Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian korelasi, studi korelasi merupakan penelitian atau penelaahan

hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek,

studi ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan

variabel lain (Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan pendekatan cross-sectional, dimana variabel sebab atau

independent variable dan variabel akibat atau dependent variable yang

terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara simultan

(dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2018). Tentunya tidak

semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau waktu yang

sama, akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen

dinilai hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan diperolah prevalensi

atau efek suatu fenomena (variabel dependen) dihubungkan dengan

penyebab (variabel independen) (Nursalam, 2018).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu

dan balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas


Seberang Padang yang berjumlah 836 balita. Sedangkan populasi

terjangkau dalam penelitian ini adalah 83 ibu dan balita dengan gizi

kurang.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2018). Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini yaitu purposive sampling, dimana peneliti menetapkan

sampel berdasarkan kriteria yang dikehendaki sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2020).

Besaran sampel dalam peneitian ini mempertimbangkan jumlah

populasi target, dimana memiliki besaran yang kecil dan sewaktu-

waktu dapat berubah akibat drop-out balita gizi kurang. Untuk itu,

besar atau banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah keseluruhan populasi ibu dan balita dengan gizi kurang di

Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang yang berjumlah 83 orang.

Peneliti telah menetapkan kriteria sampel, sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2020). Peneliti telah menetapkan kriteria inklusi dalam

penelitian ini, yaitu :

1) Anak yang diasuh sendiri oleh ibunya.


2) Anak usia 1-5 tahun yang tercatat di Puskesmas Seberang

Padang dengan BB/TB ≤ -2 SD.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah anak yang menderita penyakit

kronis seperti TB paru.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Seberang

Padang, Kota Padang tahun 2023. Waktu penelitian dilaksanakan mulai

bulan Juni sampai Agustus 2023.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang diamati dan

digunakan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau

manipulasi suatu penelitian (Nursalam, 2020). Variabel dalam

penelitian ini adalah :

a. Variabel independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2020). Dalam

penelitian ini, variabel independen yaitu pola pemberian makan.


b. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini, variabel

dependen yaitu gizi kurang pada balita.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian mengenai batasan variabel

yang dimaksud, atau sesuatu yang diukur oleh variabel yang

bersangkutan. Definisi operasional diperlukan agar pengukuran

variabel atau pengumpulan data (variabel) konsisten antara sumber

data (responden) yang satu dengan responden yang lain (Notoatmodjo,

2018).

Tabel 4.1 Definisi operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur


data
Independen Tindakan yang Kuesioner Angket dan Ordinal a. Selalu : 4
Pola dilakukan Child Feeding wawancara b. Sering: 3
pemberian orang tua Questionnaire c. Jarang: 2
makan dalam (CFQ) yang d. Tidak
pemenuhan dimodifikasi pernah: 1
gizi dari dari (Camci,
makanan yang Bas and Pola
dikonsumsi Buyukkaragoz, pemberian
balita sesuai 2014) makan tidak
dengan tepat : <
usianya mean/median
berdasarkan Dan tepat : >
jenis makanan mean/median
yang
dikonsumsi,
jumlah
makanan yang
dikonsumsi,
dan jadwal
makan anak.
Dependen Keadaan a. Tinggi Pengukuran Ordinal a. Sangat
Gizi kurang patologis badan : langsung Kurus
akibat microtoise dan (severely
kekurangan b. Berat Antropome wasted) :
secara relatif badan : tri (BB/TB) < -3 SD
maupun timbangan b. Kurus
absolute satu digital (wasted) :
atau lebih zat -3 SD s.d
gizi < -2 SD
(Supariasa,
2016).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan peneliti untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini, instrumen

yang digunakan adalah kuesioner Child Feeding Questionnaire (CFQ)

yang dimodifikasi oleh Camci, Bas and Buyukkaragoz (2014) untuk

mengukur pola pemberian makan balita dan antropometri (BB/TB) untuk

mengukur status gizi kurang pada balita. Selain itu, peneliti juga

menambah satu kuesioner untuk data demografi ibu dan anak.

Instrumen pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Data demografi

Kuesioner ini terdiri dari 14 pertanyaan untuk mengetahui

distribusi data demografis ibu dan balita. Yang berisikan identitas

balita meliputi nama, jenis kelamin, urutan lahir, tempat tanggal lahir,

umur dan riwayat penyakit infeksi. Kemudian berisikan identitas ibu

dan keluarga meliputi nama, umur, agama, pendidikan terakhir, status


pernikahan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan penghasilan

keluarga.

2. Lembar Kuesioner Child Feeding Questionnaire (CFQ)

Pengukuran pola pemberian makan diatur dengan menggunakan

kuesioner yang dimodifikasi dari Child Feeding Questionnaire (CFQ)

oleh (Camci, Bas and Buyukkaragoz, 2014). Pengukuran pola

pemberian makan diberikan pernyataan dalam bentuk kuesioner

dengan skala likert, jawabannya terdiri dari selalu, sering, jarang dan

tidak pernah. Pernyataan yang diajukan berjumlah 15 pertanyaan.

Setiap item pertanyaan memiliki pilihan jawaban dengan skor 1

sampai 4. Skor 1 untuk jawaban responden yang memilik jawaban

tidak pernah, skor 2 untuk jawaban responden yang memilih jawaban

jarang, skor 3 untuk jawaban responden yang memilih jawaban sering,

skor 4 untk jawaban responden yang memilih jawaban selalu.

Item pertanyaan terdiri dari jenis makanan (1,2,3,4,5), jumlah

porsi makan yang diberikan (6,7,8,9,10) dan jadwal pemberian makan

(11,12,13,14,15). Setelah kuesioner terjawab dan persentase diketahui,

kemudian melihat kategori pola pemberian makan. Kategori pola

pemberian makan diinterpretasikan dengan kategori tidak tepat:

<mean/ median dan tepat : > mean/ median.

Kuesioner Child Feeding Questionnaire (CFQ) merupakan

instrumen yang valid untuk mengukur pola pemberian makan pada

balita. Prakhasita, R.C., (2018) telah melakukan uji validitas dan


reabilitas kuesioner CFQ dengan nilai uji validitas yaitu 0,736 - 0,986

dan reliabilitas 0,769 – 0,911.

3. Antropometri

Antropometri digunakan untuk mengukur status gizi kurang pada

balita dengan menggunakan indeks BB/TB. Berat badan diukur dengan

timbangan digital dengan akurasi 0,1 kg dan tinggi badan diukur

dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm.

selanjutnya, data berat badan dan tinggi badan diolah/ dikonversikan

ke dalam nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku

antropometri anak balita WHO-2005. Selanjutnya, berdasarkan nilai Z-

score dari masing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi

balita dengan batasan sebagai berikut :

Sangat Kurus (severely wasted) : < -3 SD

Kurus (wasted) : -3 SD s.d < -2 SD

F. Etika Penelitian

Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-

santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di

masyarakat, norma hukum mengenai sanksi ketika terjadi pelanggaran,

dan norma moral meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam

penelitian (Rinaldi S.F., 2017). Etika penelitian mencakup perilaku

peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu

yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat (Notoatmodjo, 2018).


Menurut Notoatmodjo (2018) etika yang harus diperhatikan pada saat

penelitian, yaitu:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

diginity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

dan memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Selain itu, peneliti seyogianya mempersiapkan

formulir persetujuan subjek (inform concent) sebagai ungkapan

peneliti menghormati harkat dan martabat subjek penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Peneliti menggunakan coding pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang disajikan (misal Tn.A atau Ny. A) sebagai

pengganti identitas subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk

menghormati privasi dan kerahasiaan data subjek penelitian.

3. Keadilan dan inklusivitas/ keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil harus diterapkan oleh peneliti. Untuk itu,

lingkungan penelitian perlu dikondisikan yakni dengan menjelaskan

prosedur penelitian. Prinsip keadilan menjamin bahwa peneliti


memperlakukan subjek penelitian dengan perlakuan dan keuntungan

yang sama, tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefit)

Penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada khususnya.

Peneliti juga berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subjek.

G. Metode Pengumpulan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), metode pengumpulan data, antara lain:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

sumber data penelitian (responden) (Adiputra, 2021). Cara peneliti

mengumpulkan data primer yaitu dengan pengisian kuesioner Child

Feeding Questionnaire (CFQ) yang dilakukan oleh ibu dengan balita

gizi kurang yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang,

Kota Padang.

Selain itu, peneliti juga mendapatkan data primer dari pengukuran

antropometri yaitu dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan

pada balita gizi kurang, kemudian data tersebut diolah/ dikonversikan

ke dalam nilai terstandar (Z-score) dengan menggunakan baku

antropometri anak balita WHO-2005..


2. Data sekunder

Data sekunder merupakan penujang dari data primer yang

diperoleh dari artikel, buku teori, jurnal yang mana data sekunder ini

tidak perlu di olah lagi.

3. Langkah-langkah pengumpulan data

a. Teknik administratif

1) Peneliti mengurus surat pengantar dari Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas untuk izin pengambilan data dan

penelitian di Puskesmas Kota Padang pada tanggal 20 Maret

2023 dengan nomor surat 131/UN16.13.D/PG/2023.

2) Peneliti mengurus surat izin penelitian ke pihak Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu melalui

pendaftaran online pada 26 Maret 2023.

3) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu

mengeluarkan surat izin untuk ke Puskesmas Kota Padang

dengan nomor surat 070.5527/DPMPTSP-PP/III/2023.

4) Peneliti menyerahkan surat izin melakukan penelitian dari

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu ke

Puskesmas Kota Padang.

5) Mendapatkan persetujuan dari pihak Puskesmas Kota Padang

untuk melakukan penelitian.


b. Teknik pelaksanaan

1) Peneliti melakukan survei awal ke Puskesmas Seberang Padang

untuk mendapatkan data balita gizi kurang.

2) Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, didapatkan data

bahwa terdapat 83 balita yang menderita gizi kurang, dimana

kejadian gizi kurang terbanyak berada di Kelurahan Seberang

Padang dan Kelurahan Alang Laweh yang terdiri dari 17

posyandu balita.

3) Selanjutnya, peneliti pergi ke posyandu untuk menemui ibu dan

balita dengan gizi kurang untuk dilakukan pengukuran

langsung dan wawancara.

4) Apabila jumlah ibu dan balita yang mengunjungi posyandu

kurang dari besaran sampel, maka peneliti akan pergi ke rumah

responden (door to door).

5) Sebelum pengisian kuisioner peneliti menjelaskan maksud dan

tujuan penelitian, serta meminta persetujuan responden dengan

menandatangani inform concent. Responden diberikan hak

kebebasan untuk ikut berpartisipasi atau menolak dalam

penelitian.

6) Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, pengambilan

data ibu dan anak bisa dilakukan.

7) Pengambilan data penelitian dilakukan dengan mengukur tinggi

badan dan berat badan balita untuk menyesuaikan kriteria


inklusi. Kemudian, ibu diberikan kuesioner pola pemberian

makan.

8) Pengisian kuesioner dilakukan dengan angket dan wawancara,

dimana pada penelitian ini menggunakan kuesioner Child

Feeding Questionnaire (CFQ) untuk pola pemberian makan.

Sedangkan untuk data gizi kurang, peneliti menggunakan

pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dan berat

badan menggunakan timbangan digital.

9) Dalam pengambilan data, peneliti dibantu oleh seorang

enumerator.

10) Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan dan diperiksa

kelengkapannya. Jika sudah lengkap peneliti mengakhiri

pertemuan dan mengucapkan terima kasih kepada responden

atas kerja samanya.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2018), pengolahan data dengan komputer

dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner penelitian. Pada tahap ini, peneliti

melakukan penyuntingan (editing) terhadap data hasil wawancara,

angket atau pengamatan dari lapangan. Penyuntingan ini meliputi


pengecekan kelengkapan (semua pertanyaan sudah terisi), jawaban

atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas dan terbaca,

jawaban yang diberikan responden relevan dengan pertanyaan,

jawaban yang diberikan responden konsisten dengan jawaban

pertanyaan lain.

Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap, dapat

dilakukan pengambilan data ulang jika memungkinkan. Tetapi

apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya

tidak lengkap tersebut tidak dapat diolah atau dimasukkan dalam

pengolahan “data missing”.

b. Coding

Setelah semua kuesioner selesai di edit, selanjutnya dilakukan

peng “kodean” atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Memasukkan data (data entry)

Pada tahap ini, peneliti memasukkan seluruh data hasil

penelitian dan diberikan coding menggunakan program IBM SPSS

versi 25.

d. Pembersihan data (cleaning)

Pembersihan data (data cleaning) merupakan proses

pengecekan kembali data dari setiap sumber data yang masukkan,

untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode,


ketidaklengkapan dan sebagianya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koreksi.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari

setiap variabel (Notoatmodjo, 2018).

Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dari karakterisktik

ibu dan balita, distribusi frekuensi dari kejadian balita gizi kurang

dan pola pemberian makan pada balita dengan gizi kurang di

wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

memiliki hubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Dalam

penelitian ini, analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

hubungan pola pemberian makan dengan kejadian gizi kurang pada

balita di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Analisis ini

menggunakan uji Chi-square dengan bantuan program IBM SPSS

versi 25. Uji Chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan

antar variabel dengan skala data yang berbentuk nominal.


Untuk mengetahui signifikansi (p) dari hasil statistik

digunakan signifikansi level 0,05 (5%). Hasil uji dikatakan ada

hubungan yang bermakna jika nilai p ≤ 0,05 dan hasil uji dikatakan

tidak ada hubungan yang bermakna jika p > 0,05 (Nursalam,

2018). Ha diterima berarti terdapat hubungan.

Anda mungkin juga menyukai