Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan melahirkan adalah masalah
besar di Negara berkembang. Kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal-hal yang
berkaitan dengan kehamilan dan kematian saat persalinan ,yang biasanya menjadi factor
utama mortalitas wanita pada masa puncak produktifitasnya(Hanifa,2002).
Sementara AKI rata-rata dunia yaitu 10/100.000 kelahiran hidup (SDKI). Salah
satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu
menjadi 125/100.000 klahiran.
Angka kematian ibu di Indonesia sebagai salah satu indicator kesehatan ibu
masih tinggi diantara Negara berkembang dan belum menunjukkan tanda-tanda
penurunan yang berarti. Tahun 2002-2003 yaitu 307/100.000 kelahiran hidup,pada tahun
2007 AKI yaitu 228/100.000 kelahiran hidup,sementara tahun 2009 belum ada angka
yang dikeluarkan oleh SDKI.
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di Negara
berkembang lainnya yaitu perdarahan 28%,eklampsia 24%,infeksi 11%(SDKI 20022003).
Sedangkan kematian maternal di NTB tahun 2008 disebabkan oleh perdarahan
39,13%,pre

eklampsia

dan

Prop.NTB,2009).Seperti telah

eklampsia

17,4%

dan

infeksi

11,96

%(Dinkes

diketahui diatas bahwa infeksi adalah penyumbang

kematian ibu di Indonesia yang salah satu akibat terjadinya komplikasi infeksi saluran
kemih.
Dalam 30 tahun terakhir ini, terdapat banyak penelitian yang dilakukan mengenai
hubungan antara ISK pada kehamilan dan outcome yang kurang baik, meliputi
pyelonefritis, anemia, gagal ginjal, hipertensi pada ibu, persalinan preterm, hambatan
pertumbuhan janin, berat badan lahir rendah dan kematian anak di usia muda. Selain itu,
terdapat pula penelitian mengenai hubunganantara ISK pada kehamilan dengan
timbulnya retardasi mental pada anak pada kasus ISK yang tidak mendapat pengobatan
(30%) atau mendapat pengobatan tetapi tidak mengkonsumsi obatnya secara teratur
(40%). Berdasarkan rekapitulasi laporan obstetri poli hamil RSU Prov.NTB tahun 2009

dilaporkan jumlah ibu hamil dengan ISK ___ kasus menempati urutan __ dibanding
kasus lainnya.
Dari latar belakang diatas kasus infeksi saluran kemih cukup tinggi di RSU
Prov.NTB,dengan meninjau kembali komplikasi yang dapat di timbulkan oleh infeksi
saluran kemih pada masa kehamilan dan cukup tingginya kasus tersebut ,maka penulis
tertarik mengambil judul Gambaran Factor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih
pada Masa Kehamilan di RSU Prov.NTB Periode Januari s/d Desember 2009
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah
Bagaimanakah gambaran factor-faktor penyebab infeksi saluran kemih pada
masa kehamilan di RSU Prov.NTB Periode Januari s/d Desember 2009
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran factor-faktor penyebab infeksi saluran kemih pada masa
kehamilan di RSU Prov.NTB Periode Januari s/d Desember 2009
2. Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi karakteristik dan kebiasaan ibu hamil dengan infeksi saluran
kemih yang terdiri dari

salah cebok, kebiasaan menahan kencing,tidak kencing

sebelum melakukan hubungan seks,penyakit kelamin,batu di daerah saluran


kencing,malnutrisi,defisiensi gizi,anemia.
b. Mengidentifikasi factor-faktor penyebab infeksi saluran kemih pada kehamilan
yang terdiri dari bakteriuria asimptomatik,sistitis,pielonefritis akut di RSU Prov.NTB
periode Januari-Desember 2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Mengetahui bahwa pada kehamilan yang mengalami infeksi saluran kemih dapat
menyebabkan komplikasi yang membahayakan kesehatan ibu dan janin.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam penerapan asuhan kehamilan ,baik
normal maupun patologis yang terdiri dari membuat asuhan klinik,asuhan sayang
ibu dan sayang bayi,pencegahan infeksi,pencatatan (rekam medik) asuhan
kehamilan dan rujukan khususnya dalam mendeteksi dan penanganan infeksi
saluran kemih pada kehamilan.

3. Bagi Institusi Pendidikan


Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan kepustakaan kebidanan
khususnya tentang infeksi saluran kemih pada kehamilan dan sebagai bahan
gambaran atau informasi dalam melakukan penelitianlebih lanjut.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti mengenai pembuatan proposal
dan kasus infeksi saluran kemih pada kehamilan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kerangka teoritis
1.Pengertian
Perubahan hormon ibu hamil, ikut mengubah kondisi saluran kemihnya
sehingga jadi lebih diminati jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Inilah
yang menjadi biang keladi terjadinya infeksi saluran kemih pada ibu hamil.
Infeksi ini bisa meningkatkan risiko janin mengalami kelainan pertumbuhan,
khususnya

kelainan

jantung

bagian

kiri.

Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama pad wanita


hamil.sekitar 15% wanita,mengalami (paling sedikit ) satu kali serangan akut
infeksi saluran kemih selama hidupnya.(Saifuddin AB,2002 ).Sedangkan menurut
Helen Varney 2006, Infeksi saluran kemih,khususnya bakteriuria dan sistitis tanpa
gejala

(asimtomatik),adalah

komplikasi

yang

sering

muncul

menyertai

kehamilan.akibat hidronefrosis yang biasa terjadi selama kehamilan,statis urinaria


dapat terjadi,yaitu kondisi yang merupakan medium yang mendukung
pertumbuhan bakteri.
Infeksi saluran kemih dapat didefinisikan sebagai bertambahnya jumlah
kuman akibat berkembangbiaknya mikroorganisme aktif di dalam saluran
kemih,yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus,
atau mikroorganisme, yang dapat membahayakan daerah yang ditempatinya.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugasmakalah/kedokteran/infeksi-saluran-kemih-pada-kehamilan.

Perubahan anatomis dan fisiologis pada kehamilan meningkatkan resiko


ISK.Faktor yang mempredisposisikan ibu hamil pada ISK meliputi penurunan
motilitas ureteral akibat kehamilan yang menimbulkan distensi dan statis
urinarius,kompresi terhadap ureter pada rongga pelvis ,perubahan taut ureteral
-vesikular ,dan perubahan klirens renal terhadap glukosa yang menciptakan media
suportif untuk pertumbuhan bakteri,dan apabila tidak ditangani dengan cepat dan
tepat dapat membahayakan ibu dan bayi yang di kandungnya. Sehingga dalam
upaya pencegahan komplikasi selama kehamilan diperlukan identifikasi awal
untuk mendeteksi masalah/kelainan sehingga diharapkan mampu mengurangi
kesakitan atau kematian ibu dan bayi.(Linda V. Walsh,2007)
2.Faktor penyebab infeksi saluran kemih pada kehamilan
a.Bakteriuria Asimtomatik
Sesuai istilahmya ,bakteriuria asimptomatik berarti tidak ada gejala yang timbul
pada infeksi ini.Kondisi ini dapat ditemukan pada 11% kehamilan.(Helen
Varney,2006). Bakteriuria asimptomatik terjadi kira-kira 5% sampai 10% pada ibu
usia subur. Bila penyakit asimptomatik tidak di obati dengan tepat,25% sampai
40% ibu yang terkena akan mengalami pielonefritis.
Bakteriuria asimptomatik akan meningkatkan morbiditas ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya ,pengobatan bakteriuria hanya mengurangi pielonefritis menjadi
3%-4% saja serta tidak perlu adanya pembatasan aktifitas.

Penilaian klinik
Menurut Abdul Bari Saifuddin,2002 :
Semua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium urin.
Secara mikroskopik ,tampak peningkatan jumlah leukosit,sejumlah
eritrosit,baktei

pada

spesimen

urin.

Untuk

menghindari

kontaminasi,specimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah (midstream) setelah daerah genetalia eksterna di cuci terlebih dahulu. Kultur
bakteri dan tes kepekaan antibiotik bila dimungkinkan sebaiknya

diperiksa.
Bakteriuria asimptomatik pada umumnya tanpa gejala-gejala klinis yang
dapat dijadikan petunjuk adanya gangguan pada system urinaria.

Jenis bakteri yang ditemukan :

Eschericia Coli (60%)


Proteus mirabilis

Klebsiella pneumoniae

Streptoccus grup B

Penanganan
Berkaitan dengan adanya pengurangan insidensi infeksi saluran kemih
akut pada pengobatan bakteriuria asimptomatik maka para ahli menganjurkan
untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk
bakteriuria asimptomatik,adalah :
Nama obat
Amoksilin + asam klavulanat
Amoksilin
Nitrofurantoin

Dosis
3 x 500 mg/hari
4 x 250 mg/hari
4 x 50-100 mg/hari

Angka Keberhasilan
92%
80%
72%

Terapi antibiotik untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik,biasanya


diberikan untuk jangka waktu 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil
pengobatan ,dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemih.
(Saifuddin,AB,2002)
Ketika diagnosis tentang bakteriuria asimptomatik dibuat,harus dilakukan
program antibiotik spectrum luas 7-10 hari yang dipilih berdasarkan hasil kultur.
Antibiotik yang menghasilkan kadar urinarius tinggi dan efek sistemik terbatas
(misalnya:nitrofurantoin) dipilih untuk infeksi saluran kemih bawah. Penelitian
terbaru pada penggunaan antibiotik dosis tunggal menunjukkan bahwa,untuk ibu
hamil tanpa riwayat signifikan masalah urinarius,amoksisilin dosis-tunggal
(3g)menghasilkan penyembuhan pada kira-kira 80% kasus. Trimetoprim
/Sulfametoksazol dosis tunggal (TMP-SMZ) (Kekuatan ganda 2 atau kekuatan
tunggal 4 ) menghasilkan penyembuhan pada lebih dari 80% kasus (Vercaigne
dan Zhanel,1994),tetapi TMP/SMZ tidak dianjurkan pada trimester pertama .
konseling mengenai efek infeksi saliran kemih dalam kehamilan ,penggunaan

medikasi,dan kebutuhan uji terhadap pengobatan harus dilakukan. (Linda V.


Walsh,2007)
Terapi terhadap bakteriuria asimptomatik paling baik jika dilakukan
menggunakan agen antimikroba yang sensitif terhadap mikroorganisme penyebab
yang ditemukan . Kebanyakan mikroorganisme tersebut sensitive terhadap obatobat golongan sulfa (misal, Bactrim),nitrofurantoin (misal,Macrodantin),golongan
sefalosporin, dan ampisilin

atau amoksisilin. Obat-obatan golongan sulfa

dikontraindikasikan untuk pemberian setelah usia kehamilan 36 minggu dan dapat


merupakan factor penyebab kern ikterus pada bayi baru lahir. Obat-obatan
nitrofurantiondikontraindikasikan untuk pamberian pada wanita dengan defisiensi
G6PD(glucose-6-phosphate dehydrogenase) karena dapat terjadi hemolisisakibat-obat,yang pada akhirnya dapat menyebabkan anemia hemolitik. Apabila
Streptokokkus group B diidentifikasi sebagai patogen pada saluran kemih ,wanita
tersebut harus diobati sebelum wanita melahirkan dan pada saat persalinan.
b. Sistitis
Sistitis didefinisikan sebagai suatu peradangan kandung kemih yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri.(Helen Varney,2006)
Gejala dan Tanda
Hampir 95% infeksi terbatas pada kandung kemih dan sebagian besar wanita
hamil dengan sistitis mengeluh nyeri pada daerah supra sympisis atau nyeri saat
berkemih (disuria). Gejala dan tanda lain yang sering dijumpai adalah :
Frekuensi berkemih meningkat tetapi jumlahnya sedikit sehingga
menimbulkan rasa tidak puas atau tuntas.
Air kemih berwarna lebih gelap dan pada saat serangan akut,kadangkadang berwarna kemerahan.
Pada penekanan supra simfisis,akan terasa nyeri lokal yang juga
menyebar ke daerah lipat paha. Prosedur pemeriksaan ini juga
menyebabkan ibu seperti ingin berkemih.
Secara mikroskopik,tampak peningkatan jumlah leukosit,sejumlah
eritrosit,bakteri

pada

spesimen

urin.

Untuk

menghindari

kontaminasi,specimen pemeriksaan diambil dari aliran tengah (midstream) setelah daerah genetalia eksterna dicuci terlebih dahulu.
Hasil biakan bakteriologis air kemih,umumya memberikan hasil yang
positif. Seringkali dijumpai piuria atau hematuria (gross hematuria).
Penanganan
Umumnya dilakukan pengobatan rawat jalan dan ibu dianjurkan

untuk banyak minum.


Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri,spasme
dan rangsangan untuk selalu berkemih(tetapi dengan jumlah urin
yang minimal). Makin sering berkemih,nyeri dan spasme akan

makin bertambah.
Hanya ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan

hematuria,memerlukan perawatan dan observasi ketat.


Terapi antibiotika yang dipilih,mirip dengan pengobatan
bakteriuria asimptomatik . Apabila antibiotika tunggal kurang
memberikan manfaat,berikan antibiotika kombinasi. Kombinasi
tersebut

dapat

berupa

jenis

obatnya

ataupun

cara

pemberiannya,misal: amoksilin 4 x 250 mg peroral,digabung


dengan gentamisin 2x80 mg secara intramuscular selama 10-14
hari. Dua hingga 4 minggu kemudian dilakukan panilaian

laboratorium untuk evaluasi pengobatan.


Hampir 25% pasien yang pernah mengalami sistitis,akan
mengalami infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling
untuk upaya profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul
kembali gejala sistitis . Untuk pencegahan infeksi berulang berikan
nitrofurantoin 100mg/hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu

post partum
Dalam asuhan antenatal yang terjadual,sebaiknya dilakukan
pemeriksaan bakteriologik air kemih,sebagai langkah antisipatif
terhadap infeksi ulang.

c. Pielonefritis
Pielonefritis didefinisikan sebagai proses peradangan pada salah satu atau
kedua ginjal yang disebabkan oleh bakteri.(Helen Varney,2006). Kondisi ini

merupakan masalah utama saluran kemih pada wanita hamil. Dua pertiga kasus
pielonefritis akut,didahului oleh bakteriuria asimptomatik. Pielonefritis sangat
berkaitan dengan statis aliran air kemih akibat perubahan-perubahan system
saluran kemih selama kehamilan. Dilatasi ureter terjadi akibat pengaruh hormon
(progesteron) dan obstruksi mekanik relative akibat pembesaran uterus .Dari
keseluruhan kasus pielonefritis akut,9% terjadi pada trimester pertama,46% pada
trimester kedua dan 45% pada trimester ketiga.
Gejala dan tanda
Pielonefritis akut di tandai dengan gejala demam,menggigil,mual
dan muntah,nyeri pada daerah kostovertebra atau pinggang.
Sekitar 85% kasus,suhu tubuh melebihi 38C dan sekitar 12%
suhu tubuhnya diatas 40C.
Sering disertai mual,muntah dan anoreksia
Nyeri kostovertebra atau pinggang terjadi pada bagian kanan
(54%),kedua sisi (27%), dan bagian kiri (16%).
Pemeriksaan air kemih menunjukkan banyak sel-sel lekosit dan
bakteri

Hasil

biakan

menunjukkan

banyak

koloni

mikroorganisme pathogen.
Penanganan
Wanita hamil dengan pielonefritis akut,harus dirawat inapkan.
Karena penderita sering mengalami mual dan muntah,ibu hamil
dengan pielonefritis akut biasanya datang dalam keadaan dehidrasi.
Bila ibu hamil datang dalam keadaan syok,melakukan tindakan
yang sesuai untuk mengatasi syok. Segera melakukan pemasangan
infus untuk restorasi cairan dan pemberian medikamentosa .
Memantau tanda vital dan diuresis secara berkala.
Bila terjadi ancaman partus prematurus,memberikan antibiotika
dan penatalaksanaan partus prematurus.
Pemeriksaan urinalisis dan biakan ulangan
Terapi antibiotika sebaiknya diberikan secara intravena. Ampisilin
bukan

merupakan

pilihan

utama

karena

sebagian

besar

mikroorganisme penyebab terbukti resisten terhadap antibiotika


jenis ini.

Walaupun

golongan

aminoglikosida

cukup

efektif

tetapi

pemberiannya harus dengan memperhatikan kemampuan ekskresi


kreatinin ( creatinine clearance) karena pada pielonefritis akut
,sering terjadi gangguan fungsi ginjal secara temporer .
Terapi kombinasi antibiotika yang cukup efektif adalah gabungan
Sefoksitin 1-2g intravena setiap 6 jam dengan gentamisin 80 mg
intravena setiap 12 jam . Ampislin 2g/siproksin 2g IV dan
gentamisin 2x 80 mg.
Bila

setelah

penanganan

yang

adekuat

sebagian

gejala

masih

pertama,ternyat

dalam

48

jam

ada,pertimbangkan

kemungkinan mikroorganisme resisten terhadap antibiotic yang


diberikan .

Komplikasi
Komplikasi pielonefritis antara lain:
Kelahiran dan persalinan dini
Sindrom distres pernafasan pada dewasa
Hemolisis sel darah yang berakhir dengan anemia
Syok sepsis yang dapat mengancam jiwa janin dan ibu

B. Kerangka Konsep
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSU Prov.NTB
Pemilihan lokasi tersebut dengan alas an sebagai berikut:
RSU Prov. NTB merupakan RSU pusat rujukan bagi semua puskesmas
dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Infeksi saluran kemih pada kehamilan merupakan kasus terbanyak _
setelah kasus-kasus lain di poli hamil RSU Prov.NTB periode Januari
Desember 2009.

Tersedianya data kehamilan dengan kasus infeksi saluran kemih pada


kehamilan tahun 2009 sebanyak___kasus dari __kehamilan normal

2.Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai Januari -Februari 2010

B.Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Observasional Deskriptif,yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,2005).
Dari segi waktu penelitian ini bersifat retrospektif yaitu pengumpulan data
dengan melihat kebelakang (backward looking ). Dengan melihat dan mencatat
kembali data pasien yang datang langsung ke RSU Prov.NTB dengan infeksi
saluran kemih dalam kehamilan dan pasien dengan r ujukan infeksi saluran
kemih dalam kehamilan dari tempat pelayanan kesehatan lainnya ke RSU
Prov.NTB.
C. Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
(Notoatmodjo,2005).Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu yang
mengalami infeksi saluran kemih dalam kehamilan di poli hamil RSU Prov.NTB
sebanyak __kasus periode Januari s/d Desember 2009.
2.Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi .(Notoatmodjo,2005).
Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh populasi /total sampel /sampel jenuh
yang mengalami infeksi saluran kemih dalam kehamilan di poli hamil RSU
Prov.NTB yang ada saat ini sebanyak __
D.Data yang di kumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari :


1.Data jumlah ibu hamil dengan infeksi salurn kemih pada register dan rekam
medic periode Januari-Desember 2009.

2. Data tentang karekteristik dan kebiasaan ibu hamil dengan infeksi saluran
kemih yang terdiri dari salah cebok, kebiasaan menahan kencing,tidak kencing
sebelum melakukan hubungan seks,penyakit kelamin,batu di daerah saluran
kencing,malnutrisi,defisiensi gizi,anemia.
3.Data tentang penyebab infeksi saluran kemih pada kehamilan
yang terdiri dari bakteriuria asimptomatik,sistitis,pielonefritis akut di RSU
Prov.NTB periode Januari-Desember 2009.
E.Cara Pengolahan Data
1. Data tentang jumlah kejadian infeksi saluran kemih dalam kehamilan diolah
secara deskriptif dan ditabulasi dengan menggunakan tabel distribusi.

2. Data tentang karekteristik dan kebiasaan ibu hamil dengan infeksi saluran
kemih yang terdiri dari salah cebok, kebiasaan menahan kencing,tidak kencing
sebelum melakukan hubungan seks,penyakit kelamin,batu di daerah saluran
kencing,malnutrisi,defisiensi gizi dan anemia di olah secara deskriptif dan di
tabulasi dengan menggunakan tabel distribusi.

3.Data tentang penyebab infeksi saluran kemih pada kehamilan


yang terdiri dari bakteriuria asimptomatik,sistitis,pielonefritis akut di RSU
Prov.NTB periode Januari-Desember 2009 di olah secara deskriptif dan di
tabulasi dengan menggunakan tabel distribusi.

F.Analisa Data
Setelah data terkumpul,maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan:
Editing,Coding,dan Tabulasi
1.Editing
Editing adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti apakah isian pada
lembar pengumpulan data sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kwalitas data
agar dapat diproses lebih lanjut(Moh.Nasir,2005).
2.Coding
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden

menurut kriteria

tertentu. Klasifikasi pada umumnya di tandai dengan kode tertentu yang biasanya
berupa angka ( Moh. Nasir,2005).
Pada saat penelitian,peneliti memberikan kode berupa angka.
3.Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel (Moh.Nasir,2005)

G.Definisi Operasional
NO

Variabel
1. Infeksi

Definisi

Cara

Hasil Ukur

Operasional
Infeksi

Pengukuran
Penelusuran Infeksi

saluran

bakteri pada status

saluran

kemih

saluran

kemih

kemih

pasien
pada

Skala

pada

kehamilan

kehamilan
yang
dipengaruhi
oleh
perubahan
anatomi dan

2.

Nominal

Bakteriuria

fisiologi

Penelusuran

asimptomati

selama

status

kehamilan

pasien

-infeksi oleh
karena

Sistitis

Infeksi oleh

bakteriuria

bakteri yang

asimptomati

tidak

menimbulka

-infeksi tidak

n gejala

Penelusuran karena

3.

status

bakteriuria

pasien

asimptomati
Nominal

k
Peradangan
Pielonefritis

-ISK karena

kandung

Penelusuran

kemih

status
pasien

4.

Nominal

sistitis
-ISK

tidak

karena
sistitis

Peradangan
pada

salah

satu

atau

kedua ginjal

-ISK karena
pielonefritis
-ISK

tidak

karena
pielonefritis

Daftar Pustaka
Varney,Helen.2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4.
EGC.Jakarta.
Walsh, Linda V.2007 Buku Ajar Kebidanan Komunitas.EGC.Jakarta.
Saifuddin,Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. YBP-SP. Jakarta.
Notoatmodjo S. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Wiknjosastro , Hanifa. 2007.Ilmu Kebidanan. YBP-SP. Jakarta.
Mochtar,Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri ( Obstetri fisiologi dan Patologi).Buku
Kedokteran. Jakarta.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/infeksi-salurankemih-pada-kehamilan

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/efek.infeksi.saluran.kemih.pada.keha
milan/001/001/248/23/-/4
http://resiandriani.com/2009/08/04/infeksi-saluran-kemih-pada-kehamilan/

http://www.mer-c.org/penyakit-kulit/147-infeksi-saluran-kencing-dan-kehamilan.html

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
atas berkah dan keridhoan-Nya penulis dapat menyelesaikan mini proposal ini
tepat pada waktunya yang merupakan syarat untuk mengikuti ujian semester
ganjil.
Proposal mini yang berjudul Gambaran Factor-Faktor Penyebab
Infeksi Saluran Kemih pada Masa Kehamilan di RSU Prov.NTB Periode
Januari s/d Desember 2009 dapat membantu dalam penyusunan proposal
selanjutnya dan di harapkan memberikan banyak manfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari mini proposal ini masih banyak kekurangan, saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya.
Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan mini proposal ini.
Penulis
Mataram,

Januari 2010

Daftar isi

MINI PROPOSAL
" Gambaran Factor-Faktor Penyebab Infeksi Saluran Kemih pada Masa
Kehamilan di RSU Prov.NTB Periode Januari s/d Desember 2009

NAMA : NURHASANAH
NIM : P07124007032
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN JALUM TK.III SESESTER V
2010

Anda mungkin juga menyukai