BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan (Nugroho,
2008).
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
yaitu anak, dewasa, dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami perubahan atau
yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
10
11
(Budianto, 2009).
Manusia yang mulai menjadi tua secara alamiah akan mengalami berbagai
perubahan, baik yang menyangkut kondisi fisik maupun mentalnya. Terdapat tiga
aspek yang perlu dipertimbangkan untuk membuat suatu batasan penduduk lanjut usia
aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia
adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yakni
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Jika ditinjau
secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak
lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga
dan masyarakat.
suatu masa atau tahap hidup manusia yang merupakan kelanjutan dari usia dewasa
dan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut tersebut (Nugroho, 2008). Beberapa pendapat tentang
pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lansia
adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas yang karena
hari tua, kecuali bila sebelum umur tersebut proses menua itu terjadi lebih awal,
yang usianya 60 tahun keatas dan mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
antara lain :
b. Usia lanjut dini (senescen), yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
a. Usia pertengahan (Middle Age) adalah orang yang berusia 45-59 tahun
c. Usia Lanjut Tua (Old) adalah orang yang berusia 75-90 tahun
d. Usia Sangat Tua (Very Old) adalah orang yang berusia > 90 tahun
13
Keterpaduan dalam posyandu lansia berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatar
belakangi oleh kriteria lansia yang memiliki berbagai macam penyakit. Dasar
terutama lansia. Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum lansia
yang dilakukan dari, oleh, dan untuk lansia yang menitikberatkan pada upaya
(Notoatmodjo, 2007).
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
RI (2010) adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
lansia yaitu:
adalah :
masyarakat lansia.
sendiri dan bertindak untuk mengatasi masalah tersebut terbatas kemampuan yang
a. Sasaran Langsung
1) Keluarga lansia
lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Bentuk pelayanan pada
posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, yang
dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal
penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami lansia.
(2010) adalah :
16
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang tidak
h. Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan
antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk peningkatan kesehatan terutama
dalam menunjang status gizi lansia dan pencegahan penyakit, dilakukan melalui
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia,dengan harapan gangguan kesehatan lansia dapat
dideteksi lebih dini untuk mendapatkan pertolongan secara cepat, tepat dan memadai
1. Meja 1 : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudian peserta yang sudah
Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah lansia.
4. Meja 4 : Penyuluhan
tambahan.
perkembangan kelompok usia lanjut didasarkan indikator terendah yang terdiri dari
1. Posyandu Pratama adalah posyandu yang masih belum mantap. Kegiatan yang
terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi < 8 kali. Jumlah kader aktif
2. Posyandu Madya adalah posyandu yang telah berkembang dan pada tingkat ini
dapat melaksanakan kegiatan hamper setiap bualn ( paling sedikit 8 kali setahun),
jumlah kader aktif lebih dari tiga akan tetapi cakupan program utamanya masih
rendah yaitu kurang dari 50% serta masih memerlukan dana dari pemerintah.
kegiatan secara lengkap paling sedikit 10 kali setahun, dengan beberapa kegiatan
(rangsangan dari luar). Selanjutnya teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respon,
yaitu:
b. Operant respon atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
a. Perilaku tertutup (covert behavior) yaitu respon seseorang terhadap stimulus dalam
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
b. Perilaku terbuka (overt behavior) adalah bentuk tindakan atau praktek yang mudah
(2007) meliputi :
penyakit dan rasa sakit pada dirinya maupun tindakan aktif sehubungan dengan
penyakit dan sakit tersebut yaitu perilaku sehubungan dengan peningkatan dan
kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2012), yakni faktor intern berupa kecerdasan,
dari luar, dan faktor ekstern, meliputi objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil
faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan
21
berhubungan dengan kesehatan adalah teori Lawrence Green (1980) dalam buku
Notoatmodjo (2012) dan Notoatmodjo (2010) bahwa perilaku dibentuk dari tiga
faktor yaitu :
nilai, persepsi
sarana kesehatan.
atau memperkuat terjadinya perilaku yang terwujud dalam sikap dan perilaku
perilaku manusia ke dalam tiga kawasan (domain), yakni kognitif (cognitive), afektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan (sebagian besar diperoleh dari indra mata dan telinga) terhadap objek
pengetahuan dan kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak
a. Tahu (know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa saja yang
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
23
yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
d. Analisis (analysis)
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
e. Sintesis (synthesis)
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
f. Evaluasi (evaluation)\
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada
satu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
menyatakan tentang isi materi yang diukur dari objek penelitian. Kedalaman
penegtahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat kita sesuaikan dengan
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain
agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki.
b. Pekerjaan
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik
dan psikologis (mental), dimana pada aspek psikologis ini, taraf berpikir
d. Minat
Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan
e. Pengalaman
g. Informasi
baru.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Notoatmodjo (2012) dalam bukunya membagi sikap
a. Menerima (receiving)
diberikan (obyek).
b. Merespon (responding)
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap ini karena
diberikan, terlepas pekerjaan itu benar atau salah, adalah bahwa orang menerima
ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab diartikan berkaitan atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan
sikap.
Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang
mudah menjalar, sehingga mudah menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi
kelompok lain.
Pertimbangan antara pendorng dan reaksi pada orang dewasa. Pada umumnya
tidak diberi dorongan secara spontan, tetapi adanya proses secara sadar untuk
pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua yang berasal dari luar tidak
semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu
dilayani dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberin
tidak pernah terpisah pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu, dengan
melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi
objek tersebut.
behavior). Agar terwujud sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
yaitu :
28
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencaapai praktik tingkat
ketiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
tindakannya tersebut.
oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar
perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
bertindak. Secara umum faktor predisposisi adalah preferensi individu atau kelompok
dalam berperilaku. Faktor predisposisi yang lain adalah faktor demografi seperti status
a. Faktor demografi
Umur adalah masa hidup seseorang dalam tahun dengan pembulatan ke bawah
atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis. Dari hasil
Lansia Puskesmas Semuli Raya Kabupaten Lampung Utara diperoleh bahwa yang
lebih banyak memanfaatkan posyandu lansia adalah lansia yang berumur 60-68
tahun.
Jenis kelamin adalah perbedaan seks yang didapat sejak lahir yang dibedakan
antara laki-laki dan perempuan. Menurut Lestari (2005) dengan p=0,001 dan
30
b. Pengetahuan
peraba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
Pengetahuan yang rendah tentang manfaat posyandu lansia dapat menjadi kendala
bagi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Pengetahuan yang salah
tentang tujuan dan manfaat posyandu dapat menimbulkan salah persepsi yang
akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak atau yang
adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupan untuk
lansung.
Hasil penelitian Lestari (2005) dan Murniati (2004) menyatakan bahwa ada
posyandu lansia.
d. Keyakinan/kepercayaan
di sini tidak ada hubungannya dengan hal-hal yang gaib, tetapi hanyalah
keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan sering dapat bersifat
32
kebutuhan, dan kepentingan. Hal ini dimaksudkan bahwa orang percaya kepada
(Notoatmodjo, 2010).
e. Value/Nilai
alasan mengapa seseorang merokok atau tidak merokok. Konflik mengenai nilai
kesehatan.
f. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
lansia di wilayah kota Pariaman. Selain itu penelitian Ariyani (2011) juga
perilaku atau tindakan kesehatan (Green, 1980). Sumber daya dapat berupa fasilitas
a. Sarana
dan prasarana penunjang, yaitu tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa,
sederhana, thermometer, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia (Ismawati, 2010)
b. Jarak
Menurut Setyowati, Lubis dan Agustina (2003) dalam Syafriadi Kusnanto dan
bertempat tinggal lebih dekat dari puskesmas lebih banyak jika dibanding dengan
masyarakat yang jaraknya jauh. Begitupun menurut Mills dan Gillson (1990)
34
dalam Kusnanto dan Saimi (2006) sulitnya pelayanan kesehatan dicapai secara
posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan
atau kekuatan fisik tubuh. Penelitian yang dilakukan Sutanto (2006) dan
Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2011) menunjukkan ada hubungan yang
lansia dimana para lansia lebih cenderung 2,47 kali memanfaatkan posyandu
lansia dibandingkan dengan lansia yang mempunyai jarak rumah yang jauh
(p=0,012 dan OR=2,47) dan begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
c. Transportasi
Menurut Sutanto (2006) bahwa ada hubungan bermakna antara jenis transportasi
keluarga, teman sebaya, petugas kesehatan, atau dapat juga orang atau kelompok
tergantung pada penilaian tentang pelayanan tersebut. Jika pelayanan kurang baik
akan semakin besar. Persepsi tentang pelayanan selalu dikaitkan dengan kepuasan
dan harapan pengguna layanan. Konsumen mengatakan mutu pelayanan baik jika
Penilaian pribadi atau persepsi yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
persepsi yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti
kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena
persepsi seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
datang ke posyandu lansia. Pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik
b. Dukungan Keluarga
lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Keluarga bisa menjadi motivator kuat
bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar
2008).
Efek dari dukungan keluarga yang adekuat terhadap kesehatan dan kesejahteraan
positif dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam
peluang waktu.
pelayanan di posyandu lansia dan Ariyani (2011) menyatakan secara statistic ada
sebaya.
kemunduran fisiologis, fisik dan psikologis. Fase ini dapat dilalui dengan baik bila
lansia selalu berada dalam kondisi yang sehat. Berkaitan dengan status kesehatan
pada lansia, saat ini dengan meningkatnya pelayanan kesehatan oleh pemerintah
38
memungkinkan pula peningkatan derajat kesehatan para lansia. Salah satu tempat
pelayanan kesehatan yang digalakkan pemerintah bagi lansia adalah pos pelayanan
puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat
kesehatan bagi kaum lanjut usia adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan
Presdiposing Non
Perilaku
Promosi
Kesehatan
Berdasarkan kerangka teori yang diambil dari teori Lawrence Green (1980)
faktor yaitu, faktor predisposisi, faktor, dan faktor penguat. Faktor predisposisi dalam
penelitian ini yaitu umur, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap, faktor pendukung
yaitu jarak dan faktor penguat yaitu dukungan keluarga dan peran petugas
kesehatan/kader.
Faktor Predisposisi
(presdiposi)
-Umur
-Jenis Kelamin
-Pengetahuan
Pemanfaatan
-Sikap
Faktor Pendukung (Enabling) Posyandu Lansia
-Jarak
Faktor Penguat (Reinforcing)
-Dukungan Keluarga
- Peran Petugas
Kesehatan/kader