KEBUTUHAN AKTIVITAS
Oleh:
NILAM SARI
70900122012
CI LAHAN CI INTITUSI
( ) ( )
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan “Kebutuhan Aktivitas”. Sholawat serta salam kami curahkan
kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita
semua selaku umatnya. Adapun tujuan penyusunan Laporan Pendahuluan ini
salah satunya yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Kami
berharap semoga ini bermanfaat. Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan
yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam penyusunannya. Saran dan kritik kami harapkan untuk meningkatkan
kualitas makalah ini. Kami berharap semoga ini dapat bermanfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I KONSEP DASAR KEBUTUHANAKTIVITAS.. 1
A. Definisi/Deskripsi Kebutuhan Aktivitas 1
B. Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem 1
C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Aktivitas 2
D. Macam-macam Gangguan Kebutuhan Aktivitas 3
DAFTAR PUSTAKA 15
iii
BAB I
B. Fisiologi Sistem
1. Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal terdiri atas rangka (tulang), otot dan sendi. Sistem
ini sangat berperan dalam pergerakan dan aktivitas manusia. Rangka memiliki
bebrapa fungsi, yaitu :
1
dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot
2. Sistem Persyarafan
1. Status Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan
tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu. Klien yang mengalami perubahan
status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
berupa penurunan koordinasi.
2. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi poduksi energi yang digunakan untuk mobilisasi. Fungsi nutrisi
bagi tubuh antara lain untuk membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Jika nutrisi berkurang maka akan mengakibatkan kelemahan otot
dan memudahkan terjadinya penyakit.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika
tubuh dan ambulasi yang baik.
2
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan pasien akan mempengaruhi
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi. Misalnya, klien sering mengangkat
benda-benda berat.
5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres yang
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas.
6. Untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan, maka seseorang perlu
mengetahui penggunaan mekanika tubuh yang baik. Sebaliknya, jika
pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh, maka
akan menyebabkan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurologi dan muskuloskeletal.
D. Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi
Fisura atau yang biasa disebut retak tulang dan patah tulang
Jenis-jenis gangguan pada otot meliputi kaku leher, kram/nyeri otot, dan
keseleo
3
BAB II
AKTIVITAS
A. Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan
4
riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat,
laksansia, dan lain-lain.
c. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke
posisi miring, duduk, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat
kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tabel kategori tingkat kemamapuan
Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan.
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan
d. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan pada daerah
seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
Tabel 2.2 Tabel kemampuan rentang gerak
Gerak Sendi Derajat Rentang
Normal
Bahu.
Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi sampig ke atas 180
kepala, telapak tangan menghadap ke posisi jauh.
Siku .
Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju 150
bahu.
Pergelangan Tangan.
Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah. 80-90
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh 80-90
mungkin.
Abduksi: tekuk pegelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak 70-90
tangan menghadap ke atas.
Adduksi: tekuk perglangan tangan ke arah kelingking, telapak 0-20
5
tangan menghada ke atas.
30-50
Tangan dan Jari,
Fleksi: buat kepalan tangan. 90
Ekstensi: luruskan jari. 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. 30
Abduksi: kembangkan jari tangan.
Adduksi: rapatkan jari-jari dari posisi abduksi 20
20
g. Perubahan Psikologis
6
aktivitas/mobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan
dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi umum
Pasien imobilisasi biasanya mengalami kelemahan, kurangnya kebersihan
diri dan penurunan berat badan.
2) Sistem Pernafasan
Pengkajian untuk mendeteksi sekret, gerak dada saat bernapas auskultasi
bunyi napas, dan nyeri pada daerah dada serta frekuensi napas
7
c. Faktor yang Berhubungan
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
2. Diagnosis 2: Gangguan Mobilitas Fisik
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri.
b. Batasan Karakteristik
8
7) Kontraktur
8) Malnutrisi
9) Gangguan muskuloskletal
10) Gangguan neuromuscular
11) Indeks masa tubuh diatas persentil ke 75 sesuai usia
12) Efek agen farmakologis
13) Program pembatasan gerak
14) Nyeri
15) Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
16) Kecemasan
17) Gangguan kognitif
18) Geengganan melakukan pergerakan
19) Gangguan sensoripersepsi
C. Perencanaan
1. Diagnosis 1: Intoleransi Aktivitas
a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan intervensi selama 3x8 jam, toleransi aktivitas dapat
meningkat dengan Kriteria hasil:
1) Frekuensi nadi menurun
2) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
3) Kecepatan berjalan meningkat
4) Jarak berjalan meningkat
5) Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
6) Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
7) Keluhan lelah menurun
8) Dispnea saat aktivitas menurun
9) Dispnea setelah aktivitas menurun
10) Perasaan lemah menurun
11) Aritmia saat aktivitas menurun
9
12) Aritmia setelah aktivitas menurun
13) Sianosis menurun
14) Tekanan darah membaik
15) Frekuensi napas membaik
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional
Observasi
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh 1) Untuk menghindari terjadinya
yang mengakibatkan kelelahan letih
2) Monitor kelelahan fisik dan 2) Untuk mengetahui status
emosional kelelahan klien dan tingkat
emosi
3) Monitor lokasi dan 3) Untuk mengetahui tingkat
ketidaknyamanan selama kemampuan klien
melakukan aktivitas
Terapeutik
1) Sediakan lingkungan nyaman dan 1) Agar klien merasa nyaman
rendah stimulus (misalnya cahaya,
suara, kunjungan) 2) Melatih ekstermitas pasien
2) Lakukan latihan gerak pasif untuk berlatih dalam batas
dan/atau aktif aman
3) Berikan aktivitas distraksi yang 3) Distraksi bermanfaat dalam
menenangkan memberikan ketenangan
4) Fasilitasi duduk di tempat tidur, 4) Pemenuhan aktivitas klien
jika tidak berpindah atau berjalan
Edukasi
1) Anjurkan tirah baring 1) Aktivitas yang berlebihan akan
2) Anjurkan melakukan aktivitas secara memperburuk keadaan klien
bertahap 2) Meningkatkan kemampuan
10
3) Ajarkan strategi koping untuk klien dalam melakukan
mengurangi kelelahan aktivitas
3) Manifestasi koping maladaptif
mungkin dapat meningkatkan
kelelahan
Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang 1) Kolaborasi dengan ahli gizi
cara meningkatkan asupan untuk membantu memilih
makanan makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan tubuh
klien
Dukungan Mobilisasi
Observasi
11
1) dentifikasi adanya nyeri atau 1) Untuk mengetahui faktor penyebab
keluhan fisik lainnya keterbatasan gerak
2) Identifikasi toleransi fisik 2) Menentukan batas gerakan yang
melakukan pergerakan akan dilakukan
3) Monitor frekuensi jantung dan 3) Mengetahui perkembangan klien
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi 4) Mengetahui perkembangan klien
4) Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan 1. Membantu pasien agar mudah
alat bantu (mis. pagar tempat tidur) dalam melakukan aktivitas
2) Fasilitasi melakukan pergerakan, 2. Gerakan tubuh aktif atau pasif
jika perlu untuk mempertahankan atau
3) Libatkan keluarga untuk membantu memperbaiki fleksibilitas sendi
pasien dalam meningkatkan 3. Membantu pasien agar mudah
pergerakan dalam melakukan aktivitas
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur 1) Memberikan pemahaman mengenai
mobilisasi manfaat tindakan yang dilakukan
2) Anjurkan melakukan mobilisasi dini 2) Untuk meminimalkan kekakuan
3) Anjurkan mobilisasi sederhana yang sendi
harus dilakukan (mis. duduk di 3) Ambulasi dini baik bagi sirkulasi,
tempat tidur, duduk di sisi tempat pemulihan peristaltic usus, dan
tidur, pindah dari tempat tidur ke mempercepat proses penyembuhan
kursi) luka
PENYIMPANGAN KDM
Ketidakefektifan
Gangguan muskuluskeletal
metabolisme
Gangguan
mobilitas
Kelemahan umum
fisik
Kekurangan
energi
Intoleransi
aktivitas
13
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”.
Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan”. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
14