Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN INFEKSI DENGAN CUCI


TANGAN YANG BENAR
DI RUANG ICU RUMAH SAKIT ARI CANTI
05 APRIL 2024

OLEH:
MAHASISWA PROFESI NERS STIKES BINA USADA BALI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan Infeksi Dengan Cuci Tangan Yang Benar


Sasaran : Penunggu Pasien
Tempat : Rumah Sakit Ari Canti
Hari/tanggal : Jumat, 05 Maret 2024
Waktu : 30 menit

a. Analisis Instruksional
Pasien dan keluarga pasien akan mengetahui tentang pengertian, tujuan,
waktu penting cuci tangan, langkah-langkah cuci tangan, dan diberikan
penyuluhan tentang Pencegahan Infeksi Dengan Cuci Tangan Yang Benar.
b. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat mengetahui tentang pengertian,
tujuan, waktu penting cuci tangan, langkah-langkah cuci tangan, dan diberikan
penyuluhan tentang Pencegahan Infeksi Dengan Cuci Tangan Yang Benar.
Sehingga keluarga dapat lebih memahami berat-ringannya infeksi sehingga lebih
menjaga perilaku hidup sehat sebagai upaya mencegah komplikasi lanjut dari
infeksi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
1) Menjelaskan pengertian cuci tangan
2) Menjelaskan tujuan cuci tangan
3) Menjelaskan waktu penting cuci tangan
4) Menjelaskkan langkah-langkah cuci tangan
c. Materi
1) Pengertian
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan
sanitasi dengan cara membersihkan tangan serta jari-jemari menggunakan air
dan sabun sehingga menjadi bersih. Cuci tangan pakai sabun adalah proses
membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan
dengan memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang
sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit
penyebab kematian, yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar
(Munisih & Franyoto, 2022).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif
untuk mencegah penyakit dan virus , hal ini didukung oleh hasil penelitian
dari (Erwin Ashari, 2020) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan
kebiasaan cuci tangan dengan kejadian penyakit dan virus. Mencuci tangan
dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi, dengan membersihkan
tangan dan juga jari jemari dibilas dengan air yang mengalir dan juga sabun
akan mampu membunuh kuman bakteri dan virus dan mampu memutuskan
mata rantai kuman (Ulya et al., 2022)
2) Tujuan
Menurut (Yulianthi & Fitriani, 2021) Tujuan dilakukan cuci tangan yaitu
untuk:
a. Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan
b. Mencegah infeksi silang (cross infection)
c. Menjaga kondisi steril
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi
3) Manfaat
Menurut Maryunani (2013) dari mencuci tangan kita akan
mendapatkan manfaat yaitu:
a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, desentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit, ISPA, flu burung.
c. Mencegah terjadinya keracunan makanan karena tangan penjamah
telah memegang bahan kimia.
d. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
4) Waktu Penting untuk Cuci Tangan
Menurut (Dirjen Kesmas, 2020) terdapat waktu-waktu yang penting dalam
mencuci tangan. Dalam hal ini akan dibagi menjadi dua cara, yaitu
menggunakan sabun dan air dan menggunakan pembersih tangan berbasis
alkohol.
1. Menggunakan Sabun dan Air
a. Sebelum makan
b. Sesudah buang air besar dan menggunakan toilet
c. Sebelum memegang bayi
d. Sesudah mengganti popok, mencebok/membersihkan anak yang telah
menggunakan toilet
e. Sebelum, selama dan setelah menyiapkan makanan
f. Setelah bersih dan batuk
g. Sebelum menyentuh mata, hidung atau mulut anda
h. Setelah menyentuh sampah
i. Jika tangan Anda terlihat kotor atau berminyak
2. Menggunakan Pembersih Tangan Berbasis Alkohol (Hand Sanitizer)
a. Sebelum dan setelah menyentuh permukaan benda
b. Sebelum masuk dan segera setelah sekluar dari fasilitas umum
c. Sebelum dan sesudah mengunjungi teman, keluarga dan kerabat di
rumah sakit atau panti jompo.
5) Akibat Tidak Mencuci Tangan
a. Demam Typoid
Penyebab penyakit ini adalah Bakteri Salmonella Typhi A, B atau C.
Kuman ini hidup di air kotor, makanan yang tercemar dan lingkungan
kotor lainnya. Penyakit ini menginfeksi pada usus halus dan terkadang
pada aliran darah, selain ini dapat juga menyebabkan Gastroenteritis
(keracunan makanan) dan Septikemia (keracunan darah / Blood
Poisoning)
b. Diare
Sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan
sabun dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya.
Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka
penderita diare adalah 44%
c. ISPA
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi
tingkat infeksi hingga 25 %. Penelitian di Pakistan menemukan bahwa
mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan
yang berkaitan dengan pnemonia (radang paru-paru) pada anak-anak
balita hingga lebih dari 50 %.
d. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sabun dalam mencuci
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma,
dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
e. Hepatitis A
Penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus ini tidak
mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan kamar mandi
kemudian ia mengolah makanan yang dikonsumsi oleh orang lain.
6) Five Moment Mencuci Tangan
Menteri Kesehatan menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk mendukung upaya perlindungan
keselamatan pasien dengan mencegah dan mengurangi risiko terjadinya
penularan infeksi. Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
dilakukan dengan kewaspadaan standar. Salah satu kewaspadaan standar yang
harus dilakukan adalah melaksanakan kebersihan tangan. Indikasi kebersihan
tangan dalam panduan cuci tangan yang ditetapkan WHO yaitu (Wijaya et
al., 2018) :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan aseptik
c. Sesudah kontak darah dan cairan tubuh pasien
d. Sesudah kontak dengan pasien, dan
e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
f. Metode
Ceramah dan diskusi
g. Media
Leaflet
h. Organisasai Kegiatan
Pembimbing Ns. Ni Made Ari Sukmandari, S.Kep., M.Kes
Akademik
Pembimbing Klinik Ns. I Dewa Made Ariadi, S.Kep
Moderator I Putu Agus Sudarmawan
Penyaji Ni Putu Manik Juniantari
Observer Ni Wayan Putri Maharani
Fasilitator 1. Ni Kadek Emmawati
2. Ni Made Yulia Upadani
3. Ni Kadek Valentina Ari Putri

Kegiatan
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
1. 5 Menit Pembukaan: 1) Menjawab salam
Pembukaan dari moderator 2) Mendengarkan
3) Memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan: Menjelaskan Mendengarkan dan
tentang Pencegahan Infeksi memperhatikan
Dengan Cuci Tangan Yang
Benar
1) Pengertian cuci tangan
2) Tujuan cuci tangan
3) Waktu penting cuci tangan
4) Langkah-langkah cuci
tangan
3. 10 Menit Diskusi: Mengajukan pertanyaan
1) Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
mengajukan pertanyaan
kemudian didiskusikan
bersama dan menjawab
pertanyaan
2) Memberikan leaflet kepada
pesert
4. 3 Menit Evaluasi : Menjawab dan
Memberikan pertanyaan pada menjelaskan pertanyaan
peserta tentang materi yang
diberikan dan reinforcement
kepada peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan/materi
5. 2 Menit Terminasi : Mendengarkan dan
1) Mengucapkan terimakasih membalas salam
kepada peserta
2) Mengucapkan salam

i. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan:
: Penyaji
: Fasilitator
: Peserta
: Observer
: Moderator

j. Evaluasi
1. Standar
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : Leaflet
d. Peserta hadir di tempat penyuluhan
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan diadakan H-5.
f. Jumlah dalam penyuluhan minimal 10 orang
2. Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Suasana penyuluhan tertib.
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Hasil
Peserta penyuluhan mampu :
a. Menjelaskan pengertian cuci tangan
b. Menjelaskan tujuan cuci tangan
c. Menjelaskan waktu penting cuci tangan
d. Melakukan langkah cuci tangan yang benar
k. Job Description
1. Moderator
Uraian Tugas:
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
4) Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi
5) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyaji
Uraian Tugas
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
3) Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
Uraian Tugas
1) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
5) Membagikan leaflet dan lembar evaluasi kepada peserta
4. Observer
Uraian Tugas
1) Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
5) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
CUCI TANGAN

1.1 Pengertian Cuci Tangan


Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan sanitasi
dengan cara membersihkan tangan serta jari-jemari menggunakan air dan sabun
sehingga menjadi bersih. Cuci tangan pakai sabun adalah proses membuang
kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan
memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun merupakan cara yang
sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit penyebab
kematian, yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar (Munisih &
Franyoto, 2022).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit dan virus , hal ini didukung oleh hasil penelitian dari (Erwin
Ashari, 2020) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan kebiasaan cuci
tangan dengan kejadian penyakit dan virus. Mencuci tangan dengan sabun
adalah salah satu tindakan sanitasi, dengan membersihkan tangan dan juga jari
jemari dibilas dengan air yang mengalir dan juga sabun akan mampu
membunuh kuman bakteri dan virus dan mampu memutuskan mata rantai
kuman (Ulya et al., 2022).
1.2 Tujuan Cuci Tangan
Menurut (Yulianthi & Fitriani, 2021) Tujuan dilakukan cuci tangan yaitu
untuk:
a. Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan
b. Mencegah infeksi silang (cross infection)
c. Menjaga kondisi steril
d. Melindungi diri dan pasien dari infeksi.
1.3 Manfaat
Menurut Maryunani (2013) dari mencuci tangan kita akan mendapatkan
manfaat yaitu:
a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, desentri, typus,
kecacingan, penyakit kulit, ISPA, flu burung.
c. Mencegah terjadinya keracunan makanan karena tangan penjamah
telah memegang bahan kimia.
d. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
1.4 Waktu Cuci Tangan
Menurut (Dirjen Kesmas, 2020) terdapat waktu-waktu yang penting dalam
mencuci tangan. Dalam hal ini akan dibagi menjadi dua cara, yaitu menggunakan
sabun dan air dan menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
1. Menggunakan Sabun dan Air
a. Sebelum makan
b. Sesudah buang air besar dan menggunakan toilet
c. Sebelum memegang bayi
d. Sesudah mengganti popok, mencebok/membersihkan anak yang telah
menggunakan toilet
e. Sebelum, selama dan setelah menyiapkan makanan
f. Setelah bersin dan batuk
g. Sebelum menyentuh mata, hidung atau mulut anda
h. Setelah menyentuh sampah
i. Jika tangan anda terlihat kotor atau berminyak
2. Menggunakan Pembersih Tangan Berbasis Alkohol (Hand Sanitizer)
a. Sebelum dan setelah menyentuh permukaan benda
b. Sebelum masuk dan segera setelah sekluar dari fasilitas umum
c. Sebelum dan sesudah mengunjungi teman, keluarga dan kerabat di
rumah sakit atau panti jompo.
1.5 Akibat Tidak Mencuci Tangan
a. Demam Typoid
Penyebab penyakit ini adalah Bakteri Salmonella Typhi A, B atau C.
Kuman ini hidup di air kotor, makanan yang tercemar dan lingkungan
kotor lainnya. Penyakit ini menginfeksi pada usus halus dan terkadang
pada aliran darah, selain ini dapat juga menyebabkan Gastroenteritis
(keracunan makanan) dan Septikemia (keracunan darah / Blood Poisoning)
b. Diare
Sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan
sabun dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya.
Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka
penderita diare adalah 44%
c. ISPA
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi
tingkat infeksi hingga 25 %. Penelitian di Pakistan menemukan bahwa
mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan
yang berkaitan dengan pnemonia (radang paru-paru) pada anak-anak
balita hingga lebih dari 50 %.
d. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sabun dalam mencuci
tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma,
dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
e. Hepatitis A
Penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus ini tidak
mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan kamar mandi
kemudian ia mengolah makanan yang dikonsumsi oleh orang lain.
1.6 Five Moment Mencuci Tangan
Menteri Kesehatan menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan untuk mendukung upaya perlindungan keselamatan pasien
dengan mencegah dan mengurangi risiko terjadinya penularan infeksi.
Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan dengan
kewaspadaan standar. Salah satu kewaspadaan standar yang harus dilakukan
adalah melaksanakan kebersihan tangan. Indikasi kebersihan tangan dalam
panduan cuci tangan yang ditetapkan WHO yaitu (Wijaya et al., 2018) :
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan aseptic
c. Sesudah kontak darah dan cairan tubuh pasien
d. Sesudah kontak dengan pasien, dan
e. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Erwin Ashari, A. (2020). Knowledge , Attitude and Practice of Handwashing With


Soap in Grade V Children of Primary Schools Through Handwashing With
Soap. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(1)
Dirjen Kesmas. (2020). Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun. Kesehatan Lingkungan,
1–34.
Munisih, S., & Franyoto, D. (2022). penyuluhan pentingnya cuci Tangan dengan
Sabun dan langkah Tepat melakukannya di klinik esensia Semarang. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (DiMas), 4(1), 29–33.
Ulya, U., Mulfah, L., Nuha, U. A., Nursapitri, M., Affia, R. M., & Rahman, I. (2022).
Program Edukasi 6 Langkah Mencuci Tangan pada Anak Di MI Al – Hidayah
Kelurahan Cirendeu. Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ,
1–5.
Wijaya, M. A., Widanti S, A., & Hartanto, H. (2018). Pelaksanaan Keselamatan
Pasien Melalui Lima Momen Cuci Tangan Sebagai Perlindungan Hak Pasien.
Soepra, 4(1), 153. https://doi.org/10.24167/shk.v4i1.1481
Yulianthi, Y., & Fitriani, M. (2021). Implementasi Cuci Tangan Dengan Sabun
Dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Mahasiswa D3 Kesehatan
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Jurnal
Pengelolaan Laboratorium Sains Dan Teknologi, 1(1), 34–39.
https://doi.org/10.33369/labsaintek.v1i1.16165

Anda mungkin juga menyukai