Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

A. Pokok Bahasan
Keputihan Pada Remaja
B. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Keputihan pada remaja diharapkan remaja
putri mengetahui dan mengerti mengenai keputihan tersebut.
C. Standar Kompetensi
1.Pengertian Keputihan
2.Etiologi Keputihan
3.Klasifikasi Keputihan
4.Predisposisi Keputihan
5.Patogenesis Keputihan
6.Dampak Keputihan
7.Komplikasi Keputihan
8.Pencegahan Keputihan
9.Pengobatan Keputihan
10.Penanganan Non Farmakologi
D. Sasaran
Remaja, khususnya remaja putri.
E. Tanggal / Waktu\
Rabu, 30 september 2020, Jam 09.00 WIB
F. Tempat
UPTD Puskesmas Salopa
G. Metode
1. Ceramah,
2. Tanya Jawab, diskusi
H. Skenario Pembelajaran

No Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran


a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
Pembukaan 5 b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
1.
menit c. Menjelaskan pokok c. Memperhatikan
bahasan dan tujuan
2. Penjelasan 20 Memperhatikan
menit 1. Pengertian Keputihan
1
2.Etiologi Keputihan
3.Klasifikasi Keputihan
4.Predisposisi Keputihan
5.Patogenesis Keputihan
6.Dampak Keputihan
7.Komplikasi Keputihan
8.Pencegahan Keputihan
9.Pengobatan Keputihan
10.Penanganan Non
Farmakologi

a. Menanyakan
a. Tanya Jawab hal yang belum
b. Menyimpulkan hasil jelas
Penutup 10
3. penyuluhan b. Aktif bersama
menit c. Memberikan salam penutup menyimpulkan
c. Membalas
salam

I. Media
OHP, Lisan dan Diskusi.
J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet dan LCD
d. Peserta hadir di tempat diskusi
e. Penyelenggaraan diskusi dilaksanakan di UPTD Puskesmas Salopa

2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi diskusi yang ditandai dengan peserta
menyampaikan pendapatnya.
c. Suasana menyenangkan
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat diskusi sebelum diskusi selesai
2
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat mengulangi materi yang telah diberikan
b. Peserta dapat memahami tentang Anemia pada Remaja dan cara
penanggulangannya

MATERI
KEPUTIHAN PADA REMAJA

A. Pengertian
Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang vagina di luar
kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat. Penyebab
keputihan dapat secara normal (fisiologis) yang dipengaruhi oleh hormone tertentu.
3
Cairannya berwarna putih, tidak berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium
tidak menunjukkan ada kelainan. Hal ini dapat tampak pada perempuan yang
terangsang pada waktu sanggama atau saat masa subur (ovulasi). Keputihan abnormal
dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang sanggama,
mulut rahim, rahim dan jaringan penyangganya, dan pada infeksi penyakit hubungan
kelamin). Keputihan bukan penyakit tetapi gejala penyakit, sehingga sebab yang pasti
perlu ditetapkan.

Oleh karena itu untuk menentukan penyakit dilakukan berbagai pemeriksaan


cairan yang keluar tersebut. Keputihan sebagai gejala penyakit dapat ditentukan
melalui berbagai pertanyaan yang mencakup kapan dimulai, berapa jumlahnya, apa
gejala penyertanya, (gumpalan atau encer, ada luka disekitar alat kelamin, pernah
disertai darah, ada bau busuk, menggunakan AKDR) adakah demam, rasa nyeri di
daerah kemaluan.

B. Etiologi Keputihan
1) Keputihan yang fisiologis terjadi pada:
a. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon estrogen dan
progesteron sang ibu.
b. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid.
c. Setiap wanita dewasa yang mengalami kegairahan seksual, ini berkaitan dengan
kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat senggama.
d. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.
e. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah ke daerah vagina dan
mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.

2) Keputihan patologis terjadi disebabkan oleh:


a. Infeksi Tubuh, akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk
ini dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi yakni:
 Jamur Candida albicans adalah jamur paling sering menyebabkan keputihan.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi jamur Candida sp.
seperti pemakaian obat antibiotika atau kortikosteroid yang lama, kehamilan,
kontrasepsi hormonal, penyakit diabetes mellitus, penurunan kekebalan tubuh

4
karena penyakit kronis, selalu memakai pakaian dalam ketat dan dari bahan
yang sukar menyerap keringat.
 Bakteri Bakteri yang dapat menyebabkan keputihan adalah Gonococcus sp.
Clamydia trachomatis, Gardnerella sp. dan Treponema pallidum.
 Parasit Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trichomonas
vaginalis. Penularannya yang paling sering adalah dengan koitus.
 Virus Sering disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes
simplex. HPV ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan berbau dan tanpa
rasa gatal.
b. Benda asing Kondom yang tertinggal atau pesarium untuk penderita hernia atau
prolapse uteri dapat merangsang sekret vagina berlebih. Selain itu bisa juga
disebabkan oleh sisa pembalut atau kapas yang tertinggal.
c. Neoplasma jinak Keputihan yang timbul disebabkan oleh peradangan yang terjadi
karena pertumbuhan tumor jinak ke dalam lumen.
d. Kanker Gejala keputihan yang timbul ialah cairan yang banyak, berbau busuk,
serta terdapat bercak darah yang tidak segar. Darah yang keluar disebabkan oleh
tumor yang masuk ke dalam lumen saluran genitalia kemudian tumbuh secara cepat
dan abnormal, serta mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan perdarahan.
Biasanya darah keluar sesudah hubungan seks atau setelah melakukan penyemprotan
vagina/douching. Keputihan abnormal ini disertai rasa tidak enak di perut bagian
bawah, terjadi gangguan haid, sering demam, dan badan bertambah kurus, pucat serta
lesu, lemas dan tidak bugar.
e. Menopause Pada wanita menopause, hormon estrogen telah berkurang sehingga
lapisan vagina menipis/menjadi kering, menyebabkan gatal yang memicu untuk
terjadinya luka kemudian infeksi. Namun keputihan juga bisa muncul bercampur
darah (senile vaginitis).

C. KLASIFIKASI KEPUTIHAN

Klasifikasi keputihan ada dua yaitu:

1) Keputihan fisiologis

Berupa cairan jernih, tidak berbau dan tidak gatal, mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang.

2) Keputihan Patologis

5
Cairan eksudat yang berwarna, mengandung banyak leukosit, jumlahnya berlebihan,
berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga seringkali menyebabkan luka akibat
garukan di daerah mulut vagina. Warna pengeluaran dari vagina akan berbeda sesuai
penyebab dari keputihan,

C. PREDISPOSISI KEPUTIHAN

Faktor risiko keputihan yang menyebabkan infeksi jamur candida, antara

lain:

1) Menggunakan obat antibiotik

2) Menggunakan kontrasepsi oral

3) Menderita kencing manis

4) Kehamilan

5) Menggunakan celana dalam ketat atau yang berbahan nilon

6) Menggunakan bilasan vagina

7) Mengkonsumsi makanan yang berkadar gula tinggi

8) Kegemukan

E. PATOGENESIS KEPUTIHAN

Keputihan merupakan gejala dimana terjadinya pengeluaran cairan dari alat kelamin
wanita yang tidak berupa darah. Dalam perkembangan, alat kelamin wanita mengalami
berbagai perubahan mulai bayi hingga menopause. Keputihan merupakan keadaan yang dapat
terjadi fisiologis dan dapat menjadi keputihan yang patologis karena terinfeksi kuman
penyakit. Bila vagina terinfeksi kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri, dan virus maka
keseimbangan ekosistem vagina akan terganggu, yang tadinya bakteri doderlein atau
lactobasillus memakan glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk
pertumbuhannya dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH
vagina basa. Keadaan vagina basa membuat kuman penyakit berkembang dan hidup subur di
dalam vagina.

F. DAMPAK KEPUTIHAN

Akibat yang sering ditimbulkan karena keputihan sebagai berikut:

6
1) Gangguan psikologis

Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan kecemasan yang


berlebihan dan membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan
aktifitasnya sehari-hari.

2) Penyakit infeksi pada alat kelamin

a) Infeksi vagina (vulvitis) diabetika

Terdapat pembengkakan vagina, merah dan terutama ada rasa gatal yang hebat, dapat
disertai dengan rasa nyeri. Ini terjadi pada mereka yang berbadan relative gemuk. Pada
pemeriksaan laboratorium di jumpai penyakit kencing manis (diabetes mellitus) .

b) Infeksi liang sanggama (vaginitis)

Di dalam liang sanggama hidup bersama bakteri saling menguntungkan beberapa bakteri
yaitu basil doderlein, stafilokokus, dan streptopkokus, serta basil difteroid. Secara umum
gejala infeksi liang sanggama (vaginitis) disertai infeksi bagian luar (bibir), pengeluaran
cairan (bernanah), terasa gatal dan terbakar. Pada permukaan kemaluan tampak merah
membengkak dan terdapat bintik-bintik merah.

c) Infeksi spesifik vagina

Beberapa infeksi khusus pada vagina meliputi trichmonas vaginalis, dengan gejala
leukorea encer sampai kental, berbau khas, gatal, dan rasa terbakar. Cara penularan utama
dengan hubungan seksual. Pengobatan dengan antibiotic metronidazole untuk suami dan istri
secara bersamaan. Infeksi vagina lain adalah kandidiasis vaginitis, infeksi ini disebabkan oleh
jamur candida albicans. Candida albicans merupakan jamur yang pertumbuhannya cepat
yaitu sekitar 48-72 jam Keputihan yang berwarna putih, bergumpal dan sangat gatal. Pada
dinding vagina terdapat selaput yang melekat dan bila dikorek mudah berdarah.
Pengobatannya dengan mycostatin sebagai obat minum atau dimasukkan ke dalam liang
sanggama selama beberapa minggu dan suaminya juga mendapat pengobatan.

d) Servisitis akuta

Infeksi dapat disebabkan oleh gonokokus (gonorea) sebagai salah satu infeksi hubungan
seksual. Pada infeksi setelah keguguran dan persalinan disebabkan oleh stafilokokus dan
streptokokus. Gejala infeksi ini adalah pembengkakan mulut rahim, pengeluaran cairan

7
bernanah, adanya rasa nyeri yang dapat menjalar ke sekitarnya. Pengobatan terhadap infeksi
ini dengan memberi antibiotika dosis tepat dan menjaga kebersihan daerah kemaluan.

e) Servisitis menahun (kronis)

Infeksi ini dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan. Terdapat
perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejala infeksi ini adalah leukorea yang kadang sedikit
atau banyak, dapat terjadi perdarahan (saat hubungan seks). Pengobatan terhadap infeksi ini
dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari setelah persalinan atau sebelum hubungan seks
dimulai, pada mulut rahim luka local disembuhkan dengan cairan butyl tingtura, cairan
nitrasargenti tingtura, dibakar dengan pisau listrik, termokauter, mendinginkannya
(crysurgery). Penyembuhan servisitis menahun sangat penting karena dapat menghindari
keganasan dan merupakan pintu masuk infeksi ke alat kelamin bagian atas.

f) Penyakit radang panggul (pelvic inflammantory disease)

Merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan seksual.
Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan berbagai
penyakit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat menyebabkan
kemandulan. Tanda tandanya yatu nyeri yang menusuk-nusuk bagian bawah perut,
mengeluarkan keputihan dan bercampur darah, suhu tubuh meningkat dan pernafasan
bertambah serta tekanan darah dalam batas normal. Penentuan infeksi genitalia ini lebih
akurat bila dilakukan pemeriksaan pap smear untuk memungkinkan keganasan.

G. Komplikasi Keputihan

Komplikasi keputihan ialah priuritas, eczema, dan condiloma acuminate sekitar vulva.
Keputihan yang sulit sembuh dapat menjadi komplikasi lanjut dari penyakit radang panggul
(Pelvic Inflammatory Disease).

H. Pencegahan keputihan

Tindakan pencegahan keputihan dapat dilakukan seperti berikut:

1) Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olahraga rutin, istirahat cukup, hindari rokok
dan alkohol serta hindari stress berkepanjangan.

2) Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah
penularan penyakit menular seksual.

8
3) Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak
lengkap misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat,
hindari pemakaian celana yang terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner
pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.

4) Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke
belakang.

5) Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan
flora normal vagina. Jika perlu konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan
pembersih vagina.

6) Hindari penggunaan bedak talcum, tisu atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina
karena dapat menyebabkan iritasi.

7) Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam


perlengkapan mandi dan sebagainya. Sebisa mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum
atau membiasakan untuk mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.

I. Pengobatan Keputihan

Keputihan dapat diobati dengan cara berikut:

Untuk memberantas penyebab keputihan obatnya adalah

a. Obat untuk trichomoniasis: metronidazole

b. Obat candidiasis: nystatin (pemberian oral maupun local).

c. Obat untuk bacterial vaginosis: metronidazole, ampisilin, pemakaian betadin vagina gel.

d. Gonore: obat lain seperti: urfamisin (diminum); kanamisin dan ceftriaxone (suntikan); obat
penicillin secara suntikan.

J. Penanganan non farmakologis

Sesuai dengan peraturan mentri kesehatan, pengobatan komplementer tradisional altrnatif


(Complementary Alternative Medicine/CAM) didefinisikan sebagai pengobatan
nonkonvensional yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Tindakan pengobatan
komplementer tradisional alternatif meliputi upaya promotif, preventif, curative, dan
rehabilitative. Upaya upaya ini didapatkan melalui pendidikan terstruktur berkualitas, aman,
dan efektif berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Hal ini berarti, pengobatan

9
komplementer sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional atau
medis. Jenis jenis obat dalam pengobatan komplementer menggunakan bahan bahan dari
alam. Bahan bahan tersebut harus dikaji dan diteliti terlebih dahulu efektivitas dan
keamanannya. Keputihan bisa dikurangi dengan mencuci vagina beberapa kali sehari dengan
menggunakan air daun sirih, kandungan daun sirih mengandung minyak atsiri didalamnya
terdapat polifenol yang mempunyai daya antiseptic dan mengandung aroma atau wangi yang
khas. Daun Sirih mengandung 30% polifenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai toksin
yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, mengaktifkan enzim dan menyebabkan
bakteri mati (Suparni, 2012). Penelitian non farmakologi lain yang pernah dilakukan oleh
Puspita, R, Macmudah, dan Sayono (2016), keputihan pada remaja bisa menggunakan
rebusan daun binahong sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi keputihan. Tanaman
Binahong diketahui mengandung polifenol ,flavonoid, dan saponin triterponid. Flavonoid
dalam daun Binahong mengandung senyawa polifenol yang memiliki aktivitas farmakologi
sebagai anti inflamasi, analgetik dan antioksidan (Shabella, 2012). Saponin triterponid yang
terkandung dalam daun binahong adalah glikosida yang memiliki sifat antibakteri dan anti
virus (Anwar,T, Soleha,T, 2016). Mekanisme dari penghambatan pertumbuhan
mikroorganisme penyebab keputihan patologis oleh senyawa polifenol, saponin dan flavonoid
secara umum adalah dengan cara merusak komponen penyusunan peptidoglikan pada sel
bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk utuh. Kerusakan dinding sel
menyebabkan permeabilitas membrane sel akan berubah sehingga menghambat kerja enzim
intraseluler dan menyebabkan masuknya air secara tidak terkontrol ke dalam sel bakteri pada
akhirnya akan mengakibatkan kematian bakteri tersebut (Ratna D,Wahyudi PS, Wahono dan
Hanafi, 2012). Penelitian lain yang dilakukan oleh Raden Roro siti hatati surjantini (2018)
yang berjudul efektivitas air rebusan simplisia daun binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)
Steen) untuk penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di klinik Muryati Kecamatan Kota
Kisaran barat didapatkan hasil bahwa simplisia daun binahong efektifitas mempercepat
kesembuhan luka perineum. Daun Binahong adalah tanaman herbal untuk penangkal radikal
bebas atau antioksidan. Pada Daun Binahong termasuk family basellaceae yang mempunyai
kandungan asam askorbat senyawa polifenol. Senyawa ini sangat baik untuk membantu
melawan berbagai infeksi bakteri gram positif dan negative dan dapat digunakan pada
penyakit menular seksual yang mengalami keputihan (Anwar,T, Soleha,T, 2016) . Cara
menggunakan larutan daun binahong tersebut sebagai berikut:

a. Siapkan Daun Binahong 7 lembar atau kurang lebih 10 gr.


b. Cuci Daun Binahong dengan air bersih yang mengalir
10
c. Rebus daun binahong dengan air bersih sebanyak 500 cc air, menggunakan panic
dengan api besar rebus selama 15 menit.
d. Sesudah mendidih, tunggu sampai Air Daun Binahong agak dingin/hangat kuku
e. Kemudian pakai untuk membersihkan vagina 2 kali sehari, selama 5 hari berturut-turut
(Puspita, Machmudah, Sayono 2016).

DOKUMENTASI KEGIATAN

11
12
13

Anda mungkin juga menyukai