Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AKTIVITAS DI RUANG RAWAT INAP GABUNG


RSU KETAPANG

Disusun oleh: SITI JUMIATI (33412101033)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN JURUSAN KESEHATAN


POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN AJARAN 2021/2022
DAFTAR ISI

Halaman judul ................................................................................................ i


Daftar isi......................................................................................................... ii
A. Definisi.................................................................................................... 1
B. Klasifikasi ………..................................................................................... 1
C. Anatomi fisiologi...................................................................................... 1
D. Etiologi……............................................................................................. 2
E. Tanda dan gejala....................................................................................... 3
F. Penatalaksanaan ...................................................................................... 4
G. Komplikasi………………………………............................................... 4
H. Pathway………………............................................................................ 8
I. Patofisiologi………….............................................................................. 8
J. Pengkajian keperawatan yang diperlukan..................................................
8
K. Diagnosa keperawatan ..............................................................................
L. Rencana keperawatan................................................................................ 8
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian .................................................................................................
14
B. Analisa data............................................................................................... 18
C. Diagnosa keperawatan ..............................................................................
18
D. Intervensi keperawatan .............................................................................
E. Implementasi keperawatan........................................................................ 19
F. Evaluasi keperawatan................................................................................
20
Daftar pustaka

ii
A. Definisi
Menurut (Heriana, 2014) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
musculoskeletal.
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.
Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses
penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak,
2008). Sedangkan Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana
individu tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga
mengalami penurunan aktifitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008).
Kata istirahat mempunyai arti sangat luas meliputi bersantai,
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan.Istirahat mengacu pada kondisi dimana badan mengalami
relaksasi dan menjadikan nyaman.diantara mental dan fisik. Secara umum,
istirarahat berarti suatu keadaan tenang, rileks, santai tanpa tekanan
emosional dan bebas dari perasaan gelisah (Rokhmah, et al., 2016).
B. Klasifikasi

Menurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam keadaanimobilitas antara
lain:
a. Imobilitas fisik : kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan
fisikyang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang
tersebut.
b. Imobilitas intelektual : kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya
padakasus kerusakan otak
c. Imobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses
pembedahanatau kehilangan seseorang yang dicintai
1
d. Imobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi
sosialyang sering terjadi akibat penyakit.(Mubarak, 2008).
- Rentang Gerak dalam mobilisasi
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
c. Rentang gerak fungsional Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2000).

C. Anatomi Fisiologis(Muskuloskeletal Dan Metabolismeenergi)

Untuk mampu memenuhi kebutuhan akan aktivitas dan latihan, makadiperlukan


serangkaian proses fisiologis yang kompleks yang melibatkanmetabolism dari sel-sel
tubuh dan terutama sistem lokomotorik yaitu sistemotot dan sistem rangka.Aktivitas
dan pergerakan memerlukan energy.Energi untuk sel-seltubuh manusia adalah dalam
bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang diperolehdari katabolisme glukosa dalam sel-
sel tubuh. Glukosa akan dipecah menjadienergy dan hal ini terutama ditentukan oleh
suplai oksigen. Ketika oksigenterpenuhi maka glukosa akan melalui katabolisme
aerobic di sitoplasma

D. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab kebutuhan aktivitas disebabkan oleh beberapa
faktor adalah sebagai berikut:

a. Gaya hidup dan kebiasaan


Orang yang biasa berolahraga akan memiliki mobilitas yang
lebih lentur dan lebih kuat daripada orang yang tidak terbiasa
berolahraga.
b. Keadaan sakit atau cedera (trauma langsung pada sistem
2
musculoskeletal / neurovaskuler)
Keadaan sakit atau cedera dapat mempengaruhi fungsi sistem
tubuh sehingga mempengaruhi pula mobilitas seseorang. Contohnya
orang yang keseleo akan lebih sulit berjalan daripada orang yang sehat.
c. Tingkat energi
Energy merupakan sumber utama melakukan
aktivitas/mobilisasi. Untuk dapat melakukan mobilisasi dibutuhkan
energy dalam jumlah yang adekuat.
d. Usia dan status perkembangan
Aktivitas atau mobilitas pada setiap tingkatan usia dan
perkembangan berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan
kematangan dan penurunan fungsi alat gerak yang sejalan dengan
perkembangan usia. Anak kecil belum dapat melakukan gerakan yang
sulit karena alat gerakntya belum berkembang dengan sempurna.
Lansia umumnya sudah tidak dapat bergerak dengan cepat karena
fungsi alat geraknya menurun.
e. Kekakuan otot

E. Tanda dan gejala


Menurut (Potter & Perry, 2006) tanda dan gejala pada gangguan aktivitas
yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain,
memiliki hambatan dalam berdiri dan memiliki hambatan dalam berjalan.

3
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis dan farmakologi
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan proses yang berlangsung sepanjang
kehidupan dan episodic. Sebagai suatu proses yang berlangsung
sepanjang khidupan, mobilitas dan aktivitas tergantung pada system
musculoskeletal, kardiovaskuler, pulmonal. Sebagai suatu proses
episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan masalah-
masalah yang dapat timbul akibat imobilitas atau ketidakaktifan
(Tarwoto & Wartonah, 2006).
 Hambatan terhadap latihan
 Pengembangan program latihan
 Keamanan
b. pencegahan sekunder
Spiral menurun yang terjadi akibat eksaserbasi akut dari imobilitas dapat
dikurangi atau dicegah dengan intervensi keperawatan. Keberhasian
intervensi berasal dari suatu pengertian tentang berbagai factor yang
menyebabkan atau turut berperan terhadap imobilitas dan
penuaan. Pencegahan sekunder memfokuskan pada pemliharaan fungsi
dan pencegahan komplikasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

2. Penatalaksanaan keperawatan

1.) Pemberian fisiotherapy

2.) Latihan nafas dalan dan batuk efektif

3.) Latihan ROM pasif dan aktif

4.) Latihan ini, baik rom pasif maupun aktif merupakan Tindakan
pelatihan untuk mengutangi kekuatan pada sendi dan kelemahan
otot

5.) Ambulasi dini

3. Penatalaksanaan mandiri

4
a. Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai bahaya tirah
baring lama, pentingnya latian bertahap dan ambulasi dini,
serta mencegah ketergantungan pasien dengan melakukan
aktivitas kehidupan sehari hari sendiri, semampu pasien

b. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas,


diberdayakan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan
fleksibilitas sendi.

G. Komplikasi
a. Perubahan metabolik
b.Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c.Gangguan perubahan zat gizi
d.Gangguan fungsi gastrointestinal
e.Perubahan sistem pernafasan
f.Perubahan sistem musculoskeletal
g.Perubahan pada sistem kardiovaskuler

5
H. Pathway

Penyakit yang mendasari stroke (alkohol, hiperkolestrol, merokok,


stress, depresi, kegemukan)

Aterosklerosis
(elastisitas Kepekatan darah Pembentukan thrombus
pembuluh darah meningkat
menurun)

Obstruksi thrombus
di otak

Penurunan aliran Perubahan perfusi


darah ke otak jaringan serebral

Hipoksia cerebri

Infark jaringan otak

Kerusakan pusat gerakan Perubahan


motorik di lobus frontalis Kerusakan pada nervus
V, VII, IX, X, XII persepsi
Hemisphare/hemiplagia sensori

Penurunan kemampuan
Kerusakan Mobilitas otot mengunyah/menelan
mobilitas fisik menurun

Tirah baring Gangguan pemenuhan


nutrisi

Resiko gangguan
integritas kulit Kurang
perawatan diri

6
I. Patofisiologi
Menurut (Hidayat, 2014) proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung dari
penyebab gangguan yang terjadi. Ada tiga hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah :
a. Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi pergerakan jika
otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan
tendon atau ligament, radang dan lainnya.
b. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hingga mengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran maupun
fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur, radang sendi,
kekakuan sendi dan lain sebagainya.
c. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan impuls dari dan ke otak.
Impuls tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan
anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian impuls dari dank e organ target. Dengan tidak sampainya
impuls maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.

7
J. Pengkajian keperawatan yang diperlukan
a. Identitas klien
i. Nama :
ii. Umur :
iii. Jenis kelamin :
iv. Agama :
v. Pendidikan :
vi. Pekerjaan :
vii. Suku/bangsa :
viii. Alamat :
ix. Diagnosa medis :
x. Tanggal & jam masuk :
xi. Sumber informasi :
xii. Keluarga terdekat yang dapat dihubungi

8
b. Status kesehatan saat ini
Alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam
mobilisasi dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot,
kelelahan, tingkat mobilitas dan imoblitias, daerah terganggunya
mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
c. Status kesehatan lalu
i. Penyakit yang pernah dialami berhubungan dengan sistem neurologis
(trauma kepala, kecelakaan cerebrovaskular dll), peningkatan TIK,
miasternia gravis, SGB, cedera medulla spninalis dll.
ii. Riwayat penyakit sistem kardiovaskular (infark miokard, PJK dll)
iii. Riwayat penyakit sistem pernafasan (PPOM, pneumonia, dll)
iv. Riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis, fraktur,
arhtritis dll)
v. Riwayat pemakaian oba seperti sedative, hipnotik, depresan sistem
syaraf pusat, dll
d. Riwayat kesehatan
i. Susunan keluarga (genogram 3 generasi)
ii. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga (dx. Medis, hub dg
klien)
iii. Penyakit yang sedang diderita keluarga (dx medis, hub dgn klien)
e. Pemeriksaan penunjang
i. Fungsi jantung: EKG, exercise stress test, echocardiography,
kateterisasi jantung, angiografi.
ii. Ventilasi & oksigenasi: spirometri, oksimetri, pemeriksaan darah
lengkap.
iii. Struktur sistem pernafasan: X-ray thorax, bronkhoskopi, CT Scan paru
iv. Infeksi sistem pernafasan: kultur apus tenggorok, sitologi, BTA.

9
f. Kemampuan mobilitas
Menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan
berpindah tanpa bantuan, aktiifitas sehari-hari meliputi makan, mandi,
berpakaian, penggunaan toilet, mobilitas ditempat tidur, berpindah,
berbelanja, berjalan, memasak dll.
Kategori tingkat kemampuan aktifitas sbb:
Kode tingkat fungsi:
0 : perawatan diri secara penuh
1 : memerlukan penggunaan alat atau perlatan
2 : memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
3 : memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain dan peralatan
4 : tergantung dan tidak dapat berpartisipasi
g. Kemampuan rentang gerak (ROM)
Dilakukan pada daerah bahu, siku, lengan, panggul dan kaki, gerakan
ROM terdiri darii fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, hiperekstensi.
h. Perubahan intoleransi aktivitas
i. Berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain:
suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya mucus,
batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi.
ii. Berhubungan dengan perubahan sistem kardiovaskular, antara lain:
nadi, tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus,
serta perubahan TTV setelah aktivitas atau perubahan posisi.
i. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat ditentukan secara bilateral atau tidak. Kekuatan
otot dapat ditentukan dengan:
Skala Presentase Karakteristik
kekuatan
normal
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi
atau dilihat

10
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan
3 50 Gerakan normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi
dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan tahanan penuh
j. Perubahan psikologis
Perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas
dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi,
perubahan dalam mekanisme koping dll.
k. Pemeriksaan fisik
i. Kesadaran: Composmentis, somnolen, apatis, stupor, soporo koma,
koma.
ii. Penampilan/keadaan umum: lemah, pucat, dll
iii. Vital sign: tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan.
iv. Kepala: bentuk, rambut, warna, kebersihan, rontok, ketombe, dll
v. Kulit: kelainan, warna, turgor, lesi, kelembaban, pruritus, ruam,
benjolan, tekstur, kebersihan, suhu kulit (palpasi) dll
vi. Mata: bentuk, konjungtiva, tanda-tanda radang, pemeriksaan mata
terakhir, operasi mata, fungsi penglihatan: baik/kabut/tidak jelas/nyeri,
dll.
vii. Hidung: reaksi alergi dan cara mengatasinya, perdarahan, pernah
mengalami flu/frekuensi dalam setahun, sinus dll
viii. Telinga: bentuk, hlang pendengaran, alat bantu dengar, serumen,
infeksi, tinnitus, dll
ix. Mulut dan tenggorokan: kesulitan/gangguan bicara, pemeriksaan gigi,
warna, bau, nyeri, kesulitan mengunyah/menelan.
x. Dada
1. Jantung: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
2. Paru-paru: inspeksi, palplasi, perkusi, auskultasi

11
xi. Abdomen: inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi
xii. Ekstremitas atas dan bawah
1. Inspeksi dan palpasi (tulang, otot dan sendi)
2. Keadaan kuku: capllary refill
xiii. Genetalia: discharge, bau
l. Pemeriksaan penunjang
i. Data laboratorium
ii. Hasil pemeriksaan diagnostik lainnya
m. Terapi

K. Diagnosa keperawatan
a. Intoleransi aktivitas
b.Gangguan mobilitas fisik
c. Keletihan
d.Nyeri akut
e. Risiko kerusakan integritas kulit

L. Rencana keperawatan

1 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


 Energy Energy Management
Definisi : Ketidakcukupan conservation  Observasi
energui secara fisiologis  Self Care : ADLs adanyapembatasan
maupun psikologis untuk Kriteria Hasil : klien dalam
meneruskan atau  Berpartisipasi melakukan aktivitas
menyelesaikan aktifitas dalam aktivitas  Kaji adanya factor
yang diminta atau aktifitas fisik tanpa disertai yang menyebabkan
sehari hari. peningkatan kelelahan
tekanan darah,  Monitor nutrisi dan
Batasan karakteristik : nadi dan RR sumber energi
a. melaporkan secara  Mampu melakukan tangadekuat
verbal adanya aktivitas sehari  Monitor pasien akan
kelelahan atau hari (ADLs) secara adanya kelelahan
kelemahan. mandiri fisik dan emosi
b. Respon abnormal dari secara berlebihan
tekanan darah atau  Monitor respon
nadi terhadap aktifitas kardiovaskuler
terhadap aktivitas

12
c. Adanya dyspneu atau  Monitor pola tidur
ketidaknyamanan saat dan lamanya
beraktivitas. tidur/istirahat pasien

Faktor faktor yang Activity Therapy


berhubungan :  Kolaborasikan
 Tirah Baring dengan Tenaga
atau imobilisasi Rehabilitasi Medik
 Kelemahan dalammerencanakan
menyeluruh progran terapi yang
tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu dilakukan

2 Hambatan Mobilitas NOC : NIC :


Fisik  Mobility Level Exercise therapy :
 Self care : ADLs ambulation
 Transfer  Monitoring vital
Definisi : performance sign
Keterbatasan dalam Kriteria Hasil : sebelum/sesudah
kebebasan untuk  Klien meningkat latihan dan lihat
pergerakan fisik tertentu
dalam aktivitas respon pasien saat
pada bagian tubuh atau
satu atau lebih ekstremitas fisik latihan
secara mandiri dan terarah  Mengerti tujuan  Ajarkan pasien atau
dari peningkatan tenaga kesehatan
Batasan karakteristik : mobilitas lain tentang teknik
- Postur tubuh yang  Memverbalisasikan ambulasi
tidak stabil selama perasaan dalam  Kaji kemampuan
melakukan
meningkatkan pasien dalam
kegiatan rutin
kekuatan dan mobilisasi
harian
- Keterbatasan kemampuan  Latih pasien dalam
kemampuan untuk berpindah pemenuhan
melakukan  Memperagakan kebutuhan ADLs
keterampilan penggunaan alat secara mandiri
motorik kasar Bantu untuk sesuai kemampuan
- Keterbatasan mobilisasi (walker)  Dampingi dan
kemampuan untuk Bantu pasien saat
melakukan mobilisasi dan
keterampilan bantu penuhi
motorik halus kebutuhan ADLs
- Keterbatasan ROM ps.
 Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan.

13
- Usaha yang kuat  Ajarkan pasien
untuk perubahan bagaimana merubah
gerak posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
Faktor yang berhubungan :
- Kurang
pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Tidak nyaman,
nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal
dan neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan
stamina

3 Keletihan NOC : NIC :


 Energy conservation Energy Management
 Nutritional status :  Observasi adanya
energy pembatasan klien
Kriteria Hasil : dalam melakukan
 Memverbalisasikan aktivitas
peningkatan energi dan  Dorong anal untuk
merasa lebih baik mengungkapkan
 Menjelaskan perasaan terhadap
penggunaan energi keterbatasan
untuk mengatasi  Kaji adanya factor
kelelahan yang menyebabkan
kelelahan
 Monitor nutrisi dan
sumber energi
tangadekuat
 Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secara berlebihan
 Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien
4 Nyeri akut NOC : NIC :
 Pain Level,

14
Definisi :  Pain control, Pain Management
Sensori yang tidak  Comfort level  Lakukan pengkajian
menyenangkan dan Kriteria Hasil : nyeri secara
pengalaman emosional  Mampu mengontrol komprehensif
yang muncul secara aktual nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
atau potensial kerusakan nyeri, mampu karakteristik, durasi,
jaringan atau menggunakan tehnik frekuensi, kualitas
menggambarkan adanya nonfarmakologi dan faktor
kerusakan (Asosiasi Studi untuk mengurangi presipitasi
Nyeri Internasional): nyeri, mencari  Observasi reaksi
serangan mendadak atau bantuan) nonverbal dari
pelan intensitasnya dari  Melaporkan bahwa ketidaknyamanan
ringan sampai berat yang nyeri berkurang  Gunakan teknik
dapat diantisipasi dengan dengan komunikasi
akhir yang dapat menggunakan terapeutik untuk
diprediksi dan dengan manajemen nyeri mengetahui
durasi kurang dari 6 bulan.  Mampu mengenali pengalaman nyeri
nyeri (skala, pasien
Batasan karakteristik : intensitas, frekuensi  Evaluasi
- Laporan secara dan tanda nyeri) pengalaman nyeri
verbal atau non  Menyatakan rasa masa lampau
verbal nyaman setelah nyeri  Evaluasi bersama
- Fakta dari observasi berkurang pasien dan tim
- Gerakan melindungi  Tanda vital dalam kesehatan lain
- Tingkah laku berhati- rentang normal tentang
hati ketidakefektifan
- Gangguan tidur (mata kontrol nyeri masa
sayu, tampak capek, lampau
sulit atau gerakan  Bantu pasien dan
kacau, menyeringai) keluarga untuk
- Fokus menyempit mencari dan
(penurunan persepsi menemukan
waktu, kerusakan dukungan
proses berpikir,  Kurangi faktor
penurunan interaksi presipitasi nyeri
dengan orang dan  Ajarkan tentang
lingkungan) teknik non
- Perubahan dalam farmakologi
nafsu makan dan  Evaluasi keefektifan
minum kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
Faktor yang berhubungan :  Kolaborasikan
Agen injuri (biologi, dengan dokter jika
kimia, fisik, psikologis) ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil

15
 Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
5 Risiko kerusakan NOC : Risk Control Pressure Management
integritas kulit b.d Dengan kriteria hasil :  Memberitahukan
immobilisasi fisik.  Pasien mengerti pasien untuk
tentang faktor menggunakan
risiko yang dapat pakaian yang
menyebabkan longgar.
kerusakan integritas  Memonitor status
kulit nutrisi pasien.
 Tanda-tanda vital  Memonitor area
dalam batas kulit yang dapat
normal. terjadi kemerahan
 Memodifikasi dan luka.
lingkungan untuk  Melakukan
mengurangi faktor perubahan posisi
risiko. pada pasien,
minimal setiap 2
jam.
 Mengajari pasien
ROM aktif dan
pasif.
 Mengajari pasien
tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritas kulit.
6. Kerusakan integritas NOC : Risk Control Pressure Management
jaringan Dengan kriteria hasil :  Memberitahukan
Definisi : kerusakan  Pasien mengerti pasien untuk
membran mukosa, kornea, tentang faktor menggunakan
integumenter, atau risiko yang dapat pakaian yang
jaringan subkutan menyebabkan longgar.
Batasan Karakteristik : kerusakan integritas  Memonitor status
- Gangguan sirkulasi kulit nutrisi pasien.
- Iritasi kimia  Tanda-tanda vital  Memonitor area
- Kurang volume cairan dalam batas kulit yang dapat
- Kurang pengetahuan normal. terjadi kemerahan
- Kelebihan cairan  Memodifikasi dan luka.
tubuh lingkungan untuk  Melakukan
- Gangguan mobilitas mengurangi faktor perubahan posisi
fisik risiko. pada pasien,
- Faktor mekanis minimal setiap 2
(tekanan, regangan, jam.
gesekan)

16
- Faktor nutrisi  Mengajari pasien
(kekurangan atau ROM aktif dan
kelebihan) pasif.
- Radiasi  Mengajari pasien
- Temperatur ekstrem tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritas kulit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta : Salemba medika
Heriana, Pelapina. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang selatan
: Binarupa aksara
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori
Dan Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis
Keperawatan: Definisi & Kalsifikasi 2018-2020 (11th ed.). Jakarta:
EGC.
Rokhmah, L., Fitriana, N. D., Cahyani, M. D., Homsiyah, Susanto, A., Suparwito,
F. A., et al. (2016). Tugas Makalah IKD IV Konsep Istirahat dan Tidur.
PSPN FK Universitas Airlangga.

Rosidawati, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:


Salemba Medika
Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses
dan praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai