Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA Ny.

F
DENGAN DIABETES MELLITUS

DISUSUN OLEH :
GALANG RAMBU ANARQI KHGA20057
WISNU SUHANDI KHGA20080
WITRIANI FAHRUNNISA KHGA20081
SALSA WIDIANTARI ANIAH KHGA20088

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas anugerah-Nya tugas Makalah
Asuhan keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus Pada Ny. F” ini
dapat selesai.
Adapun tujuan penyusunan asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas stase
Komprehensif Gerontik.
Namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, karena itu kami sangat mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun
sebagai evaluasi demi penyempurnaan asuhan keperawatan selanjutnya.
Semoga laporan Asuhan Keperawatan ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Garut, 10 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
Kelanjutusiaan, yang dimaksud dengan Lanjut Usia (lansia) adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Proses penuaan akan berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Status kesehatan lansia tidak
boleh terlupakan karena berpengaruh dalam penilaian kebutuhan akan zat gizi. Ada lansia
yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di samping itu, sebagian
lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian lansia sangat bergantung pada
“belas kasihan” orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka yang tergolong aktif biasanya tidak
berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
jika asupan gizi tidak dijaga.
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang disebabkan berbagai macam
etiologi, disertai adanya hiperglikemi kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari
insulin, atau keduanya (Hanifah, Basuki, & Faizi, 2021). Diabetes adalah masalah kesehatan
masyarakat yang penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat
selama beberapa dekade terakhir (WHO Global Report, 2016 dalam Kemenkes, 2018).
menurut International Diabetes Federation (2019) diprediksi adanya peningkatan
kasus DM di Indonesia dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 13,7 juta pada tahun 2030.
Laporan Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwaprevalensi DM yang terdiagnosis oleh
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun adalah 2%. Hal ini menunjukkan bahwa ada
peningkatan prevalensi DM di Indonesia dibandingkan hasil Riskesdas 2013 yaitu 1,5%.
Berdasarkan pengelompokan usia, penderita DM terbanyakada pada kelompok usia 55-64
tahun dan 65-74 tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit diabetes
mellitus
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang menderita diabetes
mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori
Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolic yang
ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat melebihi batas normal. Diabetes
merupakan penyakit tidak menular yang cukup serius dimana insulin tidak dapat
diproduksi secara maksimal oleh pancreas (Safitri & Nurhayati, 2019). Diabetes
melitus adalah suatu kelompok gangguan metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia atau kadar glukosa darah yang tingi yang dapat terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, (Marzel, 2021).
Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glokusa darah
diatas nilai normal. Peningkatan kadar glokusa darah tersebut diakibatkan karena
adanya gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Riskesdas,
2013).
DM pada lansia adalah penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia yang
disebabkan karena lansia tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup
atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif (Nugroho, 2012).
2. Etiologi
DM pada lansia di sebabkan oleh faktor genetik, usia, obesitas dan aktifitas
fisik kemudian dengan berjalannya usia yang semakin meningkatan secara bertahap
di karenakan terjadi proses menua, faktor genetik , IMT serta aktivitas fisik yang
kurang menururt Adamo, (2008) dalam (Musthakimah, 2019).
Menurut Nurarif & Hardhi, (2015) dalam (Raharjo, 2018) etiologi diabetes mellitus,
yaitu :
2.1 Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1
Diabetes yang tergantung pada insulin diandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi
suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes
tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses
imun lainnya
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing .

2.2 Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI) tipe II


Disebabkan oleh kegagalan telative beta dan resisten insulin. Secara pasti
penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, faktor genetik diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Melitus
tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang
kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam
kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin.
Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor- reseptor permukaan sel
tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport
glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan
dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel.
Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin
dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada
akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
untuk mempertahankan euglikemia. Diabetes Melitus tipe II disebut juga Diabetes Melitus
tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM)
yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan,
terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-
kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,
diantaranya adalah:
- Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
- Obesitas
- Riwayat keluarga
- Kelompok etnik
3. Gejala DM
Berdasarkan gejalanya Diabetes Melitus dibagi menjadi 2, yaitu gejala utama dan gejala
tambahan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
 
1. Gejala Utama:
 
A. Intensitas buang air kecil yang cukup sering
B. Cepat merasa lapar
C. Sering merasa haus
 
2. Gejala Tambahan:
 
A. Berat badan menurun cepat tanpa ada penyebab yang jelas
B. Kesemutan
C. Gatal di daerah kemaluan pada wanita
D.  Keputihan pada wanita
E. Luka yang sulit sembuh
F. Impotensi pada pria
G. Bisul yang hilang timbul
H. Penglihatan yang kabur
I. Cepat lelah
J. Mudah mengantuk

4. Patofisiologi dan Pathway Diabetes Mellitus

Menurut Smeltzer dalam (Varena, 2019), Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I
merupakan ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta
prankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap berada dalam darah
menimbulkan hiperglikemia prospandial. jika kosentrasi glukosa daram darah cukup
tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine (glikosuria). Ketika glukosa yang
berlebihan dieksresikan kedalam urine, ekresi ini akan disertai pengeluaran cairan
dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis ostomik, sebagai
akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliurea),dan rasa haus (polidipsi) (Smeltzer 2015 dan Bare,2015).

DM tipe II merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama


adalah terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pula pewarisannya belum jelas,
faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya
DM tipe II. Faktor genetik ini akan berinterksi dengan faktor faktor lingkungan
seperti gaya hidup, obesitas,rendah aktivitas fisik,diet, dan tingginya kadar asam
lemak bebas(Smeltzer 2015 dan Bare,2015). Mekanisme terjadinya DM tipe II
umunya disebabkan karena resistensi insulin dan sekresi insulin. Normalnya insulin
akan terkait dengan reseptor khusus pada permukaan sel.sebagai akibat terikatnya
insulin dengan reseptor tersebut,terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme
glukosa didalam sel. Resistensi insulin DM tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intra sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan
mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,harus terjadi peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan, (Smeltzer 2015 dan Bare,2015 dalam (Varena, 2019).
5. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Menurut PERKENI 2015 dalam (Varena, 2019), komponen dalam penatalaksan DM yaitu:
1. Diet
Syarat diet hendaknya dapat :
- Memperbaiki kesehatan umum penderita0
- Mengarahkan pada berat badan normal
- Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
- Memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita

Dalam melaksanakan diet diabetes sehari hari hendaknya diikuti pedoman 3 J


yaitu: Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambah,
Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, Jenis makanan yang manis harus
dihindari
Penentuan jumlah kalori diet DM harus disesuaikan oleh status gizi
penderita,penetuan gizi dilaksankan dengan menghitung percentage of relative
body weight( BPR=berat badan normal) dengan rumus :

𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝐵𝑃𝑅 = X 100%
𝑇𝐵 (𝑐𝑚) − 100
Keterangan :

- Kurus (underweight) : BPR <90%


- Normal (ideal) : BPR 90% -110%
- Gemuk (overweight) : BPR >110%
- Obesitas apabila : BPR> 120%
- Obesitas ringan : BPR 120% -130%
- Obesitas sedang :BPR 130% - 140%
- Obesitas berat :BPR 140 – 200%
- Morbid :BPR > 200%

2) Olahraga
Beberapa kegunaan olahraga teratur setiap hari bagi penderita DM adalah :

a). Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam


sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita
dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya

b). Mencegah kegemukan bila ditambah olahraga pagi dan sore

c). Memperbaiki aliran perifer dan menanbah suplai oksigen

d). Meningkatkan kadar kolestrol – high density lipoprotein

e). Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
dirangsang pembentukan glikogen baru

f). Menurunkan kolesterol(total) dan trigliserida dalam darah karena


pembakaran asam lemak menjadi lebih baik

6. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan

Disfungsi pancreas (D.0027)

2) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik (D.0077)


3) Resiko Infeksi dibuktikan dengan penyakit kronis (diabetes

mellitus) (D.0142)
Asuhan Keperawatan pada Kasus Hipertensi
KASUS:
pada kasus NY.F yaitu terdapat keluhan merasakan lelah/letih, sering terbangun
pada malam hari karena sering merasa haus dan lapar. Pada kasus Ny.F ditemukan
hasil pemeriksaan terkait GDP : 245 mg/dl. Kemudian Ny.F juga mengeluhkan
nyeri pada kaki kanan nya tepatnya pada jari kaki kanan nya karena terdapat luka
gangrene.
Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat apalagi ketika berjalan (P)
Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
Klien mengatakan nyeri di jari kaki kanan (R)
Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.

Pengkajian

1. Identitas klien
a. Nama : Ny. F
b. Umur : 68 Tahun
c. Alamat : Bandung
d. Pendidikan : SD
e. Tanggal masuk RS : 02 Februari 2023
f. Jenis kelamin : Perempuan
g. Suku : Sunda
h. Agama : Islam
i. Status perkawinan : Kawin
j. Tanggal pengkajian : Jumat, 03 Februari 2023

2. Keluhan utama
Klien mengeluh merasa lelah/letih, kjadar glukosa GDP; 245 mg/dl
3. Riwayat kesehatan saat ini
NY.F memiliki keluhan merasakan lelah/letih, sering terbangun pada malam hari
karena sering merasa haus dan lapar. Pada kasus Ny.F ditemukan hasil pemeriksaan
terkait GDP : 245 mg/dl. Kemudian Ny.F juga mengeluhkan nyeri pada kaki kanan
nya tepatnya pada jari kaki kanan nya karena terdapat luka gangrene.
Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat apalagi ketika berjalan (P)
Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
Klien mengatakan nyeri di jari kaki kanan (R)
Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.

4. Riwayat kesehatan dahulu


a. Penyakit : Ny. F tidak pernah dirawat di rumah sakit dan jika sakit demam hanya di
rawat jalan, dan pada masa tua pasien mendapat diagnosa DM tipe 2 sejak usia 55
tahun.
b. Alergi : Ny. F mengatakan tidak ada alergi baik makanan ataupun obat-obatan
c. Kebiasaan : Ny. F tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol hanya
saja sering mengkonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan

5. Riwayat kesehatan keluarga


Ny. F mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
Diabetes Mellitus seperti dirinya.

6. Tinjauan sistem
a. Keadaan umum : Composmentis (E4V5M6).
b. Integumen : Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang, terdapat
luka gangren pada jari kaki kanan
c. Kepala : Bentuk bulat, distribusi rambut merata, warna hitam
keputihan.
d. Mata : Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva
Anemis.
e. Telinga : Simetris,Tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada
benjolan, tidak cairan yang keluar.
f. Mulut & tenggorokan : Mulut bersih, gigi sudah banyak yang tanggal tersisa
tinggal 4 buah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
h. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan.
i. Sistem pernafasan : Pernafasan normal, tidak ada masalah
j. Sistem kardiovaskuler : TD 150/80 mmHg
k. Sistem gastrointestinal : Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus, makan
3x sehari bisa menghabiskan 1 porsi, klien mengeluh
sering merasa lapar dan haus BAB 1x
Sehari.
l. Sistem perkemihan : BAK sering sekitar 10-12x sehari.

7. Pengkajian Psikososial dan spritual


a. Psikososial
Kemampuan bersosialisasi saat ini baik kadang saling ngobrol dengan pasien lain dan
juga perawat
b. Masalah emosional
Klien mengatakan mengalami susah tidur tetapi tidak banyak pikiran.
c. Spiritual
Klien beragama islam dan melakukan sholat lima waktu sehari.

8. Pengkajian Fungsional Klien


a. KATZ Indeks
Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan secara
mandiri tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari orang lain di antaranya
yaitu makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
b. Modifikasi dari bartel indeks

Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi: 3x sehari
Jumlah: secukupnya
Jenis, nasi, sayur, lauk
2 Minum 10 Frekuensi: 6-8 kali
sehari
Jumlah: secangkir
kecil
Jenis: air putih, dan
susu
3 Berpindah dari satu tempat 15 Mandiri
ketempat lain
4 Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi: 3x
menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet 5 Frekuensi: 2-3 kali
( mencuci pakaian, menyeka
tubuh, meyiram)
6 Mandi 15 2x sehari pada pagi
hari dan sore hari
sebelum Ashar.
7 Jalan dipermukaan datar 10 Setiap ingin
melakukan sesuatu
misalnya mengambil
minum atau ke kamar
mandi.
8 Naik turun tangga 10 Baik tapi harus pelan-
pelan
9 Mengenakan pakaian 10 Mandiri dan rapi
10 Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi: 1x sehari
Konsistensi: padat
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi: 6x sehari
Warna: kuning
12 Olah raga/ latihan 10 Klien mengikuti
senam yang diadakan
PSTW saat pagi hari
13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu 10 Jenis: rekreasi keluar
luang 1 tahun sekali dari
bpstw/hanya duduk
saja kadang
mengobrol dengan
teman.
Keterangan:
a. 130 : mandiri
b. 65-125 : ketergantungan sebagian
c. 60 : ketergantungan total
Setelah dikaji didapatkan skor : 130 yang termasuk dalam kategori mandiri

9. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir?
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
Benar Salah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
5 4 angka baru, semua secara menurun

Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 4 sehingga disimpulkan Ny. F
memiliki kerusakan intelektual ringan.
b. MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun : tidak tahu
b. Musim : Hujan
c. Tanggal: tidak tahu
d. Hari : tidak tahu
e. Bulan : tidak tahu
Orientasi 5 5 Diamana kita sekarang?
a. Negara : Indonesia
b. Provinsi: Jawa barat
c. Kota : Bandung
d. Di : RS
e. Alamat : Jl. Melati
2 Registras 3 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh pemeriksa) 1
i detik dan mengatakan asing-masing obyek.
a. Meja, Kursi, Bunga.
*Klien mampu menyebutkan kembali
obyek yang di perintahkan
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali / tingkat:
kalkulasi (93, 86, 79, 72, 65)
*Klien dapat menghitung pertanyaan
semuanya.
4. Menging 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
at pada no 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
masing-masing obyek.
*Klien mampu mengulang obyek yang
disebutkan

5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan nama pada klien
a. Missal jam tangan
b. Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi kata berikut:
“tidak ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
a. Pertanyaan benar 2 buah: tak ada,
tetapi
Minta klien untuk menuruti perintah berikut
terdiri dari 3 langkah.
“ ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”
a. Ambil kertas ditangan anda
b. Lipat dua
c. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut ( bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
a. “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
b. Tulis satu kalimat
c. Menyalin gambar
*Klien bisa menyebutkan benda yang
ditunjuk pemeriksa. Selain itu, klien bisa
mengambil kertas, melipat jadi dua, dan
menaruh di bawah sesuai perintah. klien dapat
menulis satu kalimat.
Total 25
Nilai

Interpretasi hasil : 25 (>23)


Keterangan : Terdapat aspek fungsi mental baik
A. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds: Disfungsi Ketidakstabil
1. NY.F memiliki keluhan merasakan lelah/letih pancreas an kadar
2. Sering merasa lapar dan haus glukosa darah
3. Klien mengeluh sering BAK
4. Do :
1. GDP 245 mg/dl
2. Konjungtiva anemis
3. BAK 10-12x perhari

Ds : Agen Nyeri akut


pencedera
1. Ny.F mengeluhkan nyeri pada kaki kanan
fisik
nya tepatnya pada jari kaki kanan nya
(Diabetes
karena terdapat luka gangrene.
Mellitus)
2. Klien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat
apalagi ketika berjalan (P)
- Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
- Klien mengatakan nyeri di jari kaki
kanan (R)
- Klien mengatakan skala nyeri 3 (S)
- Nyeri yang dirasakan hilang timbul
(T)

Do :

1. Wajah klien tampak meringis menahan rasa


sakit
2 Ds: Penyakit Resiko
Do: kronis infeksi
1. Tampak ada luka gangrene pada jari kaki (Diabetes
sebelah kanan Ny. F Mellitus)
B. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d disfungsi pancreas
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
3. Risiko infeksi b.d penyakit kronis (Diabetes Mellitus)

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


1 Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen hiperglikemia
glukosa darah b.d selama 3 x 24 jam glukosa dalam darah dalam Observasi:
disfungsi pancreas rentang normal dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemungkinan
1. Lelah/letih menurun hiperglikemia
2. Keluhan lapar menurun - Monitor kadar glukosa darah
3. Kadar glukosa dalam darah membaik Terapeutik:
- Konsultasi dengan medis jika tanda
gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Edukasi:
- Anjurkan monitor GDS mandiri
- Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu
2 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri
pencedera fisiologis selama 3 x 24 jam tingkat nyeri menurun Observasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
a) Keluhan nyeri menurun frekuensi dan skala nyeri
b) Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri no verbal
c) Kesulitan tidur menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologi
- Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan emicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
3 Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan Infeksi
penyakit kronis 3x24 jam tingkat infeksi menurun, dengan
Observasi
(Diabetes Mellitus) kriteria:
1. Demam menurun - Identifikasi tanda gejala infeksi local dan
2. Kemerahan menurun sistemik
3. Nyeri menurun Terapeutik
4. Bengkak menurun
- Berikan perawatan kulit pada daerah edema
- Cuci tangan sesudah dan sebelum kontak
dengan pasien
- Pertahankan teknik aseptic pada pasien
beresiko tinggi

Edukasi

- Jelaskan yanda gejala infeksi


- Ajarkan cara memeriksa luka

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian imunisasi.

Kriteria evaluasi untuk menyelesaikan masalah yang muncul:

Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. F dengan Diabetes Mellitus selama 3 x 24 jam didapatkan hasil :
glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
1. Glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
- Lelah/letih menurun
- Keluhan lapar menurun
- Kadar glukosa dalam darah membaik
2. Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Kesulitan tisur menurun
3. Tingkat infeksi menurun, dengan kriteria:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. F dengan Diabetes Mellitus
selama 3 x 24 jam didapatkan hasil :

glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :


 Glukosa dalam darah dalam rentang normal dengan kriteria hasil :
- Lelah/letih menurun
- Keluhan lapar menurun
- Kadar glukosa dalam darah membaik
 Tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Kesulitan tisur menurun
 Tingkat infeksi menurun, dengan kriteria:
- Demam menurun
- Kemerahan menurun
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun

B. Saran
Diharapkan mahasiswa/i ataupun pembaca lebih memperdalam lagi mengenai konsep
keperawatan gerontik serta penyakit Diabetes Mellitus agar dalam pelaksannanya di lapangan
dapat dengan mudah diaplikasikan dengan baik dan benar. Sehingga akan terciptanya hasil
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Sleman. 2013. Kesehatan Usia Lanjut. http://dinkes.slemankab.


go.id/kesehatan-usia-lanjut. Dikutip pada tanggal 27 April 2016.
PPNP-SIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2012. Buku Evaluasi Mahasiswa
KeperawatanGerontik. Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah

Reswan, H., Alioes, Y., & Rita, R. S. (2017). Gambaran Glukosa Darah pada Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. Jurnal Kesehatan
Andalas, 673-678

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai