Hari/tanggal :
Tanda tangan :
Keperawatan Kegawatdaruratan
OLEH
RIZKA APRIYENI UTARI
NIM. 04064882124009
C. RIWAYAT BIOLOGIS
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit:
Ny. R makan 3x sehari, 1 porsi habis. Makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi
sayur dan lauk. Kemudian pasien minum 6-5 gelas perhari (1500) berupa air putih
Saat sakit:
Ny. R makan menggunakan NGT dengan diet susu 6x/hari dan air putih.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit:
Ny. R BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses lunak berwarna
kuning kecoklatan. BAK lancar kurang lebih sebanyak 5-6 kali.
Saat sakit:
Ny. R berkemih menggunakan kateter urin, urin berwarna kuning jernih dengan jumlah
±1500 cc/hari dan BAB menggunakan pampers.
3. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum sakit:
Sebelum sakit kebutuhan istirahat-tidur pasien tercukupi, biasanya dalam sehari tidur 6-8 jam.
Saat sakit:
Selama sakit Ny. R terlihat lebih banyak waktu untuk tidur
4. Pola Aktivitas dan bekerja
Sebelum sakit:
Tidak perlu dibantu, pasien setiap hari bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dalam
melakukan kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB/BAK dan berpakaian pasien
melakukannya secara mandiri dan tidak menggunakan alat bantu
Saat sakit:
Selama sakit, dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, makan, BAB/BAK dan
berpakaian Ny.S dibantu oleh keluarganya.
D. RIWAYAT KELUARGA
E. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Kognitif – Persepsi
Pasien terlihat mendengar dan melihat kearah sumber suara, pasien tampak sesekali
berbicara tetapi tidak jelas.
2. Persepsi diri – Konsepsi Diri
Pasien selalu berusaha menggerakkan badan yang masih bisa digerakkan
3. Peran dan Hubungan
Pasien berperan sebagai seorang ibu, namun pasien tidak dapat melakukan perannya
sebagai seorang ibu secara maksimal sejak terkena sakit. Di rumah pasien paling dekat
dengan anak perempuan terakhirnya.
4. Koping Toleransi Stres
Keluarga pasien selalu memberikan dukungan kepada pasien agar mengurangi stres.
5. Pola Aktivitas berdasarkan Indeks ADL Barthel
Pada saat dilakukan pengkajian pola aktivitas berdasarkan Indeks ADL Barthel
didapatkan pasien mengalami ketergantungan total dengan skor 0 (ketergantungan total).
F. PENGKAJIAN FISIK
(Head toe toe atau per sistem)
1. Sistem Neurologi
GCS: E4M5Vafasia, tidak ada kejang atau epilepsi, ada refleks patela, tidak ada trauma.
2. Sistem Penglihatan
Bentuk simetris, konjungtiva ananemis, pupil isokor, sklera anikterik, tidak ada edema orbital.
3. Sistem Pendengaran (THT)
Ada refleks menelan, tidak ada refleks batuk.
4. Sistem Pernafasan
Pola nafas reguler, tidak ada refleks batuk, terdapat gerakan retraksi dinding dada, fase
ekspirasi tidak memanjang, tidak ada nyeri dan trauma dada.
5. Sistem Kardiovaskuler
RR 20x/mnt, capilary refilling < 3 detik, Suara jantung BJ 1 dan BJ 2, tidak ada edema,
warna kulit sawo matang, kuku panjang, tidak ada clubbing finger, akral hangat
6. Sistem pencernaan
Nutrisi intake diet cair dengan NGT 6x/hari, jenis diet susu, tidak ada muntah, BB 55 Kg, TB
155 cm. Eliminasi BAB 1x/hari konsistensi cair menggunakan pampers, BAK menggunakan
kateter dengan urine output ±1500 cc/hari.
7. Sistem Reproduksi
Tidak ada pengeluaran darah dan keputihan, tidak ada lesi.
8. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan otot menurun, rentang gerak menurun.
9. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit < 3 detik, tekstur kasar.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
I. ANALISIS DATA
- RR 20x/mnt. ↓
Penurunan mobilitas
Ketidakmampuan asupan
nutrisi per oral
↓
Defisit nutrisi
2. Status neurologi
Jam GCS
07.00 E4M5Vafasia
08.00 E4M5Vafasia
09.00 E4M5Vafasia
10.00 E4M5Vafasia
11.00 E4M5Vafasia
12.00 E4M5Vafasia
13.00 E4M5Vafasia
3. Balance cairan
Pukul 12.00
Intake Enteral : Susu : 200 cc
Air putih : 50 cc
Parenteral : NaCl 0,9% : 550cc
NS 3% : 3cc
Total : 803 cc
Output Urine : 500 cc
IWL : 30cc
Balance Cairan = Intake – output
= 803-760
= 43 cc
J. PRIORITAS MASALAH
1. (D.0005) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (kelemahan otot-otot
pernapasan) d.d retraksi dinding dada dan bradipnea
2. (D.0054) Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular d.d kelemahan otot
ektremitas bawah dan rentang gerak menurun.
3. (D.0019) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d tidak mampu makan
per oral dan kesadaran menurun.
4. (D.0109) Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d keadaan umum: lemah dan tidak mampu
mandi, berpakaian, makan, ke toilet dan berhias sendiri
5. (D.0139) Risiko gangguan integritas kulit/jaringan b.d perubahan sirkulasi d.d tampak tidur
terlentang dan kesadaran menurun
K. PROSES KEPERAWATAN
Kamis/17 Pola napas 08.20 - Memonitor frekuensi, irama, 12.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 19x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot
- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan
Kamis/17 Gangguan 09.10 - Mengkaji toleransi fisik melakukan 12.30 S: Tidak dapat terkaji
Februari mobilitas fisik pergerakan.
O:
2022 - Ekstremitas tidak ada pergerakan.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan. - Tidak ada pergerakan ekstremitas
P: Intervensi dilanjutkan:
Jum’at/18 Pola napas 08.20 - Memonitor frekuensi, irama, 12.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 20x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot
- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan
P: Intervensi dilanjutkan:
Sabtu/19 Pola napas 13.20 - Memonitor frekuensi, irama, 16.10 S: Tidak dapat dikaji.
Februari tidak efektif kedalaman, dan upaya napas.
O:
2022 - RR 20x/menit, napas spontan
7x/menit, irama reguler, - Masih terdapat penggunaan otot
- Tidak ada refleks batuk. A: Pola napas tidak efektif belum teratasi.
P: Intervensi dilanjutkan
Sabtu/19 Gangguan 14.10 - Mengkaji toleransi fisik melakukan 16.30 S: Tidak dapat terkaji
Februari mobilitas fisik pergerakan.
O:
2022 - Ekstremitas tidak ada pergerakan.
- Memfasilitasi melakukan pergerakan. - Tidak ada pergerakan ekstremitas
P: Intervensi dilanjutkan:
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.
Tim Pokja PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia, ed.1. Jakarta:
PPNI.