Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POSISI-POSISI PASIEN
Dosen Pengampu :
Wiwik Dwi Arianti S.kep.Ns.M.kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I


NAMA MAHASISWA :
1. FEBRIYANTI AMELIA KEMBAREN
2. RAHMANIA DWI FATHAN SIMBOLON
3. ELISYA FITRI
4. DANU RAHMADDAN
5. GINA RHOUDOTUL JANNAH
6. DEWI MAISYARAH
7. ALYA RIDHA GINTING
8. MARIA BELLEN SIDABUTAR
9. MELYSA PAKPAHAN
10. LISDA SEMBIRING
11. AGA DUANTA
12. JELITA MELANI
13. RAHIL SALSABIL
14. PATRICK SILALAHI
15. DEVI MODIVA SARI HSB
16. FADHILAH AINA
17. ANI ROCHANI
18. JONATHAN ARITONANG
19. DHEA AUDRY DAMANIK
20. ELA ELFRIDA
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunianya kita dapat menyelesaikan tugas makalah Posisi- posisi pasien Kami juga
berterimakasih kepada Ibu Wiwik Dwi Arianti S.kep.Ns.M.kep selaku dosen pengampu mata
kuliah Kebutuhan Dasar Manausia (KDM).

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwik Dwi Arianti S.kep.Ns.M.kep
selaku dosen pengampu mata kuliah Kebutuhan Dasar Manausia (KDM) yang memberi
arahan dalam mengerjakan tugas Makalah dengan JudulPosisi- posisi pasien

Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan. Dengan segala
kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran yang membangun agar penyusunan tugas
makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga tugas Makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Medan, Agustus 2022

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
2.1 Pengertian pemeberian Posisi Pasien.....................................................................................5
2.2 jenis- jenis pemberian posisi pada pasien……. .....................................................................5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR REFRENSI.................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Banyak kondisi banyak kondisi patologi mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas Tubuh
abnormalitas postur kongenital dan didapat mempengaruhi efisiensi sistem muskulus
skeletal kesejahteraan keseimbangan dan penampilan tubuh dapat menghambat
kesejajaran mobilitas atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa
sendi untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan
posisi pasien selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot mobilitas yang di pasien
adanya paralis atau paresis hipotensi ortostatik toleransi aktivitas tingkat kesadaran
tingkat kenyamanan dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.
mekanik tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh prinsip mekanika tubuh pergerakan dasar dalam mekanika tubuh
merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi untuk menilai kemampuan pasien
dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik penggunaan alat bantu gerak cara
menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah dengan cara melakukan proses
keperawatan pada pasien melalui pengkajian,diagnosa intervensi, dan tindakan
Keperawatan dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi
ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas
mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga diri serta kemandirian
1.2RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut

1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien?

2.apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien?

3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien?

1.3TUJUAN PENULISAN MAKALAH

4
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur
mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda, membantu pasien berjalan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Posisi- Posisi Pasien

Posturing/ mengatur dan merubah posisi adalah mengatur posisi pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek yang
penting dalam keperawatan.posisi tubuh apapaun baik atau tidak akan menggangu apabila
yang dilakukan dalam waktu yang lama.

2.2 Jenis- jenis pemberian posisi pada pasien

1. Posisi fowler
2. Posisi semi fowler
3. Posisi Lithotomi
4. Posisi supsinasi
5. Posisi pronasi
6. Posisi lateral
7. Posisi sims
8. Posisi trendlenberg
9. Posisi dorsal recumbent
10. Posisi ortupnew
11. Posisi genu pectoral
12. Posisi genu pectoral

5
2.2.1 Posisi fowler

Pengertian
0
Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada setinggi 45 -
0
90  tanpa fleksi lutut. Posisi semifowler bertujuan untuk mengatasi masalah kesulitan
pernapasan dan kardiovaskuler
Tujuan
meningkatkan rasa nyaman meningkatkan dorongan pada difragma sehingga meningkatnya
ekspansi dada dan mentilasi paru mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang menetap
Indikasi 
1.Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.
2.Pada pasien yang mengalami imobilisas
Alat dan bahan
1.tempat tidur khusus
2. selimut
Prosedure
1. -Pasien didudukkan, pasang sandaran punggung atau kursi diletakkan dibawah atau
diatas kasur dibagian kelapa, diatas sampai setengah duduk dan dirapikan. Bantal
disusun menurut kebutuhan
2. -Pada tempat tidur khusus(Function Bed)pasien dan tempat tidurnya langsung diatas
setengah duduk, dibawah lutut ditinggikam sesuai kebutuhan. Kedua lengan ditopang
dengan bantal
3. -Rapikan tempat tidur
2.2.2 Posisi Semi Fowler
a.Pengertian
Posisi Semi Fowler adalah posisi setengah duduk dengan kepala dan tubuh
ditinggikan 15-45°.
b.Tujuan
- Mengurangi sesak nafas
-Memberikan rasa nyaman pada klien
-Membantu memperlancar keluarnya nafas
-Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
c.Indikasi
•Pasien sesak nafas

6
•Pasien pasca bedah dalam keadaan baik dan bener-benar sadar
d.Persiapan
1.Persiapan Alat
*Sandaran punggung
*Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu
*Tempat tidur khusus(Functional bed)
2.Persiapan pasien,perawat dan lingkungan
*perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau peran.Serta
jelaskan apa yg akan dilakukan
*Pastikan identitas klien
*Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yg dapat dipahami oleh
klien
*siapkan peralatan
*cuci tangan
*yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan pencahayaan yg
cukup untuk melaksanakan tugas
*Berikan privasi klien
e.Prosedure
-Pasien didudukkan, pasang sandaran punggung atau kursi diletakkan dibawah atau
diatas kasur dibagian kelapa, diatas sampai setengah duduk dan dirapikan. Bantal
disusun menurut kebutuhan
-Pada tempat tidur khusus(Function Bed)pasien dan tempat tidurnya langsung diatas
setengah duduk, dibawah lutut ditinggikam sesuai kebutuhan. Kedua lengan ditopang
dengan bantal
-Rapikan tempat tidur
2.2.3 Posisi Lithotomi
PENGERTIAN
posisi litotomi adalah: posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut .
TUJUAN
Meiningkatkan kenyamanan pasien,terutama dengan ketegangan punggung belakang
INDIKASI
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan

7
3. Untuk wanita yang akan memasang alat kontrasepsi
PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur
2. Selimut
PROSEDUR
1. Cuci tangan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
3. Angkat kedua npaha dan tarik ke arah perut
4. Posisi tungkai bawah membentuk sudut90°terhadap paha
5. Letakkan bagian lutut atau kaki padatempat khusus untuk posisi lithotomic

2.2.4 Posisi supsinasi

Pengertian
posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan
meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi 
1.Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu.Pasien dengan
kondisi sangat lemah atau koma.
2.Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma
Alat/bahan
1.tempat tidur
2.bantal
3.gulungan handuk
4.bantalan kaki
5.handscoen
Prosedur
1)Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi
2)aPersiapan kliena
sampaikan salam. b)informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
3.Persiapan lingkungana)menutup gorden / pasang sampiran. b)lekatkan alat-alat
.4)1uci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).
5)baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur
6)letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.
7)letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kur4a lumbar, ikaterdapat celah
disana.)etakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit. topang
telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.0):ika klien sadar

8
atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,ele4asikan tangandan lengan bawah dengan
menggunakan bantal.)epaskan sarung tangan.2)1uci tangan.");4aluasi
respon klien dan dokumentasikan

2.2.5 Posisi Pronasi


Pengertian Posisi pronasi merupakan merubah posisi klien berbaring diatas abdomen
dengan kepala menoleh ke samping
Tujuan
1. Untuk memperbaiki oksigenasi dan mekanisme pernapasan yang dapat
menyebabkan inflasi alveolar dan ventilasi
2. Peningkatan volume paru – paru
3. Pengurangan atelectasis pada daerah paru – paru
4. Memfasilitasi peningkatan drainase sekresi

INDIKASI
1. Pasien dengan hipoksia
2. Suplementasi oksigen >2 liter permenit untuk mempertahankan saturasi >92%
3. Tidak ada distress napas berat
4. Kesadaran pasien baik
5. Pasien dapat melakukan posisi pronasi secara mandiri

Kontraindikasi
1. Trauma pada area kepala/leher
2. Instabilitas pada area tulang belakang
3. Riwayat sternotomi
4. Hemoptysis
5. Instabilitas hemodinamik
6. Kehamilan

Persiapan alat
1. Bed/tempat tidur
2. Bantal
3. Gulungan handuk
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat
3. Identifikasi pasien dengan tepat 4. Ucapkan salam
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6. Cuci tangan
7. Gunakan sarung tangan (jika perlu)
8. Atur posisi pasien berbaring terlentang mendatar di tengah tempat tidur
9. Membantu pasien dalam posisi telungkup
10. Menghadapkan kepala klien di satu sisi, letakkan bantal kecil di bawah kepala
tetapi tidak sampai bahu

9
11. Meletakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari diafragma sampai krista iliaka
12. Meletakkan bantal di bawah kaki mulai dari lutut hingga tumit 13. Mencuci
tangan
14. Evaluasi respon pasien
15. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

2.2.6 Posisi Lateral


A. DEFINISI
Posisi berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh ke samping
B. TUJUAN
Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit
Baik untuk posisi tidur dan istirahat
C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi lateral
D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
E. PERSIAPAN ALAT
Tempat tidur
Bantal kecil
Bantal biasa
Bantal guling
Handuk gulung
Sarung tangan / hanscoon
F. CARA KERJA
1.Memperkenalkan diri
2. beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan
lihat respon klien
3. dekatkan alat ke klien
4.cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur
6. gulingkan pasien hngga posisinya miring
7. letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien
8. fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak meopang pada
bahu tersebut
9. letakkan bantal di bawah lengan atas
10. letakkan lengan bawah sejajar bahu dan leher
11. letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas bertumpu pararel
dengan permukaan tempat tidur
12.letakkan bantal guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi
13. rapikan alat dan klien
14.kaji respon klien
15. observasi tanda – tanda vital
16. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

10
17. dokumentasikan tindakan

2.2.7 Posisi sims


A. DEFINISI
Suatu kegiatan untuk memposisikan pasien berbaring pada pertengahan antara posisi
lateral dan semi prone.
B. TUJUAN
1. Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
2. Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum dan trokanter mayor pada klien
yang mengalami paralisis
3. Memudahkan pemeriksaan dan perawatan perineal
4. Untuk tindkan pemberian huknah

C. INDIKASI
1. Pasien tidak sadar
2. Pasienparalisis
3. Pasien yang akan dilakukan tindakan huknah

D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
E. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Bantal bias
4. Handuk gulung
5. Sarung tangan / handscoon
F. CARA KERJA
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu dan jelaskan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan dan lihat
espon klien
3. Dekatkan alat – alat
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Baringkan klien telentang mendatar ditengah temat tidur
6. Gulingkan klien sehingga posisinya setengah telungkkup sebagian berbaring pada
abdomen
7. Letakkan bantal dibawah kepala klien
8. Atur posisi bahu atas sehinggga bahu dan siku fleksi
9. Letakkan bantal disela Antara dada dan abdomen dan pada lengan atas ltakkan
diatas bantal tersebut
10. Letakkan bantal pada area paha atas dan tempat tidur
11. Letakkan handuk gulung dibawah telapak kaki
12. Rapikan alat dan klien
13. lepas sarung tangan dan cuci tangan
14. Dokumentasikan Tindakan

11
2.2.8 Posisi Trendlenberg
Posisi Trendelenburg
a. Pengertian
Mengatur posisi tidur pasien dengan sikap kepala lebih rendah daripada kaki
b. Tujuan
Sebagai acuan petugas d jbalam :
1. Tindakan agar dapat dilakukan dengan benar.
2. Melancarkan peredaran darah ke otak.
3. Penanganan pada pasien shock
4. Penanganan pada pasien hipotensi

c. Persiapan Alat :

1. Tempat tidur khusus (fungsional)


2. Selimut
3. Sarung tangan (jika perlu)
B. Langkah-langkah :
1. Cek program terapi
2. Cuci tangan
3. Identifikasi pasien dengan tepat
4. Ucapkan salam,menyapa nama pasien (identifikasi ulang pasien),
memperkenalkan diri
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
7. Jaga privacy pasien dengan menutup tirai/mengunci pintu kamar pasien
8. Pakai handscune (jika perlu)
9. Ajak pasien atau keluarga membaca basmallah bersama – sama
10. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur tanpa
bantal
11. Atur posisi tempat tidur (tempat tidur fungsional) dengan menaikkan
posisi kaki lebih tinggi
12. Pada bagian bawah kaki di ganjal dengan bantal sehingga posisi kaki
tegak lurus lebih tinggi di banding kepala
13.Pasang selimut untuk menjaga privacy pasien
14. Evaluasi tindakan yang di lakukan
15.Rapikan pasien dan lingkungan
16.Ajak pasien atau keluarga membaca hamdallah bersama – sama
17.Pamit dengan pasien
18.Bereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula
19. Lakukan cuci tangan
20.Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

2.2.9 Posisi Dorsal Recumbent

12
Pengertian
Tatacara mengatur posisi pasien dalam dorsal recumbent yaitu pasien di posisikan
terlentang dengan ke dua lutut flexi di atas tempat tidur
Tujuan
Sebagai acuan petugas dalam mengatur dorsal recumbent untuk melakukan:
1. Perawatan daerah genetalia
2. Pemeriksaan vagina
3. Posisi pada proses persalinan
4. Pemasangan kateter
Prosedur
A. Persiapan alat :
1. Tempat tidur khusus (fungsional) 2. Bantal
3. selimut
4. sarung tangan (jika perlu).
B. Langkah-langkah :
1. Cek program terapi
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
4. Identifikasi pasien dengan tepat
5. Ucapkan salam, sapa nama pasien (identifikasi ulang pasien),
perkenalkan diri
6. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Jaga privacy pasien
9. Pakai sarung tangan (jika perlu)
10. Ajak pasien atau keluarga membaca basmallah bersama-sama
11. Baringkan pasien terlentang mendarat di tengah tempat tidur
12. Buka pakaian bawah pasien
13. Atur posisi ke dua kaki di tekuk dan direnggangkan
14. Letakkan bantal di sela antara dada, abdomen dan pada lengan atas
serta tempat tidur
15. Pasang selimut untuk menutup area genetalia 16. Lepas sarung tangan
17. Evaluasa tindakan yang dilakukan
18. Rapikan pasien dan lingkungan
19. Ajak pasien atau keluarga membaca hamdallah bersama-sama 20. Berpamitan
kepada pasien
21. Bereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
22. Lakukan cuci tangan
23. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Unit terkait Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, iGD, ICU, IBS, peristi,
Hemodialisa, kardiovaskuler, Pain center

2.2.10 Posisi Ortopnea

13
A. DEFINISI
Suatu kegiatan untuk mempoposisikan pasien duduk yang merupakan adaptasi dan
possi fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur atau tepi tempat tidur dengan meja
menyilang diatas tempat tidur.
B. TUJUAN
1. Membantu mengatasi masalah kesuitan pernafasan dengan memberikan ekspensi
dada maksimum
2. Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi
C. INDIKASI
Kebutuhan mobilisasi fowler tinggi atau ortopnea
D. PERSIAPAN PASIEN
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan
E. PERSIAPAN ALAT
1. Tempat tidur
2. Bantal kevil
3. Bantal biasa
4. Handuk gulung
5. Footboard /bantalankaki
6. Sarung tangan meja kkecil
F. CARA KERJA
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu dan jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan
lihat respon klien
3. Dekatkan alat ke klien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangaan
5. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
6. Naikkan kepala tempat tidur 900°

7. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas tempat tidur dan letakkan
tangan diataas bantal yang ada diatas meja
8. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
9 Pastikan tidak ada tekanan pada popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi
10. Letakkan gulungan handuk di samping masing – masing paha
11. Topang kaki dengan bantalan kaki
12. Rapikan alat dan klien
13. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
14. Dokumentasikan Tindakan

2.2.11 Posisi Genu pectoral


Pengertian
Tatacara mengatur posisi pasien dalam posisi genu pectoral, yaitu posisi dimana pasien
menunnging dengan ke dua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat
tidur.

14
Tujuan
Sebagai acuan petugas mengatur posisi pasien dalam posisi genu pectoral untuk
melakukan :
1. Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid
2. Latihan pada ibu yang hamil sungsangProsedur

A. Persiapan Alat :
1. Tempat tidur khusus (fungsional)
2. Selimut
3. Sarung tangan (jika perlu)

B. Langkah-langkah:
1. Cek program terapi;
2. Cuci tangan;
3. Siapkan alat;
4. Identifikasi pasien dengan tepat;
5. Ucapkan salam, sapa nama pasien (identifikasi ulang pasien), perkenalkan diri;
6. Jelaskan maksud dan tujuan prosedur tindakan;
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien;
8. Jaga privacy pasien;
9. Pakai sarung tangan (jika perlu);
10. Ajak pasien atau keluarga membaca basmallah bersama-sama;
11. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur;
12. Buka pakaian bawah pasien;
13. Instruksikan kepada pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki
di tekuk dan posisi dada menempel pada tempat tidur;
14. Pasang selimut untuk menutup area perineal pasien;
15. Lepas sarung tangan;
16. Evaluasi tindakan yang dilakukan;
17. Rapikan pasien dan lingkungan;
18. Ajak pasien atau keluarga mambaca hamdallah bersama-sama;
19. Pamitan dengan pasien;
20. Bereskan dan kembalikan alat ke tempatnya;
21. Lakukan cuci tangan;
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

2.2.12 Posisi Kidney


Pengertian
posisi kidney, pasien mengasumsikan posisi lateral yang dimodifikasi di mana perut
diletakkan di atas lift di meja operasi yang menekuk tubuh.

Indikasi,
untuk pemeriksaan lanjutan pada bagian retroperitoneal atau organ ginjal

15
pasien dengan tindakan operasi ginjal, pyelum, ureter pronmal, ureter 1/3 tengah.
Pasien diposisikan di sisi kontralateral dengan punggung diletakkan di tepi meja.
Ginjal kontralateral diletakkan di atas meja atau di atas kidney body elevator
(aksesoris tambahan meja operasi). Lengan paling atas ditempatkan menekuk fleksi
tidak lebih dari 90º.

Tujuanya,
meningkatkan stabilitas selama proses tindakan medis atau operasi
memudahkan dalam pemeriksaan organ tertentu di area perut dan sekitarnya
meminimalkan interferensi pada pergerakan diafragma bagian bawah
Prosedur
A. Persiapan Alat :
1. Tempat tidur khusus (fungsional)
2. Selimut
3. Sarung tangan (jika perlu)

B. Langkah-langkah:
1. Cek program terapi;
2. Cuci tangan;
3. Siapkan alat;
4. Identifikasi pasien dengan tepat;
5. Ucapkan salam, sapa nama pasien (identifikasi ulang pasien), perkenalkan diri;
6. Jelaskan maksud dan tujuan prosedur tindakan;
7. Tanyakan persetujuan dan kesiapan pasien;
8. Jaga privacy pasien;
9. Pakai sarung tangan (jika perlu);
10. Ajak pasien atau keluarga membaca basmallah bersama-sama;
11. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur;
12. Buka pakaian bawah pasien;
13. Instruksikan kepada pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua
kaki di tekuk dan posisi dada menempel pada tempat tidur;
14. Pasang selimut untuk menutup area perineal pasien;
15. Lepas sarung tangan;
16. Evaluasi tindakan yang dilakukan;
17. Rapikan pasien dan lingkungan;
18. Ajak pasien atau keluarga mambaca hamdallah bersama-sama;
19. Pamitan dengan pasien;
20. Bereskan dan kembalikan alat ke tempatnya;
21. Lakukan cuci tangan;
22. Catat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 KEIMPULAN
A. KESIMPULAN
Bedasarkan permasalahan dan hasil pembahasan diatas , dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Posturing/mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang
baik dan mengubah secara teratur dan sistematik

2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai posisi pasien yaitu:


1. Posisi Fowler
2. Posisi Semi Fowler
3. Posisi Sims
4. posisi Tendelenberg
5. Posisi Dorsal Recumbent
6. Posisi Lithotomi
7. Posisi Genu Pectoral (Knee-Chest)
8. Posisi Orthopnea
9. Posisi supinasi
10. Posisi Pronasi
11. Posisi Lateral

3.2 SARAN
Diharapakan sebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami dengan benar
prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya dalam praktik
keperawatannya

DAFAR REFRENSI

https://gustinerz.com/pengaturan-posisi-pasien-tempat-tidur/
https://www.scribd.com/doc/315120546/Posisi-Pasien
https://www.academia.edu/34375576/Makalah_KDK_Posisi_Pasien
link Youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=sqbrV3iz5OY

17

Anda mungkin juga menyukai