Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ERITRODERMA

Disusun Oleh:

AMILINA NIM:1601021015

OPIE ALEIDA YUWONO NIM: 1601021005

MUKHTIARI BACHTIAR NIM: 1601021059

NATALIA SUSAN NIM: 1601021054

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ERITRODERMA

Pokok Bahasan : Eritroderma (penyakit kulit)

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Tempat : RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Hari/Tanggal : 07 Februari 2019

Waktu : 30 Menit

Metode : Ceramah

Penyuluhan : 1. Amilina 1601021015

2. Muktiari Bachtiar 1601021059

3. Natalia Susan 1601021054

4. Opie Aleida Y 1601021005

1. TUJUAN
B. Tujuan instruksional Umum
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, peserta diharapkan mengerti dan
memahami tentang Eritroderma
b. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, peserta mampu menjelaskan
Eritroderma.
C. Tujuan instruksional Kusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu memahami tentang:
a. Menjelaskan definisi eritroderma
b. Menjelaskan penyebab eritroderma
c. Menjelaskan anatomi eritroderma
d. Menjelaskan patofisiologi
e. Menjelaskan Manifestasi klinis
D. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di Ruang 27 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
E. Sup Pokok Bahasan
a. Definisi Eritroderma
b. Etiologi Eritroderma
c. Anatomi Eritroderma
d. Patofisiologi Eritroderma
e. Manifestasi klinis Eritroderma
2. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Tanya jawab
3. MEDIA

LCD, PPT, Leaflet

4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta Metode Media
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam ceramah
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan tanya
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan jawab
penyuluhan dan pokok 3. Menjawab
materi yang akan pertanyaan
disampaikan
4. Mengkaji pengetahuan
pasien dan keluarga pasien
penyajian 15 1. Menjelaskan materi: Mendengarkan dan Ceramah PPT,
menit a. Definisi eritroderma memperhatikan dan tanya LCD &
b. Etiologi eritroderma jawab Leaflet
c. Anatomi eritroderma
d. Patofisiologi
eritroderma
e. Manifestasi klinis
eritroderma
penutup 10 1. Meminta peserta untuk 1. Mengajukan Tanya Ppt.
menit menjelaskan kembali pertanyaan Jawab LCD &
materi yang telah di berikan 2. Menjawab Leflet
dengan singkat pertanyaan yang
2. Meminta peserta untuk diberikan oleh
menjelaskan definisi penyuluh
eritroderma 3. Menjawab
3. Menyimpulkan hasil pertanyaan
penyuluhan definisi
4. Menutup acara dengan eritroderma
salam 4. Membalas
salam

5. MATERI
(Terlampir)
6. KRITERIA PEMANTAUAN
a. Pemantauan
1. Input
 Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal 5 peserta
 Media penyuluhan yang digunakan adalah LCD Proyektor, PPT,
Leaflet
 Waktu kegiatan penyuluhan 30 menit
 Tempat penyuluhan adalah di Ruang 27 RSUD Dr. Saiful Anwar
 Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum
kegiatan penyuluhan
2. Proses
 Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
 Narasumber menguasai materi dengan baik
3. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan
memahami materi penyuluhan
4. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan
yang lebih baik.
7. EVALUASI
Promo kesehtan Rumah Sakit untuk mengetahui efektifitas PKRS terhadap
indikator dampak (dampak dari program seperti pengetahuan eritroderma)
MATERI
ERITRODERMA

A.Definisi

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan
hidupmanusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan
cerminan kesehatandan kehidupan. Salah satu kelainan kulit adalah
endoderma.Endoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red= merah)
dan derma,dermatos (skin=kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai 90%
atau lebih padapermukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Eritroderma adalah
kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan atau eritemayang bersifat
generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang berlangsung dalambeberapa
hari sampai beberapa minggu. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitujelas
karena bercampur dengan hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan
stratumkorneum yang terlepas dari kulit.

Nama lain penyakit ini adalah dermatitis eksfoliatativa generalisata,


meskipunsebenarnya mempunyai pengertian yang agak berbeda. Kata
‘eksfoliasi’ berdasarkanpengelupasan skuama yang terjadi, walaupun kadang-kadang
tidak begitu terlihat, dan kata‘dermatitis’ digunakan berdasarkan terdapatnya reaksi
eksematus.Adapun definisi lainnya terkait endoderma atau dermatitis eksfoliatifa
generalisataanatara lain:

 Eritriderma adalah istilah untuk segala keadaan klinis dimana terjadi


keradangan kulityang sangat luas, yang mencapai lebih dari 90% luas
permukaan kulit tubuh. (Agusni,Indropo dkk ;2005)
 Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan
yang ditandaidengan eritema dan skuama yang hampir mengenai seluruh
tubuh. Prosesnya dapat primer ataupun idiopatik, tanpa didahului penyakit
kulit atau sistemik sebelumnya.(Mahadi, Irma D Roesyanto; 2000)
 Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema yang
universalis(90%-100%), biasanya disertai skuama. Bila eritamanya antara
50%-90% disebutsebagai pre-eritroderma. Pada definisi ini yang mutlak
harus ada adalah eritema,sedangkan skuama tidak selalu terdapat.(Djuanda,
Adhi; 2007)
 Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema yang
universalis(90%-100%), biasanya disertai skuama. Bila eritamanya antara
50%-90% disebutsebagai pre-eritroderma. Pada definisi ini yang mutlak
harus ada adalah eritema,sedangkan skuama tidak selalu terdapat.(Djuanda,
Adhi; 2007)
 Endoderma juga dikenal sebagai exfoliative dermatitis atau pitriasis rubra.
Endodermaadalah suatu penyakit kulit dengan gambaran dermatologis berupa
eritema difusa danskuama yang meliputi lebih dari 90% area kulit
B. Etiologi
Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang
telah adasebelumnya, diantaranya yang paling sering menimbulkan eritroderma
anatar lain;
 Psoriasis
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan
residif, yangditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas
tegas dengan skuama yangkasar, berlapis-lapis dan transparan
 Dermatitis atopic
Dermatitis atopic adalah dermatitis yang terjadi pada orang yang
mempunyai riwayatatropi, ditandai dengan adanya reaksi yang
berlebihan terhadap rangsangan darilingkungan sekitarnya, seperti
bahan iritan, allergen, dan kecenderungan untukmemproduksi IgE.
Karakteristiknya adalah adanya rasa gatal, eritema dan
adanyaperubahan histologik dengan sel radang yang bulat, dan ada
epidermal spongiotik.
 Dermatitis Seboroik
 Dermatitis seboroik adalah peradangan yang sering terdapat pada
daerah tubuhberambut, terutama pada kulit kepala, alis mata dan muka,
kronik dan superficial.
C. Anatomi
Kulit mempunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis.
Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap
diferensiasi pematangan.
Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air ,
cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab
penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel - sel baru yang bermigrasi
kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan
mengembalikan integritas kulit sel - sel khusus yang disebut melanosit dapat
ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit.
Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.
Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :
a. Stratum Korneum
Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan
mengandung zat keratin.
b. Stratum lusidum
Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel - sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir - butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
c. Stratum Granulosum
Stratum ini terdiri dari sel - sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang
disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.
d. Stratum Spinosum / Stratum Akantosum
Lapisan yang paling tebal.
e. Stratum Basal / Germinativum
Stratum germinativum menggantikan sel - sel yang diatasnya dan merupakan sel -
sel induk.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
1) Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )
2) Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )
Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut
- serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus. Serabut kolagen untuk
memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.
Retikulus terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan
kekuatan pada alat tersebut.
Subkutis
Terdiri dari kumpulan - kumpulan sel - sel lemak dan diantara gerombolan ini
berjalan serabut - serabut jaringan ikat dermis.
Anatomi Kulit
Fungsi kulit :
- Proteksi - Pengatur suhu
- Absorbsi - Pembentukan pigmen
- Eksresi - Keratinisasi
- Sensasi - Pembentukan vit D
( Syaifuddin , 1997 : 141 - 142 )
D. Patofisiologi
Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang
paling luar) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia
dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit
yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan
efek yang nyata pada keseluruh tubuh.
Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari
permukaan kult sel - sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel
- sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak
sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.
Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan
imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada
mekanisme imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang
sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah
awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat /
metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkonjugasi dahulu dengan protein
misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat
dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.
( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )
F. Manifestasi Klinis
 Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul
secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh ,
sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.
 Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering adalah psoriasis
dan dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).
 Eritroderma karena psoriasis
 Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis
dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninggi
daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih tebal. Dapat ditemukan
pitting nail.
 Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )
 Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa
keluhan. Kelainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama
kasar.
 Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat
ditemukan adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi
fokal. ( Arif Masjoor , 2000 : 121 )
G. Penatalaksanaan
1. Perbaiki cairan tubuh
2. Eliminasi faktor-faktor pencetus antara lain:
a) Hindari sinar matahari secara langsung
b) Mandi tanpa sabun
3. Terapi medis
Padaeritroderma golongan I (akibat alergi obat), obat tersangka sebagai
kasusnya segera dihentikan. Umumnya pengobatan eritroderma dengan
kortikosteroid segera dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Agusni, Indropo et all.(2005).Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu


penyakit Kulit dan Kelamin: Eritroderma.Surabaya: Rumah Sakit Umum

Dokter Soetomo Surabaya.Djuanda,Adhi. (2007).Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin:


Dermatosis Eritroskuamosa. Edisi Kelima.Jakarata: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.Harahap, Marwali.(2000).Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta:


HipokratesMansjoer , Arief .(2000). Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai