Anda di halaman 1dari 5

1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Cerebro vascular accident (CVA) atau biasa dikenal sebagai stroke, suatu
penyakit neurologis yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak secara
mendadak yang mengakibatkan kelumpuhan anggota gera, gangguan bicara, proses
berpikir, dan bentuk kecacatan yang lain akibat gangguan fungsi otak (Okdiyantino,
Sri S, & Setyaningsih, 2019)
Intracerebral Hemorrhage (ICH) adalah suatu keadaan perdarahan yang terjadi
dalam substansi otak, seringkali terjadi pada pasien hipertensi dan atherosclerosis
serebral karena perubahan degenaratif kedua penyakit tersebut menyebabkan ruptur
pada pembuluh darah. Perdarahan/hemoragi yang terjadi juga dapat diakibatkan oleh
keadaan patologi pada arteri, tumor otak, dan penggunaan medikasi seperti
antikoagulan oral, amfetamin, dan obat-obatan narkotik (kokain).

B. ETIOLOGI
Stroke dapat disebabkan oleh thrombosis vena, faktor risiko penyebab stroke
adalah tekanan darah tinggi, diabetes, atrial fibrilation, kadar kolesterol tinggi,
merokok, alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang. Bahkan studi terbaru
menyebutkan polusi udara muncul sebagai faktor risiko stroke sedunia (Amiman,
Tumboimbela, & Kembuan, 2016).

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala-gejala ringan stroke dapat dikenali seperti seringnya kesemutan ringan
tanpa sebab, sakit kepala atau vertigo ringan, tiba-tiba sulit menggerakkan mulut dan
sulit berbicara, lumpuh sebelah serta mendadak pikun dan cadel. Bagi mereka yang
pernah mengalami serangan stroke lalu dikemudian hari terkena serangan stroke
yang kedua, maka serangan stroke ulangan ini lebih berbahaya dan dapat
menyebabkan kematian (Riyanto & Brahmadhi, 2017).
2

D. PENATALAKSANAAN
Penanganan terhadap pasien stroke terutama pasien baru seharusnya dilakukan
dengan cepat dan tepat. Kepstian penentuan tipepatologi stroke secara dini sangat
penting untuk pemberian obat yang tepat guna mencegah dampak yang alebih fatal.
Prosedur utama diagnosis stroke (Arifianto, Serosa, & Setyawati, Klasifikasi Stroke
Berdasarkan Kelainan Patologis dengan Learning Vektor Quantization, 2014). (Gold
Standart) menggunakan Computed Tomography ( CT) scan, Magnetic Resonance
Imaging (MRI) dan Elektrokardiogram (EKG atau ECG) (Arifianto, Sarosa , &
Setyawati, Klasifikasi Stroke Berdasarka Kelainan natologis dengan Learning
Vektor Quantization, 2014). Diagnosis penyakit stroke dapat juga dilakukan melalui
pemeriksaan klinis mulai dari menanyakan gejala yang dirasakan pasien, anamnesis
atau pengambilan data riwayat penyakit pasien dan keluarganya, dan pemeriksaan
neurologi.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Padila (2015) pemeriksaan penunjang pasien stroke terdiri atas:
a. Diagnostik Scan kepala, angiografi serebral, EEG44, Fungsi lumbal, MRI,
dan
X ray tengkorak
b. Pemeriksaan laboratorium Hitung darah lengkap, kimia klinik, masa
protombin, urinalisis.

F. PATOFISIOLOGI
Perdarahan intraserebral ini dapat disebabkan oleh karena ruptur arteria serebri
yang dapat dipermudah dengan adanya hipertensi. keluarnya darah dari pembuluh
darah didalam otak berakibat pada jaringan disekitarnya atau didekatnya, sehingga
jaringan yang ada disekitarnya akan bergeser dan tertekan. Darah yang keluar dari
pembuluh darah sangat mengiritasi otak, sehingga mengakibatkan vosospasme
pada arteri disekitar perdarahan, spasme ini dapat menyebarkeseluh hemisfer otak
dan lingkatran willisi, perdarahan aneorisma-aneorisma ini merupakan lekukan-
3

lekukan bedinding tipis yang menonjol pada arteri pada tempat yang lemah. Makin
lama aneorisme makin besar dan kadang-kadang pecah saat melakukan aktivitas.
Dalam keadaan fisiologis pada orang dewasa jumlah darah yang mengalir ke otak
58 ml/menit per 100 gr jaringan otak. bila aliran darah ke otak turun menjadi 18
ml/menit per 100 gr jaringan otak akan menjadi penghentian aktifitas listrik pada
neuron tetapi stroktur sel masih baik, sehingga gejala ini massih revisibel. Oksigen
sangat dibutuhkan oleh otak sedangkan O2 diperoleh dari darah, otak sendiri
hampir tidak ada cadangan O2 dengan demikian otak sangat tergantung pada
keadaan aliran darah setiap saat. Bila suplay O2 terputus 8-10 detik akan terjadi
gangguan fungsi otak, bila lebih lama dari 6-8 menit akan terjadi jelas/lessi yang
tidak putih lagi(ireversibel)dan kemudian kematian. Pedarahan dapata
meninggikan tekana intrakranial dan menyebabkan ischemic di daaerah lain yang
tidak perdarahan, sehingga dapat berakibat mengurangnya aliran darah ke otak
baik secara umum maupun lokal. Timbulnya penyakit ini sangat cepat dan konstan
dapat berlangsung beberapa meni, jam bahkan beberapa hari.(Corwin,2009).
4

G. PATHWAY
Hipertensi, cal Kebiasaan Anomali atau malformasi Alkoholisme Trauma atau
aneurisme merokok PD tumor

Pecahnya pembuluh darah otak


Perdarahan intrakranial Perdarahan Sub-arakhnoid

Intracerebral hemorragic Subarakhnoid Hemorragic

Penurunan Peningkatan TIK


kesadaran

Kerusakan Penurunan Mual dan Penekanan PD otak


Risiko
neuromotorik refleks batuk muntah
cidera

Bed rest yang Penumpukan sekret Ketidakseimbangan Penurunan suplai


Kelemahan otot cukup lama nutrisi kurang dari darah ke otak
kebutuhan tubuh
Risiko kerusakan
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
integritas kulit bersihan jalan nafas perfusi jaringan otak
Defisit
perawatan
diri Hambatan
mobilitas fisik

H. GCS (Glasglow Coma Scale)


Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan suatu skala yang digunakan sebagai
pengukuran klinis semikuantitatif dari tingkat kesadaran.29 Penurunan kesadaran
dapat terjadi pada pasien dengan volume perdarahan yang luas akibat peningkatan
tekanan intrakranial ataupun adanya kompresi atau distori secara langsung pada
thalamus dan batang otak. Hal ini dapat mengganggu sistim ARAS (Ascending
5

Reticular Activating System) yang merupakan suatu sistem yang mempertahankan


seseorang terjaga

Anda mungkin juga menyukai