Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN PADA LANSIA DENGAN

GOUT ARTRITIS (ASAM URAT)

Disusun Oleh:

FATKHUL MASYHURI
202014049

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PADA LANSIA DENGAN
GOUT ARTRITIS (ASAM URAT)

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia
Lansia menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir dari fase
kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau prses menua (Notoatmodjo, 2010).
Lansia atau menua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri
dan mempertahankan struktur dan fungsi normal tubuh sehingga tidak
dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang menyebabkan penyakit degeneratif misal hipertensi,
arteriosklerosis, dan diabetes militus (Nurrahmani, 2012).
Lansia adalah fase menurunya akal dan fisik, yang dimulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidupnya (Darmojo,2014).
Jadi lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun yang
mengalami penurunan fungsi fisik.

2. Batasan Lansia WHO dalam Notoatmodjo (2010)


Membagi lansia menurut usia ke dalam empat kategori, yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun
b. Lansia (elderly) : 60-74 tahun
c. Usia tua (old) : 75-89 tahun
d. Usia sangat lanjut (very old) : lebih dari 90 tahun
3. Teori Penuaan
Ada empat teori pokok dari penuaan menurut Padilla, (2013), yaitu:
a. Teori Wear and Tear
Tubuh dan sel mengalami kerusakan karena telah banyak digunakan
(overuse) dan disalahgunakan (abuse).

b. Teori Neuroendokrin
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh
yaitu dimana hormon yang dikeluarkan oleh beberapa organ yang
dikendalikan oleh hipotalamus telah menurun.
c. Teori Kontrol Genetik
Teori ini fokus pada genetik memprogram genetik DNA, dimana kita
dilahirkan dengan kode genetik yang unik, dimana penuaan dan usia
hidup kita telah ditentukan secara genetik.
d. Teori Radikal Bebas
Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena
terjadi akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang
waktu. Radikal bebas sendiri merupakan suatu molekul yang memiliki
elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat
reaktivitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron dan dapat
mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal oleh karena hilangnya
atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain.

4. Tahapan Proses Penuaan


Menurut Aspiani (2014), proses penuaan dapat berlangsung melalui
tiga tahap sebagai berikut :
a. Tahap Subklinik (usia 25-35 tahun)
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
yaitu hormon testosteron, growth hormon dan hormon estrogen.
Pembentukan radikal bebas dapat merusak sel dan DNA mulai
mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar,
karena itu pada usia ini dianggap usia muda dan normal.

b. Tahap Transisi (usia 35-45 tahun)


Pada tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%. Massa otot
berkurang sebanyak satu kilogram tiap tahunnya. Pada tahap ini orang
mulai merasa tidak muda lagi dan tampak lebih tua. Kerusakan oleh
radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat
mengakibatkan penyakit seperti kanker, radang sendi, berkurangnya
memori, penyakit jantung koroner dan diabetes.

c. Tahap Klinik (usia 45 tahun ke atas)


Pada tahap ini penurunan kadar hormone terus berlanjut yang meliputi
DHEA, melatonin, growth hormon, testosteron, estrogen dan juga
hormon tiroid. Terjadi penurunan bahkan hilangnya kemampuan
penyerapan bahan makanan, vitamin dan mineral. Penyakit kronis
menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh mulai mengalami kegagalan.

5. Perubahan Fisik dan Psikososial pada Lansia


a. Perubahan Fisik pada Lansia Menurut Darmojo (2014), perubahan-
perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia adalah :
1) Sel Perubahan
sel pada lanjut usia meliputi: terjadinya penurunan jumlah sel, terjadi
perubahan ukuran sel, berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan
berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di
otak, otot, ginjal, darah, dan hati, penurunan jumlah sel pada otak,
terganggunya mekanisme perbaikan sel, serta otak menjadi atrofis
beratnya berkurang 5- 10%.
2) Sistem Persyarafan
Perubahan persyarafan meliputi : berat otak yang menurun 10-20%
(setiap orang berkurang sel syaraf otaknya dalam setiap harinya),
cepat menurunnya hubungan persyarafan, lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi khususnya dengan stress, mengecilnya syaraf
panca indra, berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran,
mengecilnya syaraf 6 penciuman dan perasa lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan ketahanan terhadap sentuhan, serta kurang
sensitif terhadap sentuan.

3) Sistem Pendengaran
Perubahan pada sistem pendengaran meliputi: terjadinya
presbiakusis (gangguan dalam pendengaran) yaitu gangguan dalam
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara,
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-
kta,50% terjadi pada umur diatas 65 tahun. Terjadinya otosklerosis
akibat atropi membran timpani. Terjadinya pengumpulan serumen
dapat mengeras karena meningkatnya keratinin. Terjadinya
perubahan penurunan pendengaran pada lansia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress.
4) Sistem Penglihatan
Perubahan pada sistem penglihatan meliputi: timbulnya sklerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis
(bola), terjadi kekeruhan pada lensa yang menyebabkan katarak,
meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat dan susah melihat pada cahaya gelap,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, serta
menurunnya daya untuk membedakan warna biru atau hijau. Pada
mata bagian dalam, perubahan yang terjadi adalah ukuran pupil
menurun dan reaksi terhadap cahaya berkurang dan juga terhadap
akomodasi, lensa menguning dan berangsur-angsur menjadi lebih
buram mengakibatkan katarak, sehingga memengaruhi kemampuan
untuk menerima dan membedakan warna-warna. Kadang warna
gelap seperti coklat, hitam, dan marun tampak sama. Pandangan
dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang
(sulit melihat dalam cahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko
cedera. Sementara cahaya menyilaukan dapat menyebabkan nyeri
dan membatasi kemampuan untuk membedakan objek-objek dengan
jelas, semua hal itu dapat mempengaruhi kemampuan fungsional
para lansia sehingga dapat menyebabkan lansia terjatuh.
5) Sistem Kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler meliputi: terjadinya
penurunan elastisitas dinding aorta, katup jantung menebal dan
menjadi kaku, menurunnya kemampuan jantung untuk memompa
darah yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,
kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi yang
dapat mengakibatkan tekanan darah menurun (dari tidur ke duduk
dan dari duduk ke berdiri) yang mengakibatkan resistensi pembuluh
darah perifer.
6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Perubahan pada sistem pengaturan tempertur tubuh meliputi: pada
pengaturan sistem tubuh, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya, perubahan yang
sering ditemui antara lain temperatur suhu tubuh menurun
(hipotermia) secara fisiologik kurang lebih 35°C, ini akan
mengakibatkan metabolisme yang menurun. Keterbatasan refleks
mengigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
7) Sistem Respirasi
Perubahan sistem respirasi meliputi: otot pernapasan mengalami
kelemahan akibat atropi, aktivitas silia menurun, paru kehilangan
elastisitas, berkurangnya elastisitas bronkus, oksigen pada arteri
menurun, karbon dioksida pada arteri tidak berganti, reflek dan
kemampuan batuk berkurang, sensitivitas terhadap hipoksia dan
hiperkarbia menurun, sering terjadi emfisema senilis, kemampuan
pegas dinding dada dan kekuatan otot pernapasan menurun seiring
pertambahan usia.
8) Sistem Pencernaan
Perubahan pada sistem pecernaan, meliputi: kehilangan gigi,
penyebab utama periodontal disease yang bisa terjadi setelah umur
30 tahun, indra pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf
pengecap terhadap rasa asin, asam dan pahit, esofagus melebar, rasa
lapar nenurun, asam lambung menurun, motilitas dan waktu
pengosongan lambung menurun, peristaltik 8 lemah dan biasanya
timbul konstipasi, fungsi absorpsi melemah, hati semakin mengecil
dan tempat penyimpanan menurun, aliran darah berkurang.
9) Sistem Perkemihan
Perubahan pada sistem perkemihan antara lain ginjal yang
merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui
urine, darah masuk keginjal disaring oleh satuan (unit) terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tempatnya di glomerulus), kemudian
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang, akibatnya,
kemampuan mengkonsentrasi urine menurun, berat jenis urine
menurun. Otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, sehingga
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan buang air
seni meningkat. Vesika urinaria sulit dikosongkan sehingga
terkadang menyebabkan retensi urine.
10) Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin meliputi: produksi
semua hormon turun, aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate),
dan daya pertukaran zat menurun. Produksi aldosteron menurun,
Sekresi hormon kelamin, misalnya progesterone, estrogen, dan
testoteron menurun.
11) Sistem Integumen
Perubahan pada sistem integumen, meliputi: kulit mengerut atau
keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit
cenderung kusam, kasar, dan bersisi.
12) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan pada sistem muskuloskeletal meliputi: tulang kehilangan
densitas (cairan) dan semakin rapuh, kekuatan dan stabilitas tulang
menurun, terjadi kifosis, gangguan gaya berjalan, tendon mengerut
dan mengalami sklerosis, atrofi serabut otot, serabut otot mengecil
sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram, dan menjadi tremor,
aliran darah ke 9 otot berkurang sejalan dengan proses menua.
Semua perubahan tersebut dapat mengakibatkan kelambanan dalam
gerak, langkah kaki yang pendek, penurunan irama. Kaki yang tidak
dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah,
perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah atau
terlambatmengantisipasi bila terjadi gangguan terpeleset, tersandung,
kejadian tiba-tiba sehingga memudahkan jatuh.
b. Perubahan Psikososial pada Lansia
Berdasarkan beberapa evidence based yang telah dilakukan terdapat
perubahan psikososial yang dapat terjadi pada lansia antara lain:
1) Kesepian Septiningsih dan Na’imah (2012) menjelaskan dalam
studinya bahwa lansia rentan sekali mengalami kesepian. Kesepian
yang dialami dapat berupa kesepian emosional, situasional, kesepian
sosial atau gabungan ketiga-tiganya.
2) Kecemasan Menghadapi Kematian Ermawati dan Sudarji (2013)
menyimpulkan dalam hasil penelitiannya bahwa terdapat 2 tipe
lansia memandang kematian. Tipe pertama lansia yang cemas ringan
hingga sedang dalam menghadapi kematian ternyata memiliki
tingkat religiusitas yang cukup tinggi. Sementara tipe yang kedua
adalah lansia yang cemas berat menghadapi kematian dikarenakan
takut akan kematian itu sendiri, takut mati karena banyak tujuan
hidup yang belum tercapai, juga merasa cemas karena sendirian dan
tidak akan ada yang menolong saat sekarat nantinya.
3) Depresi Lansia merupakan agregat yang cenderung depresi.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya depresi lansia adalah:
a) jenis kelamin, dimana angka lansia perempuan lebih tinggi terjadi
depresi dibandingkan lansia laki-laki, hal tersebut dikarenakan
adanya perbedaan hormonal, perbedaan stressor psikososial bagi
wanita dan laki-laki, serta model perilaku tentang keputusasaan yang
dipelajari;
b) Status perkawinan, dimana lansia yang tidak menikah/tidak
pernah menikah lebih tinggi berisiko mengalami depresi, hal
tersebut dikarenakan orang lanjut usia yang berstatus tidak
kawin sering kehilangan dukungan yang cukup besar (dalam
hal ini dari orang terdekat yaitu pasangan) yang
menyebabkan suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan
kesendirian
c) Rendahnya dukungan sosial. Berdasarkan konsep lansia dan
proses penuaan yang telah dijabarkan, maka lansia rentan
sekali menghadapi berbagai permasalahan baik secara fisik
maupun psikologis.

B. Konsep Dasar Teori Hipertensi


1. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ekresi asam urat
yang kurang dari ginjal (Nurrahmani, 2012).

Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai


gambaran khusus,yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi
inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat (Brunner & Suddath, 2012).

2. Etiologi 
Menurut Brunner & Suddath (2012), gejala artritis akut disebabkan
oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium
urat monohidrat. Karena itu,dilihat dari penyebabnya penyakit ini
termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetik asam urat yang hiperurisemia. Hiperurisemia
pada penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebih.
a. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
b. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia,terutama bila
diobati dengan
sitostatika, psoriasis,polisitemia vera dan mielofibrosis.
2. Kurang asam urat melalui ginjal.
a. Gout primer renal terjadi karena ekskresi asam urat di tubuli distal
ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahu.
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,
misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik..
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini
tidak penting.

3. Tanda dan Gejala


Menurut Mansjoer, Arif (2011), tanda gejala gout artritis yakni :
1. Stadium Arthritis Gout Akut
a. Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
b. Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala
sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
c. Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan,
rempelo dll), kelelahan fisik, stres, diuretic.
d. Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau
obat urikosurik dapat menyebabkan kekambuhan.
2. Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi
periode interkritikal asimptomatik.

3. Stadium Arthritis Gout Menahun


Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga
dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap
ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering
meradang yang disebut sebagai tofus.

4. Patofisiologi
Menurut Helmi, Zairin Helmi (2011), banyak faktor yng berperan
dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui
peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat. Presipitasi monosodium urat dapat
terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler
misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan
negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein.
Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN). Pembentukan kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom
dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan
membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa
ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom
dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan
intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.

5. Manifestasi Klinis
Menurut Helmi, Zairin Helmi (2011), manifestasi gout atrithis
yakni :
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan
(kalau yang terkena adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak
dapat terganggu, perasaan sakit sangat hebat (excruciating). Rasa sakit
ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah mulai timbul gejala
pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap
proses inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi
yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi metaatarso –
falongeal pertama  (MTP–I). Hampir semua kasus lokasi artritis
terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout) Serangan
akut dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti
oleh remisi sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila
hiperurisemia (kalau ada) tidak dikoreksi, akan timbul artritis gout
menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut
artinya tidak selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar
asam urat darah. Banyak orang dengan peninggian asam urat, namun
tidak pernah menderita serangan artritis gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat
yang karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi
paling sering timbul pada seseorang yang menderita artritis gout lebih
dari 10 tahun.

6. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2011), penatalaksanaan gout arthritis yakni :
a. Penatalaksanaan serangan akut .
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan
serangan arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis lebih
rendah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap Kristal urat
dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5 – 0,6
mg per jam sampai nyeri, mual atau diare hilang. Kontraindikasi
pemberian oral jika terdapat inflamammatory bowel disease.
2. OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering digunakan
adalah indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50 mg setiap 8
jam. Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikus aktif,
gangguan fungsi ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
3. Kortikosteroid
untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi
yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat
efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
4. Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan
aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam
urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.
5. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24
jam setelah serangan menghilang.

7. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang
tinggi dalam darah ( > 6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum
pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini
akan lebih tepatlagi bila dilakukan dengan cara enzimatik. Kadang-kadang
didapatkan leukositosis ringan dengan led meninggi sedikit. Kadar asam
urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24 jam).
Disamping ini pemeriksaan tersebut,pemeriksaan cairan tofi juga
penting untuk menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna
putih seperti susu dan kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis
dapat dipastikan bila ditemukan gambarankristal asam urat ( berbentuk
lidi) pada sediaan mikroskopik.
Kriteria diagnostik Artritis Gout : ( ARA 1977)
1. Kristal urat dalam cairan sendi.
2. Tofus yang mengandung kristal urat.
3. Enam dari kriteria dibawah ini:
a. Lebih dari satu kali serangan ertritis akut
b. Inflamasi maksimal pada hari pertama
c. Artritis monoartikular
d. Kemerahan sekitar sendi
e. Nyeri atau bengkak sendi metatarsofalangeal 1
f. Serangan unilateral pada sendi metatarsofalangeal 1
g. Serangan unilateral pada sendi tarsal
h. Dugaan adanya tofus
i. Hiperurikemia
j. Pembengkakan asimetri sebuah sendi pada foto rontgen
k. Kista subkortikal tanpa erosi pada foto rontgen
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Prosentase pria : wanita  2 : 1 Pada pria dominan terjadi pada pria
dewasa ( 30 th keatas) dan Wanita terjadi pada usia menopause ( 50 –
60 th ).
b. Keluhan utama nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala
sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah.
c. Pemeriksaan fisik
1. Identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan
2. Nyeri tekan pada sendi yang terkena
3. Nyeri pada saat digerakkan
4. Area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan)
5. Denyut jantung berdebar
d. Riwayat psikososial
1. Cemas dan takut untuk melakukan kativitas
2. Tidak berdaya gangguan aktivitas di tempat kerja

2. Dasar pengkajian data klien


a. Aktivitas/Istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stress pada sendi. kekakuan pada pagi hari.
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot
b. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
c. Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis: Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan Keputusasaan dan
ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan orang lain
d. Makanan Atau Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, kesulitan untuk
mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa
e. Higiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensori
Gejala: Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri Terasa nyeri kronis dan kekakuan
h. Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah
tangga,kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi Sosial
Gejala: Kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan
peran: isolasi

3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan mobilisasi  b.d nyeri akibat gout artritis
b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kondisi kronis (gout artritis)
c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.d
kurangngnya mengenal masalah kesehatan

4. Perencanaan
a. Resiko gangguan mobilisasi  b.d nyeri akibat gout artritis
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, resiko gangguan mobilisasi klien tidak
terjadi
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, klien/keluarga mampu
melakukan pergerakkan ROM.
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan klien dan keluarga dalam hal perawatan bagi
penderita asam urat
2) Ajarkan latihan ROM
3) Monitor cara latihan yang dilakukan oleh klien
4) Demonstrasikan cara-cara melatih pergerakkan pada klien
5) Kolaborasi dengan keluarga supaya menciptakan lingkungan yang
aman dan menyiapkan alat bantu

b. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d


Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, masalah nyeri kien berkurang atau
teratasi.
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah, klien dapat mengikuti cara
mengatasi nyeri dengan benar.
Intervensi :
1) Kaji keluhan nyeri
2) Berikan posisi yang nyaman saat klien tidur/ duduk dikursi
3) Anjurkan klien untuk sering merubah posisi
4) Anjurkan klien mandi air hangat setiap pagi
5) Berikan kompres jahe untuk mengurangi nyeri
6) Kolaborasi pemberian obat sebelum aktivitas atau latihan yang
direncanakan.

c. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah b.d


kurangngnya mengenal masalah kesehatan
Tujuan umum :
Setelah 3x kunjungan rumah, kurang pengetahuan tentang pengobatan
dan perawatan asam urat teratasi
Tujuan Khusus :
Setelah 1x 45 menit kunjungan rumah klien/keluarga mengerti cara
perawatan keluarga dengan asam urat.
Intervensi :
1) Jelaskan pada klien penyebab asam urat
2) Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab asam
urat.
3) Diskusikan cara perawatan keluarga dengan pamphlet/lembar balik
4) Jelaskan keluarga komplikasi yang terjadi apabila asam urat tidak
diobati
5) Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat
yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara


Terpadu. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Brunner & Suddath. 2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta
Darmojo. 2014. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan  
kedua. Jakarta :  Salemba Medika.
Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta: Media
Aeusculapius.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nugroho. 2012. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Nurrahmaani, Ulfah. 2012. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Padilla. 2013. Buka Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. S


DENGAN GOUT ARTRITIS (ASAM URAT)
DI BOYOLALI
Disusun Oleh:
FATKHUL MASYHURI
202014049

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2021

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA Tn.S DENGAN ASAM URAT

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn.S
Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 1 Mei 1943
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah
Diagnosa Medis : Athritis Gout
Alamat : Boyolali
2. Keluarga atau Orang lain yang Peting/ Dekat yang dapat Dihubungi
Nama : Ny.W
Alamat : Boyolali
No. Telepon :-
Hubungan dengan Klien : isteri

GENOGRAM

x x x
x

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Hubungan Pernikahan
: Pasien
: Hubungan satu tempat tinggal
3. Alasan Utama datang ke RS/ Menghuni PSTW
Tidak dapat terkaji
4. Keluhan Utama Saat Ini
Tn.S mengatakan kaki dan lutut terasa nyeri
5. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : Petani
Pekerjaan sebelumnya : Tn.S mengatakan dari dulu bekerja
merawat sawah milik sendiri
Sumber pendapatan : Tn.S mengatakan sumber pendapatan dari
Panen padi
Kecukupan pendapatan : Tn.S mengatakan hasil panen padi
cukup untuk kehidupan sehari-hari
6. Aktivitas Rekreasi
Hobi : Tn.S mengatakan hobinya menonton TV
Berpergian/ wisata : Tn.S mengatakan hanya bepergian untuk
hal penting (misal: menjenguk orang sakit,
mendatangi undangan pernikahan).
Keanggotaan organisasi :Tn.S mengatakan masih mengikuti
kegiatan organisasi seperti perkumpulan RT
dan RW.
Lainnya : Tidak ada
7. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung :

No Nama Keadaan Saat Ini Keterangan


1 Tn.A - Meningggal dunia
2 Tn.S - Meninggal dunia

b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir)


Nama : Tidak ada
Umur :-
Penyebeb Kematian : -
c. Kunjungan Keluarga : -
d. Riwayat Alergi : Tn.S mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi makanan maupun obat
B. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : Tn.S mengatakan sehari makan 3x
berupa nasi, sayur dan lauk
Nafsu makan : Tn.S mengatakan nafsu makan
masih baik
Jenis makanan : Tn.S mengatakan masih
mengkonsumsi kacang kacangan
Kebiasaan sebelum makan : Tn.S mengatakan memiliki
kebiasaan baik sebelum makan yaitu
mencuci tanganya dengan air yang
mengalir
Makanan yang tidak disukai : Tn.S mengatakan kurang menyukai
makanan yang pedas
Alergi terhadap makanan : Tn.S mengatakan tidak memiliki
alergi makanan
Pantangan makanan : Tn.S mengatakan tidak memiliki
pantangan makanan apapun.
Keluhan yang berhubungan dengan makanan : Tn.S mengatakan
tidak memiliki keluhan yang berhubungan dengan makanan.

2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : Tn.S mengatakan BAK 4-5x/ hari dengan
warnah kuning jernih dan berbau yang khas.
Kebiasaan BAK pada malam hari : Tn.S mengatakan dimalam hari
hanya buang air sekali.
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tn.S mengatakan
tidak mengalami keluhan pada saat BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : Tn.S mengatakan BAB 1 kali/hari
Kosistensi : Tn.S mengatakan BAB dengan konsistensi
yang lembek berwarna kuning
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tn.S mengatakan
tidak mengalami keluhan pada saat BAB
Pengalaman memakai Laxanti/ pencahar : Tn.S mengatakan
belum pernah memakai Laxanti/ pencahar.

3. Personal Hiegene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : Tn.S mengatakan mandi 2x/hari
Pemakaian sabun (ya/tidak) : Tn.S mengatakan mandi
menggunakan sabun.
b. Oral Hiegene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : Tn.S mengatakan gosok gigi
2x/hari dengan menggunakan pasta gigi.

c. Cuci Rambut
Frekuensi : Tn.S mengatakan cuci
rambut setiap hari
Penggunaan shampo (ya/tidak) :Ya
d. Kuku dan Tangan
Frekuensi gunting kuku : Tn.S mengatakan menggunting
kuku saat kuku sudah mulai panjang
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : Tn.S mengatakan sering
mencucci tanganya dengan sabun. Tn.S mengatakan mencuci
tangan sebelum makan dan setelah makan.

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : Tn.S mengatakan lama tidur malam 4-5 jam
Tidur siang : Tn.S mengatakan lama tidur siang 1 jam
Keluhan yang berhungan dengan tidur : Tn.S mengatakan tidur larut
malam dan sering terbangun pada saat tidur malam.
5. Kebiasaan Mengisi Waktu Luang
a. Olahraga : Tn.S mengatakan setiap pagi jalan-jalan
depan rumah
b. Nonton Tv : Tn.S mengatakan hampir seharian waktu
luangnya di isi dengan menonton TV
c. Berkebun/ memasak : Tn.S mengatakan setiap hari menyirami
tanaman didepan rumah
d. Lain-lain :-
6. Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan (jenis/ frekuensi/ jumlah/
lama pakai)
a. Merokok (ya/tidak) : Tidak
b. Minuman Keras (ya/tidak) : Tidak
c. Ketergantungan Terhadap Obat (ya/tidak) : Tidak
7. Uraian Kronologi Kegiatan Sehari-hari

No Jenis Kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan


1 Jalan-jalan di depan 15 menit
rumah
2 Pergi ke sawah 1 jam
3 Mengasuh cucu Di waktu yang kosong
4 Berkebun 20 menit
5 Mengaji 30 menit

C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama dalam 1 tahun terakhir : Lutut dan kaki terasa
sakit.
b. Gejala yang Dirasakan : Nyeri pada kaki dan lutut
c. Faktor Pencetus : Pola makan yang kurang baik
d. Timbulnya keluhan : Mendadak
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Tn.S mengatakan sakitnya
dirasakan sejak 4 hari yang lalu
f. Upaya Mengatasi : Tn.S mengatakan hanya beli obat diwarung dan
beristirahat yang cukup.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang diterima : Tn.S pernah mengalami asma
b. Riwayat alergi : Tn.S mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
baik makanan, obat atau binatang
c. Riwayat kecelakaan : Tn.S mengatakan pernah mengalami jatuh
dari motor hingga pergelangan tangan sebelah kiri kadang suka
sakit
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tn.S mengatakan pernah dirawat
di Rumah Sakit karena sakit asma
e. Riwayat pemakaian obat : Tn.S mengatakan hanya mengonsumsi
obat pemberian dari dokter saat mengalami masalah kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum (TTV): TD : 120/70mmHg, N: 78x/menit, RR:
22x/menit, S: 36,5C
b. Nyeri atau Skala Nyeri : Skala nyeri 6
c. Status Gizi
BB saat ini : 50 kg
TB :155 cm
d. BMI
(√) Gizi cukup
( ) Gizi Lebih
( ) Gizi Kurang
e. Personal Hyiene : Tn.S tampak sehat dan rapi
f. Rambut : Rambut Tn.S berwarna putih
g. Mata : Mata tampak terlihat sayu dan kantung mata menghitam
h. Telinga : Telinga Tn.S tampak bersih
i. Mulut, Gigi, dan Bibir : Mulut bersih, tidak ada sariawan dan bau
mulut
j. Gigi : gigi ada yang berlubang dan bersih
k. Bibir : tampak lembab
l. Dada :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, tidak
ada lesi, bentuk dada simetris.
Palpasi : Taktil fremitus teraba sama kanan dan kiri.
Perkusi : Bunyi Sonor
Auskultasi : Bunyi Vaskuler
m. Abdomen:
Inspeksi : Tidak ada pembesaran perut, simetris, tidak ada
Lesi, tidak ada jejas.
Auskultasi : Bising usus 8 x/ menit
Perkusi : Bunyi Timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
n. Kulit :
Bersih, berwarna sowo matang, tidak ada lesi, sedikit kriput
o. Ekstermitas atas :
Tangan kanan dan kiri bisa digerakan secara bebas, tidak ada
edema di kedua tangan dan kekuatan otot 5.
p. Ekstermitas bawah :
Kaki kanan dan kiri bisa digerakkan secara bebas, tidak ada edema
di kedua kaki dan kekuatan otot 5.

D. Hasil Pengkajian Khusus


1. Masalah Kesehatan Kronis
Tidak ada masalah kesehatan kronis terhadap pasien.
2. Fungsi Kognitif
3. Dari pengkajian kognitif menggunakan SPMSQ dengan analisa hasil
skore salah adalah 1 yang artinya intelektual masih utuh.

NO ITEM PERTANYAAN BENAR SALAH


1. Tanggal berapa hari ini ?
Jawab √
: Tidak Ingat
2. Hari apa sekarang ?
Jawab √
: Rabu
3. Apa nama tempat ini ?
Jawab √
: Rumah
4. Dimana alamat anda ?
Jawab : Tanjung √
5. Berapa umur anda ?
Jawab √
: 67 Tahun (harusnya 78)
6. Kapan anda lahir ?
Jawab : Tidak ingat √
7. Siapa nama presiden Indonesia sekarang ?
Jawab √
: Bapak Joko Widodo
8. Siapa nama presiden Indonesia sebelumnya ?
Jawab √
: Bapak SBY
9. Siapa nama nama Ibu anda ?
Jawab √
: Ibu Rukiyem
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 √
dari setiap angka baru secara menurun!
Jawab
: 16, 13, 9 salah (harusnya 17, 14, 11, 8, 5, 2)
JUMLAH 6 4

4. Status Fungsional :
Dari pengkajian fungsional kepada Tn.S menggunakan Modifikasi
Indeks Kemandirian Katz dengan analisa hasil point 17 yang artinya
adalah mandiri.

No Aktifitas Mandiri (1) Tergantung (0)


1 Mandi di kamar mandi
(Menggosok, membersihkan, dan 1
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakain, membuka, dan 1
mengenakannya
3 Memakan mekanan yang telah 1
disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri untuk
penampilan diri (menyisir rambut, 1
mencuci rambut,menggosok gigi,
mencukur kumis)
5 Buang Air Besar di WC 1
(Membersihkan dan mengeringkan
daerah kemaluan)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
(tinja)
7 Buang air kecil di kamar mandi
(membersihakan dan mengeringkan 1
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran urin 1
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal 1
atau keluar ruangan tanpa alat bantu,
seperti tongkat
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan 1
kepercayaan yang dianut
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti ; 1
merapikan tempat tidur, mencuci
pakaian, memasak, dan membersihkan
ruangan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri 1
atau kebutuhan keluarga
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan 1
menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan sarana transportasi 0
umum berpergian
15 Menyiapkan obat dan minum obat 1
sesuai dengan aturan (takaran obat dan
waktu minum obat tepat)
16 Merencanakan dan mengambil
keputusan untuk kepentingan keluarga
dalam hal penggunaan uang, aktifitas 1
sosial yang dilakukan & kebutuhan
akan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang
(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, 1
olah raga da menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 16

5. Status Psikologis (Skala Depresi)


Dari pengkajian status psikologis kepada Tn.S menggunakan Skala
Depresi Geriatrik Yesavage, 1983 dengan analisa hasil nilai/ jumlah
aitem yang terganggu adalah 2 yang artinya adalah normal.
No Apakah Bapak/Ibu dalam satu Minggu terakhir Ya Tidak
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani √
2 Banyak meninggalkan kesenangan /minat dan aktivitas √
anda ?
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? √
4 Sering merasa bosan √
5 Penuh pengharapan akan masa depan √
6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu √
7 Diganggu oleh pikiran –pikiran yang tidak dapat di √
ungkapkan ?
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu √
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? √
10 Sering kali merasa tidak berdaya ? √
11 Sering merasa gelisah √
12 Memilih tinggal dirumah dari pada pergi melakukan √
sesuatu yang bermanfaat
13 Seringkali merasa khawatir akan masa depan √
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya √
ingat dibandingkan orang lain ?
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang √
?
16 Sering kali merasamerana ? √
17 Merasa kurang bahagia √
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu √
19 Merasakan bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? √
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru ? √
21 Merasa dalam keadaan penuh semnagat ? √
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? √
23 Berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada √
anda ?
24 Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele √
25 Sering kali merasa ingin menangis √
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi √
27 Menikmati tidur √
No Apakah Bapak/ibu dalam satu minggu terakhir
28 Memilih menghindari dari perkumpulan sosial √
29 Mudah mengambil keputusan √
30 Mempunyai pikiran yang jernih ? √
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 6 1

6. Dukungan Keluarga
Tn.S mengatakan selalu mendapat dukungan dari semua keluarganya.
E. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kebersihan dan Kerapian Ruangan
Rumah Tn.S tampak bersih tetapi ruangan sedikit berantakan
2. Penerangan
Penerangan di rumah Tn.S cukup
3. Sirkulasi Udara
Sirkulasi rumah Tn.S cukup. Rumah Tn.S terdapat 2 jendela dan 8
ventilasi udara.
4. Keadaan kamar mandi dan Wc
Kamar mandi Tn.S bersih, airnya bersih, sudah memiliki jamban, tidak
bau
5. Pembuangan Air kotor
Tn.S menggunakan sapiteng
6. Sumber Air Minum
Tn.S dan keluarga meminum dari beli air bersih yang dimasak terlebih
dahulu
7. Pembuangan Sampah
Tn.S membuang sampah di lubang sampah kemudian dibakar
8. Sumber Pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran.
9. Penataan halaman
Rapi
10. Privasi
Keluarga saling menjaga privasi masing-masing.
11. Risiko Injury
Dari segi penataan rumah tidak ada resiko injury.
A. Analisa Data

No Data Etiologi Problem


1. Ds : Tn.S mengatakan kaki Agens Cidera Nyeri
dan lutut terasa nyeri. Biologis
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 6
T : hilang timbul
Do : Tn.S tampak kesakitan
dan memegangi lututnya.
Asam urat : 7,3
2 Ds : Tn.S mengatakan sulit Nyeri Resiko
melakukan aktifitas karena gangguan
lututnya nyeri mobilitas
Do : Tn.S tampak sulit mobilitas fisik
berjalan
3 Ds : Tn.S mengatakan ketika Kurangnya Kurang
sakit hanya membeli obat informasi Pengetahuan
diwarung
Do : Tn.S tampak sedikit
bingung dengan penyakitnya

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan Agens Cidera Biologis
2. Resiko gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
3. Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Informsi
C. Intervensi Keperawatan

No Tanggal Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD


1 02/3/21 1 Setelah 1. Kaji 1. Untuk mengetahui Fatkhul
dilakukan skala skala nyeri pasien
tindakan nyeri 2. Untuk
keperawatan 3x, pasien memberikan
diharapkan nyeri 2. Berikas kenyamanan pada
berkurang. posisi pasien
Dengan KH : yang 3. Untuk membantu
1. Skala nyeri nyaman. mengalihkan rasa
dari 6 3. Ajarkan nyeri
menjadi 2 tehnik 4. Untuk mengurangi
2. Tn. S relaksasi rasa nyeri dengan
tampak nafas non farmakologi
rileks dalam
4. Berikan
kompres
jahe
pada
area
yang
nyeri
2 02/3/21 2 Setelah 1. Kaji pola 1. untuk mengetahui Fatkhul
dilakukan aktivitas pengetahuan latihan
tindakan klien pada lansia
keperawatan 2. Ajarkan 2. untuk membantu
selama latihan peregangan pada
3x24jam,diharap ROM otot lansia
kan lansia dapat 3. Monitor 3. untuk mengetahui
terhindar dari cara latihan yang
resiko gangguan latihan dilakukan pada
mobilitas fisik yang lansia
dengan kh : dilakukan 4. untuk
1. Lansia oleh klien mebghindari
dapat 4. Kolabora resiko jatuh
beraktifit si
as dengan dengan
lancar keluarga
supaya
mencipta
kan
lingkung
an yang
aman
dan
menyiap
kan alat
bantu

3 02/3/21 3 Setelah 1. Kaji 1. Untuk mengkaji Fatkhul


dilakukan tingkat tingkat
tindakan pemaha pemahaman
keperawatan 3x, man tentang
diharapkan dapat pasien penyakitnya.
meningkatkan dan 2. Untuk
pemahaman keluarga meningkatkan
tentang penyakit akan pemahaman
dan penyakit penyakit dan
penanganannya. dan cara
Dengan KH : perawat perawatanya.
1. Pasien annya 3. Untuk
mampu 2. Beri meningkatkan
menjelas penjelas pemahaman
kan an pengobatan
pencegah kepada yang akan
an dari pasien dilakukan dan
penyakit dan efek samping
asam urat keluarga obat yang
2. Pasien tentang dikonsusmsi
mampu penyakit 4. Untuk
menyebut dan membantu
kan perawat proses
penangan annya penyembuhan
an 3. Jelaska
penyakit n
secara program
non pengoba
farmakol tan yang
ogi akan
dilakuka
n dan
efek
samping
obat
yang
mungki
n timbul
4. Kolabor
asikan
dengan
keluarga
dalam
pemberi
an
akanan
pantang
an asam
uart

D. Implementasi

No Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD


1 02/3/21 1 1. Mengkaji sjala nyeri S:Tn.S mengatakan nyeri Fatkhul
pasien pada lutut dan kakinya.
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 6
T : hilang timbul
O : Pasien tampak
menahan nyeri

2.Memberikan posisi yang S : Tn.S mengatakan


nyaman. nyaman dengan posisi
duduk
O : Tn.S tampak nyaman

3.Mengajarkan tehnik S : Tn.S mau diajarkan


relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas
dalam
O : Tn.S mampu
melakukan teknik
reklaksasi nafas dalam

4. Memberikan kompres S : Tn.S mengatakan mau


jahe pada area yang diberikan kompres
nyeri. jahe
O : Tn.S tampak rilek
dikompres jahe
2 02/3/21 1. mengkaji pola S : Tn. S mengatakan sulit Fatkhul
aktivitas klien beraktivitas saat nyeri
datang
O : Tn. S tampak
memegangi lututnya
2. mengajarkan S : Tn. S mengatakan mau
latihan ROM untuk diajarkan ROM
O : Tn. S nampak
mengikuti arahan
3. Memonitor cara S : Tn. S mengatakan dapat
latihan yang mengikuti latihan yang
dilakukan oleh diajarkan
klien O : Tn. S nampak bisa
melakukan latihan
mandiri
4. Kolaborasi dengan S : keluarga Tn. S
keluarga supaya mengatkan akan
menciptakan memrikan bantuan alat
lingkungan yang untuk beraktivitas
aman dan O : keluarga Tn. S nampak
menyiapkan alat saling membantu Tn. S
bantu dalam Beraktivitas

3 02/3/21 2 1. Mengkaji tingkat S: Tn. S mengatakan Fatkhul


pemahaman pasien dan kurang memahami
keluarga akan penyakit tentang penyakitnya
dan perawatannya O : Tn. S tampak
kebingungan saat di
Tanya tentang
penyakitnya.

2. Memberikan S : Tn. S mengatakan mau


penjelasan kepada diberikan penjelasan
pasien dan keluarga tentang penyakitnya
tentang penyakit dan O : Tn. S Nampak
perawatannya memahami apa yang
sudah dijelaskan

S : Tn. S mengatakan mau


3. Menjelaskan program diberikakan penjelasan
pengobatan yang akan tentang pengobatan
dilakukan dan efek dan efek samping obat
samping obat yang O : Tn. S tampak
mungkin timbul memahami apa yang
sudah dijelaskan

4. Mengkolaborasikan S : keluarga Tn. S


dengan keluarga mengatakan akan
tentang makanan membatasi makanan
laranggan pada yang dikonsumsi Tn. S
penderitas asam urat O : Tn. S nampak mengerti
dengan penjelasan
keluarga
1 03/3/21 1 1. Mengkaji skala nyeri S : Tn. S mengatakan Fatkhul
pasien nyeri pada lutut dan
kakinya sudah
berkurang
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 4
T : hilang timbul
O : Pasien tampak
menahan nyeri

2. Memberikan posisi S : Tn. S mengatakan


yang nyaman. nyaman dengan posisi
duduk
O : Tn. S tampak nyaman

3. Mengajarkan tehnik S : Tn. S mau diajarkan


relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas
dalam
O : Tn. S mampu
melakukan teknik
reklaksasi nafas
dalam

4. Memberikan kompres S : Tn. S mengatakan mau


jahe pada area yang diberikan kompres jahe
nyeri. O : Tn. S tampak rilek
dikompres jahe

2 03/3/21 2 1. mengkaji pola S : Tn. S mengatakan Fatkhul


aktivitas klien sudah lebih mudah
beraktivitas saat nyeri
datang
O : Tn. S tampak
memegangi lututnya
2. mengajarkan S : Tn. S mengatakan mau
latihan ROM untuk diajarkan ROM
O : Tn. S nampak
mengikuti arahan

3. Memonitor cara S : Tn. S mengatakan dapat


latihan yang mengikuti latihan yang
dilakukan oleh diajarkan
klien O : Tn. S nampak bisa
melakukan latihan
mandiri
4. Kolaborasi dengan S : keluarga Tn. S
keluarga supaya mengatkan akan
menciptakan memrikan bantuan alat
lingkungan yang untuk beraktivitas
aman dan O : keluarga Tn. S nampak
menyiapkan alat saling membantu Tn. S
bantu dalam Beraktivitas

3 03/3/21 2 1. Mengkaji tingkat S : Tn. S mengatakan Fatkhul


pemahaman pasien dan sudah sedikit
keluarga akan penyakit memahami tentang
dan perawatannya penyakitnya
O : Tn. S tampak sudah
tidak kebingungan saat
di tanya tentang
penyakitnya.

2. Memberikan S : Tn. S mengatakan mau


penjelasan kepada diberikan penjelasan
pasien dan keluarga tentang penyakitnya
tentang penyakit dan O : Tn. S Nampak
perawatannya memahami apa yang
sudah dijelaskan

3. Menjelaskan program S : Tn. S mengatakan mau


pengobatan yang akan diberikakan penjelasan
dilakukan dan efek tentang pengobatan
samping obat yang dan efek samping obat
mungkin timbul O : Tn. S tampak
memahami apa yang
sudah dijelaskan
4. Mengkolaborasikan S : keluarga Tn. S
dengan keluarga mengatakan akan
tentang makanan membatasi makanan
laranggan pada yang dikonsumsi Tn. S
penderitas asam urat O : Tn. S nampak mengerti
dengan penjelasan
keluarga
1 04/3/21 1 1. Mengkaji skala nyeri S : Tn. S mengatakan Fatkhul
pasien nyeri pada lutut dan
kakinya sudah
berkurang
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 2
T : hilang timbul
O : Pasien tampak rileks

2. Memberikan posisi S : Tn. S mengatakan mau


yang nyaman. dengan posisi duduk
saja
O : Tn. S tampak nyaman

3. Mengajarkan tehnik S : Tn. S mau diajarkan


relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas
dalam
O : Tn. S mampu
melakukan teknik
reklaksasi nafas dalam
4. Memberikan kompres S : Tn. S mengatakan mau
jahe pada area yang diberikan kompres jahe
nyeri. O : Tn. S tampak rilek
dikompres jahe

2 04/3/21 2 1. mengkaji pola S : Tn. S mengatakan Fatkhul


aktivitas klien sudah lebih mudah
beraktivitas saat nyeri
datang
O : Tn. S tampak sudah
tidak memegangi
lututnya
2. mengajarkan S : Tn. S mengatakan mau
latihan ROM untuk diajarkan ROM
O : Tn. S nampak
mengikuti arahan
3. Memonitor cara S : Tn. S mengatakan dapat
latihan yang mengikuti latihan yang
dilakukan oleh diajarkan
klien O : Tn. S nampak bisa
melakukan latihan
mandiri
4. mengkolaaborasi S : keluarga Tn. S
dengan keluarga mengatkan akan
supaya memrikan bantuan alat
menciptakan untuk beraktivitas
lingkungan yang O : keluarga Tn. S nampak
aman dan saling membantu Tn. S
menyiapkan alat dalam Beraktivitas
bantu
3 04/3/21 3 1. Mengkaji tingkat S : Tn. S mengatakan Fatkhul
pemahaman pasien dan sudah memahami
keluarga akan penyakit tentang penyakitnya
dan perawatannya O : Tn. S tampak sudah
tidak kebingungan saat
di tanya tentang
penyakitnya

2. Memberikan S : Tn. S mengatakan mau


penjelasan kepada diberikan penjelasan
pasien dan keluarga tentang penyakitnya
tentang penyakit dan O : Tn. S nampak
perawatannya memahami apa yang
sudah dijelaskan

3. Menjelaskan program S : keluarga Tn. S


pengobatan yang akan mengatakan akan
dilakukan dan efek membatasi makanan
samping obat yang yang dikonsumsi Tn. S
mungkin timbul O : Tn. S nampak mengerti

4. Mengkolaborasikan S : keluarga Tn. S


dengan keluarga mengatkan akan
tentang makanan mengatur makanan
laranggan pada sehari hari.
penderitas asam urat

E. Evaluasi Formatif

No Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD


1. 02/3/21 1 S : Tn. S mengatakan nyeri lutut Fatkhul
dan kaki
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 6
T : hilang timbul
O : -Tn. S tampak memegangi
kakinya
-Tn. S tampak menahan nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji skala nyeri pasien
2. Berikan posisi yang nyaman.
3. Ajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam
4. Berikan kompres jahe pada
area yang nyeri.

2 02/3/21 2 S : Tn S mengatakan sulit untuk Fatkhul


beraktifitas karena lutunya nyeri
O : Tn. S tampak memegangi
lututnya
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Kaji pola aktivitas pasien
- Ajarkan latihan ROM
- Monitor cara latihan yang
dilakukan oleh klien
- Kolaborasi dengan
keluarga supaya
menciptakan lingkungan
yang aman dan
menyiapkan alat bantu

3 02/3/21 3 S : Tn. S mengatakan kurang Fatkhul


paham dengan penyakitnya
O : Tn. S nampak kebingungan
ketika ditanya penyakitnya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat pemahaman
pasien dan keluarga akan
penyakit dan
perawatannya
2. Berikan penjelasan
kepada pasien dan
keluarga tentang penyakit
dan perawatannya
3. Jelaskan program
pengobatan yang akan
dilakukan dan efek
samping obat yang
mungkin timbul
4. Kolaborasikan dengan
keluarga tentang makanan
larangan makan maknana
pencetus asam urat
1. 03/3/21 1 S : Tn. S mengatakan nyeri lutut Fatkhul
dan kaki berkurang
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 4
T : hilang timbul
O : Tn. S tampak menahan nyeri
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Kaji skala nyeri pasien
2. Berikan posisi yang nyaman.
3. Ajarkan tehnik relaksasi nafas
dalam
4. Berikan kompres jahe pada
area yang nyeri.

2 03/3/21 2 S : Tn S mengatakan sudah Fatkhul


sedikit lebih bisa untuk
beraktifitas karena lutunya nyeri
O : Tn. S tampak memegangi
lututnya
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Kaji pola aktivitas pasien
- Ajarkan latihan ROM
- Monitor cara latihan yang
dilakukan oleh klien
- Kolaborasi dengan
keluarga supaya
menciptakan lingkungan
yang aman dan
menyiapkan alat bantu

3 03/3/21 3 S : Tn. S mengatakan sedikit Fatkhul


paham dengan penyakitnya
O : Tn. S tampak sudah tidak
kebingungan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat pemahaman
pasien dan keluarga akan
penyakit dan
perawatannya
2. Berikan penjelasan
kepada pasien dan
keluarga tentang penyakit
dan perawatannya
3. Jelaskan program
pengobatan yang akan
dilakukan dan efek
samping obat yang
mungkin timbul
4. Kolaborasikan dengan
keluarga tentang makanan
larangan makan maknana
pencetus asam uart

F. Evaluasi Sumatif

No Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD


1 04/3/21 1 S : Tn. S mengatakan nyeri Fatkhul
lutut dan kaki berkurang
P : Asam urat
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : Lutut
S : skala 2
T : hilang timbul
O :Tn.S tampak lebih rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2 04/3/21 2 S : Tn. S mengatakan sudah Fatkhul


bisa beraktivitas
O : tn S tampak sudah tidak
memegangi lutunya
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
3 04/3/21 3 S : Tn. S mengatakan paham Fatkhul
dengan penyakitnya
O : Tn. S tampak sudah tidak
kebingungan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai