Anda di halaman 1dari 20

JOBSHEET BODY MOVEMENT / BODY MECHANIC

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

DISUSUN OLEH :

AMALIA AZZAHRA

ANGGI

HARFIS DIHYA ALQALBI

S1 KEPERAWATAN

GEDUNG STIKES BANTEN

JL.RAWABUNTU NO. 10 BSD CITY SERPONG TANGERANG


SELATAN, BANTEN 15318
JOB SHEET

Nama Pekerjaan : Body Movement / Body Mechanic

Unit : Keperawatan Medikal Bedah III

REFERENSI

 Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
 Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal
Bedah 2, Edisi 8. Jakarta : EGC

OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA

Setelah Mengikuti Demonstrasi Ini Mahasiswa Mampu :

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang digunakan untuk bilas


lambung dan secara lengkap
2. Mendemontrasikan langkah-langkah bilas lambung secara sistematis
sesuai dengan prosedur pelaksanaan
DASAR TEORI

1. PENGERTIAN BILAS LAMBUNG


Mekanika Tubuh Adalah Suatu Usaha Mengkoordinasikan Sistem
Muskulokeletal Dan Sistem Syaraf Dalam Mempertahankan
Keseimbangan, Postur Dan Kesejajaran Tubuh

2. BODY MEKANIK MELIPUTI 3 ELEMEN DASAR YAITU :


 Body Alignment (Postur Tubuh) : Susunan Geometrik Bagian-
Bagian Tubuh Dalam Hubungannya Dengan Bagian Tubuh Yang
Lain.
 Balance / Keseimbangan : Keseimbangan Tergantung Pada
Interaksi Antara Pusat Gravity,Line Gravity Dan Base Of
Support.
 Koordinated Body Moevement (Gerakan Tubuh Yang
Terkoordinir) : Dimana Body Mekanik Berinteraksi Dalam
Fungsi Muskuloskeletal Dan Sistem Syaraf.

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BODY


MECHANIC
 Status kesehatan
 Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap
keseimbangan tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
 Nutrisi
 Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi produksi energi yang dilakukan untuk mobilisasi
 Emosi
 Situasi dan kebiasaan
 Gaya hidup
 Pengetahuan
4. TUJUAN BODY MOVEMENT / BODY MECHANIC
a. Meningkatkan kesejajaran tubuh yang benar
b. Menghemat energi, pemberi asuhan untuk digunakan dalam
menyelesaikan tugas lain
c. Mencegah cedera fisik terhadap pemberi asuhan dan klien
d. Memudahkan koordinasi dan penggunaan oto yang efisien ketika
memindahkan .

5. INDIKASI
 Pasien pasca operasi
 Pasien stroke
 Pasien coma
 Pasien yang mengalami kesulitan dalam bergerak dan membutuhkan
bantuan orang lain untuk beraktifitas

6. KONTRAINDIKASI BILAS LAMBUNG


Pasien yang mengalami fraktur tulang belakang yang tidak dapat
bergerak

7. PRINSIP BODY MOVEMENT / BODY MECHANIC


 Mulai setiap pergerakan tubuh
dengan alignment dan
keseimbangan yang baik
 Ambil jarak dengan tepat
sebelum memindahkan atau
membalik pasien
 Dorong dan tarik objek ketika
memindahkan benda untuk
menghemat energi
 Gunakan kelompok otot besar
untuk mengangkat dan
memindahkan benda atau pasien,
jangan otot punggung
 Distribusikan beban dengan
merata sebelum memindahkan
atau membalikan tubuh pasien
 Tentukan tinggi yang sama
ketika memindahkan pasien
 Minta bantuan bila mengangkat
pasien yang berat

8. MACAM MACAM BODY MEKANIK / BODY MOVEMENT


A. BODY ALIGNMENT
1. Membantu pasien berdiri
2. Membantu pasien duduk
3. Mengatur berbagai posisi klien yang terdiri dari :

 POSISI FOWLER
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan
setinggi 15° - 90°.
Tujuannya untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien, melakukan aktivitas
itu, mengatasi kesulitan pernafasan & kv pernafasan pasien.
Fowler 45-90° dan semi fowler 15-45°
 POSISI SEMI FOWLER
Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk.
TUJUAN :
1. Mengurangi sesak nafas
2. Memberikan rasa nyaman
3. Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya
pada wsd
4. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan

Dilakukan pada :

1. Pasien sesak nafas


2. Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik
atau bila pasien sudah sadar.

 POSISI DORSAL RECUMBEN


Dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit mengalami
elevasi diatas bantal, kedua lengan berada disamping sisi
tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas
tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genitalia,
pasang cateter serta pada proses persalinan.

 POSISI TRENDELENBURG
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari pada kaki. Tujuannya untuk
memperlancar aliran darah ke otak.

 POSISI ANTI TRENDELENBURG


Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan kaki lebih
tinggi dari pada kepala. Tujuan : menurunkan tekanan
intrakranial pada pasien trauma kapitis
 POSISI PRONASI / TENGKURAP
Posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala
menoleh kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi disamping
kepala. Posisi ini memiliki beberapa
Tujuan : memberikan eksistensi penuh pada persendian
pinggul dan lutut, mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari
pinggul dan sendi, membantu drainase dari mulut.

 POSISI LATERAL (SIDE LYING)


Seseorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan
membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan
meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain
dengan posisi kepala menoleh kesamping.
Tujuan : mengurangi lordosis & meningkatkan kelurusan
punggung, baik untuk posisi tidur & istirahat, membantu
menghilangkan tekanan pada sakrum

 POSISI SUPINE / TERLENTANG


Biasanya disebut dengan posisi terlentang, datar dengan
kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
Posisi pasien harus ditengah” tempat tidur sekitar tiga inci
dibawah kepala tempat tidur.
Tujuan : klien pasca operasi dengan anestesi spinal,
mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi
pronasi yang tidak tepat

 POSISI SIM’S
Posisi dimana tubuh miring ke kiri atau kekanan.
TUJUAN :
 Untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat
per anus (supositoria)
 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor
pada klien paralisis
 Memudahkan pemeriksaan perineal
 Untuk tindakan pemberian enema

 POSISI GENU PECTORAL / KNEE CHEST POSITION


Posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan
dada menempel pada bagian alas tempat tidur.
Tujuan : Memeriksa daerah rectum & sigmoid.

 POSISI LITOTOMI
Pasien berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian perut.
Tujuan : merawat atau memeriksa genitalia pada proses
persalinan, memasang alat kontrasepsi.

 POSISI ORTHOPENIK
Posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk ditempat
tidur atau tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang
diatas tempat tidur (90°).
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas
dengan ekspansi dada maksimum, membantu klien yang
mengalami inhalasi.
NO. PROSEDUR ILUSTRASI GAMBAR
POSISI FOWLER
Posisi fowler adalah posisi
setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan
setinggi 15° - 90°.
TUJUAN :
 Untuk mempertahankan
kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi
kenyamanan pasien,
 Melakukan aktivitas itu,
mengatasi kesulitan
pernafasan & kv pernafasan
pasien.
 Fowler 45-90°
1. PERSIAPAN :
 Perawat mengkaji tingkat
kenyamanan pasien.
 Perawat juga harus
memberikan privasi kepada
pasien
PERSIAPAN ALAT :
 Bantal
 Papan kaki
 Bantal pasir
 Registin
 Pagar tempat tidur
PELAKSANAAN :
 Cuci tangan dan pakai apd
 Tinggikan kepala pasien
diatas tempat tidur atau bantal
kecil
 Gunakan bantal untuk
menyokong lengan dan
tangan bila pasien tidak dapat
mengontrolnya secara sadar
atau tidak dapat
menggunakan tangan dan
lengan.
 Tempatkan bantal tipis
dipunggung bawah.
 Tempatkan bantal
kecil/gulungan dibawah
pergelangan kaki
 Tempatkan papan kaki dasar
telapak kaki pasien
 Turunkan tempat tidur

POSISI SEMI FOWLER


Cara berbaring pasien dengan
posisi setengah duduk.
TUJUAN :
 Mengurangi sesak nafas
 Memberikan rasa nyaman
 Membantu memperlancar
keluarnya cairan, misalnya
pada wsd
2.  Membantu mempermudah
tindakan pemeriksaan
Dilakukan pada :
 Pasien sesak nafas
 Pasien pasca bedah, bila
keadaan umum pasien baik
atau bila pasien sudah sadar.
PERSIAPAN ALAT :
 Sandaran punggung
 Bantal atau balok penahan
kaki tempat tidur (bila perlu)
 Tempat tidur khusus
PERSIAPAN PASIEN :
 Beri penjelasan tentang hal
yang akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Pasien didudukkan, sandaran
punggung diatur sampai
setengah dudukdan
dirapihkan
 Pada tempat tidur khusus,
tempat tidurnya langsung
diatur setengah duduk.
 Pasien dirapihkan.
POSISI SIM’S
Posisi dimana tubuh miring ke
kiri atau kekanan.
TUJUAN :
 Untuk memberikan
kenyamanan dan memberikan
obat per anus (supositoria)
 Memfasilitasi drainase dari
mulut pada klien tidak sadar
 Mengurangi penekanan pada
3. sakrum & trokanter mayor
pada klien paralisis
 Memudahkan pemeriksaan
perineal untuk tindakan
pemberian enema
PERSIAPAN ALAT :
 Sesuai dengan tindakan yang
akan dilakukan , misalnya
pemberian huknah
 Tempat tidur
 Bantal
 Selimut
PERSIAPAN PASIEN :
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Pasien berbaring, kemudian
dimiringkan ke kiri, dengan
posisi badan setengah
telungkup
 Kaki kiri lurus , lutut dan
paha kanan ditekuk serta
ditarik kearah dada.
 Tangan kiri diatas kepala atau
dibelakang punggung dan
tangan kanan diatas tempat
tidur.
POSISI GENU PECTORAL
Posisi pasien berbaring dengan
kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas
tempat tidur.
TUJUAN :
 Memeriksa daerah rectum &
sigmoid.
4. PERSIAPAN PASIEN :
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Bantal disingkirkan dari
tempat tidur
 Pasien diminta menungging
 Pakaian bagian bawah dibuka
(bila perlu)
POSISI DORSAL
RECUMBENT
Posisi kepala dan bahu pasien
sedikit mengalami elevasi diatas
bantal, kedua lengan berada
disamping sisi tubuh, posisi kaki
fleksi dengan telapak kaki datar
diatas tempat tidur.
Tujuan :
 Untuk memeriksa daerah
genitalia, pasang cateter serta
pada proses persalinan.
PERSIAPAN ALAT :
5.  Tempat tidur atau meja
operasi atau meja
pemeriksaan selimut
PERSIAPAN PASIEN :
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Pasien berbaring terlentang
dan pakaian bagian bawah
dibuka
 Lutut ditekuk, paha
direnggangkan dan telapak
kaki menapak pada tempat
tidur
POSISI LITHOTOMY
Pasien berbaring terlentang
dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian
perut.
TUJUAN :
 Merawat atau memeriksa
genitalia pada proses
persalinan, memasang alat
kontrasepsi.
PERSIAPAN ALAT :
6.  Tempat tidur khusus
(gynaecologi bed)
 Selimut atau kain penutup.
PERSIAPAN PASIEN :
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Pasien berbaring terlentang
dan pakaian bagian bawah
dibuka.
 Kedua kaki ditekuk dan lutut
disandarkan pada penahan
lutut.
POSISI ANTI
TRENDELENBURG
Pada posisi pasien berbaring
ditempat tidur dengan bagian
kepala lebih tinggi dari pada kaki.
7. INDIKASI :
 Pasien dengan luka bocor
didaerah kepala
 Pasien shock
 Pasien hipertensi
Tujuan :
 Posisi ini dilakukan untuk
melancarkan sirkulasi darah
ke kaki serta memperlancar
vaskulasi darah
 Mencegah terjadinya
perdarahan berlebih didaerah
kepala.
POSISI TRENDELENBURG
Posisi pasien berbaring di tempat
tidur dengan bagian kepala lebih
rendah dari pada kaki.
TUJUAN :
 Untuk memperlancar aliran
darah ke otak
PERSIAPAN ALAT :
 Balok penopang kaki tempat
tidur
 Bantal
 Tempat tidur khusus
PERSIAPAN PASIEN :
8
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Tempat tidur dibagian kaki
ditinggikan dengan balok
 Pasien dibaringkan telentang
tanpa bantal dan dibawah
lipatan lutut diberi bantal.
 Diantara kepala pasien dan
ujung tempat tidur diberi
bantal sebagai penahan
 Pada tempat tidur khusus,
bagian kakinya ditinggikan
sesuai kebutuhan.
POSISI LATERAL
Seseorang tidur diatas salah satu
sisi tubuh, dengan membentuk
fleksi pada pinggul dan lutut
bagian atas dan meletakkannya
lebih depan dari bagian tubuh
yang lain dengan posisi kepala
menoleh kesamping.
TUJUAN :
 Mengurangi lordosis &
meningkatkan kelurusan
punggung, baik untuk posisi
tidur & istirahat,
 Membantu menghilangkan
tekanan pada sakrum
PERSIAPAN ALAT :
 Bantal kecil 2
9  Bantal besar 1
PERSIAPAN PASIEN :
 Jelaskan tentang hal-hal yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN :
 Cuci tangan
 Mempersiapkan alat
 Buatlah posisi jam tidur yang
mudah untuk bekerja (sesuai
dengan tinggi perawat)
 Atur tinggi tempat tidur saat
posisi datar yaitu posisi datar.
Ambil semua bantal dan
perlengkapan yang lain pada
posisi sebelumnya
 Bantu pasien dalam posisi
telungkup.
 Hadapkan kepala klien disatu
sisi, letakan bantal kecil
dibawah kepala tetapi tidak
sampai bahu
 Letakkan bantal dibawah
perut mulai dari diafragma
sampai krista ilika
 Letakkan bantal dibawah kaki
mulai dari lutut hingga tumit
perawat.
 Mencuci tangan
 Evaluasi respons pasien
 Tindakan dan hasil.
POSISI PRONASI
(TENGKURAP)
Pasien tidur dalam posisi
telungkup, berbaring dengan
wajah menghadap ke bantal.
TUJUAN :
 Memberikan eksistensi penuh
pada persendian pinggul dan
lutut.
 mencegah terjadinya fleksi
kontraktur dari pinggul dan
10
sendi, membantu drainase
dari mulut
INDIKASI :
 Pasien yang menjalani bedah
mulut dan kerongkongan.
 Pasien dengan pemeriksaan
pada daeah bokong atau
punggung
PERSIAPAN ALAT :
 Tempat tidur
 Bantal
PELAKSANAAN :
 Cuci tangan
 Letakkan bantal sejajar kepala
dan dada pasien
 Minta pasien tidur telungkup
dengan posisi kepala miring
kebagian luar tempat tidur
 Letakkan bantal dibagian
betis.
 Rapikan peralatan
 Observasi respon pasien
setelah tindakan yang akan
dilakukan
POSISI SUPINE
(TERLENTANG)
Posisi terlentang dengan pasien
menyandarkan punggung agar
dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.
TUJUAN :
 Meningkatkan kenyamanan
pasien
 Memfasilitasi penyembuhan
11 terutama pada pasien
pembedahan atau dalam
proses anastesi tertentu.
INDIKASI :
 Pasien dengan tindakan post
operasi anastesi atau
pembedahan tertentu.
 Pasien dengan kondisi sangat
lemah atau koma.
PERSIAPAN ALAT :
 Tempat tidur
 Selimut
 Bantal
PELAKSANAAN :
 Cuci tangan
 Minta apsein tidur terlentang
 Letakkan bantal dibahu dan
kepala pasien
 Minta pasien sedikit
mengangkat bagian betis
 Letakkan gulungan selimut
dibawah lutut hingga betis.
 Rapikan peralatan
 Observasi respon pasien
setelah dilakukan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan hasil dan
tindakan yang dilakukan
POSISI ORTHOPENIK
Posisi pasien duduk dengan
kepala pada penampang yang
sejajar dada seperti meja.
TUJUAN :
 Membantu mengatasi masalah
kesulitan bernafas dengan
ekspansi dada maksimum,
 Membantu klien yang
12 mengalami inhalasi.
 Atau posisi hanya bisa elevasi
sedang
INDIKASI :
 Pasien dengan sesak nafas
berat dan tidak bisa tidur
terlentang.
PERSIAPAN ALAT :
 Tempat tidur
 Selimut
 Bantal
 Meja kecil
PELAKSANAAN :
 Cuci tangan
 Anjurkan pasien dalam posisi
duduk yang nyaman.
 Letakkan beberapa bantal
dipaha sejajar dengan dada.
 Anjurkan pasien untuk
memposisikan badan ke
bantal.
 Minta pasien untuk rileks lalu
selimuti pasien
 Rapikan peralatan
 Observasi hasil tindakan yang
dilakukan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan hasil dan
tindakan yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai