Anda di halaman 1dari 7

PENUGASAN INDIVIDU RESUME ANALISIS JURNAL

MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi


Dosen Mata Ajar : Prima Damiyati K, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Reza Rukmana Pradipta


1D Keperawatan / 38 / 3220213892

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

2022
A. Teknik Pencaarian Jurnal

No. Keterangan Hasil Pemeriksaan


1. Sumber pencarian Google Schoolar
2. Kata kunci Gizi Buruk Pada Anak Balita
3. Periode waktu pencarian jurnal 2012-2022
Jumlah jurnal yang muncul
4. 16.000
dengan kata kunci tersebut

B. Hasil Pencarian Jurnal

No. Analisis Jurnal Jurnal 1 Jurnal 2


1. Nama penulis jurnal Dedi Alamsyah, Maria Eka Prasetia Hati Baculu,
Mexitalia, Ani Margawati, M, Juffrie, Siti Helmyati
Suharyo Hadisaputro,
Henry Setyawan.
2. Judul jurnal Beberapa Faktor Risiko Faktor risiko gizi buruk
Gizi Kurang dan Gizi pada balita di Kabupaten
Buruk pada Balita 12-59 Donggala Provinsi
Bulan Sulawesi Tengah
3. Metode penelitian Jenis penelitian ini Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan adalah observasional
observasional dengan dengan rancangan case-
menggunakan kajian control. Studi ini
kuantitatif dan ditunjang membandingkan 64
dengan pendekatan balita yang memiliki
kualitatif melalui indepth status gizi buruk dengan
interview. Kajian z-skor BB/U <-3 SD
kuantitatif dengan desain untuk kelompok kasus
case control study dipilih dan 64 balita yang
karena sesuai dengan memiliki status gizi baik
tujuan penelitian untuk dengan z-skor BB/U -2
mempelajari berbagai s/d 2 SD. Penelitian ini
faktor risiko yang dilaksanakan di
berpengaruh terhadap efek Kecamatan Dampelas,
dengan cara Kabupaten Donggala
membandingkan Provinsi Sulawesi
kelompok kasus dengan Tengah. Pemilihan lokasi
kelompok kontrol dan dengan cara purposive
dapat digunakan untuk dengan melihat jumlah
mencari hubungan balita gizi buruk tertinggi
seberapa jauh faktor 8 ke dua di Kabupaten
risiko yang mempengaruhi Donggala tahun 2013.
efek.(Alamsyah, Kontrol dipilih dari satu
Mexitalia, Margawati, populasi dengan kasus
Hadisaputro, & Setyawan, dan dilakukan matching
2017) jenis kelamin dan rasio
1:1.(Hati Baculu, Juffrie,
& Helmyati, 2016)
4. Sampel penelitian Kelompok kasus adalah Populasi dalam
ibu yang mempunyai penelitian ini merupakan
balita gizi kurang (<-2 SD) balita dan sampel
dan gizi buruk (<-3 SD) ditentukan dengan
menurut indikator BB/TB metode total sampling.
yang mengalami gejala Balita usia 0–59 bulan
klinis dan telah di yang berjumlah 64
diagnosa oleh dokter, dimasukkan pada
dicatat oleh puskesmas dan masing-masing
dilaporkan ke Dinas kelompok kasus dan
Kesehatan Kota Pontianak. kontrol. Variabel bebas
Kelompok kontrol adalah yaitu tingkat asupan
ibu yang mempunyai energi protein, pola asuh,
balita 12-59 bulan yang dan penyakit infeksi
tercatat dengan kriteria sedangkan variabel
gizi baik (-2 SD s/d 2 SD) terikatnya adalah
berdasarkan indikator BB/ kejadian gizi buruk pada
TB.(Alamsyah et al., balita.(Hati Baculu et al.,
2017) 2016)
5. Instrumen penelitian Analisis data dilakukan Data diperoleh dengan
secara univariat untuk wawancara langsung
melihat deskripsi variabel menggunakan kuesioner
penelitian, analisisbivariat dan recall 24 jam untuk
dengan menggunakan uji mengetahui tingkat
statistik Chi-Square asupan energi dan
dengan tabel kontingensi protein. Data dianalisis
2x2, dan analisis dengan analisis univariat
multivariat dengan (deskriptif), bivariat (chi-
menggunakan uji regresi square), dan multivariat
logistik.(Alamsyah et al., (regresi logistik
2017) berganda).(Hati Baculu
et al., 2016)
6. Nama jurnal, Jurnal Epidemiologi Jurnal Gizi Dan Dietetik
volume, nomor, Kesehatan Komunitas, Vol Indonesia, Vol 3, No 1,
tahun 2, No 1, 2017 Januari 2015
7. Hasil penelitian Analisis multivariat Hasil analisis bivariat
menemukan 2 variabel menunjukkan bahwa
signifikan terkait dengan tingkat asupan energi
Prevalensi gizi buruk (OR=9,86, 95% CI:3,49-
sedang dan berat pada 27,89), penyakit infeksi
balita usia 12-59 tahun (OR=2,83, 95% CI:1,10-
bulan, yaitu: sikap yang 7,31), dan variabel luar
buruk terhadap makanan BBLR (OR=5,76, 95%
(OR = 6,980) dan CI:1,43-23,20)
kesehatan lingkungan yang berhubungan signifi kan
buruk (OR = 5.033). Ada 9 dengan gizi buruk. Tidak
variabel yang tidak ada hubungan yang
berhubungan dengan status signifi kan antara tingkat
gizi, tidak diberikan ASI asupan protein
Eksklusif, Asupan Energi (OR=1,18, 95%CI:0,47-
Kurang, Asupan Protein 2,92) dan pola asuh
Kurang, Frekuensi Akut (OR=1,21, 95%CI:0,50-
Parah Infeksi Saluran 2,92) dengan gizi buruk.
Pernapasan sama dengan Hasil analisis multivariat
lebih dari tiga kali dalam dengan mengendalikan
dua bulan terakhir, riwayat BBLR
frekuensi diare sama menunjukkan bahwa
dengan lebih dari tiga kali tingkat asupan energi
dalam dua bulan terakhir, memiliki hubungan kuat
pendapatan keluarga dengan risiko kejadian
bulanan yang rendah, gizi buruk dibandingkan
jumlah anak lebih dari dua, variabel lainnya.(Hati
pendidikan ibu rendah, dan Baculu et al., 2016)
frekuensi menonton TV
lebih dari dua jam hari.
(Alamsyah et al., 2017)

C. Kesimpulan Jurnal
Jurnal 1

Berdasarkan hasil analisis multi privat ditemukan 2 (dua) variabel faktor resiko
yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian status gizi yaitu sikap ibu tehadap
makanan buruk dengan OR 6,98 dan sanitasi lingkungan buruk dengan OR 5,03.
Berdasarkan hasil multiprivat ditemukan 10 (sepuluh) variabel faktor resiko yang tidak
berhubungan dengan kejadian gizi kurang dan gizi buruk yaitu tidak diberikan ASI
eksklusif, asupan energi kurang, asupan protein kurang, frekuensi ISPA ≥ 3 kali dalam
dua bulan terakhir, frekuensi diare ISPA ≥ 3 kali dalam dua bulan terakhir, jumla anak
> 2, pendidikan ibu rendah, pendapatan keluarga rendah, akses pemanfaatan yankes
jarang dan frekuensi menonton tv > 2 jam sehari.

Jurnal 2

Tingkat asupan energi dan riwayat penyakit infeksi merupakan faktor risiko
kejadian gizi buruk pada balita di Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala Provinsi
Sulawesi Tengah dengan risiko masing-masing 9,86 dan 2,83. Tingkat asupan protein
dan pola asuh bukan merupakan faktor risiko kejadian gizi buruk pada balita di
Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk
mengurangi risiko kejadian gizi buruk pada balita di Kecamatan Dampelas dapat
dilakukan dengan cara melakukan pendampingan bagi ibu hamil sehingga jumlah
BBLR dapat berkurang.

D. Daftar Pustaka

Alamsyah, D., Mexitalia, M., Margawati, A., Hadisaputro, S., & Setyawan, H. (2017).
Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi
Kasus di Kota Pontianak). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 2(1), 46.
https://doi.org/10.14710/jekk.v2i1.3994

Hati Baculu, E. P., Juffrie, M., & Helmyati, S. (2016). Faktor risiko gizi buruk pada
balita di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Gizi Dan Dietetik
Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(1), 51.
https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(1).51-59

E. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai