Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS

Oleh:
NILAM SARI
70900122012

CI LAHAN CI INTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan “Kebutuhan Aktivitas”.  Sholawat serta salam kami curahkan
kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarganya, sahabatnya dan kepada kita
semua selaku umatnya. Adapun tujuan penyusunan Laporan Pendahuluan ini
salah satunya yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Kami
berharap semoga ini bermanfaat. Kami Sadar akan keterbatasan dan kemampuan
yang kami miliki, maka kami mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat
dalam penyusunannya. Saran dan kritik kami harapkan untuk meningkatkan
kualitas makalah ini. Kami berharap semoga ini dapat bermanfaat.

Makassar, 26 september 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I KONSEP DASAR KEBUTUHANAKTIVITAS.. 1
A. Definisi/Deskripsi Kebutuhan Aktivitas 1
B. Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem 1
C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Aktivitas 2
D. Macam-macam Gangguan Kebutuhan Aktivitas 3

BAB II RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHANAKTIVITAS 4
A. Pengkajian 4
B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul 7
C. Perencanaan 9

DAFTAR PUSTAKA 15

iii
BAB I

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

A. Definisi/Deskripsi Kebutuhan Aktivitas

Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kegiatan atau


keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. Aktivitas fisik atau
mekanika tubuh merupakan suatu usaha mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem syaraf serta mempertahankan keseimbangan, postur
dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan
melakukan aktivitas sehari-hari (Potter & Perry, 2005). Setiap manusia memiliki
irama atau pola tersendiri dalam aktivitas sehari-hari untuk melakukan kerja,
rekreasi, makan, istirahat dan lain-lain (Sutanto & Fitriana, 2017).

B. Fisiologi Sistem

Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017) pergerakan merupakan


rangkaian aktivitas yang terintegritasi antara sistem muskuloskeletal dan sistem
persyarafan di dalam tubuh.

1. Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal terdiri atas rangka (tulang), otot dan sendi. Sistem
ini sangat berperan dalam pergerakan dan aktivitas manusia. Rangka memiliki
bebrapa fungsi, yaitu :

a. Menyokong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh


(postur tubuh),
b. Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati
dan medulla spinalis
c. Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligmen
d. Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak
e. Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah) Sementara otot
berperan dalam proses pergerakan, memberi bentuk pada postur tubuh

1
dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot

2. Sistem Persyarafan

Secara spesifik, sistem persyarafan memiliki beberapa fungsi, antara lain


yaitu:

a. Saraf eferen (reseptor), berfungsi menerima rangsangan dari luar


kemudian meneruskanya ke susunan saraf pusat
b. Sel saraf atau neuron, berfungsi membawa implus dari bagian tubuh
satu kebagian tubuh lainnya
c. Sistem saraf pusat (SPP), berfungsi memproses impuls dan kemudian
memberikan respon melalui saraf eferen
d. Saraf eferen, berfungsi menerima respon dari SPP kemudian
meneruskannya ke otot rangka
C. Faktor-faktor yang Memengaruhi

Menurut Sutanto dan Fitriana (2017) faktor-faktor yang mempengaruhi


mekanika tubuh yaitu :

1. Status Kesehatan
Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan
tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu. Klien yang mengalami perubahan
status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf
berupa penurunan koordinasi.
2. Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi poduksi energi yang digunakan untuk mobilisasi. Fungsi nutrisi
bagi tubuh antara lain untuk membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Jika nutrisi berkurang maka akan mengakibatkan kelemahan otot
dan memudahkan terjadinya penyakit.
3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika
tubuh dan ambulasi yang baik.

2
4. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan pasien akan mempengaruhi
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi. Misalnya, klien sering mengangkat
benda-benda berat.
5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres yang
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas.
6. Untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan, maka seseorang perlu
mengetahui penggunaan mekanika tubuh yang baik. Sebaliknya, jika
pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh, maka
akan menyebabkan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurologi dan muskuloskeletal.
D. Macam-macam Gangguan yang Mungkin Terjadi

1. Gangguan pada tulang

Fisura atau yang biasa disebut retak tulang dan patah tulang

2. Gangguan pada sendi

Dapat terjadi memar sendi yaitu robeknya selaput sendi

3. Gangguan pada otot

Jenis-jenis gangguan pada otot meliputi kaku leher, kram/nyeri otot, dan
keseleo

3
BAB II

RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN

AKTIVITAS

A. Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan


merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mngidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan
keperawtaan sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan
sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting
untuk merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan respons individu (Budiono & Sumirah, 2016) .

Menurut Hidayat & Uliyah (2015) pengkajian keperawatan pada pasien


pemenuhan kebutuhan aktivitas meliputi :
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dam imobilitasnya,
seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mkbilitas dan imobilitas,
daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan
mobilitas.
b. Riwayat Keperawatan Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan aktivitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neuorologis
(kecelakaan serebrovaskuler, trauma kepala, peingkatan tekanan intrakanial,
miastenia gravis, gullain barre, cedera medula spinalis, dan lain-lain), riwayat
penyakit sistem kardiovaskuler (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat
penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis), riwayat penyakit
sistem pernapasan (penyakit paru obstruksi menahun, pneumonia, dan lain-lain),

4
riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat,
laksansia, dan lain-lain.
c. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke
posisi miring, duduk, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat
kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tabel kategori tingkat kemamapuan
Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,
dan peralatan.
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan
d. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (range of motion-ROM) dilakukan pada daerah
seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
Tabel 2.2 Tabel kemampuan rentang gerak
Gerak Sendi Derajat Rentang
Normal
Bahu.
Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi sampig ke atas 180
kepala, telapak tangan menghadap ke posisi jauh.
Siku .
Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju 150
bahu.
Pergelangan Tangan.
Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah. 80-90
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh 80-90
mungkin.
Abduksi: tekuk pegelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak 70-90
tangan menghadap ke atas.
Adduksi: tekuk perglangan tangan ke arah kelingking, telapak 0-20

5
tangan menghada ke atas.
30-50
Tangan dan Jari,
Fleksi: buat kepalan tangan. 90
Ekstensi: luruskan jari. 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin. 30
Abduksi: kembangkan jari tangan.
Adduksi: rapatkan jari-jari dari posisi abduksi 20
20

e. Perubahan Intoleransi aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada


sistem pernapasan, antara lain suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding
toraks, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
Pengkajian intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskuler, seperti
nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya trombus, serta
perubahan tanda vital setelah melakukan aktivita atau perubahan posisi.
f. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Tabel 2.3 Tabel kekuatan otot


Skala Presentase Kekuatan Karakteristik
Normal
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi
atau dilihat.
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan.
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan normal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan tahanan penuh.

g. Perubahan Psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan

6
aktivitas/mobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan
dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
h. Pemeriksaan Fisik
1) Kondisi umum
Pasien imobilisasi biasanya mengalami kelemahan, kurangnya kebersihan
diri dan penurunan berat badan.
2) Sistem Pernafasan
Pengkajian untuk mendeteksi sekret, gerak dada saat bernapas auskultasi
bunyi napas, dan nyeri pada daerah dada serta frekuensi napas

B. Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul


Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan
gangguan kebutuhan aktivitas berdasarkan buku Tim Pokja SDKI DPP PPNI
(2016) adalah:
1. Diagnosis 1: Intoleransi Aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
Mengeluh Lelah 1. Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Dispnea saat/setelah aktivitas 1) Tekanan darah berubah >20% dari
2. Merasa tidak nyaman setelah kondisi istirahat
beraktivitas 2) Gambaran EKG menunjukkan
3. Merasa Lelah aritmia saat/setelah aktivitas
3) Gambaran EKG menunjukkan
iskemia
4) Sianosis

7
c. Faktor yang Berhubungan
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
2. Diagnosis 2: Gangguan Mobilitas Fisik
a. Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri.
b. Batasan Karakteristik

Gejala dan Tanda Mayor


Subjektif Objektif
Mengeluh sulit menggerakkan 1. Kekuatan otot menurun
ekstermitas 2. Rentang gerak (ROM) menurun
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
1. Nyeri saat bergerak 1. Sendi kaku
2.Enggan melakukan pergerakan 2. Gerakan tidak terkordinasi
3. Merasa cemas saat bergerak 3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
c. Faktor yang Berhubungan
1) Kerusakan integritas struktur tulang
2) Perubahan metabolism
3) Ketidakbugaran fisik
4) Penurunan kendali otot
5) Keterlambatan perkembangan
6) Kekakuan sendi

8
7) Kontraktur
8) Malnutrisi
9) Gangguan muskuloskletal
10) Gangguan neuromuscular
11) Indeks masa tubuh diatas persentil ke 75 sesuai usia
12) Efek agen farmakologis
13) Program pembatasan gerak
14) Nyeri
15) Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
16) Kecemasan
17) Gangguan kognitif
18) Geengganan melakukan pergerakan
19) Gangguan sensoripersepsi

C. Perencanaan
1. Diagnosis 1: Intoleransi Aktivitas
a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan intervensi selama 3x8 jam, toleransi aktivitas dapat
meningkat dengan Kriteria hasil:
1) Frekuensi nadi menurun
2) Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meningkat
3) Kecepatan berjalan meningkat
4) Jarak berjalan meningkat
5) Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
6) Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
7) Keluhan lelah menurun
8) Dispnea saat aktivitas menurun
9) Dispnea setelah aktivitas menurun
10) Perasaan lemah menurun
11) Aritmia saat aktivitas menurun

9
12) Aritmia setelah aktivitas menurun
13) Sianosis menurun
14) Tekanan darah membaik
15) Frekuensi napas membaik
b. Intervensi Keperawatan dan Rasional

Intervensi Keperawatan Rasional

Observasi
1) Identifikasi gangguan fungsi tubuh 1) Untuk menghindari terjadinya
yang mengakibatkan kelelahan letih
2) Monitor kelelahan fisik dan 2) Untuk mengetahui status
emosional kelelahan klien dan tingkat
emosi
3) Monitor lokasi dan 3) Untuk mengetahui tingkat
ketidaknyamanan selama kemampuan klien
melakukan aktivitas

Terapeutik
1) Sediakan lingkungan nyaman dan 1) Agar klien merasa nyaman
rendah stimulus (misalnya cahaya,
suara, kunjungan) 2) Melatih ekstermitas pasien
2) Lakukan latihan gerak pasif untuk berlatih dalam batas
dan/atau aktif aman
3) Berikan aktivitas distraksi yang 3) Distraksi bermanfaat dalam
menenangkan memberikan ketenangan
4) Fasilitasi duduk di tempat tidur, 4) Pemenuhan aktivitas klien
jika tidak berpindah atau berjalan

Edukasi
1) Anjurkan tirah baring 1) Aktivitas yang berlebihan akan
2) Anjurkan melakukan aktivitas secara memperburuk keadaan klien
bertahap 2) Meningkatkan kemampuan

10
3) Ajarkan strategi koping untuk klien dalam melakukan
mengurangi kelelahan aktivitas
3) Manifestasi koping maladaptif
mungkin dapat meningkatkan
kelelahan

Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang 1) Kolaborasi dengan ahli gizi
cara meningkatkan asupan untuk membantu memilih
makanan makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan tubuh
klien

2. Diagnosis 2: Gangguan Mobilitas Fisik


a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan intervensi selama 3x8 jam, mobilitas fisik pasien
meningkat dengan Kriteria hasil:
1) Pergerakan ekstremitas meningkat
2) Kekuatan otot cukup meningkat
3) Rentang gerak (ROM) meningkat
4) Nyeri menurun
5) Kecemasan menurun
6) Kaku sendi menurun
7) Gerakan tidak terkoordinasi menurun
8) Gerakan terbatas menurun
9) Kelemahan fisik menurun

b. Intervensi Keperawatan dan Rasional

Intervensi Keperawatan Rasional

Dukungan Mobilisasi
Observasi

11
1) dentifikasi adanya nyeri atau 1) Untuk mengetahui faktor penyebab
keluhan fisik lainnya keterbatasan gerak
2) Identifikasi toleransi fisik 2) Menentukan batas gerakan yang
melakukan pergerakan akan dilakukan
3) Monitor frekuensi jantung dan 3) Mengetahui perkembangan klien
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi 4) Mengetahui perkembangan klien
4) Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik
1) Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan 1. Membantu pasien agar mudah
alat bantu (mis. pagar tempat tidur) dalam melakukan aktivitas
2) Fasilitasi melakukan pergerakan, 2. Gerakan tubuh aktif atau pasif
jika perlu untuk mempertahankan atau
3) Libatkan keluarga untuk membantu memperbaiki fleksibilitas sendi
pasien dalam meningkatkan 3. Membantu pasien agar mudah
pergerakan dalam melakukan aktivitas

Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur 1) Memberikan pemahaman mengenai
mobilisasi manfaat tindakan yang dilakukan
2) Anjurkan melakukan mobilisasi dini 2) Untuk meminimalkan kekakuan
3) Anjurkan mobilisasi sederhana yang sendi
harus dilakukan (mis. duduk di 3) Ambulasi dini baik bagi sirkulasi,
tempat tidur, duduk di sisi tempat pemulihan peristaltic usus, dan
tidur, pindah dari tempat tidur ke mempercepat proses penyembuhan
kursi) luka

PENYIMPANGAN KDM

Gangguan Trauma langsung


Kelainan Kerusakan
perkembangan pada sistem
Postur sistem saraf
otak muskuluskeletal
pusat
12
Gangguan
mobilisasi

Defisiensi Atrofi otot


kalori dan
protein

Ketidakefektifan
Gangguan muskuluskeletal
metabolisme

Gangguan
mobilitas
Kelemahan umum
fisik

Kekurangan
energi

Intoleransi
aktivitas

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiono & Sumirah, Budi P. (2016). “Konsep Dasar Keperawatan”. Jakarta:


Bumi Medika.

Haswita & Sulistyawati, R. (2017). “Kebutuhan Dasar Manusia untuk Mahasiswa


Keperawatan dan Kebidanan”. Jakarta: CV. Trand Info Media.

Hidayat, A. Aziz A. & Uliyah, M. (2015). “Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia


Edisi 2”. Jakarta: Salemba Medika.

Sutanto, Andina V. & Fitriyani, Y. (2017). “Kebutuhan Dasar Manusia: Teori


dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional”. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”.
Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan”. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

14

Anda mungkin juga menyukai