F
DENGAN DIABETES MELLITUS
DISUSUN OLEH :
GALANG RAMBU ANARQI KHGA20057
WISNU SUHANDI KHGA20080
WITRIANI FAHRUNNISA KHGA20081
SALSA WIDIANTARI ANIAH KHGA20088
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugerah-Nya tugas Makalah
Asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Pada Ny. F” ini
dapat selesai.
Adapun tujuan penyusunan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas stase
Komprehensif Gerontik.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun
sebagai evaluasi demi penyempurnaan asuhan keperawatan selanjutnya.
Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Kelanjutusiaan, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Status kesehatan lansia tidak
boleh terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia
yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian
lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada
“belas kasihan” orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak
berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
jika asupan gizi tidak dijaga.
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang disebabkan berbagai macam
etiologi, disertai adanya hiperglikemi kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari
insulin, atau keduanya (Hanifah, Basuki, & Faizi, 2021). Diabetes adalah masalah kesehatan
masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat
selama beberapa dekade terakhir (WHO Global Report, 2016 dalam Kemenkes, 2018).
menurut International Diabetes Federation (2019) diprediksi adanya peningkatan
kasus DM di Indonesia dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 13,7 juta pada tahun 2030.
Laporan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwaprevalensi DM yang terdiagnosis oleh
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun adalah 2%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan prevalensi DM di Indonesia dibandingkan hasil Riskesdas 2013 yaitu 1,5%.
Berdasarkan pengelompokan usia, penderita DM terbanyakada pada kelompok usia 55-64
tahun dan 65-74 tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit diabetes
mellitus
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang menderita diabetes
mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolic yang
ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat melebihi batas normal. Diabetes
merupakan penyakit tidak menular yang cukup serius dimana insulin tidak dapat
diproduksi secara maksimal oleh pancreas (Safitri & Nurhayati, 2019). Diabetes
melitus adalah suatu kelompok gangguan metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia atau kadar glukosa darah yang tingi yang dapat terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, (Marzel, 2021).
Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glokusa darah
diatas nilai normal. Peningkatan kadar glokusa darah tersebut diakibatkan karena
adanya gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Riskesdas,
2013).
DM pada lansia adalah penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia yang
disebabkan karena lansia tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup
atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif (Nugroho, 2012).
2. Etiologi
DM pada lansia di sebabkan oleh faktor genetik, usia, obesitas dan aktifitas
fisik kemudian dengan berjalannya usia yang semakin meningkatan secara bertahap
di karenakan terjadi proses menua, faktor genetik , IMT serta aktivitas fisik yang
kurang menururt Adamo, (2008) dalam (Musthakimah, 2019).
Menurut Nurarif & Hardhi, (2015) dalam (Raharjo, 2018) etiologi diabetes mellitus,
yaitu :
2.1 Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1
Diabetes yang tergantung pada insulin diandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes
tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing .
Menurut Smeltzer dalam (Varena, 2019), Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I
merupakan ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta
prankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap berada dalam darah
menimbulkan hiperglikemia prospandial. jika kosentrasi glukosa daram darah cukup
tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine (glikosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan dieksresikan kedalam urine, ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan
dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis ostomik, sebagai
akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliurea),dan rasa haus (polidipsi) (Smeltzer 2015 dan Bare,2015).
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝐵𝑃𝑅 = X 100%
𝑇𝐵 (𝑐𝑚) − 100
Keterangan :
2) Olahraga
Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :
e). Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
mellitus) (D.0142)
Asuhan Keperawatan pada Kasus Hipertensi
KASUS:
pada kasus NY.F yaitu terdapat keluhan merasakan lelah/letih, sering terbangun
pada malam hari karena sering merasa haus dan lapar. Pada kasus Ny.F ditemukan
hasil pemeriksaan terkait GDP : 245 mg/dl. Kemudian Ny.F juga mengeluhkan
nyeri pada kaki kanan nya tepatnya pada jari kaki kanan nya karena terdapat luka
gangrene.
Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat apalagi ketika berjalan (P)
Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
Klien mengatakan nyeri di jari kaki kanan (R)
Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
Pengkajian
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. F
b. Umur : 68 Tahun
c. Alamat : Bandung
d. Pendidikan : SD
e. Tanggal masuk RS : 02 Februari 2023
f. Jenis kelamin : Perempuan
g. Suku : Sunda
h. Agama : Islam
i. Status perkawinan : Kawin
j. Tanggal pengkajian : Jumat, 03 Februari 2023
2. Keluhan utama
Klien mengeluh merasa lelah/letih, kjadar glukosa GDP; 245 mg/dl
3. Riwayat kesehatan saat ini
NY.F memiliki keluhan merasakan lelah/letih, sering terbangun pada malam hari
karena sering merasa haus dan lapar. Pada kasus Ny.F ditemukan hasil pemeriksaan
terkait GDP : 245 mg/dl. Kemudian Ny.F juga mengeluhkan nyeri pada kaki kanan
nya tepatnya pada jari kaki kanan nya karena terdapat luka gangrene.
Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat apalagi ketika berjalan (P)
Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
Klien mengatakan nyeri di jari kaki kanan (R)
Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
6. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : Composmentis (E4V5M6).
b. Integumen : Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang, terdapat
luka gangren pada jari kaki kanan
c. Kepala : Bentuk bulat, distribusi rambut merata, warna hitam
keputihan.
d. Mata : Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva
Anemis.
e. Telinga : Simetris,Tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada
benjolan, tidak cairan yang keluar.
f. Mulut & tenggorokan : Mulut bersih, gigi sudah banyak yang tanggal tersisa
tinggal 4 buah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
h. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan.
i. Sistem pernafasan : Pernafasan normal, tidak ada masalah
j. Sistem kardiovaskuler : TD 150/80 mmHg
k. Sistem gastrointestinal : Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus, makan
3x sehari bisa menghabiskan 1 porsi, klien mengeluh
sering merasa lapar dan haus BAB 1x
Sehari.
l. Sistem perkemihan : BAK sering sekitar 10-12x sehari.
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi: 3x sehari
Jumlah: secukupnya
Jenis, nasi, sayur, lauk
2 Minum 10 Frekuensi: 6-8 kali
sehari
Jumlah: secangkir
kecil
Jenis: air putih, dan
susu
3 Berpindah dari satu tempat 15 Mandiri
ketempat lain
4 Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi: 3x
menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet 5 Frekuensi: 2-3 kali
( mencuci pakaian, menyeka
tubuh, meyiram)
6 Mandi 15 2x sehari pada pagi
hari dan sore hari
sebelum Ashar.
7 Jalan dipermukaan datar 10 Setiap ingin
melakukan sesuatu
misalnya mengambil
minum atau ke kamar
mandi.
8 Naik turun tangga 10 Baik tapi harus pelan-
pelan
9 Mengenakan pakaian 10 Mandiri dan rapi
10 Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi: 1x sehari
Konsistensi: padat
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi: 6x sehari
Warna: kuning
12 Olah raga/ latihan 10 Klien mengikuti
senam yang diadakan
PSTW saat pagi hari
13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu 10 Jenis: rekreasi keluar
luang 1 tahun sekali dari
bpstw/hanya duduk
saja kadang
mengobrol dengan
teman.
Keterangan:
a. 130 : mandiri
b. 65-125 : ketergantungan sebagian
c. 60 : ketergantungan total
Setelah dikaji didapatkan skor : 130 yang termasuk dalam kategori mandiri
Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 4 sehingga disimpulkan Ny. F
memiliki kerusakan intelektual ringan.
b. MMSE (Mini Mental Status Exam)
Do :
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
Kolaborasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. F dengan Diabetes Mellitus selama 3 x 24 jam didapatkan hasil :
glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
1. Glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
- Lelah/letih menurun
- Keluhan lapar menurun
- Kadar glukosa dalam darah membaik
2. Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Kesulitan tisur menurun
3. Tingkat infeksi menurun, dengan kriteria:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. F dengan Diabetes Mellitus
selama 3 x 24 jam didapatkan hasil :
B. Saran
Diharapkan mahasiswa/i ataupun pembaca lebih memperdalam lagi mengenai konsep
keperawatan gerontik serta penyakit Diabetes Mellitus agar dalam pelaksannanya di lapangan
dapat dengan mudah diaplikasikan dengan baik dan benar. Sehingga akan terciptanya hasil
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Reswan, H., Alioes, Y., & Rita, R. S. (2017). Gambaran Glukosa Darah pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan
Andalas, 673-678
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.