Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN KASUS STROKE

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Komprehensif Gerontik Semester VI Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh kelompok 2 :

Galang Rambu Anarqi KHGA20057

Wisnu Suhandi KHGA20080

Witriani Fahrunnisa KHGA20081

Salsa Widiantari A KHGA20088

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Atas dasar nikmat tersebut
itulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Gerontik
Dengan Kasus Stroke“ tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya.
Khususnya kepada dosen mata kuliah keperawatan gerontik, Ibu Susan Susyanti, S.Kp.,
M.Kep yang telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam arti penting
mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal bakal terbentuknya makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Garut,14 Februari 2023

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakan...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
2.1 Konsep Teori...............................................................................................................3
2.1.1 Definisi Penyakit Stroke......................................................................................3
2.1.2 Etiologi.................................................................................................................3
2.1.3 Manifestasi Klinis................................................................................................3
2.1.4 Patofisiologi.........................................................................................................3
2.1.5 Penatalaksanaan...................................................................................................5
2.1.6 Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul................................................................6
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan......................................................................................6
2.2.1 Ilustrasi Kasus......................................................................................................6
2.2.2 Hasil Pengkajian Data Fokus...............................................................................6
2.2.3 Hasil Pengkajian Data Khusus Pada Lansia.........................................................7
2.2.4 Hasil Analisa Data Untuk Merumuskan Kemungkinan Masalah Keperawatan
Yang Muncul....................................................................................................................12
2.2.5 Diagnosa Keperawatan.......................................................................................13
2.2.6 Rencana Intervensi.............................................................................................15
BAB 3.......................................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan................................................................................................................22
3.2 Saran..........................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan


Pada lansia sejumlah perubahan kesehatan pada fisik, semakin terlihat sebagai
akibat dari proses penuaan. Di antara perubahan-perubahan fisik yang paling rentan
pada masa tua ini terlihat pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban,
kulit mengering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi wajah
berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik
berkurang, tulang-tulang menjadi rapuh, mudah patah dan lambat untuk dapat
diperbaiki kembali (Sumarni et al., 2021).
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan masalah penyakit degeneratif dan
keluhan yang muncul sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Salah satu
kelainan degeneratif yang sering terjadi adalah disebabkan gangguan aliran darah dan
jantung yang dapat mengganggu oksigenasi otak. Akibatnya dapat terjadi kerusakan
sel dan serabut syaraf yang dikenal dengan istilah stroke. Stroke yang menyerang
lanjut usia menyebabkan ketergantungan lanjut usia meningkat dan menyebabkan
gangguan mobilitas fisik (Amelia et al., 2020).
Salah satunya masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan
mendesak. Di Indonesia stroke menempati urutan ketiga setelah asma dan kanker.
Kejadian stroke menurut American Heart Asotiation (AHA) 2017 kejadian kematian
karena stroke mencapai 23% dari jumlah penderita stroke. Rata-rata setiap 4 menit
terjadi kematian yang diakibatkan stroke (Hizkia & Sitorus, 2022) Yayasan Stroke
Indonesia (Yastroki) menyebutkan bahwa 63,52 per 100.000 penduduk indonesia
berumur di atas 65 tahun ditaksir menderita stroke.
Stroke merupakan kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh
berkurangnya atau terhentinya suplai oksigen dalam darah secara tiba-tiba. Jaringan
otak yang mengalami penurunan suplai oksigen dalam darah akan mengalami
kematian dan tidak berfungsi lagi (Kurniawan et al., 2022). Penyakit stroke
merupakan penyebab ketiga kecacatan di dunia akibat gangguan fungsi syaraf yang
terjadi seperti gangguan penglihatan, bicara pelo, gangguan mobilitas, serta
kelumpuhan pada wajah maupun ekstremitas. Kondisi seperti ini yang menyebabkan
penderita stroke memiliki ketergantungan yang tinggi dalam melakukan aktivitas
sehari-hari pada orang lain.
Stroke merupakan akibat dari life style (gaya hidup) manusia modern yang
tidak sehat seperti konsumsi makanan yang tinggi kolesterol dan rendah serat, kurang
aktivitas fisik (berolahraga), akibat stres/ kelelahan, konsumsi alkoholberlebihan,
kebiasaan merokok. Berbagai faktor risiko ini selanjutnya akan mengakibatkan
pengerasan pembuluh arteri (arteriosklerosis), sebagai pemicu stroke. Salah satu
dampak yang terjadi pada pasien stroke adalah mengalami kelemahan disalah satu sisi
tubuh yang terpengaruh stroke. Kelemahan ini bisa menimbulkan ketidakseimbangan
dan kesulitan pada saat berjalan karena gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan
dan koordinasi gerak (Pradesti & Indriyani, 2020). Pada penderita stroke yang
1
2

mengalami kelumpuhan maka pemenuhan kebutuhan mobilisasi akan terganggu


karena terdapat gangguan pada kekuatan oto sehingga kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Gangguan pada pasien stroke adalah gangguan aktivitas &
latihan karena adanya kelemahan fisik akibat gangguan neuromuskuler
mengakibatkan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik (Yustiadi Kasuba et
al., 2019).
Penanganan stroke dapat dilakukan dengan terapi latihan Range Of Motion
(ROM). Range of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan pergerakkan
sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Memberikan latihan ROM secara dini dapat menstimulasi peningkatan kekuatan otot,
kerugian hemiparase bila tidak segera ditangani akan terjadi kecacatan permanen Oleh
karena itu, bagi seorang perawat harus mengetahui tentang bagaimana perjalanan,
penanganan dan dampak lebih lanjut dari Stroke.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari stroke?
2. Apa etilogi dari stroke?
3. Apa manifestasi klinis stroke?
4. Bagaimana patofisiologi stroke?
5. Bagaimana penatalaksanaan stroke?
6. Bagaimana proses asuhan keperawatan gerontik dengan kasus stroke?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian stroke?
2. Mengetahui etiologi stroke?
3. Mengetahui manifestasi klinis stroke?
4. Mengetahui patofisiologi stroke?
5. Mengetahui penatalaksanaan stroke?
6. Mengetahui proses asuhan keperawatan gerontik dengan kasus stroke?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Penyakit Stroke
Stroke adalah perdarahan ke dalam jaringan otak atau perdarahan
subarachroid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan
yang menutupi otak. Stroke ini merupakan jenis stroke yang paling mematikan
dan merupakan sebagian kecil dari keseluruhan stroke yaitu 10-15% untuk
perdarahan intraserebrum dan sekitar 5% untuk perdarahan subarachoid
(Felgin, V., 2017).
2.1.2 Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik dan Stroke
hemorogik.
1. Stroke iskemik atau Non hemoragik yaitu tersumbatnya pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau seluruhan
terhenti. 80% adalah Stroke iskemik.
a. Stroketrombotik : proses terbentuknya trombus yang
menyebabkan penggumpalan.
b. Strokeembolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hipoperfusion embolik : berkurangnya aliran darah keselurh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
2. Stroke yang di sebebkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir
70% kasus Stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Stroke
hemoragik terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Hemoragik intra serebral : perdarahan yang terjadi di dalam
jaringan otak.
b. Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan selaput
yang menutupi otak)
2.1.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Stroke Hemoragik menurut Misbach (2016) antara
lain :
1. Kehilangan motorik
2. Kehilangan komunikasi
3. Gangguan persepsi
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologi
5. Disfungsi kandung kemih
6. Vertigo, mual muntah, nyeri kepala terjadi karena peningkatan tekanan
intracranial, odema serebri.
2.1.4 Patofisiologi
Faktor pencetus dari Stroke seperti hipertensi,Dm,penyakit jantung
dan beberapa faktor lain seperti merokok, stress, gaya hidup yang tidak baik

3
4

dan beberapa faktor seperti obesitas dan kolestrol yang meningkat dalam darah
dapat menyebabkan penimbunan lemak atau kolestrol yang meningkat dalam
darah dikarenakan ada penimbunan tersebut, pembuluh darah menjadi infark
dan iskemik. Dimana infark adalah kematian jaringan dan iskemik adalah
kekurangan suplai O2 .Hal tersebut dapat menyebabkan arterosklerosis dan
pembuluh darah menjadi kaku.Arterosklerosis adalah penyempitan pembuluh
darah yang mengakibatkan pembekuan darah di cerebral dan terjadi lah Stroke
non hemoragik.Pembuluh darah menjadi kaku, menyebabkan pembuluh darah
mudah pecah dan mengakibatkan Stroke.
Dampak dari Stroke yaitu suplai darah kejaringan cerebral non
adekuat dan dampak dari Stroke terdapat peningkatan tekanan sistemik.Kedua
dampak ini menyebabkan perfusi jaringan cerebral tidak adekuat.Pasokan
Oksigen yang kurang membuat terjadinya vasospasme arteri serebral dan
aneurisma. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan pembuluh darah
arteri cerebral yang kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan
kiri dan terjadi pula infark /iskemik di arteri tersebut yang menimbulkan
masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik. Aneurisma adalah pelebaran
pembuluh darah yang disebabkan oleh otot dinding di pembuluh darah yang
melemah hal ini membuat di arachnoid (ruang antara permukaan otak dan
lapisan yang menutupi otak) dan terjadi penumpukan darah di otak atau
disebut hematoma kranial karena penumpukan otak terlalu banyak, dan
tekanan intra kranial menyebabkan jaringan otak berpindah/ bergeser yang
dinamakan herniasi serebral. Pergeseran itu mengakibatkan pasokan oksigen
berkurang sehingga terjadi penurunan kesadaran dan resiko jatuh. Pergeseran
itu juga menyebabkan kerusakan otak yang dapat membuat pola pernapasan
tak normal (pernapasan cheynes stokes) karena pusat pernapasan berespon
erlebhan terhadap CO2 yang mengakibatkan pola napastidak efektif dan resiko
aspirasi (Amin, 2015).
Pathway
5

2.1.5 Penatalaksanaan
Penderita Stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses
rawat jalan di luar rumah sakit, memerlukan perawatan dan pengobatan terus
menerus sampai optimal dan mencapai keadaan fisik maksimal. Pengobatan
pada Stroke non hemoragik dibedakan menjadi:
1. Penanganan medis (Brunner & suddarth, 2016) :
a. Rekombian aktivator plasminogen jaringan (t-PA)
b. Penatalaksanaan peningkatan tekanan intracranial (TIK)
c. Kemungkinan hemikraniektomi untuk mengatasi peningkatan
TIK akibat edema otak pada stroke yang sangat luas
d. Instubasi dengan selang endotrakeal untuk menetapkan
kepatenan jalan nafas, jika perlu
e. Pantau hemodinamika secara kontinu ( target tekanan darah
tetap kontroversial bagi pasien yang mendapatkan terapi
trombolitik : terapi antihipertensi dapat ditunda kecuali tekanan
darah sistolik melebihi 220mmHg atau darah diastolic melebihi
20mmHg
2. Penanganan komplikasi
a. Penurunan aliran darah serebral : perawatan pulmonal,
pemeliharaan kepatenan jalan nafas dan berikan suplemen oksigen
sesuai kebutuhan.
b. Pantau adanya infeksi saluran kemih, distrimia jantung dan
komplikasi berupa mobilisasi.
3. Penanganan farmakologi
a. Trombolisis Satu-satunya obat yang di akui FDA sebagai
standar adalah pemakaian rTPA ( recombinant- Tissue
plasminogen Activitor) yang di berikan pada penderita Stroke
iskemik dengan syarat tertentu baik i.v maupun arterial dalam
waktu kurang dari 3 jam setelah onset Stroke.
b. Antikoagulan Obat yang di berikan adalah heparin atau
heparinoid (fraxiparine).Efek antikoagualan heparin adalah
inhibisi terhadap faktor koagulasi dan mencegah atau
memperkecil pembentukan fibrin dan propagasi
trombus.Antikoagulasia mencegah terjadinya gumpalan darah
dan embolisasi trombus.Antikoagulansia mencegah terjadinya
gumpalan darah dan emboisasi trombus.Antikoagulansia masih
sering di gunakan pada penderita Stroke dengan kelainan
jantung yang dapat menimbulkan embolus.
c. Anti agregasi trombosit Obat yang di pakai untuk mencegah
penggumpalan sehingga mencegah terbentuknya trombus yang
dapat menyumbat pembuluh darah.Obat ini dapat digunakan
6

pada TIA. Obat yang banyak digunakan adalah asetosal


(aspirin) dengan dosis 40mg-1,3 gram/hari. Akhir-akhir ini di
gunakan tiklodipin dengan dosis 2 x 250 mg.
d. Anti edema Obat anti edema otak adalah cairan hiperosmolar ,
missalnya manitol 20%, larutan gliserol 10%. Pembatas cairan
juga dapat membantu.Dapat pula menggunakan kortikosteroid
2.1.6 Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan
(PPNI, 2017). Diagnosa yang akan muncul pada kasus stroke non hemoragik
dengan menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia dalam Tim
Pokja SDKI DPP PPNI (2017) yaitu:
1. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif (D.0017)
3. Resiko cidera (D.0136)
4. Risiko jatuh (D.0143)
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Ilustrasi Kasus
Nama Tn. A bertempat tinggal di Panti Wredha Garut dari suku sunda
berjenis kelamin laki-laki, berusia 82 tahun dan beragam Islam. Pasien sudah
menikah. Pendidikan terakhir tidak sekolah pasien. Pasien sudah tinggal di
Panti Werdha selama ±3 tahun. Pasien tidak mempunyai pendapatan tetap.
Keluarga yang dapat dihubungi tidak ada. Pasien dahulu pernah bekerja
sebagai tukang becak di Surabaya.
Keluhan Utama Tn.A mengatakan mengeluh sakit kepala pusing,
anggota gerak kiri lemah, tangan dan kaki susah digerakan, klien mengatakan
tidak bisa berjalan sendiri.
Riwayat penyakit sekarang, keluhan yang dirasakan pasien sudah
selama 3tahun yang lalu. Awalnya pasien hanya stroke ringan karena hanya
tirah baring dan tidak melakukan aktifitas, stroke yang dirasakan semakin
buruk tangan kiri dan kaki kiri pasien kaku terasa nyeri saat digerakkan,
pasien mengatakan susah untuk mencoba menggerakkan tangan dan kakinya
kalau tidak dengan bantuan.
2.2.2 Hasil Pengkajian Data Fokus
Ekstermitas Pada Tn. A tidak ditemukan fraktur. Kekuatan otot
ekstermitas atas. 2222/5555 dan kekuatan otot ekstermitas bawah 2222/5555.
Tidak ada edema , tidak ada tremor, postur tubuh sedikit membungkuk,
rentang gerak bebas, Reflek Bisep +/+,reflek trisep +/+.
1. Pengkajian Keseimbangan Untuk Lansia
Tn. A dengan resiko tinggi jatuh
2. Pengkajian Psikososial
7

Hubungan dengan Tn. A dengan teman sekamar kurang mampu


bekerja sama. Hubungan dengan Tn. A orang lain di panti hanya Sebatas
kenal karena Tn. Khanya terbaring saja ditempat tidur. Kebiasaan Tn. A
terbatas berinteraksi dengan orang disekitarnya karena hanya tirah baring
terhambatnya mobilitas fisik. Stabilitas emosi Tn. A Stabil . Motivasi diri
sendiri karena sudah tidak mempunyai keluarga.
3. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
Pada Tn. A ditemukan data bahwa pasien hanya tirah baring saja
karena pasien mengalami hambatan untuk beraktifitas. Tn. A makan
3x/hari dengan porsi habis. Tn. A minum ± 1500 cc/hari. Tn.A
mengatakan kepala pusing hilang timbul, kaki kanan dan kiri saat dilatih
juga mrasakan nyeri dan kaku-kaku. Frekuensi BAB Tn. A yaitu 1x/2
hari dengan konsistensi lunak. frekuensi BAK sekitar 3-4 kali sehari
pampers, dan tidak ada gangguan saat BAK. Tn.A mandi 2 x/ hari secara
disekah oleh perawat di panti. Ganti baju 1x/hari.
2.2.3 Hasil Pengkajian Data Khusus Pada Lansia
1. KATZ indeks

Hasil interpretasi Tn.A adalah KATZ indeks F yaitu mampu dalam


beberapa aktifitas.
8

2. Barthel indeks
9

Interpretasi Barthel Indeks pada Tn.A didapatkan interpretasi “62” atau


ketergantungan sedang

3. Pengkajian status mental (SPMSQ)

Interpretasi pengkajian status mental (SPMSQ) Pada Tn.A didapatkan


bahwa dari 10 pertanyaan pasien bisa menjawab 5 pertanyaan dengan baik,
yang artinya Tn.K masih memiliki fungsi kerusakan intelektual ringan.

4. Pengkajian status mental (MMSE)


10
11

Interpretasi pengkajian status mental (MMSE) Pada Tn.A didapatkan


bahwa pasien mampu menjawab 16 pertanyaan dari 30 pertanyaan dan
perintah dengan baik sehingga didapatkan hasil ada gangguan kognitif
sedang dan resiko cedera
12

5. Pengkajian emosional

Pada Tn.A didapatkan bahwa pasien tidak memiliki masalah emosional dan
cenderung memiliki emosi yang stabil.

2.2.4 Hasil Analisa Data Untuk Merumuskan Kemungkinan Masalah


Keperawatan Yang Muncul

Data Etiologi Problem

DS: Penyempitan pembuluh Nyeri akut


 Pasien mengatakan darah
nyeri kepala
 Pasien mengatakan Aliran darah terhambat
nyeri dirasakan
pada saat bangun Eritrosit bergumpal,
tidur endotel rusak
 Pasien mengatakan
nyeriseperti Cairan plasma hilang
dipukuli,
Edema serebral
DO:
Peningkatan TIK
 Pasien tampak
meringgis Nyeri akut
 skla nyeri 3(1-10),
 Tampak meringis,
 Berfokus pada diri
sendiri.

DS Stroke Gangguan Memori


 Pasien mengatakan
13

tidak tahu hari,


tanggal, bulan dan Hemisferium kiri
tahun
 Pasien mengatakan
Lesi Hemisferium kiri
ia mudah lupa.

DO:
Gangguan memori
 kategori gangguan
kognitif sedang
skor 16,
 pasien tampak
tidak mampu
melakukan
kemampuan yang
dipelajari
sebelumnya

Ds: Penurunan fungsi Gangguan Mobilitas


 pasien mengeluh motorik dan Fisik
sulit menggerakkan musculoskeletal
bagian tubuh
sebelah kiri dari
tangan sampai kaki Kelemahan pada ¼
sebelah kiri. anggota gerak

DO:
Hemiparase/ plegi kanan
 Kekuatan otot
dan kiri
menurun,
 Rentang gerak
(ROM) menurun, Tirah baring lama
 Sendi tampak kaku
 Fisik tampak
lemah Gangguan mobilitas fisik

2.2.5 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d
DS:
 Pasien mengatakan nyeri kepala
 Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada saat bangun tidur
 Pasien mengatakan nyeriseperti dipukuli

DO:
14

 Pasien tampak meringgis


 skla nyeri 3(1-10)
 Tampak meringis
 Berfokus pada diri sendiri
2. Gangguan memori b.d proses penuaan d.d
DS
 Pasien mengatakan tidak tahu hari, tanggal, bulan dan tahun
 Pasien mengatakan ia mudah lupa.

DO:

 kategori gangguan kognitif sedang skor 16,


 pasien tampak tidak mampu melakukan kemampuan yang
dipelajari sebelumnya
3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d
Ds:
 pasien mengeluh sulit menggerakkan bagian tubuh sebelah kiri
dari tangan sampai kaki sebelah kiri.

DO:

 Kekuatan otot menurun,


 Rentang gerak (ROM) menurun,
 Sendi tampak kaku
 Fisik tampak lemah
15

2.2.6 Rencana Intervensi

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat Manajemen nyeri
pencedera fisiologis d.d nyeri menurun dengan kriteria hasil Observasi
1. Identifikasi lokasi,
DS: karakteristik, durasi,
Meningkat Cukup Sedan Cukup Menurun
 Pasien mengatakan frekuensi, kualitas,
meningkat g menurun
nyeri kepala intensitas nyeri
 Pasien mengatakan Keluhan 1 2 3 4 5 2. Identifikasi skala nyeri
nyeri dirasakan pada nyeri 3. Identifikasi respon
saat bangun tidur nyeri non verbal
 Pasien mengatakan Meringgis 1 2 3 4 5 4. Identifikasi factor yang
nyeriseperti dipukuli memperberat dan
Gelisah 1 2 3 4 5
memperingan nyeri
DO: Kesulitan 1 2 3 4 5
Terapeutik
 Pasien tampak tidur
meringgis 1. Berikan teknink non
 skla nyeri 3(1-10) farmakologi
 Tampak meringis 2. kontrol lingkungan
 Berfokus pada diri yang memperberat rasa
sendiri nyeri
3. fasilitasi istirahat dan
tidur

Edukasi

1. Jelaskan penyebab,
16

periode, dan pemicu


nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
analgetik

2. Gangguan memori b.d Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan memori Latihan memori
proses penuaan d.d meningkat dengan kriteria hasil Observasi
1. identifikasi masalah
DS Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat memori yang dialami
menurun meningkat 2. identifikasi kesalahan
 Pasien mengatakan
tidak tahu hari, Verbalisasi kemampuan mempelajari hal baru dalam orientasi
tanggal, bulan dan Terapeutik
tahun 1 2 3 4 5
 Pasien mengatakan 1. stimulus memori
Verbalisasi kemampuan mengingat informasi actual
ia mudah lupa. dengan mengulang
1 2 3 4 5 pikiran yang terakhir
DO: kali di ucapkan
 kategori gangguan 2. koreksi kesalahan
kognitif sedang skor orientasi
16, 3. fasilitasi kemmapuan
 pasien tampak tidak konsentrasi
mampu melakukan Edukasi
kemampuan yang
dipelajari 1. jelaskan tujuan dan
17

sebelumnya prosedur Latihan


2. ajarkan Teknik memori
yang tepat(mis.
Imajinasi visual)

Kolaborasi

1. Kolaborasi pada terapi


okupasi

3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan Dukungan mobilisasi
b.d penurunan kekuatan otot mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
d.d 1. Identifikasi adanya
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat nyeri atau keluhan fisik
Ds: menurun meningkat lainnya
 pasien mengeluh Pergerakan ekstermitas 2. Idetifikasi toleransi
sulit menggerakkan fisik melakukan
bagian tubuh sebelah 1 2 3 4 5 pergerakan
kiri dari tangan Terapeutik
Kekuatan otot
sampai kaki sebelah
kiri. 1 2 3 4 5 1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
DO: bantu
 Kekuatan otot 2. Fasilitasi melakukan
menurun, pergerakan
 Rentang gerak Edukasi
(ROM) menurun,
 Sendi tampak kaku 1. Jelaskan tujuan dan
18

 Fisik tampak lemah prosedur mobilisasi


2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini

2.2.1 Kriteria Evaluasi Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Muncul

No Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Nyeri akut b.d agen pencedera 14 Februari 2023 jam 08.00 14 Februari 2023 jam 13.45
fisiologis d.d Manajemen nyeri
Observasi S: Pasien mengatakan nyeri kepala
DS: 1. Mengidentifikasi lokasi, masih dirasakan
 Pasien mengatakan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, O: Pasien tampak meringgis
kepala kualitas, intensitas nyeri A: Masalah belum teratasi
 Pasien mengatakan nyeri P: Lanjutkan intervensi
“Pasien mengatakan nyeri dirasakan ketika 1. Identifikasi respon nyeri non
dirasakan pada saat bangun tidur,kualitas nyeri seperti dipukuli,
bangun tidur verbal
nyeri dirasakan dikepala, dan nyeri hilang 2. Identifikasi factor yang
 Pasien mengatakan timbul”
nyeriseperti dipukuli memperberat dan memperingan
2. Mengidentifikasi skala nyeri nyeri
DO: 3. Berikan teknink non farmakologi
“Skala nyeri yang dirasakan 3(1-10)” 4. kontrol lingkungan yang
 Pasien tampak meringgis
memperberat rasa nyeri
 skla nyeri 3(1-10) 3. Mengidentifikasi respon nyeri non
5. fasilitasi istirahat dan tidur
 Tampak meringis verbal
6. Jelaskan penyebab, periode, dan
 Berfokus pada diri sendiri
“pasien mengatakan nyeri dirasakan Ketika pemicu nyeri
bangun tidur”
19

4. Mengidentifikasi factor yang Tertanda


memperberat dan memperingan
nyeri

Terapeutik
peraw
1. Berikan teknink non farmakologi
at D
“Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
Ketika melakukan nafas dalam”

2. kontrol lingkungan yang


memperberat rasa nyeri

“pasien mengatakan ia hanya bisa tirah


baring” saja

3. fasilitasi istirahat dan tidur

“pasien mengatakan ia baru bisa tertidur


apabila suasana hening”

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri

“pasien mengatakan ia mengerti denga napa


yang dijelaskan oleh perawat”

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri


20

“pasien mengatakan ia mengerti tentang


strategi meredakan nyeri”

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian analgetik

2. Gangguan memori b.d proses 14 Februari 2023 jam 08.40 14 Februari 2023 jam 13.45
penuaan d.d S: Pasien mengatakan masih sulit
Latihan memori mengingat hal hal yang mudah
DS Observasi O: Pasien tampak sudah sedikit mampu
 Pasien mengatakan tidak 1. mengidentifikasi masalah memori melakukan kemampuan yang dipelajari
tahu hari, tanggal, bulan yang dialami sebelumnya
dan tahun 2. mengidentifikasi kesalahan dalam A: Masalah belum teratasi
 Pasien mengatakan ia orientasi P: Lanjutkan intervensi
mudah lupa. 1. identifikasi kesalahan dalam
Terapeutik
orientasi
DO: 1. menstimulus memori dengan 2. stimulus memori dengan
mengulang pikiran yang terakhir kali mengulang pikiran yang terakhir
 kategori gangguan kognitif
di ucapkan kali di ucapkan
sedang skor 16,
2. mengkoreksi kesalahan orientasi 3. fasilitasi kemmapuan konsentrasi
 pasien tampak tidak
3. memfasilitasi kemmapuan 4. ajarkan Teknik memori yang
mampu melakukan
konsentrasi tepat(mis. Imajinasi visual
kemampuan yang
Tertanda
dipelajari sebelumnya Edukasi

1. menjelaskan tujuan dan prosedur


Latihan Perawat D
2. mengajarkan Teknik memori yang
tepat(mis. Imajinasi visual)
21

Kolaborasi

1. berkolaborasi pada terapi okupasi

3. Gangguan mobilitas fisik b.d 14 Februari 2023 jam 09.00 14 Februari 2023 jam 13.45
penurunan kekuatan otot d.d S: Pasien mengeluh masih sulit
Dukungan mobilisasi menggerakan ekstermitas
Ds: Observasi O: Pasien tampakkelelahan
 pasien mengeluh sulit 1. mengidentifikasi adanya nyeri atau A: Masalah belum teratasi
menggerakkan bagian keluhan fisik lainnya P: Lanjutkan intervensi
tubuh sebelah kiri dari 2. mengidetifikasi toleransi fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau
tangan sampai kaki melakukan pergerakan keluhan fisik lainnya
sebelah kiri. 2. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
Terapeutik
dengan alat bantu
DO: 1. memfasilitasi aktivitas mobilisasi 3. Fasilitasi melakukan pergerakan
dengan alat bantu 4. Jelaskan tujuan dan prosedur
 Kekuatan otot menurun,
2. memfasilitasi melakukan pergerakan mobilisasi
 Rentang gerak (ROM)
5. Anjurkan melakukan mobilisasi
menurun, Edukasi din
 Sendi tampak kaku
1. menjelaskan tujuan dan prosedur Tertanda
Fisik tampak lemah mobilisasi
2. menganjurkan melakukan mobilisasi
dini Perawat D
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Stroke adalah perdarahan ke dalam jaringan otak atau perdarahan
subarachroid, yaitu ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang
menutupi otak. Stroke dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Pada saat pengkajian didapatkan Tn. A mengeluh kakinya lemah dan tangan yaitu
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan otot, nyeri akut
berhubungan dengan agen fisiologis, defisit perawatan diri berhubungan dengan
gangguan neuromuskuler Gangguan Memori berhubungan dengan proses penuaan.
Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan dengan
tujuan utama diharapkan tercapainya pemenuhan kebutuhan ADL Tn. A karena
gangguan mobilitas pada pada ekstermitas yang dialami dengan memfasilitasi
pemenuhan kebutuhan kebersihan pasien seperti mandi, BAB/BAK dan berpakaian.
3.2 Saran
Diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien stroke dan selalu inovatif untuk mengembangkan tindakan
keperawatan yang dilakukan sesuai dengan evidence based.

22
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, R., Abdullah, D., Sjaaf, F., & Purnama Dewi, N. (2020). Pelatihan Deteksi Dini
Stroke “Metode Fast” Pada Lansia Di Nagari Jawijawi Kabupaten Solok Sumatera
Barat. Seminar Nasional ADPI Mengabdi Untuk Negeri, 1(1), 25– 32.
https://doi.org/10.47841/adpi.v1i1.19

Kurniawan, R. E., Makrifatullah, N. A., Rosar, N., Triana, Y., & Kunci, K. (2022). Budiman
& Riyanto A. 2013. Kapita Selekta kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-6. Jurnal Ilmiah Multi Disiplin
Indonesia, 2(2), 361–368. https://katadata.co.id/berita/2020/01/06/baru-83-peserta-
bpjs-kesehatan-perakhir-2019-

Nurlan, F. (2020). Analisis Survival Stroke Berulang Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Pasien Stroke Di Kota Makassar. The Indonesian Journal of Health Promotion, 3(1),
155–161.

Nurshiyam, Ardi, M., & BAsri, M. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK
DI RSKD DADI MAKASSAR. Gambaran Penerapan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Thypoid Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Rumah Sakit Tk Ii
Pelamonia, 08(02), 39–45.

23

Anda mungkin juga menyukai