TENTANG
NIM: 2020242016
CI AKADEMIK CI KLINIK
( ) ( )
Karakteristik fisik individu yang sehat adalah adanya kemampuan melakukan aktifitas
untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan, dan bekerja. Aktifitas adalah
suatu energi atau keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan aktifitas seseorang dipengaruhi oleh adekuatnya siatem persyarafan, otot
dan tulang, atau sendi. (Tarwoto dan Tarwonah, 2010). System tubuh yang berperan
dalam aktifitas antara lain:
1) Sistem Persarafan
System saraf terdiri dari : System saraf pusat (otak dan medulla spinalis) terjadinya
kerusakan pada siatem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat
menyebabkan kelemahan secara umum dan system saraf tepi (percabangan dari
saraf pusat) kerusakan saraf tepi dapat menyebabkan tergangggunya daerah
yanginervisi.
2) Sistem Musculoskeletal,yang terdiri dari:
a) Otot
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur, dan fungsi
produksi panas. Fungsi otot yaitu mengontrol pergerakan, mempertahankan
postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot, tulang, dan sendi terintegrasi
menghasilkan pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan berlari. Otot skelet
berkontaksi untuk mempertahankan postur. (M. Asikin, 2016)
Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010), kontraksi otot skelet dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu, Kontraksi isometric dan Kontraksi isotonic,
kontraksi isometrik ini tidak terjadi pendekatan otot selama kontraksi, karena
tidak memerlukan sliding myofibril, tetapi secara paksa. Misalnya, saat kita
mengangkat barang yang sangat berat, mendorong meja, dengan tangan lurus
sehingga terjadi tegangan. Sedangkan Kontraksi isotonic adalah jenis kontraksi
dimana terjadi pemendekatan otot tetapi tegangan pada otot tetap konstan.
Kontraksi ini memerlukan energi yang sangat besar. Contoh jenis kontraksi ini
adalah mengangkat beban menggukan otot bisep, kegiatan makan, menyisir,
dan lainnya.
b) Sendi
c) Tulang(rangka)
(1) Menyongkong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh (postur tubuh)
(2) Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan
medullaspinalis
(3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament
Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan memenuhi aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Haswita dan sulistyowati, 2017). Mobilisasi
diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan,
memperlambat proses penyakit khusunya penyakit degenerative, dan untuk aktualisasi
diri (harga diri dan citra tubuh). Lingkup mobilisasi itu sendiri mencakup exercize atau
range of motion (ROM), ambulasi, body mechanic (Kozier, 2000,: Mubarak & Wahit
Iqbal, 2015
b. JenisImobilitas
1) Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan
hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis
sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangitekanan.
2) Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan daya pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat
suatupenyakit.
3) Imobilitas emosional, keadan ketika seseorang mengalami pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.
Sebagai contoh, keadaan stres berat dapat disebabkan karena bedah amputasi
ketika seseorang mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan
sesuatu yang paling dicintai.
4) Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan
interaksi sosial karena keadaan penyakit sehingga dapat memengaruhi perannya
dalam kehidupan social (Widuri,2010).
3. Manfaat Mobilisasi/Aktivitas
Memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari- hari dan
aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan
konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan nonverbal (Mubarak &
Wahit Iqbal, 2015).
Tujuan dari mobilisasi ROM menurut brunner & suddarth 2002 ( dalam buku ajar ilmu
keperawatan dasar Mubarak & Wahit Iqbal, 2015) adalah sebagai berikut:
1) Mempertahankan fungi tubuh dan mencegah kemunduran serta mengembalikan
rentang gerak aktifitas tertentu sehingga penderita dapat kembali normal atau
setidak-tidaknya dapat memenuhi kebutuhansehari-hari.
2) Memperlancar peredarandarah.
6) Melatih atauambulasi.
1) Tingkat perkembangantubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan mobilitas pada tingkat usia yangberbeda.
2) Keadaanfisik
Cacat tubuh, dan mobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
3) Keadaannutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan pada otot, dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
4) Kelemahan neuromuscular danskeletal
Adanya postur abnormal seperti scoliosis, lordosis, dan kifosis dapat berpengaruh terhadap
pergerakan.
5) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan
petani atau buruh.
5. Gangguan Kebutuhan/Masalah Yang Terjadi
Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang berkepanjangan dan
bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada berbagai sistem tubuh
antara lain :
a. Kontraktur : Jaringan ikat kolagen pada otot dan persendian akan digantikan
oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan menyebabkan kekakuan
padapergerakan persendian. Hal ini karena untuk sintesis kolagen diperlukan
rangsanganpergerakan
b. Disuse Atrofi : Atrofi otot adalah berkurangnya massa otot karena berkurangnya
lapisan aktin dan myosin padamyofibril.
c. Konstipasi : Imobilisasi menyebabkan peristaltik menurun sehingga
menyebabkan absopsi cairan berlebihan padaintestinum.
d. Pressure Ulcer : Pasien imobilisasi berisiko untuk mengalami luka tekan sebagai
akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony prominen), keringat,
lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat tidur.
e. Gastritis : Selama bedrest, sekresi bikarbonat lambung menurun sehingga
meningkatkan keasaman padalambung
f. Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit : Imobilisasi dan bedrest yang
berhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium, potassium, zinc,
phosphor,sulfur, dan magnesium. Halini berhubungan dengan penurunan sekresi
antidiuretik hormone selama bedrest
g. Kehilangan mineral tulang : Immobilisasi dan bedrest berhubungan dengan
demineralisasi tulang akibat aktivasi osteoklas dan peningkatan kadar
kalsiumdarah.
B. AsuhanKeperawatan Teoritis
1. Pengkajian
2. DiagnosaKeperawatan
Keperawatan
Setelah dilakukan intervensi
1 Gangguan Dukungan Ambulasi
keperawatan selama 2x24 jam
mibilitas fisik b.d
Observasi
maka mobilitas fisik
gangguan
meningkat dengan kriteria a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
muskuloskeletal
hasil: lainny
a. Pergerakan ekstremitas
b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
meningkat
ambulasi
b. Kekuatan otot meningkat
c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
c. Rentang gerak meningkat
sebelum memulai ambulasi
d. Nyeri menurun
e. Kelemahan fisik menurun d. Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
Terapeutik
Edukasi
Terapeutik :
a. Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri(mis,TENS,hipnosis,akupresur,terapi
musik,terapi pijat,teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin)
b. Kontrol lingkungan yang mempercepat rasa
nyeri (mis,suhu
ruangan,pencahayaan,kebiingan)
c. Fasilitasi istirahat tidur
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
a. Jelaskan penyebab,periode,pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian analgetik,jikaperlu
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan.
Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. (Tarwoto & Wartonah,
2011). Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang dimiliki dalam
melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien baik secara umum maupun secara
khusus pada klien post appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya
secara independen. Interdependen dan dependen.
5. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. (Tarwoto &
Wartonah, 2011). Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan
tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan. Format evaluasi mengguanakan :
S : Subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diperbaiki
A : Analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan objektif dengan tujuan
dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, masalah belum
teratasi, masalah teratasi sebagian, atau muncul masalah baru.
P : Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisa, baik itu rencana diteruskan, dimodifikasi, dibatalkan ada masalah baru, selesai
(tujuan tercapai).
C. ProsedurTindakanKebutuhan Aktifitas
(1) MemberikanPosisi Fowler
a. Pengertian
Posisi Fowler adalahadalahposisisetengah duduk atau duduk,
dimanabagiankepalatempattidurlebihtinggiataudinaikkan.posisiinidilakukanuntuk
kenyamanan dan memfasilitasifungsipernafasanpasien.
b. Tujuan
1) Mengurangikomplikasiakibatimmobilisasi.
2) Meningkatkan rasa nyaman
3) .Meningkatkandorongan pada diafragmasehinggameningkatnyaekspansi dada
dan ventilasiparu
4) Mengurangikemungkinantekanan pada tubuhakibatposisi yang menetap
c. Indikasi/KontraIndikasi
Indikasi:
d. PersiapanAlat
1) Bantal
2) Guing
3) Sandaranpunggung
4) Sarungsandaranpunggung
5) Kalauadatempattidur yang dapatdinaikkanbagiankepalanya
e. Cara Kerja
1) Mencucitangan
2) Jelaskanprosedur yang akandilakukan.
3) Dudukkanpasien
4) Berikansandaranataubantal pada tempattidurpasienatauaturtempattidur.
5) Untukposisifowler (90˚).
6) Anjurkanpasienuntuktetapberbaringsetengah duduk.
b. Tujuan
1) Memberikanperasaanlega pada pasien yang sesaknafas
2) Untukmobilisasi
3) Memudahkanperawatan
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) Kliensesaknafas.
2) Klienpascaoperasistruma, hidung, thorax.
3) Kliendenganpenyakittenggorakan yang memproduksi sputum,
alirangelembung dan kotoran pada saluranpernafasan
Kontraindikasi:
e. Cara kerja/Prosedur
1) Pasiendiberitahu
2) Mencucitangan
3) Mengangkat&mendudukanpsndgncara :
Perawatberdiri di sebelahkananpasien
Memasukkantangankananmelaluiketiakkananpsnsmptulangbelikat,
sdgkantangankananpsnmemegang bahu kananperawatdariarahbelakang
Perawatmenyisipkantangankiri di bawahkudukpsn, dan
tanganpsnsalingberpegangan di atas bahu perawat.
Mengangkat badan pasienkemudiandidudukan
e. Cara kerja/Prosedur
1) Cucitangan dan gunakansarungtanganjikadiperlukan.
Menurunkantransmisimikriorganisme.
2) Baringkanklienterlentangmendatarditengahtempattidur.
Menyiapkanklienuntukposisi yang tepat.
3) Letakkanbantaldibawahkepala dan bahu klien. Mencegahhiperekstensileher.
4) Letakkanbantalkecildibawahpunggung pada kurvalumbal,jikaadacelahdisana.
Bantalakanmenyanggakurvalumbal dan mencegahterjadinyafleksilumbal.
5) Letakkanbantaldibawahkaki,mulaidarilututsampaitumit. Memberikanlandasan
yang lebar, lembut dan fleksibel:
mencegahketidaknyamananakibatadanyahiperekstensilutut dan tekanan pada
tumitsertamengurangi lordosis lumbal.
6) Topangtelapak kaki kliendenganmenggunakanbantalan kaki. Mencegahfleksi
plantar.
7) Jikaklientidaksadarataumengalamiparalisisektremitasatas, elevasikantangan
dan lenganbawah (bukanlenganatas) denganmenggunakanbantal.
Posisiniakanmencegahterjadinya edema dan memberikankenyamanan.
Bantaltidakdiletakandibawahlenganataskarenadapatmenyebabkanterjadinyafle
ksi bahu.
8) Lepaskansarungtangan dan cucitangananda.
9) Dokumentasikantindakan.
(4) MemberikanPosisi Lateral
a. Pengertian
Posisi lateral adalahposisiklienberbaring pada salah
satusisibagiantubuhdengankepalamenolehkesamping.
b. Tujuan
1) Mengurangi lordosis dan meningkatkankelurusanpunggung yang baik
2) Baikuntukposisitidur dan istirahat
3) Untukmemperlancarperedarandarahkeotak
4) Memudakanpembedahan pada posisiperut
5) Untukmengurangitekanankulit, tulangbelakang,skapula,socrum,tumit
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) Pada klien yang mangalami shock
2) Pada klien yang mengalamipembedahan pada perut
3) Dilakukanpada.klien yang sedangdilakukanpemeriksaan rectum dan
pemberianobat-obatan pada anus
4) Mendengarkan nada tinggidarimumurataubunyitambahanyaitudenganposisi
lateral
Kontraindikasi:
e. Cara kerja/Prosedur
1) Mencucitangan
2) Mempersiapkanalat
3) Buatlahposisitempattidur yang memudahkanuntukbekerja
( sesuaidengantinggiperawat)
4) Sesuaikanberat badan pasien dan
perawat.bilaperlucarilahbantuanataugunakanalat bantu pengangkat
5) Aturtinggitempattidur pada posisidasaryaituposisidatar. Ambilsemuabantal
dan perlengkapan lain yang digunakan pada posisisebelumnya. Beri bantal
pada tempattidurpasienbagianatas. Pindahkanpasien pada
bagianatastempattidur. Ajakpasienkerjasama
Tekuklututpasien dan anjurkanuntukmeletakkantangandiatasdadanya.
Letakkansatutanganandadibawah bahu dan tangan yang lain
dibawahpahapasien
Angkat dan tarikpasien, sesuai yang diinginkan,
perintahkanpasienuntukmendorongkakinya.
6) Bantu pasien miring. Tempatkandirianda dan
pasiensecaratepatsebelumbergerak
Pindahkanpasienkeposisiberlawanan
Letakkantanagnpasien yang jauhdenganperawatke dada dan ketangan yang
dekatdariperawatsedikitkedepan badan pasien
Letakkan kaki pasien yang terjauhdenganperawat, menyilangkan di atas
kaki yang terdekat
Tempatkandiriperawatsedekatmungkindenganpasien
Tempatkantanganperawat di bokong dan bahu pasien
Tarik pasiensehinggamenjadiposisi miring
7) Letakkangulunganhandukatauunderpad di bawahkepala dan leher
8) Aturposisi bahu sedikitfleksi dan agakcondongkedepan
9) Letakkanbantal di bawahtangan
10) Letakkanbantalkeras pada punggungpasienuntukmenstabilkanposisi
11) Letakkan 2 ataulebihbantal di antara kaki pasiendenganposisi kaki sebelah
semi fleksi
12) Mencucitangan
13) Evaluasiresponpasien
14) Lakukandokumentasitindakan dan hasil
b. Tujuan
1) Memberikaneksistensipenuh pada persendianpinggul dan lutut.
2) Mencegahfleksikontrakturdaripersendianpinggul dan lutut.
3) Membantudrainasedarimulutsehinggabergunabagiklienpascaoperasimulut dan
tenggorokan.
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
e. ProsedurKerja
1) Salam dan menjelaskan pada keluargatentangtindakan yang akandilakukan
dan tujuan
2) Menjelaskankepadakliententangtindakan yang akandilakukan dan tujuannya
3) Mencucitangan
4) Kliendiposisikanmenjauhdaritenagakesehatan.
5) Pegangdaerahpinggul dan lengan,
kemudianmiringkanmendekatitenagakesehatan
6) Letakkanbantal di bawahkepalaklienuntukmensejajarkankepala dan leher pada
bagian dada
7) Berikanposisifleksi pada puncak dan lenganbagianbawah,
posisiinimembuatklienlebihnyaman dan sirkulasi lancer
8) Letakkanbantal pada lenganuntukmenyanggatangan dan memberikan rasa
nyaman
9) Salah satu kaki klien (bagianatas)ditekuk dan diletakkanbantal di sela kaki
untukmenopang kaki yang di tekuk
j. Bilaposisiiniperludipertahankanlama, dapatdiletakkanbantal pada
punggungsebagaiponapang
10) Merapikantempattidur
11) Mencucitangan
b. Tujuan
1) Mempercepatpengeluarancairan post operasi tonsil
2) Memudahkan rectal touché
3) Untukpelaksanaanhuknahtinggi
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) .Klien yang tidakmampumengeluarkan sputum darimulut.
2) Pada klien yang mempunyai secret yang banyak agar tidakmasukkeparu -paru.
3) Untukpemeriksaan vagina atau rectum.
4) Dilakukan pada pasien yang tidaksadaruntukmempemudahkanjalanmasuk air
darimulutklien.
5) Pada ibuhamilatau punya tumor perut.
Kontraindikasi:
e. ProsedurKerja
1) Memberitahupasien
2) Mencucitangan
3) Mengangkatbantal
4) Memiringkanpsnsmpsebagian dada mengenaitempattidur
5) Lutut dan pahakananditarikkeatas& kaki kirilurus (bila miring kekiri ),
lengankiriterletakdibelakangsejajardgnpunggung&mengenaitempattidur
6) Pasiendirapikan
7) Mencucitangan
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) Pasien yang akanmelakukanperawatan dan pemeriksaangenatalia
2) Untukpersalinan
e. Prosedur
1) Memberitahupasien
2) Mencucitangan
3) Pasienmenekukkeduatungkai, direnggangkansedikit&menapakankeduatelapak
kaki pd kasur
4) Merapikanpasien
5) Mencucitangan
(8) MemberikanPosisiTrendelerbug
a. Pengertian
Mengaturletak/sikappasiendalamposisibagiankepalalebihrendahdaripada kaki
b. Tujuan
1) Agar darahlebihbanyakmengalirkedaerahkepala
2) Memudahkanoperasidaerahperut
3) Memudahkanperawatan dan pemeriksaan
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) Pasiendenganpembedahan pada daerahperut
2) Pasien shock
3) Pasienhipotensi
Kontraindikasi:
e. ProsedurKerja
1) Pasiendiberitahu
2) Mencucitangan
3) Mengangkatbantal
4) Memasangbalok pada kedua kaki tempattidur, ataunaikkanbagian kaki
tempattidur
5) Merapikanpasien
6) Mencucitangan
(9) MembantuKlienBersegerkesisiTempatTidur
a. Pengertian
Mengaturposisiadalahsuatutindakanterhadappasiendenganmengaturposisipasiendit
empattidur yang mengalamikelemahan dan kelumpuhan.
b. Tujuan
1) Mencegahterjadinyakomplikasi ( decubitus, kontraktur dan
meningkatkanalirandarahdll)
2) Memberikan rasa nyaman pada pasien agar tidakbosan
3) Mengurangisesaknafas ( pada pasiendengankasussesaknafas)
4) Memudahkantindakanmedis ( pemeriksaan Gyn ataumemberikanklismadll)
5) Mengurangiterjadinya TIK pada pasien
c. Indikasi/Kontraindikasi
Indikasi:
1) Pada pasiensesaknafas (asma, distensi abdomen dll )
2) Pasien yang akanmelakukantindakanmedis
3) Pada pasien yang mengalamisyock
4) Pada pasien yang akandilakukanpemasangantraksi kaki
d. Alat yang digunakan
1) Bantal
2) Papan kaki
3) Trochanter roll
4) Gulungantangan
5) Restrain
6) Sisibergerak
e. ProsedurKerja
1) Jelaskanprosedurkepadaklien
2) Cucitangan
3) Berikanprivasi pada klien
4) Aturtempattidursesuaiindikasi
5) Ajakpasienuntukkerjasamajikamampu
6) Cucitangansetelahmelakukantindakan
7) Observasiklienuntukmenentukanresponberpindah, observasikesejajarantubuh
yang benardaritekanan
8) Catatprosedur pada catatanperawat.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.:Defenisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan:DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.: Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta Selatan:DPP PPNI.