Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP PENGATURAN POSISI

Oleh:

Rozaq Permana Yudha Abdul Hakim

NIM : 201211685

Dosen Pengampu :

Ns. Dedi Adha, S.kep.M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MERCUBAKTIJAYA PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,dan hidayah -Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang KONSEP PENGATURAN POSISI

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2

C. Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian pengaturan posisi pasien.............................................................. 3

B. Macam-macam pengaturan posisi pasienn.................................................... 3

C. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien...................................... 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh.


Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem
muskulus skeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh.
Abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya
sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi,

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan


posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi
pasien, adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas,
tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti
instruksi juga penting dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?

2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan


pasien ?

3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

C. TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.

2. Untuk mendiskripsikan macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai


kebutuhan pasien.

3. Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.

C. MANFAAT

Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengaturan posisi pasien.

2. Dapat mengetahui macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan


pasien.

3. Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien.


2

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi
yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah
satu aspek keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan
mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,2005)

Tujuan merubah posisi :

1. Mencegah nyeri otot

2. Mengurangi tekanan

3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial

4. Mencegah kontraktur otot

5. Mempertahankan tonus otot dan reflek

6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

B. MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI PASIEN

Ada Sembilan macam pengaturan posisi pasien yaitu :

A. Posisi Supinasi (Telentang)


B. Posisi Lateral (Side-Lying)

C. Posisi Dorsal Recumbent

D. Posisi Trendelenberg

E. Posisi Sims

F. Posisi Lithotomi

G. Posisi Pronasi (Telungkup)

H. Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

I. Posisi Fowler

J. Posisi ortopnea

C. PROSEDUR PELAKSANAAN TIAP PENGATURAN POSISI PASIEN

1. POSISI SUPINASI (Telentang)

· Pengertian :

Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu
sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.

· Tujuan :

v Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.

v Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi yang tidak tepat.

· Persiapan Alat :
v Tempat tidur

v Bantal

v Gulungan handuk

v Bantalan kaki

v Handscoen (jika diperkukan)

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan tindakan posisi supinasi

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).

5. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tidur.

6. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

7. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat
celah disana.

8. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.


9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

10. Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan
dan lengan bawah dengan menggunakan bantal.

11. Lepaskan sarung tangan.

12. Cuci tangan.

13. Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

2. POSISI LATERAL (Side-Lying)

· Pengertian :

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh
dengan kepala menoleh ke samping.

· Tujuan :

v Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

v Baik untuk posisi tidur dan istirahat

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur

v Bantal kecil

v Gulungan handuk

v Sarung tangan (jika diperlukan)


· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi lateral

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan

5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6. Gulungkan hingga posisi miring

7. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien

8. Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan sehingga tubuhtidak


menopang bahu tersebut

9. Letakkan bantal dibawah lengan atas

10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu
sacara paraler dengan permukaan tempat tidur

11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

12. Lepaskan sarung tangan

13. Cuci tangan


14. Evaluasi respon klien

15. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

3. POSISI DORSAL RECUMBENT

· Pengertian :

Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk dan
tumit atau telapak kaki menempel pada tempat tidur dan kedua kaki
direnggangkan.

· Tujuan :

v Untuk pemeriksaan / tindakan gynekologi

v Untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut

v Untuk memudahkan mengerjakan parasat tertentu, misalnya pemasangan


kateter

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur

v Bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent


2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan

5. Pasang bantal di bawah kepala pasien

6. Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki

7. Kedua telapak kaki tetap menapak pada tempat tidur

8. Kedua tangan pasien diletakkan kearah kepala

9. Cuci tangan

10. Evaluasi respon klien

11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

4. POSISI TRENDELENBERG

· Pengertian :

Posisi trendelenberg adalah memberikan posisi kepala lebih rendah dari pada
posisi kaki.

· Tujuan :
v Melancarkan peredaran darah ke otak, terutama pada pasien yang mengalami
syok

v Pasien dengan pemasangan skintraksi

v Pasien operasi pada kasus tersebut

v Pasien hernia skrotalis

· Persiapan Alat :

v Dua balok penopang kaki tempat tidur

v Bantal

v Tempat tidur khusus

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan
5. Pasien dalam keadaan terbaring terlentang, pasang bantal diantara kepala dan
ujung tempat tidur

6. Perawat mengangkat bagian kaki tempat tidur, perawat lain memberi balok di
bagian kaki tempat tidur

7. Pada tempat tidur khusus atur posisi pasien dengan meninggikan bagian kaki
pasien

8. Cuci tangan

10

9. Evaluasi respon klien

10. Dokumentasiakn eluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

5. POSISI SIMS

· Pengertian :

Posisi sims adalah posisi dimana pasien berbaring miring ke salah satu sisi, baik
kekanan atau kekiri.

· Tujuan :

v Memberi kenyamanan

v Melakukan huknah

v Memberi obat per anus (supositoria)

v Melakukan pemeriksaan daerah anus

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur
v Bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi sims

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

11

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan

5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur

6. Gulingkan pasien hingga posisi miring yang sebagian pada abdomen

7. Tempatkan bantal di bawah kepala pasien

8. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan yang menyokong


lengan setinggi bahu. Sokong lengan lain diatas tempat tidur

9. Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang menyokong


tungkai setinggi pinggul

10. Letakkan alat penopang dibawah telapak kai pasien

11. Cuci tangan


12. Evaluasi respon klien

13. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya

6. POSISI LITHOTOMI

· Pengertian :

Posisi Lithotomi adalah posisi dimana pasien terlentang dengan mengangkat


kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen.

12

· Tujuan :

v Pemeriksaan alat genitalia

v Proses persalinan

v Pemasangan alat kontrasepsi

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur.

v Bantal.

v Selimut kain penutup.

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi lithotomi.

2. Persiapan klien.
o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Pasien dalam keadaan berbaring / terlentang.

13

6. Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.

7. Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.

8. Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomi.

9. Pasang selimut.

10. Cuci tangan.

11. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

7. POSISI PRONASI (Telungkup)

· Pengertian :

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring di atas abdomen atau
tengkurap dengan kepala menoleh ke samping.

· Tujuan :
v Memberikan eksistensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

v Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.

v Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pasca operasi mulut
dan tenggorokan.

· Persiapan Alat :

v Beberapa bantal / registin (sandaran punggung).

v Penyangga kaki

v Tempat tidur

14

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi pronasi.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Membantu pasien duduk.

6. Menyusun bantal / memasang registin (sandaran) dengan sudut semi fowler


15-45˚.
7. Pada tempat tidur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien.

8. Menaikkan pasien.

o Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.

o Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan.

o Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan tangan kiri di belakang
punggung pasien.

o Menganjurkan pasien untuk mendorong kepalanya kebelakang.

9. Bila pasien tidak dapat membantu :

15

o Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur.

o Masing-masing perawat merentangkan satu tangan di bawah bahu dan satu


tangan di bawah pangkal pah, saling berpegangan.

10. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

11. Tempatkan bantal tipis di punggung bawah pada kurva lumbal bila dada
celah.

12. Tempatkan bantal tipis di bawah paha.

13. Tempatkan bantal kecil di bawah pergelangan kaki.

14. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan penyangga kaki / bantalan
kaki.

15. Cuci tangan.

16. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tindak lanjut.


17. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

8. POSISI GENU PEKTORAL (Knee Chest)

· Pengertian :

Posisi genu pectoral adalah posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.

· Tujuan :

v Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.

v Latihan pada ibu yang hamil sungsang.

16

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur.

v Selimut.

v Sarung tangan.

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi pectoral.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada matras tempat tidur.

6. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.

7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

8. Evaluasi respon klien.

9. Dukomentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

17

9. POSISI FOWLER

· Pengertian :

Posisi fowler dalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.

· Tujuan :

v Mempertahankan kenyamanan.

v Memfasilitasi fungsi pernapasan / meningkatkan ekspansi paru-paru.

· Persiapan Alat :

v Penompang bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastikan kebutuhan klien akan posisi fowler.


2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Tinggikan kepala tempat tidur 45-60˚.

6. Topangkan kepala di atas tempat tidur atau bantal kecil.

7. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tidak dapat

18

mengontrolnya secara sadar/tidak dapat menggunakan tangan dan lengan.

8. Tempatka bantal tipis di punggung bawah

9. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

10. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

11. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

12. Turunkan tempat tidur.

13. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan.

14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

15. Evaluasi respon klien.


16. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

10. POSISI ORTOPNEA

· Pengertian :

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi, klien duduk di
tempt tidur atau di tepi tempat tidur degan meja yang menyilang di atas tempat
tidur.

· Tujuan :

v Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan


ekspansi dada maximum.

v Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

19

· Persiapan Alat :

v Tempat tidur

v Bantal kecil

v Gulungan handuk

v Bantalan kaki

v Sarung tangan jika diperlukan

· Prosedur Pelaksanaan :

17. Pastikan kebutuhan klien akan posisi ortopnea

18. Persiapan klien.


o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

19. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

20. Cuci tangan.

21. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepaa dinaikan.

22. Tinggikan kepala tempat tidur 90˚.

23. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

24. Pastikan tidak terdapat tekanan pad area poplitea dan lutut dalam
keadaan fleksi

20

25. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.

26. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

27. Lepaskan saung tangan dan cuci tangan

28. Dokumentasikan tindakan.Gunakan bantal untuk menyokong lengan


dan tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara sadar/tidak dapat
menggunakan tangan dan lengan.

29. Tempatka bantal tipis di punggung bawah

30. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

31. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

32. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.


33. Turunkan tempat tidur.

34. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tingkat kenyamanan dan titik potensi
tekanan.

35. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

36. Evaluasi respon klien.

37. Dokumentasikan seluruh hasil tindakan beserta evaluasinya.

21

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan


sebagai berikut.

1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam


posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan
perry,2005).

2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :

o Posisi Supinasi (Telentang)


o Posisi Lateral (Side-Lying)

o Posisi Dorsal Recumbent

o Posisi Trendelenberg

o Posisi Sims

o Posisi Lithotomi

o Posisi Pronasi (Telungkup)

o Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

o Posisi Fowler

o Posisi ortopnea

3. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara


pengaturan posisi pasien yang satu dengan yang lain.

22

B. SARAN

Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut.

1. Sebagai seorang perawat dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan


pengaturan posisi pasien kepada kliennya.

2. Sebagai seorang perawat dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan


posisi pasien kepada kliennya dalam praktik keperawatannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1.


Surabaya : Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/207314012/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai