Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PELATIHAN BERBASIS MINDFULNESS

TERHADAP TINGKAT STRES PADA GURU PAUD

Ega Asnatasia Maharani


Universitas Ahmad Dahlan
Email: ega@pgpaud.uad.ac.id

Abstrak
Guru merupakan profesi yang rentan mengalami stres. Mindfulness sebagai salah satu
strategi emotional coping merupakan alternatif intervensi yang dapat membantu guru
mengatasi kondisi stres yang dialaminya. Pelatihan “Smiling Mind” (SM) yang digunakan
sebagai intervensi stres ini menggunakan konsep Mindfulness Based Stress Reduction dan
Mindfulness Based Cognitive Therapy. Melalui pelatihan SM ini diharapkan guru dapat
meningkatkan mindfulness sebagai sumber daya koping sehingga pada akhirnya mampu
menurunkan stres kerja. Partisipan dalam pelatihan adalah 5 guru PAUD berusia 20-35th
yang mengajar di TK Khalifah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan kuasi
eksperimen the one group pretest-posttest design dengan desain small group. Pelatihan
SM dilaksanakan selama jangka waktu 2 minggu, dengan 7 sesi dalam 3 pertemuan
berdurasi 150-180 menit per pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
tingkat stres guru sebelum dan sesudah pelatihan, sehingga pelatihan Smiling Mind efektif
menjadi intervensi psikologis guru. Penurunan skor terbesar ada pada aspek fisik,
dilanjutkan aspek emosi, perilaku dan kognitif. Protokol pelatihan berbasis mindfulness
dapat dikembangkan sebagai alternatif intervensi penanganan masalah stres guru.

Kata kunci: guru, stres, mindfulness

MINDFULNESS BASED INTERVENTION


FOR EARLY CHILDHOOD EDUCATION TEACHERS

Abstract
Teacher is a profession at high risk of stress. Mindfulness as one of the emotional
coping strategy is an alternative interventions that can help teachers cope with stress
condition. Smiling Mind training used in this study was a form of intervention to manage
stress which developed based on the concept of Mindfulness Based Stress Reduction
(MBSR) and Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT). Participants involved in the
study were 5 early childhood education teacher age 20-35in TK Khalifah Yogyakarta. The
study was an quantitative research which used quasi experiment model and the one group
pretest-posttest design. SM training was conducted for two weeks, involving 7 sessions
within 3 days of meeting with duration of 150-180 minutes per meeting. Result of
quantitative analysis showed that SM training could reduce stress level of early childhood
education teachers which was shown by z score of -2,023 and p = 0,043 (p<0,05). This
results indicated that mindfulness based training is suitable to be developed to overcome
teacher’s stress problem.

Keywords: teacher, stress, mindfulness

PENDAHULUAN faktanya di lapangan guru juga memiliki


Guru memiliki tanggung jawab berbagai tanggung jawab lain yang
utama untuk mendidik dan mengembang- berkaitan dengan tugas mengajar seperti:
kan potensi peserta didik. Akan tetapi mempelajari ilmu dan ketrampilan baru,

100
101

menguasai teknologi yang sedang berkem- mempengaruhi kemampuan guru dalam


bang, serta berurusan dengan orangtua manajemen kelas.
murid dan komunitas sekolah. Di samping Dalam praktiknya, profesi guru
itu guru juga dituntut untuk memenuhi PAUD dituntut terlibat secara fisik dengan
berbagai standard dan target baik dari wali kegiatan peserta didik sehingga
murid, institusi tempatnya bekerja hingga membutuhkan kesiapan yang matang.
pemerintah. Sangat jarang dalam praktik mengajarnya
Berbagai tuntutan ini menunjukkan guru PAUD memiliki kesempatan untuk
bahwa guru adalah salah satu profesi yang duduk dan beristirahat karena kondisi
memiliki tuntutan tinggi sehingga rentan kelas cenderung terus bergerak dinamis.
mengalami stress, burnout (Flook et al, Guru PAUD juga dituntut untuk memiliki
2013:182), regulasi emosi yang rendah kesiapan mental karena berhadapan
(Roeser et al, 2012:167); dan dengan anak usia dini yang membutuhkan
terganggunya kebahagiaan pribadi penanganan secara individual. Rutinitas
(Schoeberlein, 2009:54). Sedangkan semacam ini tanpa disadari dapat
sebuah penelitian yang dilakukan oleh membuat guru berada pada tahap
Bauer et al (2006:199) juga menemukan mindlessness, yang menyebabkan
bahwa di negara-negara berkembang, guru timbulnya perasaan kehilangan kontrol
merupakan profesi yang memiliki tingkat terhadap kondisi kelas dan perasaan
kelelahan emosi (burnout) yang tinggi. frustasi menghadapi peserta didiknya.
Stres merupakan suatu kondisi Mindlessness sebagaimana didefinisikan
dimana individu menilai sumberdaya atau Langer (Snyder dan Lopez, 2007:34)
kemampuan yang dimiliki tidak sebanding merupakan saat di mana pikiran individu
dengan tekanan dari luar. Dalam dunia terperangkap dalam pola pemikiran yang
kerja tekanan ini dapat berasal dari dangkal sehingga tidak mampu
kondisi eksternal seperti lingkungan fisik, memahami konteks suatu peristiwa secara
beban kerja, maupun relasi dengan atasan utuh. Hal ini menyebabkan guru kurang
maupun rekan kerja. Sementara prediktor mampu memaknai peristiwa yang
dari kondisi internal yang dapat memicu dialaminya dan tidak mampu merespon
stres antara lain karakteristik pribadi yang peristiwa tersebut dengan tepat. Apabila
memiliki harga diri rendah, kurang kondisi ini terjadi secara terus menerus,
percaya diri, dan rendahnya efikasi diri. perasaan frustasi tersebut dapat mengarah
Berdasarkan data awal yang didapat pada timbulnya stres.
melalui wawancara beberapa guru TK di Menanggapi hal ini, para ahli
Yogyakarta, peneliti mengidentifi-kasi filosofi, spiritual, hingga psikologi telah
beberapa permasalahan yang menim- sepakat menggarisbawahi pentingnya
bulkan tekanan bagi guru antara lain faktor kesadaran (consciousness) terhadap
keharusan mengikuti inovasi dan peru- kesejahteraan diri dan tercapainya fungsi
bahan yang serba cepat, rendahnya kese- manusia yang optimal (Brown dan Ryan,
jahteraan guru, administrasi dan iklim 2003:822). Salah satu atribut kesadaran
sekolah, hubungan dengan teman sejawat, yang telah banyak mendapat perhatian
wali murid, dan komunitas, serta problem untuk didiskusikan dan diteliti adalah
manajemen kelas. Berbagai tekanan yang mindfulness, dimana konsep dasar
dialami ini kemudian diakui mempenga- mindfulness sendiri adalah tahapan
ruhi kualitas mengajar guru di sekolah. dimana individu mampu memberi
Flook et al (2013:183) menyatakan, guru perhatian dan menyadari apa yang sedang
yang bertahan dengan pekerjaannya terjadi saat ini tanpa bersikap reaktif
namun mengalami stres secara terus terhadap keadaan tersebut. Kabat-Zinn
menerus dapat mempengaruhi (1990:87) mendefinisikan mindfulness
responsivitas guru terhadap siswa dan sebagai kesadaran yang muncul akibat
memberi perhatian terhadap sebuah

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness terhadap Tingkat Stres pada Guru PAUD
102

pengalaman saat ini secara disengaja dan pengalaman emosi negatif, dan tekanan
tanpa penilaian agar mampu merespon untuk beradaptasi dengan kondisi serta
dengan penerimaan, dan bukannya norma sosial yang diikuti oleh perubahan-
bereaksi, terhadap pengalaman yang perubahan fisiologis, kognitif, dan
dialami sehari-hari. Melalui mindfulness , perilaku secara langsung terhadap
kondisi stres yang seringkali dianggap munculnya kejadian yang dianggap
menekan akan mampu dilihat dan menekan, tidak terkontrol, dan diluar
dimaknai secara berbeda. Individu tidak kemampuan individu untuk mengatasinya
lagi merasa terancam dengan sumber stres Berdasarkan definisi di atas peneliti
melainkan memiliki kejernihan berpikir menyimpulkan bahwa stres adalah kondisi
untuk merespon stres tersebut. ketika tekanan atau stresor dipersepsi
Terbatasnya intervensi terhadap negatif karena individu tidak memiliki
kondisi psikologis guru dan pengaruhnya sumber daya yang memadai untuk
pada kualitas pendidikan khususnya di mengatasinya sehingga menimbulkan
lingkungan PAUD Yogyakarta masalah pada aspek fisik, kognitif, emosi,
mendorong peneliti untuk memfokuskan dan perilaku. Selanjutnya peneliti
penelitian ini pada variabel yang berkaitan menurunkan definisi stres tersebut ke
dengan fungsi psikologis yang positif dari dalam beberapa aspek, yaitu:
individu yaitu mindfulness. 1. Aspek fisik
Indonesia sebagai salah satu negara Aspek ini ditandai adanya gangguan fisik,
berkembang harus terus berupaya mencari kelelahan, kualitas makan dan tidur
solusi bagi permasalahan stres guru dalam terganggu. Timbulnya gangguan ini bukan
mengajar, karena jika tidak maka akan berasal dari penyakit fisik melainkan
problem ini akan berpengaruh pada sinyal adanya beban yang dirasakan tubuh
kualitas pendidikan secara umum. 2. Aspek emosi
Eksplorasi mendalam pada konstruk Aspek ini ditandai adanya labilitas
positif ini diharapkan dapat digunakan perasaan, kecemasan, dan penurunan
sebagai sumberdaya untuk mengatasi minat terhadap aktivitas.
permasalahan stres pada guru dan dapat 3. Aspek kognitif
menjadi bahan rujukan bagi Aspek ini ditandai adanya persepsi negatif
pengembangan program-program baik terhadap diri sendiri maupun
preventif yang dapat meningkatkan lingkungan
kinerja dan kesehatan psikologis guru. 4. Aspek perilaku
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti Aspek ini ditandai dengan timbulnya
mengambil kesimpulan sementara bahwa perilaku menghindar atau melawan
pelatihan berbasis mindfulness perlu sebagai bentuk luapan stres.
diukur untuk mengetahui keefektifannya Flook et al (2013:45) menyebutkan
terhadap penurunan stres guru. ada beberapa sumber stres guru yang
secara umum sering ditemukan yaitu jam
Stres Guru kerja, beban kerja yang berlebihan
Stres adalah kondisi ketika sebuah perilaku siswa yang sulit dikendalikan,
peristiwa yang dialami individu serta faktor organizational. Sementara
menyebabkan ketegangan fisik, mental, menurut McCallum & Price (2010:19)
ataupun emosional (McCormick & stres guru disebabkan oleh meningkatnya
Barnett, 2011:278). Lazarus (Taylor, standar kerja yang harus dicapai, beban
2006) menegaskan bahwa stres terjadi kerja yang berat, serta peningkatan
ketika kemampuan atau sumber daya yang permintaan siswa. Di Indonesia penelitian
dimiliki seseorang dinilai tidak mencukupi yang spesifik mengenai penyebab stres
untuk mengatasi tuntutan situasi. guru PAUD belum ditemukan, namun
Sementara itu Baum (dalam Taylor, hasil penelitian
2006:83) mengatakan bahwa stres adalah

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


103

Khilmiyah (2012:145) yang baik-buruk peristiwa tersebut. Kondisi


meneliti tentang stres guru perempuan di mindlessness menyebabkan individu
wilayah Bantul Yogyakarta menyebutkan kehilangan kontrol terhadap dirinya
beberapa sumber stres guru yang sendiri karena tidak menyadari reaksi-
ditemukan antara lain: tugas rumah dan reaksi fisik yang menjadi alarm
kantor yang bersamaan, disiplin ketat, penyesuaian diri. Menghadapi situasi
tuntutan karier, suasana kantor tidak semacam ini individu harus memiliki
nyaman, atasan yang otoriter, serta hal-hal kemampuan untuk mengakses potensi
yang berkaitan dengan kenaikan pangkat internalnya dalam bentuk kesadaran utuh
atau jabatan. Berbagai faktor penyebab (full conciousness) yaitu ketrampilan
stres yang ditemukan ini mengindikasikan mindfulness.
bahwa stres merupakan masalah
psikologis yang membutuhkan Mindfulness sebagai Atribut Positif
penanganan segera karena dapat muncul Mindfulness berakar dari filosofi
dari berbagai sumber sekaligus dan dapat Buddha dan merupakan bentuk
berimplikasi pada kualitas mengajar yang ketrampilan yang dapat membantu
dihasilkan. Jennings & Greenberg individu agar memiliki kesadaran dan
(2009:500) menyebutkan, guru yang tidak bersikap reaktif akan apa yang
mengalami stres dan tidak mampu terjadi saat ini, sebuah cara untuk
mengatasinya akan mengalami kelelahan memaknai peristiwa baik positif, negatif,
emosional, rasa frustasi, dan beresiko maupun netral sehingga mampu mengatasi
tinggi meninggalkan profesinya. perasaan tertekan dan menimbulkan
Lazarus (Taylor, 2006:115) kesejahteraan diri (Germer, Siegel, dan
menjelaskan proses terjadinya stres salah Fulton, 2005:68). Kabat-Zinn (1990:98)
satunya akibat individu menilai mendefinisikan mindfulness sebagai
sumberdaya yang dimilikinya tidak kesadaran yang muncul akibat memberi
memadai dalam menghadapi stressor perhatian terhadap sebuah pengalaman
(penyebab stres). Ketika individu saat ini secara disengaja dan tanpa
menghadapi situasi tertentu, ia akan penilaian agar mampu merespon dengan
masuk ke dalam level primary appraisal penerimaan, dan bukannya bereaksi,
dan mempersepsi apakah situasi tersebut terhadap pengalaman yang dialami sehari-
dianggap mengancam, netral, atau hari.
menyenangkan. Apabila persepsi individu Menurut definisi operasionalnya,
melihat situasi tersebut sebagai ancaman, mindfulness adalah kapasitas untuk: (a)
dalam proses selanjutnya yaitu secondary observing: kemampuan observasi dan
appraisal ia kemudian akan mengukur menyadari adanya pikiran, perasaan,
apakah memiliki sumber daya yang cukup persepsi, dan sensasi, (b) describing:
untuk mengatasi situasi tersebut atau mendeskripsikan dengan kata-kata, (c)
tidak. Reaksi stres kemudian muncul acting with awareness: bertindak dengan
sebagai hasil proses secondary appraisal penuh kesadaran, (d) nonreactivity:
dimana individu merasa tidak memiliki bersikap non-reaktif terhadap pengalaman
sumber daya yang memadai untuk pribadi, dan (e) nonjudge: bersikap tanpa
menghadapi situasi menekan tersebut. penilaian terhadap pengalaman pribadi
Perasaan tidak berdaya inilah yang (Roeser et al, 2012:54).
kemudian oleh Langer (Germer, Siegel, Pada kenyataannya, kita sebagai
dan Fulton, 2005:35) disebut sebagai manusia hanya memberi sedikit perhatian
kondisi mindlessness, yaitu saat di mana pada pengalaman yang sedang kita alami;
pikiran terperangkap dalam pola yang sementara kesadaran akan pikiran dan
dangkal sehingga tidak mampu perasaan justru teralihkan pada
memahami konteks suatu peristiwa secara pengalaman eksternal lain, interaksi
utuh dan hanya terfokus pada penilaian dengan orang lain, pemikiran akan masa

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness terhadap Tingkat Stres pada Guru PAUD
104

lalu, ataupun ketakutan pada masa depan. terhadap pilihan-pilihannya sehingga


Sebagian waktu kita berjalan dalam mode mendorong munculnya sikap responsif,
autopilot, dimana kita terperangkap dalam bukannya reaktif terhadap situasi di
pengalaman dan bereaksi secara otomatis, sekitarnya.
terutama ketika kita berada dalam situasi
penuh tekanan.. Kondisi mindlessness Intervensi Berbasis Mindfulness
semacam ini menyebabkan individu Saat ini terdapat beberapa intervensi
kehilangan kontrol terhadap dirinya berbasis mindfulness yang dianggap
sendiri karena tidak menyadari reaksi- memiliki dukungan empirik terbaik, dan
reaksi fisik yang menjadi alarm dua diantaranya adalah Mindfulness Based
penyesuaian diri. Pada titik inilah Stres Reduction (MBSR) dan Mindfulness
kemudian seringkali individu Based Cognitive Therapy (MBCT).
mempersepsi dirinya sedang berada dalam Mindfulness Based Stres Reduction
kondisi stress akibat ketidakmampuannya (MBSR) merupakan salah satu jenis terapi
merespon situasi dengan cara yang tepat. berbasis mindfulness yang fokus melatih
Profesi guru dalam pendidikan usia kesadaran melalui teknik meditasi.
dini merupakan peran yang sangat Dengan berlatih mengobservasi sensasi
menantang. Guru PAUD dituntut terlibat tubuh (body scan meditation), individu
secara fisik dengan kegiatan peserta didik dapat mencapai kondisi mindful dalam
sehingga membutuhkan kesiapan fisik kehidupan sehari-harinya, termasuk ketika
yang matang. Sangat jarang dalam praktik melakukan aktivitas rutin seperti berjalan,
mengajarnya guru PAUD memiliki makan, berdiri, dll (Germer, Siegel, dan
kesempatan untuk duduk dan beristirahat Fulton, 2005:65). MBSR bertujuan
karena kondisi kelas cenderng terus mengubah hubungan individu dengan
bergerak dinamis. Selain itu guru PAUD situasi dan pikiran yang penuh stres. Hal
juga dituntut sehat secara mental dan ini dicapai dengan cara menurunkan
emosional karena secara simultan harus reaksi emosional dan meningkatkan
terus menjaga kewaspadaan serta mencari penilaian kognitif secara positif. Mindful
cara baru dalam proses pembelajaran Motherhood merupakan salah satu terapi
siswa. mindfulness yang dikembangkan dari
Kebutuhan guru akan kesiapan fisik, MBSR dan telah terbukti mampu
mental, dan emosional baik untuk mengatasi stres, depresi, dan kecemasan
mewujudkan pembelajaran yang efektif pada subjek ibu hamil.
maupun sebagai sumberdaya dalam Mindfulness-Based Cognitive
mengatasi stres menunjukkan bahwa guru Therapy (MBCT) adalah intervensi
memerlukan ketrampilan mindfulness berbasis mindfulness yang
sebagai atribut positif yang dapat mengintegrasikan aspek Cognitive
digunakan dalam keseharian. Behavioral Therapy (CBT) ke dalam
Melalui mindfulness, guru dapat format MBSR dalam sesi yang berdurasi
mengatasi stress yang mungkin dialami lebih singkat. Awalnya intervensi ini
ketika berhadapan dengan anak didik, digunakan terhadap pasien yang
orangtua, meupun rekan kerja dengan mengalami depresi berat yang kronis.
lebih responsif. Kabat-Zinn (2003:150) Intervensi ini menambahkan elemen
menyebutkan kesadaran yang muncul tradisional seperti psikoedukasi dan
pada kondisi mindful akan membantu latihan untuk membedakan pikiran dan
seseorang melihat situasi yang menekan fakta. Namun MBCT lebih fokus untuk
secara lebih jelas, sehingga muncul sudut mengajak pasien menggunakan
pandang baru dalam melihat permasalahan pendekatan decentered terhadap
maupun alternatif pemecahannya Kondisi pengalaman internal daripada
mindful akan memberikan kesadaran pada mengajarkan klien untuk merubah pikiran
individu bahwa ia memiliki kontrol (Crane, 2009:87).

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


105

Intervensi berbasis mindfulness pada 1. Berstatus sebagai guru PAUD


studi ini selanjutnya akan disebut dengan 2. Berusia 20-35 tahun
Pelatihan “Smiling Mind” (SM) yang 3. Telah memiliki pengalaman mengajar
dikembangkan berdasar konsep minimal 1 tahun
Mindfulness Based Stres Reduction dan 3. Tingkat pendidikan minimal SLTA atau
Mindfulness Based Cognitive Therapy. sederajat
Pelatihan SM bertujuan untuk 4. Berdomisili di Yogyakarta
meningkatkan keterampilan mindfulness 5. Tidak memiliki riwayat gangguan
sebagai salah satu strategi koping terhadap psikologis yang berhubungan dengan stres
stres sehingga peningkatan pada variabel atau gangguan psikologis berat lainnya.
ini dapat diasosiasikan dengan penurunan Populasi yang dijaring berdasarkan
tingkat stres guru PAUD. Fokus pelatihan kriteria tersebut berasal dari 3 cabang TK
SM adalah kemampuan individu untuk Khalifah Yogyakarta. Partisipan
menyadari segala reaksi fisik dan kemudian dipilih dengan metode
psikologis yang dialami dari waktu ke purposive sampling. Peneliti meminta
waktu. Diharapkan hasil penelitian ini rekomendasi kepada kepala sekolah untuk
selanjutnya dapat menjadi alternatif menunjuk guru yang sekiranya sesuai
intervensi bagi peningkatan kesejahteraan untuk mengikuti pelatihan Smiling Mind.
psikologis guru . Setelah itu peneliti memberikan
Berdasarkan definisi dan bukti penjelasan kepada para guru untuk
efektivitas mindfulness dari sejumlah selanjutnya guru yang berminat dapat
penelitian sebelumnya, maka peneliti mendaftarkan diri. Hal ini penting
membangun asumsi dasar bahwa dilakukan agar partisipan dapat mengikuti
mindfulness sebagai konstruk psikologis proses pelatihan sesuai keinginannya
memiliki pengaruh terhadap stress kerja sendiri. Adapun kelima partisipan tersebut
pada guru PAUD. adalah:

METODE Tabel 1. Deskripsi subjek penelitian


Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian N Pendidikan Lama
Nama Usia
eksperimen. Metode kuasi eksperimen o Terakhir Mengajar
dilakukan untuk menguji pengaruh 1 BL 26 th SMK 2 th
pelatihan berbasis mindfulness yang 2 IC 24 th SMA 2 th
selanjutnya disebut pelatihan ‘Smiling 3 ID 29 th SMA 5 th
Mind’ (SM) terhadap penurunan stres 4 PP 28 th D2 3,5 th
pada profesi guru PAUD. Desain kuasi 5 YN 35 th SMA 9 th
eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah one group pretest- Instrumen Penelitian
postest design yang mengukur tingkat Alat pengumpulan data yang
stres guru PAUD sebelum dan sesudah digunakan dalam penelitian ini adalah :
dilaksanakannya intervensi. Kuesioner Stres Guru, merupakan skala
stres kerja yang disusun sendiri oleh
Subjek Penelitian peneliti. Skala ini disusun berdasarkan
Protokol pelatihan berbasis teori Taylor (2006:101) dan disesuaikan
mindfulness umumnya dilakukan dalam dengan hasil asesmen lapangan dimana
kelompok kecil berjumlah maksimal 10 stres dapat tampak melalui aspek fisik,
orang karena pelatihan ini membutuhkan emosi, kognitif, dan perilaku. Kuesioner
intensitas yang padat. Selanjutnya ini terdiri atas 34 aitem pernyatan dan
partisipan yang terlibat dalam penelitian memiliki koefisien reliabilitas sebesar
ini adalah 5 orang dengan kriteria sebagai 0.909
berikut:

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness terhadap Tingkat Stres pada Guru PAUD
106

Rancangan Perlakuan dan stres, serta meditasi cinta dan


Perlakuan dalam penelitian ini kebaikan), dan mindful informal (mindful
adalah intervensi dengan bentuk pelatihan eating, mindful walking,). Berbagai
berbasis mindfulness yang selanjutnya macam teknik tersebut dilakukan selama
akan disebut dengan ‘Smiling Mind’ (SM). proses pelatihan dan dilanjutkan secara
Pelatihan ini bertujuan memunculkan mandiri di luar pelatihan.
kesadaran yang timbul akibat memberi
perhatian terhadap sebuah pengalaman Teknik Analisis
saat ini secara disengaja dan tanpa Analisis data kuantitatif untuk
penilaian agar mampu merespon dengan menguji hipotesis dilakukan melalui
penerimaan, dan bukannya bereaksi, analisis skor yang diperoleh (gain score)
terhadap pengalaman yang dialami sehari- dari kuesioner stres guru pada saat
hari (Kabat-Zinn, 2003:154) dengan cara sebelum dan setelah pelatihan dengan
fokus pada peningkatan kemampuan menggunakan teknik non-parametrik
mengobservasi atau mengamati perubahan Wilcoxon matched-pairs signed-ranks test.
kondisi psikologis (Brown dan Ryan, Teknik non-parametrik digunakan sebab
2003:840). data pada penelitian ini berasal dari
Terdapat 5 komponen mindfulness jumlah sample kecil sehingga data tidak
yang akan menjadi sasaran ketercapaian , terdistribusi normal dan jenis data yang
yaitu: (a) observing: kemampuan dihasilkan adalah data ordinal.
observasi dan menyadari adanya pikiran,
perasaan, persepsi, dan sensasi, (b) HASIL DAN PEMBAHASAN
describing: mendeskripsikan dengan kata- Hasil analisis uji signifikansi
kata, (c) acting with awareness: bertindak menunjukkan pelatihan Smiling Mind
dengan penuh kesadaran, (d) (SM) mampu menurunkan tingkat stres
nonreactivity: bersikap non-reaktif kerja pada guru PAUD. Hasil pengukuran
terhadap pengalaman pribadi, dan (e) menunjukkan bahwa rata-rata skor sstres
nonjudge: bersikap tanpa penilaian partisipan pada saat pretest adalah sebesar
terhadap pengalaman pribadi. Kelima 78.60, dan skor rata-rata pada saat posttest
komponen mindfulness tersebut akan sebesar 68.60, terdapat penurunan rata-
dilatihkan kepada subjek penelitian rata skor stres kerja sebesar 10.0 poin.
melalui psikoedukasi dan praktik mindful Berdasarkan analisis kuantitatif partisipan
formal serta informal. mengalami penurunan skor distres yang
Pelatihan ini merupakan program signifikan pada saat posttest dibandingkan
berkelompok yang terdiri dari 7 sesi dengan saat pretest yang ditunjukkan oleh
dalam 3x pertemuan, dengan durasi nilai z = -2,023 dan p =0,043 (p<0,05).
masing-masing pertemuan selama 150- Deskripsi skor stres tiap partisipan yang
180 menit. Selama pelatihan, subjek diperoleh pada saat pengukuran pretest
diberikan jurnal harian untuk diisi baik dan posttest disajikan lebih lanjut melalui
selama pelatihan berlangsung maupun histogram berikut ini:
sebagai catatan hasil latihan di rumah.
Jurnal harian ini sekaligus digunakan oleh 150
peneliti sebagai alat untuk mencatat
perubahan perilaku yang dialami subjek. 100
Materi pelatihan Smiling Mind 50
adalah psikoedukasi tentang stres,
0
mindfulness dan pikiran otomatis, serta BL IC ID PP YN
latihan praktik mindfulness yang secara
umum dibagi menjadi teknik mindful Pretest Posttest
formal (mindful check in, mindful
breathing, body scan, meditasi kecemasan Gambar1. Pengukuran pretest-posttest

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


107

Keberhasilan penelitian ini merupakan sumber daya koping baru yang


ditunjukkan oleh data yang dianalisis dapat mereka gunakan untuk mengubah
secara kuantitatif dan kualitatif. Seluruh makna dari suatu peristiwa (stressful
partisipan mengaku mempraktikkan event) dan mengatur level emosional
mindfulness dapat memberikan mereka sehingga dampaknya dapat berkurang
pilihan baru tentang bagaimana berespon secara alami. Sumber daya koping yang
secara aktif terhadap stresor, alih-alih baik tersebut pada akhirnya akan mampu
bereaksi secara otomatis seperti memoderasi dan membantu individu
sebelumnya. Pelatihan SM memberikan mengurangi dampak buruk stres.
kesempatan pada partisipan untuk mampu Data kualitatif yang didapat
mengeksplorasi sumber daya internal yang menunjukkan telah adanya upaya dari
sebelumnya belum disadari partisipan untuk menerapkan mindfulness
keberadaannya menjadi lebih optimal. di lingkungan sekolah. BL, IC, dan ID
Partisipan PP dan BL yang adalah partisipan yang tergolong aktif
menunjukkan keaktifan dalam berlatih mempraktikkan latihan mindfulness
mindfulness menyatakan, kesadaran akan informal dimana jenis latihan ini
respon diri baik fisik maupun proses membutuhkan individu melakukan kontak
mental membantu mereka menyadari yang lebih nyata dengan lingkungan.
bahwa mereka memiliki pilihan untuk Sebagai partisipan dengan pengalaman
merespon suatu peristiwa serta untuk mengajar yang belum terlalu banyak, BL
melihat stresor melalui sudut pandang dan IC sebelumnya kerap merasa
baru. Hal ini menunjukkan bahwa pada kewalahan ketika menghadapi berbagai
proses secondary appraisal partisipan problem di kelas terutama pada anak-anak
mampu mengakses sumber daya internal yang membutuhkan pengkondisian
sebagai bentuk manajemen stres. Kabat- khusus. Praktik mindfulness di ruang-
Zinn (1990:34) menyebutkan saat kondisi ruang kelas diakui BL dan IC memberi
mindful tercapai, perhatian tidak akan mereka ruang untuk ‘bernapas’, sehingga
terfokus pada masa lalu ataupun masa alih-alih terseret pada harapan-harapan
depan, dan individu tidak akan mereka sendiri, saat ini mereka lebih
memberikan penilaian atau menolak apa mampu melihat situasi sulit tersebut
yang sedang terjadi saat ini. Kesadaran sebagai tantangan yang harus diterima
yang muncul akan membantu individu dengan penuh kasih sayang.
melihat situasi ini secara lebih jelas, Hasil analisis menunjukkan ada
sehingga muncul sudut pandang baru beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam melihat permasalahan maupun keberhasilan partisipan mempraktikkan
alternatif pemecahannya. mindfulness yang selanjutnya berkorelasi
Paradigma stres kehidupan memiliki terhadap penurunan stres. Partisipan yang
tiga domain konseptual yang saling mempraktikkan minimal dua teknik
berkaitan, yaitu: (1) sumber stres, (2) mindfulness yang diajarkan dalam
moderator stres (sumber daya sosial dan kehidupan sehari-hari menunjukkan
koping), dan (3) akibat /efek stres. Sumber penurunan stres yang lebih konsisten.
daya koping berfungsi untuk: (1) Brown & Ryan (2003:88) menyebutkan
mengubah makna dari suatu peristiwa keberhasilan penggunaan teknik
sehingga stres akan berkurang, (2) mindfulness dipengaruhi oleh keaktifan
memodifikasi atau menghapuskan partisipan untuk berlatih dan mengulang
kondisi-kondisi yang mengarah pada apa yang telah dipelajari selama pelatihan
permasalahan, atau (3) mengatur level dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
respon emosional terhadap stresor (Flook diperlukan pula karakteristik keterbukaan
et al, 2013:87). Dalam hal ini, ketrampilan pada pengalaman, motivasi, dan sikap
mindfulness yang didapat partisipan ‘menjadi’ alih-alih sekedar ‘melakukan’
melalui pelatihan Smiling Mind (Kabat-Zinn, 1990:95). Pada level kognitif

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness terhadap Tingkat Stres pada Guru PAUD
108

diperlukan partisipan yang setidaknya tersebut. Proses kesadaran ini kemudian


memiliki level pendidikan yang sama, secara otomatis dapat mereduksi tekanan
agar muatan materi dan penggunaan stres yang mungkin sebelumnya belum
bahasa dapat digunakan secara merata mereka sadari.
untuk semua partisipan Sebelum mengikuti pelatihan SM ini
Hasil pengukuran pada setiap aspek seluruh peserta mengaku belum pernah
stres menunjukkan penurunan paling mempraktikkan jenis meditasi apapun,
signifikan terdapat pada domain fisik. Hal sehingga salah satu efek utama praktik
ini nampak dari pengukuran posttest mindfulness yang dirasakan peserta adalah
dimana rerata stres aspek fisik mengalami pada sensasi fisik ketika mereka secara
penurunan terbesar dibandingkan rerata sadar menaruh perhatian pada kondisi
aspek lainnya, dilanjutkan dengan aspek tubuh. Hal ini nampak pada saat teknik
emosi, perilaku, dan yang terakhir aspek body scan dilatihkan, beberapa peserta
kognitif. Penjelasan lebih lanjut mengenai merasakan adanya keluhan fisik yang
deskripsi penurunan stres per-aspek dapat sebelumnya tidak mereka sadari seperti
dilihat pada tabel berikut: pundak terasa kaku, pelipis berdenyut,
lengan terasa berat atau sulit digerakkan,
Tabel 2. Statistik Deskriptif Per-Aspek hingga kram di bagian perut bawah.
Variabel Stres Sensasi mengenali tubuh dengan lebih
Variabel M M seksama inilah yang menyebabkan peserta
pretest Posttest lebih mudah mengasosiasikan mindfulness
Stres 78,60 68,60 dengan kesadaran fisik dibanding ketiga
Aspek fisik 21,20 18,20 aspek lainnya.
Aspek emosi 19,60 16,80 Keterbatasan penelitian ini ada pada
Aspek 21,00 19,20 alat ukur yang hanya menggunakan satu
kognitif instrumen yaitu Kuesioner Stres Guru
Aspek 16,80 14,40 yang disusun berdasar 4 domain stres
perilaku yaitu fisik, kognitif, afektif, dan perilaku.
Penggunaan alat ukur ini dilatarbelakangi
Perubahan pada aspek-aspek stres kesulitan peneliti menemukan alat ukur
ini erat kaitannya dengan konsep mind- yang aitem-aitemnya mampu mengukar
body connection pada praktik mindfulness. stres guru PAUD di Indonesia yang
Dengan mindfulness, partisipan belajar memiliki sumber stres lebih spesifik
mengendalikan isi pikir dan emosinya dibanding stres kerja pada umumnya.
sehingga pada akhirnya mampu berefek Penggunaan instrumen tersebut memang
positif pada fungsi-fungsi tubuhnya menunjukkan adanya penurunan pada
(Crane, 2009:245). Ketika pikiran dalam tingkat stres guru sebelum dan sesudah
kondisi mindlessness, individu dapat intervensi, akan tetapi belum dapat untuk
kehilangan kontrol akan dirinya sehingga mengungkap stres guru dalam konteks
tidak mampu merespon kebutuhan hubungan dengan anak didik, rekan
dirinya, Sebaliknya ketika dalam kondisi seprofesi, orangtua murid, maupun
mindful, arus pikir yang jernih mampu lingkungan sekitar. Selain itu intervensi
membantu individu melihat kondisi diri dengan model small gorup, membutuhkan
dan memutuskan respon apa yang sesuai penggalian data secara lebih komprehensif
bagi kondisi tersebut (Duncan, sehingga dapat dibandingkan antara
Coatsworth dan Greenberg, 2009:255). capaian satu alat ukur dengan alat ukur
Dalam latihan dasar meditasi mindfulness, lainnya.
fokus pada aliran oksigen yang masuk Keterbatasan lain ada pada durasi
membantu individu “hadir” secara pikiran dan materi pelatihan yang cukup padat.
pada saat itu sekaligus menyadari Pelatihan MBSR (Mindfulness Based
bagaimana tubuh merespon aliran oksigen Stress Reduction) dan MBCT

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016


109

(Mindfulness Based Cognitive Therapy) kehilangan kontrol akan diri dan


yang dijadikan dasar dalam menyusun lingkungannya. Terapi berbasis
modul pelatihan Smiling Mind dalam mindfulness membantu partisipan
penelitian ini dilakukan dalam kurun mengembalikan kontrol ini kepada
waktu 8-10 minggu, meliputi satu dirinya, sehingga guru dapat berperan
pertemuan setiap minggunya dengan aktif memutuskan apa yang harus
durasi 150-180 menit per pertemuan dilakukan tanpa harus menunggu bantuan/
(Crane, 2009; Kabatt-Zin, 2003). sumberdaya eksternal.
Beberapa contoh implementasi MBSR Praktik mindfulness dapat digunakan
bahkan menyertakan satu kali pertemuan guru baik ketika sedang menjalankan
dengan durasi 12 jam dalam rangkaian profesinya maupun dalam kondisi
pelatihan agar mampu memfasilitasi keseharian. Hasil terbaik akan diperoleh
peserta untuk berlatih teknik mindfulness melalui latihan rutin mindful formal
secara terus menerus. Hal ini berguna seperti teknik body scan, mindul check in,
untuk memastikan agar peserta pelatihan mindful breathing, serta mindful informal
mampu mempertahankan kebiasaan seperti teknik mindful walking dan
mempraktikkan seluruh teknik mindful eating.
mindfulness yang diajarkan walaupun Mindfulness terbukti dapat diajarkan
pelatihan telah berakhir. pada subjek guru yang sebelumnya belum
Penyusunan sesi pelatihan sebanyak pernah mempraktikkan meditasi, akan
tiga kali pada pelatihan SM ini karena tetapi perlu diperhatikan susunan
memperhitungkan kondisi partisipan yang pelatihan agar kesadaran akan kondisi
juga memiliki tugas-tugas cukup berat tubuh tidak hanya terbatas pada fisik saja
sebagai guru. Faktor ini menyebabkan ada namun juga pada aspek emosi, kognitif,
banyak kemungkinan mortalitas pada dan perilaku.
partisipan sehingga dibutuhkan sesi Hasil ini menunjukkan protokol
pelatihan yang tidak terlalu lama. Akan pelatihan berbasis mindfulness dapat
tetapi hal ini pada akhirnya memberi dikembangkan sebagai intervensi
dampak konsekuensi lain yaitu muatan peningkatan kesejahteraan psikologis
materi pelatihan yang dirasa terlalu berat, guru.
apalagi terdapat partisipan dengan
kemampuan kognitif yang tidak setara. Saran
Dari 6 teknik mindfulness yang diajarkan, Teknik mindfulness yang diberikan
setiap partisipan rata-rata hanya mampu pada partisipan sebaiknya selalu dikaitkan
mempraktikkan 1-2 teknik secara mandiri dengan keempat aspek stres. Hal ini perlu
di rumah. Konsekuensi lain dari dilakukan sehingga meskipun sensasi fisik
dipadatkannya materi pelatihan berbasis adalah aspek yang paling mendapat efek
mindfulness ini juga tampak pada langsung, namun peserta dapat juga
perubahan rerata stres yang didominasi memiliki kesadaran mendalam akan
pada penurunan aspek fisik. Hal ini emosi, pikiran, dan perilakunya.
dimungkinkan akibat singkatnya masa Fasilitator perlu berperan lebih dalam
latihan sehingga efek yang ditibulkan baru untuk membantu peserta memahami
sebatas kesadaran fisik. ketiga aspek lainnya.
Apabila akan dilakukan penelitian
PENUTUP serupa selanjutnya sebaiknya
Simpulan menggunakan lebih dari satu instrumen
Teknik meditasi berbasis sebagai alat ukur stres. Kondisi stres yang
mindfulness terbukti dapat diterapkan dirasakan guru di tempat kerja umumnya
untuk mengatasi stres guru PAUD. berhubungan dengan stres di lingkungan
Kondisi pekerjaan yang serba aktif dan lainnya sehingga diperlukan alat ukur
dinamis dapat membuat guru merasa

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness terhadap Tingkat Stres pada Guru PAUD
110

pembanding agar didapat data yang lebih Psychotherapy. New York: The
komprehensif. Guilford Press
Terakhir, Pada penelitian Jennings, P. A., & Greenberg, M. (2009).
selanjutnya agar menggunakan desain The Prosocial Classroom: Teacher
yang memungkinkan adanya generalisasi Social and Emotional Competence
pada populasi lebih luas, misalkan in Relation to Child and Classroom
menggunakan kelompok kontrol atau Outcomes. Review of Educational
memperbesar jumlah partisipan pelatihan. Research, 79, 491-525
Pengukuran follow-up juga diperlukan Kabat-Zinn, J. (1990). Full Catasthrope
untuk mengetahui kebermanfaatan praktik Living: Using the Wisdom of Your
mindfulness pada partisipan. Body and Mind to Face Stress,Pain
and Illness. New York: Bantam
Dell.
DAFTAR PUSTAKA Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulnes-based
Bauer, J., Stamm, A., Virnich, K., Interventions in Context: Past,
Wissing, K., Muller, U., Wirsching, Present, and Future. Clinical
M., (2006). Correlation Between Psychology: Science and Practice,
Burnout Syndrome and 10, 144-156
Psychologycal and Psychosomatic Khilmiyah, Akif. 2012. Stres Kerja Guru
Symptomp Among Teachers. Perempuan di Kecamatan Kasihan
International Archives of Bantul Yogyakarta. Lentera
Occupational and Environmental pendidikan, Vol 15 (2), 135-143
Health, 79, 199-204 McCallum, F., & Price, D. (2010). Well
Brown, K. W., & Ryan, R. M., (2003). Teachers, Well Student. Journal of
The Benefits of Being Present: Student Wellbeing, 4 (1), 19-34
Mindfulness and It’s Role in McCormick, J. & Barnett, K. (2011).
Psychological Wellbeing. Journal of Teacher’s Attribution for Stress and
Personality and Social Psychology, Their Relationship with Burnout.
84, 822-848 International Journal of
Crane, R. (2009). Mindfulness Based Educational Management, Vol 25
Cognitive Therapy: Distinctive (3), 278-293
Features. New York: Routledge Roeser, R. W., Skinner, E., Beers, J., &
Publication Patricia, A. J., (2012). Mindfulness
Duncan, L. G., Coatsworth, J. D., & Training and Teacher’s Professional
Greenberg, M. T. (2009). A Model Development : An Emerging Area
of Mindful Parenting: Implications of Research and Practice. Child
for Parent–Child Relationship and Development Perspectives, 6 (2),
Prevention Research. Clinical Child 167-173
Family Psychology Rev, 12:255– Schoeberlein, Deborah. (2009). Mindful
270 Teaching and Teaching
Flook, L., Goldberg, S. B., Pinger, L., Mindfulness. Somerville: Wisdom
Bonus, K., & Davidson, R., (2013). Publications
Mindfulness For Teachers: A Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2007).
Pilot Study To Assess Effects On Positive Psychology: The Scientific
Stress, Burnout, and Teaching and Practical Explorations of
Efficacy. Journal Compilation Of Human Strength. London: Sage
International Mind, Brain, and Publications
Education, 7:182-195 Taylor, S, E. (2006). Health Psychology
Germer, C. K., Siegel, R. D., & Fulton, P. 6th Edition. Singapore: McGraw-
R. (2005). Mindfulness and Hill

JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN, Volume 9, Nomor 2, September 2016

Anda mungkin juga menyukai