Disusun oleh :
Kelas : 2C
KEPERAWATAN STIKES
NOTOKUSUMO YOGYAKARTA
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari : Senin
Praktikan
(………………………………..)
(………………………….) (…………………………)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh manusia menurut Abraham Maslow yang meliputi lima
kategori kebutuhan dasar, yakni kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan dan rasa nyaman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan
dimiliki, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualitas diri. Kebutuhan
fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki maslow. Macam-
macam kebutuhan dasar fisiologis menurut hierarki maslow salah satunya
adalah kebutuhan aktivitas. Kemampuan melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan, dan bekerja. Aktivitas
adalah keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan aktivitas seseorang dipengaruhi oleh adekuatnya sistem
persarafan, otot dan tulang, atau sendi .(Mubarak 2015).
Hambatan mobilitas fisik adalah suatu keadaan keterbatasan
kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang dialami oleh seseorang
yang disebabkan oleh penyakit yang dideritanya seperti trauma, fraktur
pada ekstremitas, atau menderita kecacatan. Hambatan mobilitas dapat
mengakibatkan kontraktur sendi, atrofi, dan terjadi pemendekan serat otot
karena sendi tidak digunakan. Menurut penelitian pasien post operasi
fraktur mengalami gangguan fungsi dan gerak serta adanya nyeri dan
oedem sehingga mengalami hambatan mobilitas fisik (Damping, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan proses Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan
kebutuhan Aktivitas di bansal Parikesit RSUD Panembahan Senopati
Bantul
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi gangguan kebutuhan
aktivitas
b.Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi gangguan kebutuhan
aktivitas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan kebutuhan aktivitas
manifestasi klinis gangguan kebutuhan aktivitas
d. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi gangguan kebutuhan
aktivitas
e. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang gangguan
kebutuhan aktivitas
f. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi gangguan kebutuhan
aktivitas
g. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan gangguan
kebutuhan aktivitas.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
B. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2014) penyebab ganguan aktivitas adalah sebagai
berikut:
1. Kelainan postur
2. Gangguan perkembangan otot
3. Kerusakan sistem syaraf pusat
4. Trauma langsung pada sistem Moskuloskeletal dan Neuromuscular
5. Kekuatan otot
6. Usia
C. Manifestasi klinik
Respon fisiologi dari perubahan mobilisasi kebutuhan aktivitas yang
mungkin muncul, diantarnya:
1. Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan masa
otot, antropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan
metabolisme kalsium.
2. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostastik, peningkatan beban
kerja jantung, dan pembentukan thrombus.
3. Pernafasan seperti atelectasis dan pneumonia hipostatik,
dispnea setelah beraktifitas.
4. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit; ketidak seimbangan kalsium; dan gangguan
pencernaan (seperti konstipasi)
5. Elimansi urin seperti stasis urin meningkatkan resiko infksi
saluran perkemihan dan batu ginjal.
6. Integument seperti ulkus decubitus adalah akibat ischemia dan
anoksia jaringan.
7. Neurosensori: sensori deprivation
D. Patofisiologi
Menurut (Hidayat,2014) proses terganggunya aktifitas tergantung
dari penyebab gangguan yang terjadi. Ada 3 hal yang dapat menyebabkan
gangguan tersebut, diantaranya adalah:
1. Kerusakan otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis maupun fisiologis otot.
Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan
jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akaan terjadi pergerakan
jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal seperti trauma
langsung oleh benda tajam yang merusak kontinuitas otot. Kerusakan
tendon atau ligament, radang dan lainnya.
2. Gangguan pada skelet
Rangka yang menjadi penopang sekaligus poros pergerakan dapat
terganggu pada kondisi tertentu hinggamengganggu pergerakan atau
mobilisasi. Beberapa penyakit dapat mengganggu bentuk, ukuran,
maupun fungsi dari sistem rangka diantaranya adalah fraktur,
radang sendi, kekuatan sendi dan lain sebagainya.
3. Gangguan pada sistem persyarafan
Syaraf berperan penting dalam menyampaikan implus dari dan ke otak.
Implus tersebut merupakan perintah dan koordinasi antara otak dan
anggota gerak. Jadi jika syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan
penyampaian implus dari dan ke organ target. Dengan tidak sampainya
implus maka akan mengakibatkan gangguan mobilisasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan diagnostic
a. Foto rontgen ( untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur,
erosi,dan perubahan hubungan tulang)
b. CT Scan tulang ( mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit untuk dievaluasi)
c. MRI (untuk melihat abnormalitas: tumor, penyempitan jalur
jaringan lunak melalui tulang)
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah dan urine
b. Pemeriksaan Hb
F. Komplikasi
1. Pembekuan darah
Muriah terbentuk pada bagian tubuh yang lumpuh menyebabkan
perimburan cairan, pembengkaan selain itu juga menyebabkan embolisme
paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir
ke paru.
2. Dekubitus
Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, partat, sendi
kaki dan tumit bila memar ini tidak dirawat akan menjadi infeksi.
3. Pneumonia
Pasien dengan gangguan kebutuhan aktivitas tidak bisa batuk dan
menelan dengan sempurna, hal ini menyebabkan cairan berkumpul di
paru- paru dan selanjutnya menimbulkan pneumonia.
4. Atrofi dan kekakuan sendi
Hal ini disebabkan karna kurang gerak
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien post operasi fraktur yang
mengalami gangguan mobilitas fisik yaitu dengan diberikannya latihan rentang
gerak tersebut salah satunya mobilisasi persendian yaitu dengan latihan rarge of
motion (ROM) yang merupakan latihan gerak sendi yang memungkinkan
terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, pasien akan menggerakkan masing-
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara pasif maupun aktif
ROM pasif adalah latihan yang diberikan kepada pasien yang nengalami
kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi
karena pasien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga pasien memerlukan
bantuan perawat atau keluarga. ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan
sendiri oleh pasientanpa bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan,
Tujuan ROM yaitu mempertahankan atau memelihara kekuatan otot, memelihara
mobilitas persendian merangsang sirkulasi darah, mencegah kelainan bentuk.(Sari
et al., 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan.
Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Sari, S. H., Agianto, A., & Wahid, A. (2015). Batasan Karakteristik Dan Faktor
Yang Berhubungan (Etiologi) Diagnosa Keperawatan: Hambatan
Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke. Dunia Keperawatan: Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan, 3(1), 12–21.