Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

RAHMAWATI
RAIHAN ZAINANI
RIKE MAHLIA
RISDA LAILA

Dosen Pembimbing:
Ns.URIP PRATAMA S.Kep.M.Kep

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PRODI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
“KEBUTUHAN DASAR MANUSIA”.
Kami menyadari bahwasanya dalam makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus telah memberikan kritik saran serta
kerja sama yang terjalin sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini,sesuai dengan
pengetahuan yang kami peroleh.Semoga semuanya memberikan manfaat bagi
kita.Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini kami mohon
maaf.

Aceh Besar,30 November 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A . Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C . Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHSAN MATERI.........................................................................3
A . Gangguan Kebutuhan Aktifitas.....................................................................3
B . Penerimaan Pasien Baru................................................................................5
C . Memindahkan Pasien Dari Bad Ke Kursi Roda............................................8
D . Memposisikan Pasien....................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
A . Kesimpulan..................................................................................................15
B . Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia kesehatan tentu tidak asing lagi dengan kata istilah “pasien” yang
mana kata itu merujuk kepada seseorang yang mengalami gangguan kesehatan
yang memerlukan penanganan dari pihak medis untuk merangsang proses
pemulihan agar seseorang tersebut sehat kembali.

Lalu penanganan bagaimana yang harus dilakukan pihak medis agar


pasien mereka dapat merasakan kenyamanan terhadap penanganan mereka?
Tentunya hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan.

Dalam asuhan keperawatan,menurut Sister Calista Roy (1984) sebagai


penerimaan asuhan keperawatan adalah individu,keluarga,kelompok,dan
masyarakat yang di pandang sebagai “Holistic Adaftif System” dalam segala
aspek yang merupakan satu kesatuan.Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan
keperawatan adalah sebagai peningkatan dari respon adaptasi ke empat model
adaptasi.Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat adaptasinya,yaitu
apakah seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna dan eksterna.

Untuk menjadi tenaga medis bukan hal yang mudah karna kita harus
pandai menyesuaikan diri juga berinteraksi dengan pasien agar pasien dapat
merasa nyaman dengan tindakan medis yang kita lakukan terhadap diri
mereka.Juga dalam hal melakukan setiap tindakan medis terdapat beberapa
langkah atau pun bagian yang harus diperhatikan juga penuh ketelitian dalam
melakukannya.Permasalahan yang sering kita temui yakni tidak sedikit dari
mereka (pasien) merasa kurang puas terhadap tingkat pelayanan yang disiapkan
oleh para tenaga medis.Dalam hal ini tentunya kita harus lebih pandai lagi
menyesuaikan diri agar tindakan medis yang dilakukan dapat diterima dengan
baik juga pasien dapat merasa senang dengan pelayanan yang dilakukan oleh
pihak medis.Terlepas dari proses adaptasi tentu pihak medis juga harus melakukan

1
tindakan yang sesuai dengan ajaran medis yang telah dipelajari agar tidak
menimbulkan kekeliruan dan juga dapat berakibat fatal bagi pasien.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan aktivitas?
2. Apa saja alat yang diperlukan untuk memindahkan pasien dari bad ke
kursi roda?
3. Bagaimana cara memindahkan pasien dari bad ke kursi roda?
4. Apa yang dimaksud dengan penerimaan pasien baru?
5. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penerimaan pasien baru?
6. Tujuan penerimaan pasien baru?
7. Posisi apa saja yang termasuk posisi pasien pada umumnya di dunia
medis?
8. Tujuan posisi pasien?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memberi informasi kepada pembaca terkait dengan ganguan
aktifitas,penerimaan pasien baru,memindahkan pasien dari bad ke kursi
roda juga mengenai posisi pasien.
2. Menyelesaikan tugas pada mata kuliah “KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA”

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Kebutuhan Aktivitas


1. Definisi
Menurut (Heriana,2014) aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukannya untuk dapat memeuhi kebutuhan
hidup.Tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang untuk melakukan
mobilitas (pergerakan).
Kebutuhan aktivitas adalah kebutuhan dasar untuk melakukan
mobilitas,dan kebutuhan dasar ini diatur oleh beberapa sistem atau organ tubuh
diantaranya seperti tulang,otot,tendon,ligament,sistem saraf,dan sendi.Jadi,dapat
diartikan bahwa gangguan kebutuhan aktivitas merupakan ketidak mampuan
seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidup seseorang
tersebut.Kebutuhan manusia berkaitan erat dengan kepuasan yang diinginkan
juga keberlangsungan hidup manusia.
2. Etiologi
Menurut (Hidayat,2014) penyebab gangguan kebutuhan aktivitas adalah:
a. Kelainan postur
b. Gangguan pengembangan otot
c. Kerusakan sistem saraf pusat
d. Trauma langsung pada sistem musculoskeletal/neuromuscular
e. Kekakuan otot
3. Manifestasi klinik
Menurut (Potter dan Perry,2006) yaitu dimana kondisi pasien tidak mampu
bergerak secara mandiri (memerlukan alat atau bantuan) dan memiliki hambatan
dalam melakukan mobilitasnya.
4. PatoFisiologi
Menurut (Hidayat,2014) proses terjadinya gangguan pada kebutuhan
aktivitas diantaranya:

3
a) Kerusakan Otot
Kerusakan otot ini meliputi kerusakan anatomis manupun fisiologis
otot.Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses pergerakan jika
terjadi kerusakan pada otot,maka tidak akan terjadi pergerakan.Beberapa
penyebab kerusakan otot diantaranya trauma langsung oleh benda
tajam,kerusakan tendon atau ligament,radang dan lainnya.
b) Gangguan pada skelet (rangka yang menjadi penopang sekaligus sebagai
proses pergerakan)
c) Gangguan pada sistem persyarafan

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan ketika
melakukan pemeriksaan diagnostik:
a. Foto rontgen (untuk menggambarkan kepadatan tulang,tekstur,erosi,dan
perubahan tulang
b. CT Sean tulang ( mengindentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
di daerah yang sulit untuk di evaluasi)
c. MRI (untuk melihat abnormalisasi: tumor,penyempitan jalur jaringan
lunak melalui tulang)
2.Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa jenis pemeriksaan laboratorium yaitu:
a. Hitung darah lengkap
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur jenis dan jumlah sel dalam
darah,termasuk sel darah merah,sel darah putih,dan trombosit.Tujuan tes
ini untuk menentukan status kesehatan umum,menyaring kelainan,dan
mengevaluasi status gizi pasien.pemeriksaan ini dapat membantu
mengevaluasi gejala seperti kelemahan,kelelahan,dan memar.Selain
itu,pemeriksaan ini juga dapat membantu mendiagnosis kondisi seperti
anemia,leukemia,malaria,dan infeksi.
b. Prothombin time

4
Tes ini dapat menyaring kelainan perdarahan dan juga dapat digunakan
untuk memantau perawatan obat yang mencegah pembentukan bekuan
darah.
c. Tes darah panel metabolic dasar
Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan kadar gula
darah,keseimbangan elektrolit dan cairan,serta fungsi ginjal.Tes ini dapat
membantu dokter memantau efek obat yang diminum.
d. Panel metabolic kompherensif
Pemeriksaan ini untuk mengevaluasi fungsi metabolisme yang lebih
kompherenshif,dengan focus pada sistem organ.
e. Panel lipit
Sekelompok tes yang digunakan untuk mengevaluasi risiko jantung.Ini
termasuk kadar kolesterol dan trigliserida.
f. Panel hati
Panel hati adalah kombinasi tes yang digunakan untuk menilai fungsi
hati dan menentukan kemungkinan adanya tumor.
g. Hemoglobin A1C
Tes ini digunakan untuk mendiagnosis dan memantau diabetes
h. Urinalisis
Merupakan pemeriksan labpratorium umum untuk memeriksa tanda-
tanda awal penyakit.ini juga dpat digunakan untuk memantau diabetes
atau penyakit ginjal.
i. Tes kultur darah
Tes ini digunakan untuk menguji diagnosis dan pengobatan
infeksi.penyakit seperti infeksi saluran kemih,pneumonia,radang
tenggorokan,MRSA,dan meningitis dapat dideteksi melalui tes
ini,sehingga bisa diberikan pengobatan antibiotic yang tepat.
B. Menerima Pasien Baru
1. Definisi
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan.
Tujuan penerimaan pasien baru:

5
1) Meneima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan ramah
2) Meningkatkan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien
3) Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
4) Menurunkan tingkat kecemasan pasien pada saat masuk RS

2. Tata cara penerimaan pasien


Ada beberapa langkah tahapan yang dilakukan pada saat pra penerimaan pasien
baru:
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian
5) Menyiapkaninformedconsent sentralisasi/pengelolaan obat
6) Menyiapkan nursing kit
7) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
8) Menyiapkan lembar hak dan kewajiban pasien
9) Menyiapkan kartu penunggu
10) Menyiapkan kuisioner kepuasan pasien

Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru:


1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/KaTim/perawat
yang diberi delegasi
2) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
3) Perawat menunjukkan kamar tempat tidur klien dan mengantar ke tempat
yang telah ditetapkan.
4) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi
yang nyaman.
5) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
6) Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi

6
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan
jadwalvisite), dan tata tertib ruangan.
8) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
9) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informedconcent sentralisasi obat.
10) Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan
pasien.

3. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan


1) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2) Dilakukan oleh kepala ruangan atau Katim atau perawat assosiate yang
telah diberi wewenang /delegasi.
3) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
4) Ajak pasien dan keluarga komunikasi yang baik dan berikan sentuhan
terapeutik

4. Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru


1.Kepala ruangan Menerima pasien baru
2.Ketua Tim
a) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
b) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
c) Melakukan pengkajian pada pasien baru
d) Mengorientasikan klien pada ruangan
e) .Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung
jawab
f) Memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien
g) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
3.Perawat associate Membantu KaTim dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru

7
C. Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
1. Definisi
Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan
kemampuan fungsional untuk berpindah dari kursi roda ke tempat
tidur.Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan. dilakukan
dari tempat yang satu ketempat yang lain.
2. Tujuan
1) Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya.
2) Memberikan rasa nyaman pada pasien.
3) Memenuhi kebutuhan konsultasi
4) Mempertahankan kontrol diri pasien
5) Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau syndrome disuse
6) Memudahkan perawat yang akan mengganti sprei (pada klien yang
toleransi dengan kegiatan ini)
3. Persiapan Memindahkan Klien ke Atas Tempat Tidur
1) Kaji tingkat kenyamanan,toleransi aktivitas,kekuatan otot dan
mobilisasi klien
2) Tinggikan tempat tidur dengan ketinggian yang nyaman untuk bekerja
3) Pindahkan bantal dan alat bantu yang digunakan klien pada posisi
sebelumnya
4) Dapatkan bantuan tambahan bila diperlukan
5) Jelaskan prosedur pada klien
6) Cuci tangan
7) Letakkan tempat tidur pada posisi datar dengan roda tempat tidur
terkunci
4. Persiapan Lingkungan
Persiapan lingkungan yang harus diperhatikan adalah:
1) Berikan lingkungan yang nyaman bagi pasien (kondusif)
2) Tutup pintu atau layar untuk menjaga privacy pasien

8
5. Langkah-Langkah Memindahkan Pasien ke Atas Tempat Tidur
1) Lengkapi persiapan atas
2) Letak posisi pasien bersandar dengan bagian kepala tempat tidur
rata.Berdiri di satu sisi tempat tidur memudahkan perawat mengkaji
kesejajaran tubuh dan mengurangi tarikan gravitasi tubuh pasien bagian
atas
3) Tempatkan bantal di bagian kepala tempat tidur untuk mencegah
kepala klien membentur tempat tidur

D. Memposisikan Pasien
Posisi tidur yang baik akan membantu mendukung pemulihan
pasien.Selain itu,macam-macam posisi pasien juga dapat memudahkan dalam
mengakses lokasi anatomi tertentu selama prosedur perawatan atau
pembedahan.Ada beberapa posisi pasien yang digunakan di rumah
sakit,tergantung dari kondisi kesehatan masing-masing individu.
Macam macam posisi pasien saat dalam perawatan medis antara lain posisi
fowler,dorsal recumbent,knee chest,lateral,litotomi,sims dan trendelenburg.
1.Posisi fowler
Posisi fowler adalah posisi pasien paling umum baik untuk pasien rawat
inap maupun pasien IGD.Untuk melakukan posisi fowler,pasien diposisikan
berbaring setengah duduk dengan kepala tempat tidur membentuk sudut antara 45
hingga 60 derajat dan lutut lurus atau sedikit ditekuk.

9
Tujuan posisi adalah:
a. Posisi pasien ini dapat digunakan pada pasien dengan gangguan
pernafasan ringan hingga sedang serta penempatan selang orogastrik dan
nasogastik.
b. Dapat memaksimalkan ekspansi dada,meminimalkan ketegangan otot
perut,meminimalkan efek gravitasi pada dinding dada.
2.Posisi dorsal recumbent
Pasien dalam posisi telentang dengan kedua tungkai ditekuk dan sedikit
diregangkan sementara kedua telapak kaki menapak pada kasur.

Tujuan posisi ini adalah:


a. Posisi pasien ini dapat digunakan pada saat pemeriksaan ginekologi atau
urologi,pengobatan uretra dan kandung kemih serta saat sedang
melahirkan.
b. Posisi doral recumbent berguna memberikan rasa nyaman serta
memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan seperti colok
dubur,palpasi perut atau irigasi vagina.
3.Posisi knee chest

10
Ini adalah posisi pasien dengan sikap menungging dimana kedua kaki ditekuk
dandada menempel pada kasur.

Tujuan posisi ini adalah:


a. Posisi ini berguna memudahkan pemeriksaan daerah rektum dan sigmoid
b. Posisi ini dapat diterapkan pada pasien yang memerlukan tindakan
sigmoidoscopy dan rectoscopy
4.Posisi lateral
Posisi pasien yang terbaring miring dengan paha dan lutut menekuk ke
arah depan.

Tujuan posisi ini adalah:


a. Kegunaannya untuk memudahkan pengaliran mucus atau lendir dari
mulut ke kerongkongan,serta mencegah tekanan pada sacrum di area
punggung bawah dan tumit.
b. Dapat diterapkan pada pasien yang terlalu lama berbaring di satu
posisi,atau untuk memudahkan makan atau mandi tanpa meninggalkan

11
tempat tidur.Posisi pasien lateral juga mendukung pasien yang salah satu
sisi tubuhnya tidak boleh tertindih atau mengalami gangguan sensorik
dan motorik.
5.Posisi litotomi
Posisi pasien terlentang dengan kaki diangkat sekitar 30 hingga 45 derajat di atas
bagian perut dengan lutut ditekuk.Bagian lutut biasanya akan disandarkan di
bagian ujung kasur.
Posisi ini biasanya digunakan untuk pemeriksaan genital,pemasangan alat
kontrasepsi dalam rahim(AKDR),proses persalinan atau selama operasi
ginekologi,rektal,dan urologis.

6.Posisi sims
Ini adalah posisi setengah telungkup dengan salah satu kaki ditekuk ke arah
depan dan satunya lagi lurus.

Tujuan posisi ini adalah:

12
a. Posisi pasien ini berguna memudahkan dalam melakukan prosedur ataupun
pemeriksaan di daerah perineum yang merupakan area di antara kelamin dan anus.
b. Bisa dilakukan untuk memudahkan pengaliran cairan dari kerongkongan
c. Posisi ini dapat diterapkan pada berbagai kondisi termasuk pasien yang tidak
sadar,lumpuh,atau akan melakukan pemeriksaan perineum.
7.Posisi trendelenburg
Dimana bagian kepala pasien lebih rendah dari bagian kaki atau badan.

Tujuan posisi ini adalah:


a. Posisi ini bermanfaat memperlancar peredaran darah ke otak dan
memudahkan operasi pada bagian perut.
b. Kondisi ini dapat diterapkan pada klien yang berada dalam keadaan syok,
hipotensi dan memerlukan tindakan tertentu seperti bronchoscopy.
Hal yang perlu diperhatikan saat mengubah posisi pasien:
1) Jelaskan pada pasien apa yang hendak anda lakukan,sehingga pasien
dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi
2) Jika memungkinkan,naikkan tempat tempat tidur ke tingkat yang dapat
mengurangi ketegangan punggung anda.
3) Rapatkan diri anda sedekat mungkin dengan pasien.anda dapat
meletakkan lutut di atas tempat tidur jika diperlukan.
4) Letakkan salah satu tangananda di bahu pasien dan tangan lainnya di
pinggul pasien.
5) Berdiri dengan satu kaki lebih depan.pindahkan berat badan ke kaki
depan saat menarik pinggul pinggul pasien dengan lembut.

13
6) Pindahkan berat badan ke kaki belakang saat menarik pinggul pasien ke
arah anda dengan lembut.pastikan pergelangan kaki,lutut,dan siku pasien
tidak bertumpu satu sama lain.
7) Pastikan kepala dan leher sejajar dengan tulang belakang,tidak terentang
ke depan,belakang,atau ke samping.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas,maka kami meyimpulkan
bahwa tingkat kepandaian beradaptasi antara tenaga medis dengan pasien
sangatlah penting.Karena jika kurang nya interaksi antara kedua belah pihak
tersebut maka proses kerja tenaga medis tidak maksimal.
Selain itu,dalam melakukan tindakan medis pihak medis juga perlu mengetahui
tindakan apa yang di butuhkan terhadap setiap gejala yang dialami
pasiennya.Dengan begitu para pasien juga akan merasa nyaman dengan cara kerja
tenaga medis.
B. Saran
Mempelajari teori tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk
diterapkan dalam praktik keperawatan.Sebagai perawat kita harus mengetahui
kebutuhan dasar dari pasien,karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus
di penuhi.
Kita juga seharusnya bisa memperioritaskan kebutuhan yang mana yang harus
dipenuhi terlebih dahulu disamping kenutuhan kebutuhan dasar lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani Nugrahwati,(2019).Laporan Pendahuluan Dengan Gangguan Aktivitas.


https://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
http://meryyanti.blogspot.com/2011/06.memindahkan-pasien-dari-kursi-roda-
ke.html?m=1
https://www.sehatq.com

16

Anda mungkin juga menyukai