Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

POSISI DAN AMBULASI


DOSEN PEMBIMBING : Ns. Sri Mulyani, M. Kep

Disusun Oleh :
1. Resti Nur Poncowati (2020270007)
2. Sabrina Mayada (2020270011)
3. Rifqi Agung Jehian (2020270021)
4. Silviana Salsabila (2020270023)
5. Risna Nur Ducha (2020270025)
6. Nekha Nurhaliza (2020270035)
7. Safira Septiani (2020270048)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
DI WONOSOBO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Posisi dan Ambulasi ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
bidang Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Posisi dan Ambulasi bagi para pembaca dan juga penulis.

kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Sri Mulyani, M. Kep, selaku
pembimbing praktikum laboratorium Posisi dan Ambulasi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat meyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Wonosobo, 05 Februari 2021

Kelompok 3 (1.2)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I.............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................. 1
C. Manfaat............................................................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN............................................................................................................ 2

A. Definisi Posisi dan Ambulasi.............................................................................. 2


B. Konsep Dasar...................................................................................................... 3
C. Asuhan Keperawatan.......................................................................................... 4
D. Prosedur.............................................................................................................. 5

BAB III........................................................................................................................... 7

PENUTUP...................................................................................................................... 7

A. Kesimpulan......................................................................................................... 7
B. Saran .................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari musculoskeletal untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh. Prisnsip mekanika tubuh, pergerakan dasar
dalam mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk
menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik,
penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik / turun dan berjalan adalah
dengan cara melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian,
diagnosa, intervensi dan tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan
pada pasien dengan gangguan ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi,
meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan
meningkatkan harga diri serta emandirian.
B. Tujuan
Tujuan penulisan lapora praktikum ini adalah untuk memenuhi persyaratan sebelum
melaksanakan kegiatan praktikum laboratorium. Tujuan khusus penulisan laporan ini
yaitu untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur, untuk
mengatur posisi di tempat tidur, untuk membantu memindahkan pasien dari tempat
tidur ke kursi roda, serta untuk membantu pasien berjalan.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur,
mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke
kursi roda, membantu pasien berjalan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Posisi Dan Ambulasi


Ambulasi adalah latihan yang paling berat dimana pasien yang dirawat di rumah sakit
dapat berpartisipasi kecuali dikontraindikasikan oleh kondisi pasien.
Menurut Kozier (1955 dalam Asmandi, 2008) ambulasi adalah aktivitas berjalan.
Ambulasi dini merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada pasien paska
operasi dimulai dari duduk sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan
dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi pasien.
Tujuan Ambulasi :
o Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
o Memenuhi kebutuhan ambulasi
o Mempertahankan kenyamanan
o Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
o Mempertahankan kontrol diri pasien
o Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

Manfaat Ambulasi
Menurut Asmadi (2008) manfaat ambulasi adalah :
a. Mencegah dampak immobilisasi pasca operasi meliputi :
 Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti abrasi, sirkulasi
yang terlambat yang menyebabkan terjadinya atropi akut dan
perubahan turgor kulit.
 Sistem Kardiovaskuler : penurunan kardiak reserve, peningkatan beban
kerja jantung, hipertensi ortostatic, phlebotrombosis.
 Sistem Respirasi : penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi
volunter maksimal, penurunan ventilasi/ pervusi setempat, mekanisme
batuk yang menurun.
 Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, penurunan metabolisme
 Sistem Perkemihan : menyebabkan perubahan pada eliminasi urine,
infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria.
 Sistem Muskulo Skeletal : penurunan masa otot, osteoporosis,
pemendekan serat otot.
 Sistem Neurosensoris : Kerusaan jaringan, menimbulkan gangguan
saraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.
b. Depresi
c. Perubahan tingkah laku
d. Perubahan siklus tidur
e. Perubahan kemampuan pemecahan masalah

2
B. Konsep Dasar

Alat-Alat Yang Digunakan


·      Kruk adalah alat yang terbuat dari logam atau kayu dan digunakan permanen
untuk meningkatkan mobilisasi serta untuk menopang tubuh dalam keseimbangan
pasien. Misalnya: Conventional, Adjustable dan lofstrand
·      Canes (tongkat) yaitu alat yang terbuat dari kayu atau logam setinggi pinggang
yang digunakan pada pasien dengan lengan yang mampu dan sehat. Meliputi tongkat
berkaki panjang lurus (single stight-legged) dan tongkat berkaki segi empat (quad
cane).
·      Walkers yaitu alat yang terbuat dari logam mempunyai empat penyangga yang
kokoh digunakan pada pasien yang mengalami kelemahan umum, lengan yang kuat
dan mampu menopang tubuh.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. Kesehatan Umum
Penyakit, kelemahan, penurunan aktivitas, kurangnya latihan fisik dan lelah
kronik menimbulkan efek yang tidak nyaman pada fungsi musculoskeletal.
(Kozter, 1987)
2. Tingkat Kesadaran
Pasien dengan kondisi disorienrtasi, bingung atau mengalami perubahan tingkat
kesadaran tidak mampu melakukan ambulasi dini pasca operasi.
3. Nutrisi
Pasien yang kurang nutrisi sering mengalami atropi otot, penurunan jaringan
subkutan yang serius, dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien
juga akan mengalami defisisensi protein, keseimbangan nitrogen dan tidak ada
kuatnya asupan vitamin C (Patter & Perry, 2006)
4. Emosi
Perasaan nyaman, kebahagiaan, kepercayaan dan penghargaan pada diri sendiri
akan mempengaruhi pasien untuk melaksanakan prosedur  ambulasi (Kozier,
1987)
5. Tingkat Pendidikan
Pendidikan menyebabkan perubahan pada kemampuan intelektual, mengarahkan
pada ketrampilan yang lebih baik dalam mengevaluasi informasi (Goldman 2002).

3
Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengatur kesehatan
mereka, untuk mematuhi saran-saran kesehatan
6. Pengetahuan
Hasil penelitian mengatakan bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan
bertahan lama dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo –
1993)

C. Asuhan Keperawatan

1.    Teknik Mengangkat
Kebanyakan cedera punggung yang terjadi adalah ketegangan pada kelompok otot
lumbar termasuk otot di sekitar vertebra lumbar (Owen dan Garg, 1991). Cedera otot
di area ini berpengaruh pada kemampuan membungkuk ke depan, ke belakang, ke
samping. Selain itu kemampuan memutar pinggul dan punggung bagian bawah
menurun. Perawat beresiko mengalami cedera otot lumbal ketika mengangkat,
memindahkan, atau mengubah posisi pasien imobilisasi. Sebelum mengangkat,
perawat harus mengkaji kemampuan mengangkat pasien atau objek yang akan
diangkat dengan menentukan kriteria dasar cara mengangkat sebagai berikut ini:
a.       Posisi beban.
Beban yang akan di angkat berada sedekat mungkin dengan pengangkat. Posisikan
objek pada keadaan seperti di atas ketika perawat menggunakan gaya mengangkat
dikarenakan objek berada dalam potongan sama (Stamps,1989)
b.      Tinggi objek.
Tinggi yang paling baik untuk mengangkat vertical adalah sedikit di atas jari tengah
seseorang dengan lengan tergantung di samping (Owen & Garg, 1991)
c.       Posisi tubuh.
ketika posisi tubuh pengangkat bervariasi dengan tugas mengangkat yang berbeda,
maka petunjuk umum berikut mampu di pakai untuk sebagian besar keadaan. Tubuh
diposisikan dengan batang tubuh tegak sehingga kelompok otot-otot multiple bekerja
sama dengan cara yang sinkron.
d.      Berat maksimum.
Setiap perawat harus mengetahui berat maksimun yang aman untuk diangkat-aman
bagi perawat dan pasien. Objek yang terlalu berat adalah jika beratnya sama dengan
atau lebih dari 35% berat badan orang yang mengangkat. Oleh karena itu, perawat

4
yang beratnya 59,1 kg tidak mencoba mengangkat pasien imobilisasi yang beratnya
45,5 kg. meskipun nampaknya perawat mungkin mampu melakukannya, hal ini akan
beresiko pasien jatuh yang menyebabkan cedera punggung perawat.

Persiapan Ambulasi Dini


Persiapan Iatihan fisik yang diperlukan pasien hingga memiliki kemampuan ambulasi,
antara lain :
1.      Latihan otot-otot Quadriceps Femoris dan otot-otot Gluteal :
a. Kerutkan otot-otot quadriaps sambil berusaha menekan daerah popliteal, seolah-
olah ia menekan lututnya ke bawah sampai masuk ke lutut sementara kakinya naik ke
atas.
b.  Hitung sampai hitungan  kelima.
c.   Ulangi latihan ini 10 – 15 kali.
2.      Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstrimitas atas dan lingkar bahu :
a. Bengkokkan dan luruskan lengan pelan-pelan sambil memegang berat traksi atau
benda yang beratnya berangsur-angsur ditambah dan junlah pengulangannya. Ini
berguna untuk menambah kekuatan otot ekstrimitas atas.
b. Menekan balon karet. Ini berguna untuk meningkatkan kekuatan genggaman.
c. Angkat kepala dan bahu dari tempat tidur kemudian rentangkan tangan sejauh
mungkin.
d. Duduk di tempat tidur, angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama beberapa menit
(Asmadi), 2008)

D. Prosedur
1) Duduk diatas tempat tidur
a) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b) Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya
c) Berdirilah di samping tempat tidur, kemudian meletakkan tangan pada
bahu pasien
d) Bantu pasien untuk duduk dan diberi penopang atau bantal
2) Turun dan berdiri dari tempat tidur
a) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b) Fleksikan lutut dan pinggang anda

5
c) Letakkan kedua tangan pasien di bahu anda dan letakkan kedua tangan
anda di samping kanan kiri pinggang pasien
d) Ketika pasien melakukan ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
e) Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
f) Bantu pasien duduk di kursi dengan posisi yang nyaman
3) Bantu berjalan
a) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b) Letakkan tangan pasien di samping badan atau memegang telapak
tangan anda
c) Berdiri di samping pasien serta pegang telapak dan lengan tangan pada
bahu pasien
d) Bantu pasien untuk berjalan perlahan-lahan
4) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard
a) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
b) Atur branchard dengan posisi terkunci
c) Bantu pasien dengan dua sampai tiga orang dengan berdiri menghadap
pasien
d) Silangkan tangan pasien di depan dada
e) Tekuk lutut anda kemudian masukkan tangan ke bawah tubuh pasien
f) Orang pertama meletakkan tangan di bawah leher, orang kedua
meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul dan orang ketiga
meletakkan tangan di bagian kaki
g) Angkat bersama-sama dan pindahkan ke branchard
h) Atur posisi pasien di branchard yang nyaman

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari laporan posisi dan ambulasi yaitu kita membantu pasien agar otot-
ototnya tidak tegang dan berjalan baik, sebagaimana mestinya, serta para pasien segera
pulih seperti kondisi semula bila dilakukannya cara-cara posisi dan ambulasi secara
benar.
B. Saran
Sarannya yaitu pada pasien nifas disarankan untuk melakukan posisi dan ambulasi segera
mungkin, karena untuk memulihkan kembali fungsi sendi dan musculoskeletal pada
pasien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anggep, Radhy. 2013. Ambulasi Dini. (http://idaradhy.blogspot.com/2013/11/ambulasi-


dini_4547.html) diakses pada 5 Mei 2013
Sari, Wulan. 2013. Ambulasi. (http://kimmymooow.blogspot.com/2013/04/makalah-
ambulasi-kdpk.html) diakses pada 5 Mei 2015
 Young, Jabbar. 2014. Teknik Ambulasi. (http://jabbarbtj.blogspot.com/2014/09/teknik-
ambulasi.html) diakses pada 5 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai