A. PENGERTIAN TRAUMA
Trauma adalah kejadian jiwa atau tingkah laku yang tidak normal
sebagai akibat dari tekanan atau cedera jasmani. Trauma juga diartikan
sebagai respon secara emosional akibat sebuah kejadian, seperti kekerasan,
bully, atau bencana alam. Reaksi jangka pendek yang biasa terjadi pada
seseorang yang mengalami taruma adalah shock dan penolakan.1
1
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. (Yogyakarta:
Media Abadi, 2006), hlm: 54
2
Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri
Sendiri, Anak dan Orang Lain di Sekitar Anda, (Yogyakarta: Pandua, 2010), hlm: 56
C. FAKTOR PENYEBAB TRAUMA
Selain itu, kondisi trauma yang dialami individu (anak) disebabkan oleh
berbagai situasi dan kondisi, diantaranya:
a) Peristiwa atau kejadian alamiah (bencana alam) seperti gempa
bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya.
3
Ibid., hlm: 58
b) Pengalaman di kehidupan sosial (psiko-sosial), seperti pola asuh
yang salah, ketidakadilan, penyiksaan, kekerasan, perang dan
sebagainya.
c) Pengalaman langsung atau tidak langsung, seperti melihat sendiri,
mengalami sendiri (secara langsung) dan pengalaman orang lain
(tidak langsung), dan sebagainya.4
D. JENIS-JENIS TRAUMA
2. Trauma Neurosis
Trauma ini merupakan suatu gangguan yang terjadi pada saraf pusat
(otak) individu, akibat benturan-benturan benda keras atau pemukulan di
kepala. Penderita trauma ini biasanya saat terjadi tidak sadarkan diri,
hilang kesadaran dan lain-lain yang sifatnya sementara.
3. Trauma Psychosis
4
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, (Jakarta:
Rhineka Cipta, 1991), hlm: 87
emosi. Pada saat-saat tertentu gangguan kejiwaan ini biasanya terjadi
akibat
4. Trauma Diseases
Gangguan kejiwaan jenis ini oleh para ahli ilmu jiwa dan medis dianggap
sebagai suatu penyakit yang bersumber dari stimulus-stimulus luar yang
dialami individu secara spontan atau berulang-ulang, seperti keracunan,
terjadi pemukulan, teror, ancaman dan sebagainya.5
Adapun karakteristik yang ada atau yang dialami oleh seseorang yang
menderita traumatik, ialah:
5
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2000), hlm: 224
6
Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri
Sendiri, Anak dan Orang Lain di Sekitar Anda, (Yogyakarta: Pandua, 2010), hlm: 60
F. PROSES PEMULIHAN TRAUMA
a) Pemulihan fisik
b) Pemulihan emosi
c) Pemulihan kognitif
Selain itu, pemulihan trauma yang biaasa dilakukan untuk anak-anak ialah:
7
Ibid., hlm: 65
sebagaimana adanya meskipun dalam kondisi yang sulit. Konseling traumatik
juga bermanfaat untuk membantu para korban untuk lebih mampu mengelola
emosinya secara benar dan berpikir realistk.
Adapun konseling yang akan diterapkan dalam kasus ini adalah harus
dilakukan secara continue, penuh kesabaran, penuh keikhlasan dan benar-
benar memiliki kesadaran dari profesional (orang-orang yang terlatih)untuk
menanganinya secara baik.
Dalam hal ini, peran konselor yang dapat dilakukan dengan segera
ialah:
8
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. (Yogyakarta
Media Abadi, 2006), hlm: 63
2. Keterampilan bertanya dengan tepat
9
mauntus.blogspot.com/2013/05/makalah-ilmiah-konseling-dan.html
KESIMPULAN
Trauma berasal dari bahasa Yunani “tramatos” yang artinya luka. Dalam
kamus konseling, traumatik adalah pengalaman dengan tiba-tiba mengejutkan
yang meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga dapat
merusak fisik maupun psikologis.
Faktor seseorang trauma terbagi atas dua bagian, yakni faktor internal,
seperti kepribadian yang lemah dan kurangnya percaya diri sehingga
menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri. Dan faktor eksternal, seperti
orangtua dalam bersosialisasi dalam kehidupann keluarga, terjadinya
penganiayaan yang menjadikan luka atau trauma fisik
Adapun karakteristik yang ada atau yang dialami oleh seseorang yang
menderita traumatik, ialah mengalami kejadian yang buruk dan mengerikan, sulit
tidur dan mudah terbangun, mimpi buruk terhadap hal atau kejadian yang
mengerikan.
Winkel dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi
Mendatu, Achmanto. 2010. Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma
Untuk Diri Sendiri, Anak dan Orang Lain di Sekitar Anda. Yogyakarta:
Pandua
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani. 1991. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.
Jakarta: Rhineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta
mauntus.blogspot.com/2013/05/makalah-ilmiah-konseling-dan.html