DISUSUN OLEH
NAMA :
NIM :
PEMBIMBING
PROGRAM STUDI
TAHUN AJARAN 2021
BAB 1
LATAR BELAKANG
2.1 Lansia
2.1.2 Definisi
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas. Berdasarkan data World Population Ageing, pada tahun
2019 terdapat lebih dari 703 juta jumlah lansia secara global. Jumlah lansia di
Indonesia pada tahun 2019 mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang.
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari Usia lanjut
adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
dengan kematian. Menua secara normal dari sistem saraf didefinisikan
sebagai perubahan oleh usia yang terjadi pada individu yang sehat bebas dari
penyakit saraf. Menua normal ditandai oleh perubahan gradual dan lambat
laun dari fungsi-fungsi tertentu. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut)
secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk
hidup (Prasetyo,2020)
2.2 Loneliness
2.2.2 Definisi
Kesepian (Loneliness) didefinisikan sebagai ketidaksesuaian antara
keinginan dan kehidupan sosial yang nyata, dan dikaitkan dengan
penurunan status kesehatan dan kualitas hidup. Prevalensi Loneliness
kronis di Spanyol diperkirakan 4,4% untuk individu berusia <30 tahun,
6,5% untuk individu antara 30-59 tahun, dan 11,5% untuk mereka yang
berusia ≥60 tahun. Jenis kelamin, usia, status perkawinan, status
pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga dan urbanitas
merupakan faktor sosio-demografi terkait dengan Loneliness.
(Domenech,2017)
2.2.3 Epidemiologi
a. Sebelum pandemic
Di negara Indonesia, sebuah penelitian melaporkan bahwa
prevalensi kesepian sebanyak 10,6% (kadang- kadang atau sepanjang
waktu atau 3 - 7 hari per minggu) dengan 11,0% untuk wanita dan
10,1% untuk pria. Adapun sebanyak 8,0% dilaporkan kadang-kadang
(1-2 hari / minggu). Tingkat pendidikan dan status ekonomi rendah,
pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan, memiliki satu atau
lebih kondisi kronis, kecacatan, dan kepercayaan lingkungan yang
rendah dikaitkan dengan kesepian. (Hermawati,2019)
b. Faktor sosial
Faktor penting dalam mencegah loneliness adalah variabel sosial.
Hal ini sejalan dengan penelitian terbaru tentang kesepian di
Inggris selama pandemi, yang juga menemukan faktor sosial dapat
mengurangi angka loneliness. Variabel tertentu yang menjadi
prediktor signifikan dalam penelitian ini (yaitu, menikah / tinggal
bersama, jumlah orang dewasa yang tinggal dalam rumah tangga,
ketersediaan dukungan sosial) yang menunjukkan bahwa adanya
kedekatan dan kualitas hubungan itu sangat penting. Ini mungkin
juga menunjukkan bahwa interaksi tatap muka adalah kuncinya.
Dalam sebuah studi tentang dampak pembatasan COVID-19 di AS,
seringnya interaksi secara langsung dikaitkan dengan rasa kesepian
yang jauh lebih rendah, dibandingkan interaksi jarak jauh atau
virtual. Sangat Sulit untuk mengembangkan intervensi ini untuk
mengurangi kesepian yang menargetkan faktor-faktor sosial,
setidaknya sampai peraturan social distancing bisa dilonggarkan.
(Groarke, 2020)
c. Faktor kesehatan
Beberapa penelitian cross-sectional menunjukkan bahwa kesepian
lebih umum terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan mental.
Penelitian lain mengatakan bahwa kesepian dapat mendahului
depresi. Beberapa alasan yang berkaitan dengan hal ini, misalnya
stigma kesepian dapat menyebabkan mereka yang sudah
tersisihkankan karena penyakit mentalnya mundur lebih jauh, atau
mungkin gejala perilaku depresi membuat mereka lebih sulit
membangun hubungan sosial. Selama pandemi COVID-19,
kesepian merupakan faktor risiko yang signifikan untuk terjadinya
depresi, kecemasan, stres, gejala kesehatan mental lainnya, dan
keinginan untuk bunuh diri. Dalam penelitian di Inggris saat ini
menunjukkan bahwa selama pandemic COVID-19, gangguan
depresi mayor adalah faktor risiko yang signifikan untuk kesepian.
Kesulitan dalam mengatur emosi juga secara signifikan
meningkatkan kemungkinan kejadian kesepian. (Groarke, 2020)
2.2.7 Diagnosis
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepian yaitu
University of California Los Angeles(UCLA) Loneliness Scale
dikembangkan Daniel Russell (1996). Terdiri dari 20 item pernyataan
dengan 4 pilihan jawaban yaitu “tidak pernah, “jarang”, “kadang-kadang”,
dan “selalu”. Alat ikur ini dirancang untuk mengukur perasaan kesepian
subjektif seseorang. UCLA Loneliness Scale Version 3 merupakan revisi
dari Skala Kesepian UCLA asli
Dan revisi Skala Kesepian UCLA. Revisi pertama dilakukan untuk
membuat 10 dari 20 asli item. Revisi kedua dilakukan untuk
menyederhanakan skala (Russell, 1996)
Tabel 2.1 : Skala Loneliness UCLA
No Statement O S R N
1 I am unhappy doing so many things
alone
2 I have nobody to talk to
3 I cannot tolerate being so alone
4 I lack companionship
5 I feel as if nobody really understands
me
6 I find myself waiting for people to
call or write
7 There is no one I can turn to
8 I am no longer close to anyone
9 My interests and ideas are not shared
by those around me
10 I feel left out
11 I feel completely alone
12 I am unable to reach out and
communicate with those around me
13 My social relationships are superficial
14 I feel starved for company
15 No one really knows me well
16 I feel isolated from others
17 I am unhappy being so withdrawn
18 It is difficult for me to make friends
19 I feel shut out and excluded by others
20 People are around me but not with me
“C” jika saya sering merasa seperti ini
“S” jika saya terkadang merasa seperti ini
“R” jika saya jarang merasa seperti ini
“N” jika saya tidak pernah merasa seperti ini
Hwang, T., Rabheru, K., Peisah, C., Reichman, W. and Ikeda, M., 2020.
Loneliness and social isolation during the COVID-19
pandemic. International Psychogeriatrics, 32(10), pp.1217-1220.
Shovestul, B., Han, J., Germine, L. and Dodell-Feder, D., 2020. Risk
factors for loneliness: The high relative importance of age versus other
factors. PLOS ONE, 15(2), p.e0229087.
Wu, B., 2020. Social isolation and loneliness among older adults in the
context of COVID-19: a global challenge. Global Health Research and
Policy, 5(1).