Hari/Tanggal:
Tanda Tangan:
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP LANSIA
Stase Keperawatan Gerontik
OLEH
ELSY JULIANTI
NIM.04064882124017
Sedangkan, menurut Depkes RI (2005), menjelaskan bahwa batasan lanjut usia dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
3. Perubahan Sosial
Masalah perubahan sosial serta reaksi individu terhadap perubahan sangat
beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Perubahan yang
mendadak dalam kehidupan misalnya menghadapi masa pensiun, penghasilan
menurun, biaya hidup meningkat, penyakit kronis, kematian pasangan hidup akan
membuat lansia merasa kurang melakukan kegiatan yang berguna, minat dalam
aktivitas fisik menurun dengan bertambahnya usia, isolasi dan kesepian. Banyak
faktor yang menyebabkan lansia terisolasi dari yang lain, diantaranya karena
keterbatasan fisik memebuat aktivitas lansia terbatas, meregangnya ikatan
kekeluargaan, menurunnya keterlibatan didalam kegiatan masyarakat (Stanley &
Beare, 2007).
Umumnya lansia banyak yang melepaskan partisipasi sosial mereka walaupun
pelepasan itu dilakukan secara terpakasa. Orang lanjut usia yang memutuskan
hubungan dengan dunia sosialnya akan mengalami kepuasan. Pernyataan tadi
merupakan disaggrement theory. Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga
mempengaruhi baik buruknya kondisi fisik dan sosial lansia (Santrock, 2002).
4. Perubahan Kognitif
Menurut Nugroho (2010), perubahan kemampuan kognitif ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Mudah lupa karena ingatan tdak berfungsi dengan baik.
b. Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang terjadi pada masa
tuanya yang pertama dilupakan adalah nama-nama.
c. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang atau temapat juga
mundur, erat hubungannya dengan daya ingatan yang sudah mundur dan juga
karena pandangan yang sudah menyempit.
d. Meskipun telah mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai dalam test
intelegensi menjadi lebih mudah sehingga lansia tidak mudah untuk menerima
hal- hal baru.
E. Teori Menua
Menurut Maryam dan Siti (2015), terdapat beberapa teori yang berkaitan dnegan
prose penuaan:
1. Teori Biologis
a. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang merupakan bagian
molekul yang sangat reaktif. Molekul ini memiliki muatan ekstraseluler kuat yang
dapat menciptakan reaksi dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya, molekul
ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada dalam membran sel,
mempengaruhi permeabilitasnya atau dapat berikatan dengan organel sel.
Teori ini menyatakan bahwa penuaan disebabkan karena terjadinya akumulasi
kerusakan irreversibel akibat senyawa pengoksidasi. Dimana radikal bebas dapat
terbentuk di alam, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi bahan-
bahan organik seperti karbohidrat dan protein.
b. Teori Genetika
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh
molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya kan mengalami mutasi. Contoh
dari teori ini adalah Peningkatan frekuensi kanker dan penyakit autoimun yang
dihubungkan dengan bertambahnya umur menyatakan bahwa mutasi atau
kesalahan terjadi pada tingkat molekular dan selular.
c. Teori Crosslink
Teori crosslink dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan
elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang meningkatkan
rigiditas sel,. Crosslink diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan
senyawa antara molekul-molekul yang terpisah atau secara singkatnya sel-sel tua
atau usang, reaksi kimianya menyebabkan kurang elastis dan hilangnya fungsi.
Contoh crosslink jaringan ikat terkait usia meliputi penurunan kekuatan daya
rentang dinding arteri, tanggalnya gigi, tendon kering dan berserat.
d. Teori Wear and Tear
Pada teori biologis juga dikenal istilah “pemakaian dan perusakan” yang
terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi
lelah. Teori ini mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi
dapat merusak sintesis DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan
akhirnya malfungsi organ tubuh. Pendukung teori ini percaya bahwa tubuh akan
mengalami kerusakan berdasarkan suatu jadwal.
e. Teori Imunitas
Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organisme asing
mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai
penyakit seperti kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem
imun, terjadilah peningkatan dalam respons autoimun tubuh.
Penganjur teori ini sering memusatkan pada peran kelenjar timus. Berat dan
ukuran kelenjar timus menurun seiring dengan bertambahnya umur, seperti halnya
kemampuan tubuh untuk diferensiasi sel T. karena hilangnya diferensiasi sel T,
tubuh salah mengenali sel yang tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan
menyerangnya.
f. Teori Neuroendokrin
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari
industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat
penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan
merupakan faktor utama dalam penuaan.
g. Teori Riwayat Lingkungan
Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkungan (misalnya karsinogen dari
industri, cahaya matahari, trauma dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam
proses penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat
penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder dan bukan
merupakan faktor utama dalam penuaan.
2. Teori Sosial
a. Teori Kepribadian
Teori kepribadian menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa
menggambarkan harapan atau tugas spesifik lansia. Teori pengembangan
kepribadian orang dewasa yang memandang kepribadian sebagai ektrovert atau
introvert yaitu bahwa keseimbangan antara kedua hal tersebut adalah penting bagi
kesehatan.
b. Teori Disengagement
Teori disengagement (teori pemutusan hubungan), menggambarkan proses
penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan tanggung jawabnya.
Menurut ahli teori ini, proses penarikan diri ini dapat diprediksi, sistematis, tidak
dapat dihindari, dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang
tumbuh. Lansia dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan
tanggung jawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat
pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar ia dapat menyediakan waktu
untuk merefleksikan pencapaian hidupnya dan untuk menghadapi harapan yang
tidak terpenuhi.
c. Teori Aktivitas
Lawan langsung dari teori disengagement adalah teori aktivitas penuaan, yang
berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah dengan cara tetap
aktif. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara
negatif memengaruhi kepuasan hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan
pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk mencegah
kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa kehidupan manusia.
d. Teori Kesinambungan/Kontinuitas
Teori kontinuitas, juga di kenal sebagai suatu teori perkembangan, merupakan
suatu kelanjutan dari dua teori sebelumnya dan mencoba untuk menjelaskan
dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar
mencapai kebahagiaan dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini
menekankan pada kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian
sebagai dasar untuk memprediksi bagaimana seseorang akan dapat menyesuaikan
diri terhadap perubahan akibat penuaan.
e. Teori Perkembangan
bangan adalah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang
pada tahap-tahap spesifik dalam hidupnya untuk mencapai penuaan yang sukses.
Erickson menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan
seseorang sebagai kehidupan yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak
adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah menikmati kehidupan yang baik, maka
lansia tersebut beresiko untuk disibukkan dengan rasa penyesalan atau putus asa.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, B. (2011). Geriatrik. Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi 4. Jakarta: FK UI.
Depkes RI. (2005). Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta: Depkes RI
Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses Keperawatan
Gerontik. Jakarta; TIM.
Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta Kemenkes
RI.
Maryam, R., Siti, M. (2015). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
Mubarak,W. I., Chayatin, N., Santoso,B. A. (2009). Ilmu Keperawaan Komunitas Pengantar
dan Teori. Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, W. (2010). Keperawatan Gerontik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.