Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah : Askeb Nifas & Menyusui

Nama Dosen : Ibu. Putri Mulia Sakti, M.Tr.Keb

AMBULASI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

DWY RAHMA MIRANTI PO0224222002


DINDA AYULESTARI PO0224222020
KEZIA DORANGGI PO0224222027
RUT PARUSU PO0224222011

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN POSO
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat dan
rahmat serta hidayah-Nya yang memungkinkan kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Nama makalah yang dimaksud adalah “ Ambulasi “

Kami berharap melalui tulisan ini dapat memberikan sedikit wawasan dan
memperluas pengetahuan kita. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. semua pihak
demi makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan.

Poso 13 September 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................


DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................


2.1 Pengertian Ambulasi ................................................................................................
2.2 Tujuan Ambulasi ......................................................................................................
2.3 Tindakan – Tindakan Ambulasi ...............................................................................
2.4 Alat – Alat yang Digunakan dalam Ambulasi .......................................................
2.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ambulasi ....................................................
2.6 Tahapan Pelaksanaan ambulasi pada ibu yang bersalin normal & Post SC ..........

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................
3.2 Saran .......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari musculoskeletal untuk


mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar
dalam mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk
menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik,
penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah
dengan cara melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian,
diagnose, intervensi dan tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan
pada pasien dengan gangguan ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi,
meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan
meningkatkan harga diri serta kemandirian.

Untuk itu kami membuat makalah ini agar dapat membantu tata cara dasar
ambulasi yang benar.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian dari ambulasi?
1.2.2 Apakah tujuan dari ambulasi?
1.2.3 Sebutkan dan jelaskan tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan ambulasi!
1.2.4 Sebutkan apa saja alat-alat yang dipergunakan dalam
pelaksanaan ambulasi!
1.2.5 Sebutkan fakor-faktor yang mempengaruhi ambulasi!
1.2.6 Tahapan Pelaksanaan ambulasi pada ibu yang bersalin normal & Post SC

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari ambulasi.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan dari ambulasi.
1.3.3 Untuk mengetahui tindakan – tindakan yang berhubungan
dengan ambulasi.
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja alat-alat yang dipergunakan dalam
pelaksanaan ambulasi
1.3.5 Untuk mengetahui apa saja factor yang mempengaruhi

4
Ambulase.
1.3.6 Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan ambulasi pada ibu yang bersalin
normal & Post SC.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ambulasi
Ambulasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien pasca operasi dimulai dari bangun, duduk di sisi tempat tidur hingga
pasien turun dari tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan.
Ambulasi dini masa nifas (early ambulation) adalah mobilitas segera
setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat
tidurnya. Ibu post partum di perbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-28
jam setelah melahirkan.
Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah
flebotrombosis (thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi
immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltic usus,
mempercepat pasien pasca operasi (Hinchliff, 1999; Craven dan Hirnle,2009).
Sedangkan menurut Asmadi (2008) manfaat ambulasi adalah:
1). Mencegah dampak immobilisasi pasca operasi meliputi :
a. Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti abrasi, sirkulasi yang
terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan perubahan turgor
kulit.
b. Sistem Kardiovaskuler : penurunan kardiak reserve, peningkatan beban
kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c. Sistem Respirasi : penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi volunter
maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme batuk yang
menurun.
d. Sistem Pencernaan : anoreksia-konstipasi, penurunan metabolism.
e. Sistem Perkemihan : menyebabkan perubahan pada eliminasi urine, infeksi
saluran kemih, hiperkalsiuria.
f. Sistem Muskuloskeletal : penurunan masa otot,osteoporosis, pemendekan
serat otot.
g. Sistem Neurosensoris : kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan saraf
pada bagian distal, nyeri yang hebat.

Ambuasi sangat penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena


jika pasien membatasi pergerakannya di tempat tidur dan sama sekali tidak
melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit untuk memulai berjalan
(Kozier, 1989).
Menurut Kozier dan Erb (1987), faktor yang mempengaruhi ambulasi
adalah kondisi Kesehatan pasien, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan serta
gaya hidup dan pengetahuan.

6
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk semua
pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan fleksibelitas. Keuntungan dari
Latihan berangsur-angsur dapat di tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien
menunjukkan tanda peningkatan toleransi aktivitas. Menurut Kozier (1995 dalam
Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan. Ambulasi dini merupakan tahapan
kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai
pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan
kondisi pasien.
2.2. Tujuan Ambulasi
 Untuk memenuhi kebutuan aktivitas
 Memenuhi kebutuhan ambulasi
 Mempertahankan kenyamanan
 Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
 Mempertahankan control diri pasien
 Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

2.3 Tindakan-tindakan Ambulasi


A. Duduk di atas tempat tidur
1. Tempatkan klien pada posisi terlentang
2. Pindahkan semua bantal
3. Posisi menghadap kepala tempat tidur
4. Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke
5. kepala tempat tidur di belakang kaki yang lain.
6. Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu
klien, sokong kepalanya dan vetebra servikal.
7. Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan temapt
tidur.
8. Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat
badan perawat dari depan kaki ke belakang kaki.
9. Dorong melawan tempat tidur dengan tangan di permukaan
tempat tidur

7
B. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi
1. Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi
kursi pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi
roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
2. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.
3. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan antislip.
4. Regangkan kedua kaki perawat.
5. Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat
dengan pasien.
6. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila pasien dan
tempatkan tangan pada skapula pasien.
7. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul
dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi.
8. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut perawat.
9. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan pasien secara
langsung ke depan kursi.
10. Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk
menyokong.
11. Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan pasien ke kursi.
12. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.
13. Stabilkan tungkai dengan selimut mandi
14. Ucapkan terima kasih atas upaya pasien dan puji pasien untuk kemajuan dan
penampilannya.

C. Bantu berjalan
1. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2. Letakkan tangan pasien di samping badan atau memegang telapak tangan anda
3. Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada bahu
pasien
4. Bantu pasien untuk berjalan perlahan-lahan

D. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard


Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak
dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.
8
1. Atur posisi branchard dalam posisi terkunci
2. Bantu pasien dengan 2 – 3 perawat
3. Berdiri menghadap pasien
4. Silangkan tangan di depan dada
5. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien.
6. Perawat pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah pinggang,
perawat kedua meletakkan tangan di bawah pinggang dan pinggul pasien,
sedangkan perawat ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki.
7. Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
8. Atur posisi pasien di branchard.

E. Duduk di tepi tempat tidur


1. Tempatkan klien pada posisi miring, menghadap perawat di sisi tempat tidur
tempat ia akan duduk.
2. Pasang pagar tempat tidur pada sisi yang berlawanan.
3. Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat ditoleransi pasien.
4. Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan.
5. Balikkan secara diagonal sehingga perawat berhadapan dengan pasien dan
menjauh dari sudut tempat tidur.
6. Regangkan kaki perawat dengan kaki palingdekat ke kepala tempat tidur di
depan kaki yang lain.
7. Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur di bawah bahu
pasien, sokong kepala dan lehernya
8. Tempat tangan perawat yang lain di atas paha pasien.
9. Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi tempat tidur.
10. Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang memungkinkan tungkai atas
pasien memutar ke bawah.
11. Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke belakang tungkai dan
angkat pasien.
12. Tetap didepan pasien sampai mencapai keseimbangan.
13. Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki menyentuh lantai.

9
2.4 Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan ambulasi
 Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen
untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan
pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
 Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang
yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat
berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad
cane).
 Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang
kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat
dan mampu menopang tubuh.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh dan Ambulasi


1. Status Kesehatan.
Perubahari status kesehatan dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat
disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari, dan lain-lain.
2. Nutrisi.
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan
kelemahan otot dari memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh, tubuh
yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3. Emosi.
Kondisi psikologis sesearang dapat memudahkan perubahan perilaku yang
dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dari ambulasi baik.
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan
harga diri yang rendah, akan mudah mengalarrti perubahan dalam mekanika
tubuh dan ambulasi.
4. Situasi dan Kebiasaan,
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya sering mengangkat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mckanika tubuh dan
ambulasi.

10
5. Gaya Hidup.
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan
besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat
mengganggu koordinasi antara sistem muskuloskeletal dan neurologi, yang
akhirnya mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6. Pengetahuan.
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong sescorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga
menguranngi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pcngetahuan yang kurang
memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang
berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurolobri dan
muskuloskcletal.

2.6 Tahapan Pelaksanaan ambulasi pada ibu yang bersalin normal & Post SC
a). Pada ibu yang bersalin normal
Menurut Bahiyatun (2008),pada persalinan normal, ibu di perbolehkan
mandi dan ke WC dengan bantuan orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam setelah
persalinan jika ibu belum melakukan rentang gerak dala tahapan mobilitas dini
selama 1 atau 2 jam setelah persalinan, ibu nifas tersebut belum mlakukan
mobilitas secara dini(Early Ambulation). Beberapa Gerakan dalam tahapan
mobilitas pada ibu nifas yang bersalin normal antara lain: Miring ke-kiri dan
kanan, menggerakkan kaki, duduk, berdiri, atau turun dari tempat tidur ke kamar
mandi dengan berjalan.

b). Pada Ibu Post Section Caesarea


 Setelah operasi,pada jam pertama ibu pasca operasi sc harus tirah baring
dulu. Mobilitas dini yang bisa di lakukan adalah menggerakan lengan,
tangan, menggerakan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan
menggeser.
 Setelah 6-10 jam, ibu harus di haruskan untuk dapat miring kr kiri dan ke
kanan mencegah thrombosis dan tromboembolio.
 Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
Pada hari ke dua pasien dapat di dudukan selama 5 menit dan di minta
11
untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya di sertai batuk-
batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus
menumbuhkan kepercayaan pada diri pasien bahwa ia mulai pulih.
 Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari pasien di anjurkan
berjalan duduk selama sehari, belajar berjalan dan berjalan sendiri pada
hari ke 3 sampai 5 pasca operasi. Setelah ibu dapat duduk, di anjurkan ibu
berjalan berjalan.
 Latihan pernafasan dapat di lakukan pasien sambal tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien paska operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur
dan mulai berjalan.
2. Tujuan ambulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatan pasien
3. Latihan ambulasi seperti duduk di atas tempat tidur, turun dan berdiri dari
tempat tidur, membantu berjalan, dan memindahkan pasien dari tempat tidur
ke branchard.

3.2 Saran
Sebagai bidan kita harus memahami serta mempelajari bagaimana
menerapkan Teknik Ambulase yang benar pada pasien. Karena ini merupakan
hal dasar bagaimana merawat pasien kita.
Makalah ini memang belum sempurna Segala usaha telah kami
lakukan.Namun dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat memerlukan kritik dan saran saudara (i) demi
kesempurnaan kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2008). Keterampilan Dasar Praktik untuk


Kebidanan (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, Musrifatul & Hidayat A. A. A. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
http://ameliarina.blogspot.com/2011/03/ambulasi.html
http://handoutmatoh.blogspot.com/2011/12/kebutuhan-mekanik-dan-ambulasi.html

14

Anda mungkin juga menyukai