Anda di halaman 1dari 30

Telah diterima/disetujui

Hari/tanggal :

Tanda tangan :

LAPORAN KASUS NY. R


DIRUANG NHCU RSMH PALEMBANG

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

Keperawatan Kegawatdaruratan

OLEH
RIZKA APRIYENI UTARI
NIM. 04064882124009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Tanggal MRS : 28 Januari 2022
Umur : 59 tahun
No. Rekam Medis: 0001247664
Jenis kelamin : Perempuan
Sumber Informasi: Status pasien dan keluarga pasien
Alamat : Dusun II Kel. Sungai Belida Kec. Lempung Jaya Kab. OKU
Status marital : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sumatera
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Keluhan utama
Ny. R mengeluh kaki dan tangan kanan mengalami kelemahan untuk bergerak
2. Faktor pencetus
-
3. Riwayat penyakit terdahulu
Ny. R mempunyai riwayat darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu dan tidak rutin minum obat
4. Riwayat penyakit sekarang
Ny. R dibawa ke RSMH Pada tanggal 28 Januari 2022 karena pasien mengalami
kelemahan anggota tubuh sebelah kanan secarah tiba-tiba saat sedang istirahat, mulut
miring ke kiri, bicara pelo dan baal.
5. Diagnosis medis
Emboli cerebri

C. RIWAYAT BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit:
Ny. R makan 3x sehari, 1 porsi habis. Makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi
sayur dan lauk. Kemudian pasien minum 6-5 gelas perhari (1500) berupa air putih
Saat sakit:
Ny. R makan menggunakan NGT dengan diet susu 6x/hari dan air putih.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit:
Ny. R BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses lunak berwarna
kuning kecoklatan. BAK lancar kurang lebih sebanyak 5-6 kali.
Saat sakit:
Ny. R berkemih menggunakan kateter urin, urin berwarna kuning jernih dengan jumlah
±1500 cc/hari dan BAB menggunakan pampers.
3. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit:
Sebelum sakit kebutuhan istirahat-tidur pasien tercukupi, biasanya dalam sehari tidur 6-8 jam.
Saat sakit:
Selama sakit Ny. R terlihat lebih banyak waktu untuk tidur
4. Pola Aktivitas dan bekerja
Sebelum sakit:
Tidak perlu dibantu, pasien setiap hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dalam
melakukan kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB/BAK dan berpakaian pasien
melakukannya secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu
Saat sakit:
Selama sakit, dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian Ny.S dibantu oleh keluarganya.

D. RIWAYAT KELUARGA
E. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Kognitif – Persepsi
Pasien terlihat mendengar dan melihat kearah sumber suara, pasien tampak sesekali
berbicara tetapi tidak jelas.
2. Persepsi diri – Konsepsi Diri
Pasien selalu berusaha menggerakkan badan yang masih bisa digerakkan
3. Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai seorang ibu, namun pasien tidak dapat melakukan perannya
sebagai seorang ibu secara maksimal sejak terkena sakit. Di rumah pasien paling dekat
dengan anak perempuan terakhirnya.
4. Koping Toleransi Stres
Keluarga pasien selalu memberikan dukungan kepada pasien agar mengurangi stres.
5. Pola Aktivitas berdasarkan Indeks ADL Barthel
Pada saat dilakukan pengkajian pola aktivitas berdasarkan Indeks ADL Barthel
didapatkan pasien mengalami ketergantungan total dengan skor 0 (ketergantungan total).

F. PENGKAJIAN FISIK
(Head toe toe atau per sistem)
1. Sistem Neurologi
GCS: E4M5Vafasia, tidak ada kejang atau epilepsi, ada refleks patela, tidak ada trauma.
2. Sistem Penglihatan
Bentuk simetris, konjungtiva ananemis, pupil isokor, sklera anikterik, tidak ada edema orbital.
3. Sistem Pendengaran (THT)
Ada refleks menelan, tidak ada refleks batuk.
4. Sistem Pernafasan
Pola nafas reguler, tidak ada refleks batuk, terdapat gerakan retraksi dinding dada, fase
ekspirasi tidak memanjang, tidak ada nyeri dan trauma dada.
5. Sistem Kardiovaskuler
RR 20x/mnt, capilary refilling < 3 detik, Suara jantung BJ 1 dan BJ 2, tidak ada edema,
warna kulit sawo matang, kuku panjang, tidak ada clubbing finger, akral hangat
6. Sistem pencernaan
Nutrisi intake diet cair dengan NGT 6x/hari, jenis diet susu, tidak ada muntah, BB 55 Kg, TB
155 cm. Eliminasi BAB 1x/hari konsistensi cair menggunakan pampers, BAK menggunakan
kateter dengan urine output ±1500 cc/hari.
7. Sistem Reproduksi
Tidak ada pengeluaran darah dan keputihan, tidak ada lesi.
8. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun.
9. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit < 3 detik, tekstur kasar.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

Tgl Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

14 Februari 2022 Hematologi:


Hb 14 11.1 – 14.4 g/dL
RBC 3,65 4.00 – 4.25 106/mm3
WBC 17,40 4.73 – 10.5 103/mm3
Ht 29 35 – 45%
PLT 254 217 – 497 103/µL
LED 64 < 20 mm/jam
Elektrolit:
Ca 8.7 8.4 – 10.8 µg/dL
Na 139 135 – 155 mEq/L
K 3.0 3.5 – 6 mEq/L
CI 94 96 – 106 mmol/L
AGD:
pH 7.45 7.35 – 7.45
PCO2 37.4 35 – 45 mmHg
PO2 86 83 – 108 mmHg
HCO3 26.7 21 – 28 mmol/L
SO2 96 >95%
PO2/FiO2 215 %
Laktat 1.5 0.7 – 2.5 mmol/L
Ginjal
Ureum 28 16.6 – 48.5 mg/dL
Kreatinin 0.61 0.50 – 0.90 mg/dL
Metabolisme:
Glukosa sewaktu 200 >45-<500 mg/dl
Hati:
Albumin 3.4 3.4-4.8 g/dl

H. TERAPI SAAT INI


1. NaCl 0,9% 500cc/8jam/IV
2. Meropenem 1gr/8jam/IV
3. Ranitidin 50mg/12jam/IV
4. Neurodex 1tablet/24jam
5. Paracetamol 1gr/8jam
6. CaCo3 500mg/8jam
7. NS 3% 3cc/8jam/nebu
8. Candersartan 16mg/24jam
9. Heparin+50 cc NaCl 5000/12jam/IV
10. Furosemid 80mg/8jam
11. Vitamin K/12jam/IV
12. Nasetilsistem 200mg/8jam

I. ANALISIS DATA

No Data Penunjang Analisis Data Masalah Keperawatan

1. DS: Emboli cerebri Pola napas tidak


efektif
DO: ↓

- Terdapat retraksi dinding Hemiasi cerebral


dada

- Bradipnea
- Ekspirasi memanjang Penekanan saluran pernafasan

- RR 20x/mnt. ↓

Hipersekresi jalan napas


Kelemahan otot-otot pernapasan

Pola napas tifak efektif

2. DS: Vasospasme arteri cerebral saraf Risiko gangguan


cerebral integritas
DO:
kulit/jaringan

- Tampak tidur terlentang
- Kesadaran menurun Iskemik infark pada arteri
- Terpasang ventilator serebral anterior

Penurunan mobilitas

Penurunan sirkulasi darah

Tirah baring lama

Penekanan daerah penonjolan


tulang

Suplai darah+02 menurun

Risiko gangguan integritas


kulit/jaringan
3. DS: Vasospasme arteri cerebral saraf Gangguan mobilitas
cerebral fisik
DO:

- Kelemahan otot ektremitas
bawah Iskemik infark pada arteri
- Rentang gerak menurun serebral anterior
- Keadaan umum: lemah

- Pasien hanya berbaring
ditempat tidur Defisit neurologi

- Aktivitas pasien dibantu ↓

keluarga Gangguan premotor


- Tangan dan kaki kanan area/kerusakan neuromuskular
sulit digerakkan/

hemiparese dekstra
- Tanda-tanda vital: Kelemahan anggota gerak
TD : 130/80 mmHg ↓
Nadi : 84 x/menit
Penurunan kekuatan otot
Respirasi : 20 x/menit ekstremitas bawah dan atas

Ektremitas sulit digerakkan

Gangguan mobilitas fisik

4. DS :- Vasospasme arteri cerebral saraf Defisit nutrisi


DO : cerebral
- Tidak mampu makan per

oral.
- Kesadaran menurun. Iskemik infark pada arteri

- Terpasang NG tube. serebral anterior

- Reflek menelan menurun. ↓


- BB : 55 Kg
Peningkatan metabolisme
- Albumin : 3.4 g/dl
dan katabolisme
- HB : 14 g/dl

Ketidakmampuan asupan
nutrisi per oral

Penurunan nutrisi tubuh

Defisit nutrisi

5. DS : Vasospasme arteri cerebral saraf Defisit perawatan diri


cerebral
DO :

- Keadaan umum: lemah
- Tidak mampu mandi, Iskemik infark pada arteri
berpakaian, makan, ke serebral anterior
toilet dan berhias sendiri

- Pasien hanya berbaring
ditempat tidur Defisit neurologi

- Aktivitas pasien dibantu ↓

keluarga Gangguan premotor


area/kerusakan neuromuskular

Kelemahan anggota gerak


Kemampuan ADL dan perawatan


diri berkurang

Defisit perawatan diri

1. Monitoring vital sign

Jam TD HR RR Suhu SaO2


07.00 130/70 mmHg 108 x/mnt 23 x/mnt 36.70C 98%
08.00 120/60 mmHg 114 x/mnt 23 x/mnt 36.70C 98%
09.00 120/60 mmHg 106 x/mnt 23 x/mnt 36.40C 99%
10.00 120/65 mmHg 96 x/mnt 23 x/mnt 36.30C 98%
11.00 110/61 mmHg 91 x/mnt 25 x/mnt 36.40C 100%
12.00 119/60 mmHg 96 x/mnt 20 x/mnt 36.60C 98%
13.00 119/65 mmHg 92 x/mnt 19 x/mnt 36.30C 99%

2. Status neurologi

Jam GCS
07.00 E4M5Vafasia
08.00 E4M5Vafasia
09.00 E4M5Vafasia
10.00 E4M5Vafasia
11.00 E4M5Vafasia
12.00 E4M5Vafasia
13.00 E4M5Vafasia

3. Balance cairan
Pukul 12.00
Intake Enteral : Susu : 200 cc
Air putih : 50 cc
Parenteral : NaCl 0,9% : 550cc
NS 3% : 3cc
Total : 803 cc
Output Urine : 500 cc
IWL : 30cc
Balance Cairan = Intake – output
= 803-760
= 43 cc

J. PRIORITAS MASALAH
1. (D.0005) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (kelemahan otot-otot
pernapasan) d.d retraksi dinding dada dan bradipnea
2. (D.0054) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular d.d kelemahan otot
ektremitas bawah dan rentang gerak menurun.
3. (D.0019) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d tidak mampu makan
per oral dan kesadaran menurun.
4. (D.0109) Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d keadaan umum: lemah dan tidak mampu
mandi, berpakaian, makan, ke toilet dan berhias sendiri
5. (D.0139) Risiko gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi d.d tampak tidur
terlentang dan kesadaran menurun

K. PROSES KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. R Tanggal : 17 Februari 2022


Diagnosis : Emboli Serebri
Diagnosis Rencana Keperawatan
Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi keperawatan
Pola napas tidak L.01004 Setelah dilakukan tindakan I.01014 Pemantauan respirasi
efektif b.d keperawatan selama 3 hari, pola Observasi
hambatan upaya napas membaik dengan kriteria - Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
napas (kelemahan hasil: dan upaya napas.
otot-otot - Penggunaan otot bantu napas - Monitor kemampuan batuk efektif.
pernapasan) menurun - Monitor adanya produksi sputum.
- Pemanjangan fase ekspirasi - Monitor saturasi oksigen.
menurun - Monitor nilai AGD.
- Frekuensi napas membaik (16 Terapeutik
– 20 x/mnt) - Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
- Informasikan hasil pemantauan.
Defisit nutrisi b.d L.03030 Setelah dilakukan tindakan I. 03119 Manajemen nutrisi
ketidakmampuan keperawatan selama 3 hari, status Observasi
mengabsorbsi nutrisi membaik dengan kriteria - Identifikasi status nutrisi
nutrien hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi
- Porsi makanan yang makanan
dihabiskan meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
- Berat badan membaik nutrien
- Indeks massa tubuh (IMT) Terapeutik
membaik - Lakukan oral hygiene sebelum makan
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Defisit perawatan L.11103 Setelah dilakukan tindakan I.11348 Dukungan perawatan diri
diri b.d keperawatan selama 3 hari, Observasi
kelemahan perawatan diri meningkat dengan - Identifikasi kebiasaan aktivitas
kriteria hasil: perawatan diri sesuai usia
- Kemampuan mandi meningkat - Identifikasi kebutuhan alat bantu
- Kemampuan mengenakan kebersihan diri, berpakaian, berhias dan
pakaian meningkat makan
- Kemampuan makan meningkat Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang terapeutik
- Siapkan keperluan pribadi
- Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
Risiko gangguan L.14125 Setelah dilakukan tindakan I.11353 Perawatan integritas kulit
integritas keperawatan selama 3 hari, Observasi
kulit/jaringan b.d integritas kulit/jaringan meningkat - Identifikasi penyebab gangguan
perubahan dengan kriteria hasil: integritas kulit.
sirkulasi - Kerusakan jaringan cukup Terapeutik
- l menurun - Ubah posisi tiap 2 jam.
- Kerusakan lapisan kulit sedang - Berikan produk pelembap (minyak
(grade 1) zaitun).
- Mandikan pasien.

I.14564 Perawatan luka


Observasi
- Monitor karakteristik luka.
- Monitor tanda-tanda infeksi.
Terapeutik
- Lepaskan balutan.
- Bersihkan luka dengan NaCl.
- Berikan salep yang sesuai.
- Pasang balutan.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
Gangguan L.05042 Setelah dilakukan tindakan I.05173 Dukungan mobilisasi
mobilitas fisik b.d keperawatan selama 3 hari, Observasi
gangguan mobilitas fisik meningkat dengan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
neuromuskular d kriteria hasil: fisik lainnya.
- - Pergerakan ekstremitas bawah - Identifikasi toleransi fisik melakukan
meningkat pergerakan.
- Kekuatan otot bernilai 1 Terapeutik
- Rentang gerak cukup - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
meningkat bantu.
- Fasilitasi melakukan pergerakan.
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan.
L. TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. R Tanggal : 17 Februari 2022
Diagnosis : Emboli cerebri
Hari/ Masalah
Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal Keperawatan

Kamis/17 Pola napas 08.20 - Memonitor frekuensi, irama, 12.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 19x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot

bradipneu, terdapat retraksi bantu napas

dinding dada. - Fase ekspirasi masih memanjang

- Memonitor kemampuan batuk efektif. - Frekuensi napas membaik 20x/menit.

- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.

- Memonitor saturasi oksigen. P: Intervensi dilanjutkan:


- SaO2 98%
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
- Memonitor nilai AGD.
dan upaya napas.
- pH 7.45, PCO2 37.4, PO2 86,
- Monitor kemampuan batuk efektif.
HCO3 26.7.
- Monitor adanya produksi sputum.
- Mengatur interval pemantauan
- Monitor saturasi oksigen.
respirasi sesuai kondisi pasien
- Monitor nilai AGD.
- Pemantauan dilakukan setiap 1
- Atur interval pemantauan respirasi
jam.
- Mendokumentasikan hasil sesuai kondisi pasien
pemantauan. - Dokumentasikan hasil pemantauan.
- Menulis hasil pemantauan di
lembar flow chart.

Kamis/17 Defisit nutrisi 08.45 - Mengidentifikasi status nutrisi 12.15 S :-


Februari - Mengidentifikasi alergi dan O:
2022 intoleransi makanan - Tidak mampu makan per oral.
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori - Kesadaran menurun.
dan jenis nutrien - Terpasang NG tube.
- Melakukan oral hygiene sebelum - Reflek menelan menurun.
makan - BB : 55 Kg
- Memberikan makanan tinggi serat - Albumin : 3.4 g/dl
untuk mencegah konstipasi - HB : 14 g/dl
- Memberikan makanan tinggi kalori A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
dan tinggi protein P: Intervensi dilanjutkan
- Mengolaborasi pemberian medikasi - Mengidentifikasi status nutrisi
sebelum makan - Mengidentifikasi alergi dan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk intoleransi makanan
menentukan jumlah kalori dan jenis - Mengidentifikasi kebutuhan kalori
nutrien yang dibutuhkan dan jenis nutrien
- Melakukan oral hygiene sebelum
makan
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
- Mengolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Kamis/17 Defisit 08.50 - Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas 12.20 S :
Februari perawatan diri perawatan diri sesuai usia
O:
2022 - Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias - Keadaan umum: lemah

dan makan - Tidak mampu mandi, berpakaian,

- Menyediakan lingkungan yang makan, ke toilet dan berhias sendiri

terapeutik - Pasien hanya berbaring ditempat

- Menyiapkan keperluan pribadi tidur

- Memfasilitasi untuk menerima - Aktivitas pasien dibantu keluarga

keadaan ketergantungan A: Masalah defisit perawatan diri belum


teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

- Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas


perawatan diri sesuai usia
- Mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias dan makan
- Menyediakan lingkungan yang
terapeutik
- Menyiapkan keperluan pribadi
- Memfasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Kamis/17 Risiko 09.00 - Mengidentifikasi penyebab gangguan 12.25 S: Tidak dapat terkaji.
Februari gangguan integritas kulit.
O:
2022 integritas - Perubahan sirkulasi dan
kulit/jaringan kelemahan otot tubuh. - Tampak tidur terlentang

- Memberikan produk pelembap - Kesadaran menurun

(minyak zaitun). - Terpasang ventilator

- Dioleskan pada ekstremitas atas A: Risiko gangguan integritas

dan bawah. kulit/jaringan belum teratasi.

- Mengkaji tanda-tanda infeksi. P: Intervensi dilanjutkan:


- Kemerahan, suhu 36,40C, tidak
- Berikan produk pelembap (minyak
nyeri, tidak bengkak, tidak ada
zaitun).
pengeluaran nanah.
- Mandikan pasien.
- Memberikan antibiotik.
- Monitor karakteristik luka.
- Chloramphenicol salep/12
- Monitor tanda-tanda infeksi.
jam/topical.
- Lakukan perawatan luka
- Kolaborasi pemberian antibiotik.

Kamis/17 Gangguan 09.10 - Mengkaji toleransi fisik melakukan 12.30 S: Tidak dapat terkaji
Februari mobilitas fisik pergerakan.
O:
2022 - Ekstremitas tidak ada pergerakan.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan. - Tidak ada pergerakan ekstremitas

- ROM pasif pada ekstremitas bawah

bawah. - Kekuatan otot menurun


- Rentang gerak menurun
A: Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan:

- Identifikasi toleransi fisik melakukan


pergerakan.
- Fasilitasi melakukan pergerakan.
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan.
Hari/ Masalah
Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal Keperawatan

Jum’at/18 Pola napas 08.20 - Memonitor frekuensi, irama, 12.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 20x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot

bradipneu, terdapat retraksi bantu napas

dinding dada. - Fase ekspirasi masih memanjang

- Memonitor kemampuan batuk efektif. - Frekuensi napas membaik 20x/menit.

- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.

- Memonitor saturasi oksigen. P: Intervensi dilanjutkan:


- SaO2 98%
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
- Memonitor nilai AGD.
dan upaya napas.
- pH 7.45, PCO2 37.4, PO2 86,
- Monitor kemampuan batuk efektif.
HCO3 26.7.
- Monitor adanya produksi sputum.
- Mengatur interval pemantauan
- Monitor saturasi oksigen.
respirasi sesuai kondisi pasien
- Monitor nilai AGD.
- Pemantauan dilakukan setiap 1
- Atur interval pemantauan respirasi
jam.
sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasikan hasil
- Dokumentasikan hasil pemantauan.
pemantauan.
- Menulis hasil pemantauan di
lembar flow chart.

Jum’at/18 Defisit nutrisi 08.45 - Mengidentifikasi status nutrisi 12.15 S :-


Februari - Mengidentifikasi alergi dan O:
2022 intoleransi makanan - Tidak mampu makan per oral.
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori - Kesadaran menurun.
dan jenis nutrien - Terpasang NG tube.
- Melakukan oral hygiene sebelum - Reflek menelan menurun.
makan - BB : 55 Kg
- Memberikan makanan tinggi serat - Albumin : 3.4 g/dl
untuk mencegah konstipasi - HB : 14 g/dl
- Memberikan makanan tinggi kalori A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
dan tinggi protein P: Intervensi dilanjutkan
- Mengolaborasi pemberian medikasi - Mengidentifikasi status nutrisi
sebelum makan - Mengidentifikasi alergi dan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk intoleransi makanan
menentukan jumlah kalori dan jenis - Mengidentifikasi kebutuhan kalori
nutrien yang dibutuhkan dan jenis nutrien
- Melakukan oral hygiene sebelum
makan
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Mengolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Jum’at/18 Defisit 08.50 - Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas 12.20 S :
Februari perawatan diri perawatan diri sesuai usia
O:
2022 - Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias - Keadaan umum: lemah

dan makan - Tidak mampu mandi, berpakaian,

- Menyediakan lingkungan yang makan, ke toilet dan berhias sendiri

terapeutik - Pasien hanya berbaring ditempat

- Menyiapkan keperluan pribadi tidur

- Memfasilitasi untuk menerima - Aktivitas pasien dibantu keluarga

keadaan ketergantungan A: Masalah defisit perawatan diri belum


teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

- Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas


perawatan diri sesuai usia
- Mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias dan makan
- Menyediakan lingkungan yang
terapeutik
- Menyiapkan keperluan pribadi
- Memfasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Jum,at/18 Risiko 09.00 - Mengidentifikasi penyebab gangguan 12.25 S: Tidak dapat terkaji.
Februari gangguan integritas kulit.
O:
2022 integritas - Perubahan sirkulasi dan
kulit/jaringan kelemahan otot tubuh. - Tampak tidur terlentang

- Memberikan produk pelembap - Kesadaran menurun

(minyak zaitun). - Terpasang ventilator

- Dioleskan pada ekstremitas atas A: Risiko gangguan integritas

dan bawah. kulit/jaringan belum teratasi.

- Mengkaji tanda-tanda infeksi. P: Intervensi dilanjutkan:


- Kemerahan, suhu 36,4 C, tidak
0

- Berikan produk pelembap (minyak


nyeri, tidak bengkak, tidak ada
zaitun).
pengeluaran nanah.
- Mandikan pasien.
- Memberikan antibiotik.
- Monitor karakteristik luka.
- Chloramphenicol salep/12
- Monitor tanda-tanda infeksi.
jam/topical.
- Lakukan perawatan luka
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
Jum’at/18 Gangguan 09.10 - Mengkaji toleransi fisik melakukan 12.30 S: Tidak dapat terkaji
Februari mobilitas fisik pergerakan.
O:
2022 - Ekstremitas tidak ada pergerakan.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan. - Tidak ada pergerakan ekstremitas

- ROM pasif pada ekstremitas bawah

bawah. - Kekuatan otot menurun


- Rentang gerak menurun
A: Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan:

- Identifikasi toleransi fisik melakukan


pergerakan.
- Fasilitasi melakukan pergerakan.
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan.
Hari/ Masalah
Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Tanggal Keperawatan

Sabtu/19 Pola napas 13.20 - Memonitor frekuensi, irama, 16.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 20x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot

bradipneu, terdapat retraksi bantu napas

dinding dada. - Fase ekspirasi masih memanjang

- Memonitor kemampuan batuk efektif. - Frekuensi napas membaik 20x/menit.

- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.

- Memonitor saturasi oksigen. P: Intervensi dilanjutkan:


- SaO2 98%
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
- Memonitor nilai AGD.
dan upaya napas.
- pH 7.45, PCO2 37.4, PO2 86,
- Monitor kemampuan batuk efektif.
HCO3 26.7.
- Monitor adanya produksi sputum.
- Mengatur interval pemantauan
- Monitor saturasi oksigen.
respirasi sesuai kondisi pasien
- Monitor nilai AGD.
- Pemantauan dilakukan setiap 1
- Atur interval pemantauan respirasi
jam.
sesuai kondisi pasien
- Mendokumentasikan hasil
pemantauan. - Dokumentasikan hasil pemantauan.
- Menulis hasil pemantauan di
lembar flow chart.

Sabtu/19 Defisit nutrisi 13.45 - Mengidentifikasi status nutrisi 16.15 S :-


Februari - Mengidentifikasi alergi dan O:
2022 intoleransi makanan - Tidak mampu makan per oral.
- Mengidentifikasi kebutuhan kalori - Kesadaran menurun.
dan jenis nutrien - Terpasang NG tube.
- Melakukan oral hygiene sebelum - Reflek menelan menurun.
makan - BB : 55 Kg
- Memberikan makanan tinggi serat - Albumin : 3.4 g/dl
untuk mencegah konstipasi - HB : 14 g/dl
- Memberikan makanan tinggi kalori A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
dan tinggi protein P: Intervensi dilanjutkan
- Mengolaborasi pemberian medikasi - Mengidentifikasi status nutrisi
sebelum makan - Mengidentifikasi alergi dan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk intoleransi makanan
menentukan jumlah kalori dan jenis - Mengidentifikasi kebutuhan kalori
nutrien yang dibutuhkan dan jenis nutrien
- Melakukan oral hygiene sebelum
makan
- Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Mengolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
- Mengolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Sabtu/19 Defisit 13.50 - Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas 16.20 S :
Februari perawatan diri perawatan diri sesuai usia
O:
2022 - Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias - Keadaan umum: lemah

dan makan - Tidak mampu mandi, berpakaian,

- Menyediakan lingkungan yang makan, ke toilet dan berhias sendiri

terapeutik - Pasien hanya berbaring ditempat

- Menyiapkan keperluan pribadi tidur

- Memfasilitasi untuk menerima - Aktivitas pasien dibantu keluarga

keadaan ketergantungan A: Masalah defisit perawatan diri belum


teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

- Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas


perawatan diri sesuai usia
- Mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias dan makan
- Menyediakan lingkungan yang
terapeutik
- Menyiapkan keperluan pribadi
- Memfasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
Sabtu/19 Risiko 14.00 - Mengidentifikasi penyebab gangguan 16.25 S: Tidak dapat terkaji.
Februari gangguan integritas kulit.
O:
2022 integritas - Perubahan sirkulasi dan
kulit/jaringan kelemahan otot tubuh. - Tampak tidur terlentang

- Memberikan produk pelembap - Kesadaran menurun

(minyak zaitun). - Terpasang ventilator

- Dioleskan pada ekstremitas atas A: Risiko gangguan integritas

dan bawah. kulit/jaringan belum teratasi.

- Mengkaji tanda-tanda infeksi. P: Intervensi dilanjutkan:


- Kemerahan, suhu 36,40C, tidak
- Berikan produk pelembap (minyak
nyeri, tidak bengkak, tidak ada
zaitun).
pengeluaran nanah.
- Mandikan pasien.
- Memberikan antibiotik.
- Monitor karakteristik luka.
- Chloramphenicol salep/12
- Monitor tanda-tanda infeksi.
jam/topical.
- Lakukan perawatan luka
- Kolaborasi pemberian antibiotik.

Sabtu/19 Gangguan 14.10 - Mengkaji toleransi fisik melakukan 16.30 S: Tidak dapat terkaji
Februari mobilitas fisik pergerakan.
O:
2022 - Ekstremitas tidak ada pergerakan.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan. - Tidak ada pergerakan ekstremitas

- ROM pasif pada ekstremitas bawah

bawah. - Kekuatan otot menurun


- Rentang gerak menurun
A: Gangguan mobilitas fisik belum
teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan:

- Identifikasi toleransi fisik melakukan


pergerakan.
- Fasilitasi melakukan pergerakan.
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.

Anda mungkin juga menyukai