METODE PENELITIAN
Riwayat BBL
16
3.3.Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
17
3.4.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dimana
pegukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat .
18
2. Sistematika Pengambilan Sampel
1. Alat meteran yang digunakan untuk mengukur panjang atau tinggi badan
sampel.
2. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuisioner digunakan untuk mengetahui informasi tentang Berat Badan Lahir
sampel, riwayat ASI ekslusif, sikap ibu tentang gizi, tingkat Pendidikan,
pengetahuan gizi ibu, status ekonomi, dan jumlah anggota keluarga.
1. Data Primer
19
Data primer diperoleh dengan cara pengukuran tinggi badan balita,
menentukan status gizi (mengkonversi TB/U kedalam tabel gizi PERMENKES
tahun 2010), dan wawancara dengan menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mencatat data monografi dari profil
Puskesmas Rawat Inap Cempaka Banjarbaru.
1. Collecting
20
3.8.2 Analisis Data
3.8.2.1 Analisis univariat
Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa
distribusi dan presentase setiap variabel.
3.8.2.2 Analisis bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas
dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik chi square
untuk menganalisa ada atau tidaknya hubungan yang bermakna, dengan tingkat
signifikasi yang digunakan adalah α= 0,05 atau taraf kepercayaan 95% (hipotesis
komparatif kategorik tidak berpasangan 2x2) bila memenuhi syarat uji chi square.
Bila tidak memenuhi syarat uji chi square, digunakan uji alternatifnya yaitu uji
Fisher. Intepretasi hasil uji komparatif didasarkan pada nilai ρ.
Apabila nilai ρ<0,05, maka hipotesis minor ditolak yang dapat diartikan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara 2 variabel yang diuji. Namun, jika
didapatkan nilai ρ>0,05, maka hipotesis minor diterima yang artinya tidak
didapatkannya hubungan yang bermakna antara 2 variabel yang diuji. Analisis
dilakukan dengan menggunakan software spss versi 17.
Pada studi cross-sectional, estimasi risiko relatif dinyatakan dengan Rasio
Prevalens (RP), yang merupakan perbandingan antara jumlah subyek dengan
penyakit pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada. RP dihitung dengan cara
menggunakan tabel 2x2. RP harus disertai dengan interval kepercayaan (confidence
interval), interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf kesalahan 0,
05%
Interpretasi hasil:
1. Bila rasio prevalens = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko
tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain
bersifat netral.
2. Bila rasio prevalens > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup
angka 1, berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko timbulnya penyakit.
3. Apabila rasio prevalens < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup
angka 1, maka variabel yang diteliti justru akan mengurangi kejadian penyakit,
bahkan variabel yang diteliti merupakan faktor protektif.
21
4. Bila interval kepercayaan rasio prevalens mencakup angka 1, berarti pada
populasi yang diwakili oleh sampel tersebut mungkin nilai prevalensnya = 1,
sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang dikaji tersebut
merupakan faktor risiko atau faktor protektif .
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
22