autisme agar dapat
mempraktekkannya sendiri dirumah.21

E. Aplikasi Mirror Neurons untuk Terapi Pasien Pasca Stroke


Kerusakan fungsional yang diakibatkan oleh stroke dapat bersifat irreversibel dan
mengganggu fungsi fisik, kognitif, perseptif, visual, dan emosional. Dengan
demikian, para fisioterapis menggunakan berbagai macam metode pada pasien stroke
untuk mencegah kerusakan fungsional yang berlanjut. Mirror therapy yang
merupakan salah satu aplikasi dari mirror neurons telah diaplikasikan untuk terapi
pasien pasca stroke.8,22
Aplikasi mirror therapy telah membantu mempercepat pemulihan motorik,
meningkatkan sirkuit motorik yang berperan dalam eksekusi aksi yang diamati.
Model terapi ini menggunakan cermin yang merefleksikan gerakan ekstremitas yang

6
sehat. Cermin akan merefleksikan ekstremitas yang sehat dan seolah-olah
“mengelabui” otak bahwa ekstremitas yang hemiparese juga dapat bergerak.23-24

Gambar 2.4. Mirror Therapy pada Pasien Pasca Stroke25

Penggunaan teknik “pengamatan tindakan” juga menjadi salah satu bentuk


rehabilitasi bagi pasien dengan derajat paresis yang parah dan sulit untuk melakukan
rehabilitasi yang bersifat aktif. Pada saat ini teknik “pengamatan tindakan” sebagai
latihan untuk rehabilitasi telah memiliki landasan teoritisnya.26-27
Sebuah penelitian empiris telah dipublikasikan untuk mendukung ide teknik
rehabilitasi tersebut. Penelitian tersebut dilakukan pada sekelompok pasien stroke
yang memiliki latihan fisik yang sama dan ditambahkan sesi “pengamatan”. Pasien
stroke tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimental selain latihan secara fisik pasien
diminta mengamati video mengenai gerakan-gerakan lengan dan tangan pada
kegiatan sehari-hari, sedangkan kelompok kontrol selain latihan secara fisik yang
sama dengan kelompok eksperimental pasien diminta mengamati video tetapi video
tersebut berisi huruf-huruf dan bentuk. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
pada kelompok eksperimental memperlihatkan adanya perubahan yang signifikan

7
pada fungsi motorik dibandingkan kelompok kontrol. Selanjutnya kedua grup
dilakukan pemeriksaan menggunakan fMRI saat sebelum dan sesudah perlakuan.
Kelompok eksperimental menunjukkan adanya perubahan aktivitas otak saat sesudah
perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak menunjukkan adanya perubahan
aktivitas otak. Perubahan aktivitas otak pada kelompok eksperimental terjadi secara
signifikan pada area mirror neuron yaitu inferior frontal dan inferior parietal serta
area motor kortikal lainnya.28
Mirror neurons juga dapat berespon terhadap suara yang spesifik terhadap aksi
tertentu. Mirror neurons ini dikenal dengan “audio-visual” mirror neurons. Terapi
kombinasi visual dan auditorik dapat mengaktifkan mirror neuron system sehingga
efektif dalam mendukung rehabilitasi. Musik dapat mentransfer informasi visual,
auditorik, somatosensorik, dan proprioseptif secara serentak. Terdapat gagasan
menarik bahwa aktivitas musik pada otak yang meliputi imitasi dan sinkronisasi
ternyata saling tumpang tindih dengan daerah mirror neurons system pada otak.29-30
Daerah inferior frontal gyrus dan ventral premotor cortex (termasuk Broca’s
area) yang merupakan daerah mirror neurons system, berperan dalam eksekusi dan
mendengarkan musik. Sebagai contoh, Broca’s area teraktivasi selama kegiatan
persepsi musik, kegiatan musik aktif seperti menyanyi, dan berimajinasi tentang
bermain alat musik. Terapi musik telah diaplikasikan sebagai salah satu bentuk
rehabilitasi untuk beberapa penyakit seperti afasia dan stroke.31-34

Anda mungkin juga menyukai