b. Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh merupakan cara menggunakan tubuh secara
efisien, terkoordinasi, dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang
baik dan memelihara keseimbangan selama beraktivitas. Mekanika
tubuh yang baik bukan hanya untuk plahragawan, tetapi juga penting
untuk perawat maupun klien (Sustanto & Fitriana, 2017).
2) Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi poduksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
Fungsi nutrisi bagi tubuh antara lain untuk membantu proses
pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Jika nutrisi berkurang maka
akan mengakibatkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya
penyakit.
3) Emosi
Kondisi psikologis seseorag dapat menurunkan kemampuan
mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.
4) Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan klien akan mempengaruhi
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi. Misalnya, klien sering
mengangkat benda-benda berat.
5) Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres yang
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam
beraktivitas.
Untuk mengurangi tenaga yang dikeluarkan, maka seseorang perlu
mengetahui penggunaan mekanika tubuh yang baik. Sebaliknya,
jika pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan
mekanika tubuh, maka akan menyebabkan seseorang beresiko
mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan
musculoskeletal.
d. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2012). Tujuan
dari mobilisasi antara lain :
1) Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2) Mencegah terjadinya trauma
3) Mempertahankan tingkat kesehatan
4) Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari – hari
5) Mencegah hilangnya kamampuan fungsi tubuh.
Sedangkan imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang,
cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya
(Hidayat, 2012).
3. Masalah-masalah Pada Aktivitas
Kurangnya Pergerakan atau Imobilisasi
a. Gangguan musculoskeletal
1) Osteoporosis
2) Atropi
3) Kontraktur
4) Kekakuan dan sakit sendi
b. Gangguan kardiovaskuler
1) Postural hipotensi
2) Vasodilatasi vena
3) Peningkatan penggunaan valsava maneuver
c. Gangguan system respirasi
1) Penurunan gerak pernafasan
2) Bertambahnya sekresi paru
3) Atelektasis
4) Hipotesis pneumonia
4. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mngidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan
merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawtaan
sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan
sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat
penting untuk merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respons individu
( Budiono & Sumirah dalam Konsep Dasar Keperawatan, 2016) .
Menurut Hidayat dan Uliyah (2014) pengkajian keperawatan
pada pasien pemenuhan kebutuhan aktivitas meliputi :
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien
yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dam
imobilitasnya, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan,
tingkat mkbilitas dan imobilitas, daerah terganggunya mobilitas
dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
2) Riwayat Keperawatan Penyakit Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan aktivitas, misalnya adanya riwayat penyakit
sistem neuorologis (kecelakaan serebrovaskuler, trauma kepala,
peingkatan tekanan intrakanial, miastenia gravis, gullain barre,
cedera medula spinalis, dan lain-lain), riwayat penyakit sistem
kardiovaskuler (infark miokard, gagal jantung kongestif), riwayat
penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur, artritis),
riwayat penyakit sistem pernapasan (penyakit paru obstruksi
menahun, pneumonia, dan lain-lain), riwayat pemakaian obat,
seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, an
lain-lain.
3) Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian dilakukan dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, bangun, dan berpindah
tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah
sebagai berikut :
Tabel kategori tingkat kemamapuan
Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri
secara penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang
lain.
Tingkat 3 Memerlukan bantuan,
pengawasan orang lain,
dan peralatan.
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tudak
dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam
perawatan
7) Perubahan Psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh
adanya gangguan aktivitas/mobilitas, antara lain perubahan
perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme koping,
dan lain-lain.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan Mobilitas Fisik
2) Intoleransi Aktivitas
3) Keletihan
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Utama Intervensi Pendukung
Keperawatan
Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan asuhan Dukungan Ambulansi
Fisik keperawatan diharapkan Dukungan Mobilisasi
kemampuan dalam gerakan
fisik dari satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri
meningkat dengan kriteria
hasil :
1. Pergerakan ekstremitas
meningkat
2. Kekuatan otot
meningkat
3. Rentang gerak
meningkat (ROM)
4. Nyeri menurun
5. Kecemasan menurun
6. Kaku sendi menurun
7. Gerakan tidak
terkoordinasi menurun
8. Gerakan terbatas
menurun
9. Kelemahan fisik
menurun
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi - Dukungan ambulasi
keperawatan diharapkan Terapi Aktivitas - Dukungan kepatuhan
respon fisiologis terhadap program pengobatan
aktivitas yang - Dukungan meditasi
membutuhkan tenaga - Dukungan pemeliharaan
meningkat : rumah
1. Kemudahan melakukan - Dukungan perawatan
aktivitas sehari-hari diri
2. Kecepatan berjalan - Dukungan spiritual
meningkat - Dukungan tidur
3. Jarak berjalan - Edukasi latihan fisik
meningkat - Edukasi teknik ambulasi
4. Kekuatan tubuh bagian - Edukasi pengukuran
atas meningkat nadi radialis
5. Kekuatan tubuh bagian - Manajemen aritmia
bawah meningkat - Manajemen lingkungan
6. Toleransi menaiki - Manajemen medikasi
tangga meningkat - Manajemen Mood
7. Keluhan lelah menurun - Manajemen program
8. Dyspnea saat latihan
beraktivitas menurun - Pemantauan tanda vital
9. Dyspnea setelah - Pemberian obat
beraktivitas menurun - Pemberian obat inhalasi
10. Aritmia saat - Pemberian obat
beraktivitas menurun intravena
11. Aritmia setelah - Pemberian obat oral
beraktivitas menurun - Program latihan fisik
12. Sianosis menurun
13. Perasaan lemah
menurun
14. Frekuensi nadi
membaik
15. Warna kulit membaik
16. Tekanan darah
membaik
17. Saturasi oksigen
membaik
18. Frekuensi napas
membaik
19. EKG iskemia menurun
Keletihan Setelah dilakukan asuhan Edukasi Aktivitas/Istrirahat - Dukungan kepatuhan
keperawatan diharapkan Manajemen Energi program pengobatan
kapasitas kerja fisik dan - Dukungan pengambilan
mental yang tidak pulih keputusan
dengan istirahat menurun - Dukungan tidur
dengan kriteria hasil : - Manajemen asma
1. Verbalisasi kepulihan - Manajemen demensia
energy meningkat - Manajemen kemoterapi
2. Tenaga meningkat - Manajemen medikasi
3. Kemampuan - Manajemen lingkungan
melakukan aktivitas - Manajemen mood
meningkat - Manajemen nutrisi
4. Motivasi meningkat - Penentuan tujuan
5. Verbalisasi lelah bersama
menurun - Promosi dukungan
6. Lesu menurun sosial
7. Gangguan konsentrasi - Promosi koping
menurun - Promosi latihan fisik
8. Sakit kepala menurun - Reduksi ansietas
9. Sakit tenggorokan - Terapi aktivitas
menurun - Terapi relaksasi
10. Mengi menurun
11. Sianosis menurun
12. Gelisah menurun
13. Frekuensi napas
menurun
14. Perasaan bersalah
menurun
15. Nafsu makan membaik
16. Pola napas membaik
17. Libido membaik
18. Pola istirahat membaik