Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. T


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN: MOBILISASI FISIK

SARIYANTI OLE ATE


30190122106

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO
BORROMEUS
PADALARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada


Tuhan yang maha esa karena atas berkat rahmat dan
anugerahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktek di RS Santo Yusup Bandung ,
sebagai salah satu persyaratan kelulusan tugas kulia
di stikes santo boromeus.
Terimakasih saya ucapkan kepada pihak RS
Santo Yusup yang telah memberikan ijin untuk
melakukan kegiatan PKL dan kepada dosen
pembimbin PAK HENDRIK yang telah memberikan
masukan dukungan kepada saya untuk melengkapi
laporan ini
Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun
mengucapkan terimakasih kepada IBU ROVITA
selaku kepala ruangan dan IBU YATI selaku
pembibing lahan praktik di RS Santo Yusup yang
telah membantu saya dalam menulis laporan ini
Susunan laporan PKL ini dibuat dengan
sebaik-baiknya namun tentu masih
banyak kekurangan. Oleh Karen itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun penulis
harapkan.
DAFTAR ISI
Judul luar
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori
1. Pengertian
2. Anatomi Dan Fisiologi
3. Patofisiologi
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
5. Jenis Gangguan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pangkajian
2. Diangnosa
3. Intervensi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Kpeperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
Literature Review/EBN
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAP & Media edukasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi tubuh
akan berfungsi dengan baik, dan metabolisme tubuh dapat optimal. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga
menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya.
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif.
Untuk mampu memenuhi kebutuhan akan aktivitas dan latihan, maka diperlukan
serangkaian proses fisiologis yang kompleks yang melibatkan metabolisme dari sel-sel
tubuh dan terutama sistem lokomotorik yaitu sistem otot dan sistem rangka. Kategori
tingkat kemampuan aktifitas adalah : Tingkat 0 (Mampu merawat diri sendiri secara
penuh Memerlukan penggunaan alat) Tingkat 1 Tingkat 2 (Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain) tingkat 3 (Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan
peralatan) Tingkat 4 (Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan)
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya
adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat beban, maksimal 57%.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan Konsep Penyakit dan asuhan keperawatan pada klien dengan
Gangguan Aktivitas dan Latihan serta memberikan asuhan keperawatan pada Tn.T
dengan Gangguan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan di Ruang Fatima RS Santo
Yusup Bandung
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dan menegakkan diagnosa
keperawatan pada Tn.T dengan Gangguan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan di
Ruang Fatima RS Santo Yusup Bandung
b. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada Tn.T
dengan Gangguan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan di Ruang Fatima RS Santo
Yusup Bandung
c. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan pada Tn.T dengan Gangguan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan di
Ruang Fatima RS Santo Yusup Bandung
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan dan kondisi klien
selama memberikan asuhan keperawatan pada Tn.T dengan Gangguan
Kebutuhan Aktivitas dan Latihan di Ruang Fatima RS Santo Yusup Bandung.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan kasus ini dimulai dengan Bab I yang terdiri dari
latar belakang, tujuan penulisan, metode penulsan dan sistematika penulisan. Bab II
tinjauan teoritis terdiri dari konsep dasar penyakit meliputi pengertian, anatomi
fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostic,
penatalaksanaan, komplikasi, serta konsep dasar asuhan keperawatan meliputi
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
dan evaluasi keperawatan. Selanjutnya BAB III dengan laporan kasus yang dilakukan
yang dilakukan minimal 2 hari, dan Bab IV merupakan penutup yang meliputi
simpulan, saran, serta diakhiri dengan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia

memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan adalah

adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan

bekerja.Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi

tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metablisme tubuh dapat optimal. Kemampuan

aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan

muskuloskeletal.Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai

gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga

menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya.

Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk

menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.Latihan dapat memelihara

pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan

fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat

bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan

melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas

fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah

sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif. Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan

salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang termasuk didalamnya adalah

makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah

dan ambulasi/ROM.
Pemenuhan terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri

pada seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat mencegah

individu tersebut dari suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan

dalam mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan intoleransi aktifitas harus

diprioritaskan.

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kesehatannya.Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana

seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu

pergerakan misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai

fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.

2. Fisiologis (Muskuloskeletal dan Metabolisme Energi)

Untuk mampu memenuhi kebutuhan akan aktivitas dan latihan, maka

diperlukan serangkaian proses fisiologis yang kompleks yang melibatkan metabolism

dari sel-sel tubuh dan terutama sistem lokomotorik yaitu sistem otot dan sistem rangka.
Aktivitas dan pergerakan memerlukan energy.Energi untuk sel-sel tubuh

manusia adalah dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang diperoleh dari

katabolisme glukosa dalam sel-sel tubuh. Glukosa akan dipecah menjadi energy dan hal

ini terutama ditentukan oleh suplai oksigen. Ketika oksigen terpenuhi maka glukosa

akan melalui katabolisme aerobic di sitoplasma dan

mitokondria sel melalui 4 proses : glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam

piruvat, siklus asam sitrat, dan transport elektron dengan hasil akhir ATP,

karbondioksida , dan uap air. Jika oksigen tidak terpenuhi, maka katabolisme energy

akan dilakukan secara anaerobic dengan produk akhir ATP, asam laktat dan NADH.

Namun produksi ATP dari metabolism anaerobic jauh lebih sedikit dibanding

metabolism aerobic, yaitu sekitar 1/18 kalinya (36 ATP berbanding 12 ATP).Karena

oksigen amat penting bagi konservasi energy tubuh, maka aktivitas dan latihan pada

manusia terkait erat dengan kerja sistem kardiovaskuler, respirasi, dan hematologi untuk

penyediaan oksigen dan pembuangan karbondioksida dan uap air.Beberapa kondisi

seperti anemia, syok hipovolemik, hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit

pernapasan dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas dari manusia.

Aktivitas dan latihan adalah proses gerakan tubuh manusia yang melibatkan sistem

lokomotorik yaitu tulang dan otot. Tulang berperan sebagai alat gerak pasif,

memberikan kesetabilan dalam postur tubuh dan memberi bentuk tubuh.Sedangkan otot

berperan sebagai alat gerak aktif dimana tendon-tendon otot melekat pada tulang dan

berkontraksi untuk menggerakkan tulang. Tulang merupakan jaringan ikat yang

tersusun oleh matriks organik dan anorganik.Tulang secara histologist dapat dibagi

menjadi 2 jenis, yaitu jaringan tulang keras (osteon) dan jaringan tulang rawan
(kartilago).Yang membedakan osteon dan kartilago adalah bahwa kartilago lebih elastic

dan lebih tahan terhadap adanya tekanan sehingga cenderung lebih tidak mudah patah,

dan osteon cenderung lebih eras tapi mudah patah.Jaringan tulang rawan dapat dibagi

menjadi 3 yaitu : kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastic. Tiap-tiap tipe

tulang rawan membentuk bagian tubuh yang berbeda.Tulang rawan hialin terutama

menyusun bagian persendian tulang sebagai sistem bantalan untuk melindungi dari

friksi jika terjadi pergerakan.Kartilago fibrosa terutama menyusun bagian diskus

intervertebralis, sedangkan kartilago elastic menyusun daun telinga.Matriks organik

terdiri atas sel-sel tulang osteoblast, osteosit, kondroblast, kondrosit, dan osteoklas yang

tersimpan pada sistem haverst.Sistem haverst adalah suatu saluran yang didalamnya

terdapat pembuluh darah, limfa, dan urat saraf untuk fisiologi tulang.Matriks anorganik

tulang tersusun oleh mineral-mineral terutama kalsium dan phospat. Matrisk anorganik

inilah yang memberikan massa dan kekuatan pada tulang, sehingga kondisi yang

mengganggu kandungan kalsium dan fosfor dalam jaringan tulang akan menyebabkan

tulang kehilangan kepadatannya dan mudah patah. Faktor lain yang mempengaruhi

kepadatan tulang adalah sistem endokrin terutama hormone kalsitonin dan

paratirohormon, serta metabolisme vitamin D.

Hormon kalsitonin dan paratirohormon bekerja saling berlawanan dan

bekerjasama untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Kalsitonin atau disebut

juga tirokalsitonin dihasilkan oelh sel parafolikular kelenjar tiroid dan bekerja untuk

menurunkan kadar kalsium dalam darah, terutama dengan meningkatkan penyimpanan

kalsium dalam matriks anorganik jaringan tulang, menghambat aktivitas osteoklas

dalam meresorpsi kalsium tulang, menghambat reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal,
menghambat absorpsi kalisum dari saluran cerna. Sedangkan paratirohormon

dihasilkan

oleh kelenjar paratiroid dan bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium dalam darah,

terutama dengan meningkatkan absorpsi kalsium dalam saluran cerna, dan

meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang melalui jalur aktivasi osteoklas, dan

meningkatkan reabsorpsi kalsium pada ginjal.

Vitamin D sangat penting sebagai kofaktor dalam proses absorpsi kalsium dalam

saluran cerna. proses aktivasi vitamin D dijaringan kulit. Vitamin D adalah vitamin larut

lemak yang memiliki struktur molekul steroid. Vitamin ini dibentuk di kulit dari

precursor kolesterol (7,8- dehydrocholesterol) atau precursor Vitamin D3. Pajanan

ultraviolet dari sinar matahari terhadap epidermis kulit akan menyebabkan transformasi

7,8- dehydrocholesterol ke vitamin D (cholecalciferol). Vitamin D3 yang terbentuk


3

dikulit selanjutnya akan dimetabolisme di hepar menjadi 25- hydroxyvitamin D

(calcidiol) dan di ginjal menjadi bentuk hormone aktif yaitu 1,25-(OH)2D (calcitriol).

Reaksi ini terjadi pada paparan radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang 290-300

nm atau disebut UVB.Vitamin D yang terbentuk berperan penting dalam berbagai

fungsi fisiologis tubuh yang salah satunya untuk membantu penyerapan kalsium di

intestinal. Adanya gangguan dalam membentuk vitamin D ataupun kondisi defisiensi

vitamin D akan mengganggu proses mineralisasi tulang sehingga pada akhirnya

berdampak pada sistem pergerakan tubuh.

Jaringan otot merpakan sistem yang berperan sebagai alat gerak aktif.Hal ini

karena kemampuan jaringan otot untuk berontraksi dan relaksasi. Di balik mekanisme
otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanikitu, terjadilah beberapa

proses kimiawi dasar yang berseri demi

kelangsungankontraksi otot. Otot pengisi atau otot yangmenempel pada sebagian besar

tulangkita (=skeletal) tampak bergaris-garisatau berlurik-lurik jika dilihat melalui

mikroskop. Otot tersebut terdiri daribanyak kumpulan (bundel) serabutparalel panjang

dengan diameterpenampang 20-100μm yang disebutserat otot. Panjang serat otot ini

mampumencapai panjang otot itu sendiri dan merupakan sel-sel berinti

jamak(=multinucleated cells). Serat ototsendiri tersusun dari kumpulankumpulanparalel

seribu myofibril yang berdiameter 1-2μm danmemanjang sepanjang sebuahserat otot.

Dalam tiap- tiap myofibril, tersusun oleh protein-protein kontraktil otot yang terdiri dar

4 jenis :aktin, myosin, tropomin, dan tropomiosin. Mekanisme kontraksi otot

memerlukan peran aktivitas dari keempat tipe protein. Mekanisme kontraksi otot

dijelaskan melalui proses pergeseran aktomiosin dimana aktin berperan sebagai rel

kereta dan myosin berperan sebagai kereta. Ketika terjadi kontraksi otot, maka myosin

akan bergeser di sepanjang aktin sehingga terjadilah pemendekat myofibril. Agar terjadi

pergeseran ini maka ikatan troponin pada aktin dan myosin harus hlang dan hal ini

memerlukan peran aktomiosin.Aktivitas aktomiosin ini dpengaruhi oleh adanya ion

kalisum dan neurottansmitter asetilkolin. Adanya kekurangan kalsium dalam tubuh akan

berdampak pada gangguan kontraksi otot. Begitu juga adanya gangguan trasnmiss

kolinergik pada pertatan neuromuscular akan berdampak pada gangguan kontraksi otot.
3. NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Kategori
aktivitas/mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya

adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti

kemampuan mangangkat beban, maksimal 57 %.

Nilai Kekuatan Otot adalah sebagai berikut :

No. Nilai Keterangan


Kekuatan Otot
1. 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
2. 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot
tetapi tidak ada gerak sama sekali

Dapat menggerakan anggota gerak tanpa


3. 2 (25%) gravitasi

4. 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak untuk


menahan berat (gravitasi)

Dapat menggerakkan sendi dengan aktif


5. 4 (75%) dan melawan tahanan
Kekuatan normal
6. 5 (100%)

4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan latihan antara lain :

a. Usia

b. Jenis Kelamin

c. Status nutrisi

d. Budaya

e. Penyakit terutama yang menyerang Sistema nervosa, sistema

musculoskeletal

f. Penyakit kardsiovaskuler dan pulmonary

g. Kondisi psikologis
5. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG
MUNGKIN TERJADI PADA SISTEM MUSKOLUSKELETAL
Apabila salah satu sistem terganggu maka akan mempengaruhi sistem
yang lainnya yang dapat mengakibatkan terganggunya akvitas dan
latihan (Zepe, 2016):
1. Mudah lelah saat beraktivitas
2. Peningkatan frekuensi nafas
3. Tidak mampu bergerak atau berakvitas sesuai
kebutuhan
4. Keterbatasan menggerakkan sendi
5. Pemenuhan ADL dibantu orang lain
6. Malas untu bergerak atau latihan mobilitas

6. JENIS GANGGUAN
Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang berkepanjangan

dan bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada berbagai sistem tubuh

antara lain :

a. Kontraktur : Jaringan ikat kolagen pada otot dan persendian akan

digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan menyebabkan

kekakuan pada pergerakan persendian. Hal ini karena untuk sintesis kolagen

diperlukan rangsangan pergerakan

b. Disuse Atrofi : Atrofi otot adalah berkurangnya massa otot karena

berkurangnya lapisan aktin dan myosin pada myofibril.

Konstipasi : Imobilisasi menyebabkan peristaltik menurun


sehingga menyebabkan absopsi
c. cairan berlebihan pada intestinum

d. Pressure Ulcer : Pasien imobilisasi berisiko untuk mengalami

luka tekan sebagai akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony

prominen), keringat, lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat tidur.

e. Gastritis : Selama bedrest, sekresi bikarbonat lambung menurun

sehingga meningkatkan keasaman pada lambung

f. Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit : Imobilisasi dan bedrest

yang laka erhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium, potassium, zinc,

phosphor, sulfur, dan magnesium. Hal ini berhubungan dengan penurunan

sekresi antidiuretik hormone selama bedrest

g. Kehilangan mineral tulang : Immobilisasi dan bedrest

berhubungan dengan demineralisasi tulang akibat aktivasi osteoklas dan

peningkatan kadar kalsium darah.


7.KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PEMENUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
adalah sebagai berikut:
a) Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
gangguan kebutuhan aktivitas dan latihan.
b) Riwayat keperawatan penyakit yang pernah
diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
c) Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau
spastic.
d) Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk,
berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
e) Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul,
dan kaki.
f) Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan
pada system pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah,
gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti
panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang berhubungan dengan
perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah,
gangguan sirkulasi perifer, adanya

thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau


perubahan posisi.
g) Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
h) Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan
aktivitas dan iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan
emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain- lain.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Diagnosa keperawatan : gangguan mobilitas fisik
Definisi: keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri
Batasan karakteristik:

Subjektif :

- Mengeluh sulit menggerakkan


ekstremitas
- Nyeri saat bergerak
- Enggan melakukan pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak
Objektif :
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM)menurun
- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
Faktor yang berhubungan:
- Kerusakan integritas struktur
tulang
- Perubahan metabolisme
- Ketidakbugaran fisik
- Penurunan kendali otot
- Penurunan massa otot
- Penurunan kekuatan otot
- Keterlambatan perkembangan
- Kekakuan sendi
- Kontraktur
- Gangguan muskuloskeletal
- Nyeri
- Kurang terpapar informasi tentang
aktivitas fisik
- Keengganan melakukan pergerakan
- Kecemasan
- Gangguan kognitif
- Program pembatasan gerak

b. Diagnosa Keperawatan : nyeri akut


Definisi: pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau funsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlansung kurang dari 3 bulan
Batasan karakteristik:
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif :
- tampak meringis
- bersikap protektif (mis.waspada
posisi menghindari nyeri)
- gelisah
- frekuensi nadi meningkat
- sulit tidur
Faktor yang berhubungan:
- agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi,
iskemia, neoplasma)
- agen pencedera kimiawi (mis.terbakar, bahan
kimia iritan)
- agen pencedera fisik(mis. Abses, amputasi,
terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik berlebihan)

c. Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola tidur


Definisi: gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal
Batasan karakteristik:
Subjektif :
- Mengeluh sulit tidur
- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif : -
Faktor yang berhubungan:
- Hambatan lingkungan (mis.
Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Restraint fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan
tidur
3. Perencanaan keperawatan

DIAGNOSIS PERENCANAAN
NO TGL KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
1. 10/3 Gangguan SLKI setelah Dukungan mobilisasi -
/23 Mobilitas fisik dilakukan intervensi obsevasi M
keperawatan selama - e
2x24 jam maka I n
mobilitas fisik dent g
meningkat dengan ifika i
kriteria hasil : si d
a. adan e
P ya n
erger nyer t
akan i i
ekstr atau f
emit kelu i
as han k
meni fisik a
ngka lain s
t(5) nya i
b. - k
K i e
ekua dent k
tan ifik u
otot asi a
meni tole t
ngka rans a
t(5) i n
c. fisi
R k /
enta mel k
ng aku e
gera kan l
k(R per e
OM) gera m
meni kan a
ngka - Monitor h
t(5) frekuensi jantung dan a
d. tekanan darah n
N mebelum memulai
yeri mobilisasi d
men - Monitor a
urun kondisi umum selama p
(5) melakukan moblisasi a
e. t
K m
aku Terapeutik e
send - Fasilitasi m
i aktifitas mobilisasi b
men dengan alat bantu a
urun (mis. Pagar tempat n
(5) tidur) t
- Fasilitasi u
melakukan
pergerakan m
e
- Libatkan m
keluarga untuk b
membantu pasien e
dalam meningkatkan r
pergerakan i
Edukasi i
- Jelaskan n
tujuan dan prosedur f
mobilisasi o
r
- Anjurkan
m
melakukan mobilisasi
a
dini
s
- Anjurkan i
mobilisasi sederhana y
yang harus dilakukan a
(mis. Duduk di tepat n
tidur, duduk di sisi g
tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke d
kursi) i
p
e
r
l
u
k
a
n

u
n
t
u
k

m
e
m
b
a
n
t
u

p
e
m
i
l
i
h
a
n

i
n
t
e
r
v
e
n
s
i
k
a
r
e
n
a

t
e
h
n
i
k

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

f
l
a
c
i
d

d
a
n

s
p
a
s
t
i
s
p
a
r
a
l
i
s
i
s
.
-
M
e
m
i
n
i
m
a
l
k
a
n

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

a
t
r
o
f
i

o
t
o
t
,
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a

s
i
r
k
u
l
a
s
i
,

m
e
n
c
e
g
a
h

k
o
n
t
r
a
k
t
u
r
.
-
U
n
t
u
k

m
e
m
p
e
r
m
u
d
a
h

k
l
i
e
n

d
a
l
a
m

m
e
m
e
n
u
h
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
n
y
a
.
-
D
a
p
a
t
m
e
r
a
n
g
s
a
n
g

b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

s
a
k
i
t
d
a
n

m
e
n
g
o
p
t
i
m
a
l
k
a
n

b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
.

2. 10/3 Nyeri akut SLKI Setelah Manajemen nyeri -


/23 dilakukan intervensi - M
keperawatan selama I e
2x24 jam maka dent m
tingkat nyeri menurun ifik b
dengan kriteria hasil : asi a
a. loka n
ke si, t
ma kara u
mp kter
ua istik m
n , e
me dur n
nu asi, u
nta frek r
sk uen u
an si, n
akt kual k
ivi itas, a
tas inte n
(5) nsit
b. as a
kel nye t
uh ri a
an - u
ny I
eri dent m
me ifik e
nu asi n
ru skal g
n a h
(5) nye i
c. ri l
me a
rin - n
gis I g
me den k
nu fitik a
ru asi n
n resp
(5) on r
d. nye a
gel ri s
isa non a
me ver
nu bal n
ru - y
n( I e
5) dent r
ifik i
asi -
pen M
geta e
hua m
n b
dan a
key n
akin t
an u
tent
ang m
nye e
ri n
- g
I u
dent r
ifik a
asi n
pen g
gar i
uh
nye r
ri a
pad s
a a
kual
itas n
hid y
up e
r
- i
M
onit d
or a
efek n
sam
pin m
g e
pen m
ggu b
naa e
n r
anal i
geti k
k a
n
Terapeutik
- r
B a
erik s
an a
Tek
nik n
nonf y
arm a
akol m
ogis a
untu n
k -
men M
gura e
ngi n
nyer g
i e
(mis t
: a
TEN h
S, u
hyp i
nosi
s, t
akup i
resur n
, g
tera k
pi a
musi t
c,
biof n
eedb y
ack, e
tera r
pi i
pijat
, y
aro a
mate n
rapi, g
Tek
nik d
imaj i
inasi s
terbi a
mbi m
ng, p
kom a
pres i
hang k
at/di a
ngin n
,
tera s
pi e
ber s
mai u
n) a
- i
K
ontr d
ol e
ling n
kun g
gan a
yang n
me
mpe r
rber e
at s
rasa p
nyer o
i n
(mis
: n
suhu o
ruan n
gan,
penc v
ahay e
aan, r
kebi b
sing a
an) l
-
F
asilit
asi
istir
ahat
dan
tidur
-
P
erti
mba
ngka
n
jenis
dan
sum
ber
nyer
i
dala
m
pem
iliha
n
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
Edukasi

-
J
elas
kan
peny
ebab
,
peri
ode,
dan
pem
icu
nyer
i
-
J
elas
kan
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
-
A
njur
kan
me
mon
itor
nyer
i
seca
ra
man
diri
-
A
njur
kan
men
ggu
naka
n
anal
gesi
k
seca
ra
tepat
-
A
jark
an
Tek
nik
farm
akol
ogis
untu
k
men
gura
ngi
nyer
i
Kolaborasi

-
K
olab
orasi
pem
beri
an
anal
geti
k,
jika
perl
u
3. 10/3 Gangguan pola SLKI setelah di Dukun -
/23 tidur lakukan intervensi gan U
keperawatan selama tidur : n
2x24 jam maka pola edukas t
tidur memembaik i u
dengan kriteria hasil: aktivit k
a. keluhan sulit tidur as/istir
meningkat (5) ahat m
b. keluhan sering Observ e
terjaga meningkat (5) asi n
c. keluhan tidak paus - d
tidur meningkat (5) I a
d. keluhan pola tidur dent t
berubah meningkat(5) ifika a
e. keluhan istrahat si
tidak cukup pola m
meningkat(5) akti a
vitas s
dan a
tidur l
- a
I h
dent
ifika y
si a
fact n
or g
peng
gang d
gu i
tidur a
(fisi l
k a
dan/ m
atau i
psik
olog p
is ) a
- s
I i
dent e
ifika n
si -
mak U
anan n
dan t
min u
uma k
n
yang m
men e
ggan n
ggu g
tidur u
(mis m
. p
Kop u
i, l
teh k
alco a
hol, n
mak
an d
men a
deka t
ti a
wakt
u y
tidur a
,min n
um g
bany
ak m
air e
sebe n
lum d
tidur u
) k
- u
I n
dent g
ifika
si d
obat a
tidur l
yang a
diko m
nsu
msi p
Terape e
utik m
- e
M n
odif u
ikas h
i a
ling n
kun
gan k
(mis e
. b
Pen u
cah t
aya u
an, h
kebi a
sing n
an,
suh p
u, a
mat s
ras, i
dan e
tem n
pat -
tidu U
r) n
- t
B u
atas k
i
wak m
tu e
tidu n
r g
sian e
g, t
jika a
perl h
u u
- i
F
asili p
tasi e
men n
ghil g
ang a
kan r
stre u
ss h
sebe n
lum y
tidu a
r
- t
T e
etap r
kan h
jad a
wal d
tidu a
r p
ruti
n p
- o
L l
aku a
kan
pros t
edur i
untu d
k u
men r
ingk -
atka U
n n
ken t
yam u
ana k
n
(mis m
. e
Pija n
t, g
pen e
gatu t
ran a
posi h
si,te u
rapi i
aku
pres e
ur) f
- e
S k
esua
ikan s
jad a
wal m
pem p
beri i
an n
obat g
dan/
atau y
tind a
aka n
n g
untu
k t
men e
unja r
ng j
sikl a
us d
tidu i
r- -
terja U
ga n
Edukas t
i: u
- k
J
m
elas
e
kan
pent m
ingn b
ya e
tidur r
cuku i
p k
sela a
ma n
sakit
- r
A a
njur s
kan a
men
epati n
kebi y
asaa a
n m
wakt a
u n
tidur
- t
A e
njur r
kan h
men a
ghin d
dari a
mak p
anan
/min p
uma a
n s
yang i
men e
gang n
gu
tidur
-
A
njur
kan
peng
guna
an
obat
tidur
yang
tida
k
men
gand
ung
supr
esor
terh
adap
tidur
RE
M
-
A
jark
an
fact
or-
fakt
or
yang
berk
ontri
busi
terh
adap
gang
guan
pola
tidur
(mis
.psik
olog
is,
gaya
hidu
p,
serin
g
beru
bah
shift
berk
erja)
-
A
jark
an
rela
ksas
i
otot
auto
geni
c
atau
cara
nonf
arm
akol
ogi
lain
nya
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama: Tn.T
Usia: 69 Tahun
Jenis kelamin: Laki- Laki
Agama: Islam
Suku/kewarganegaraan: Sunda/Indonesia
Pendidikan: SMP
Pekerjaan: Tani
Status marital: Sudah Menikah
Tanggal, jam pengkajian:09-03-2023/13.15
Tanggal, jam masuk:-
Diagnosis Medis: kontraktur
Alamat: Jalan titiran dalam no.15 Rt 3/Rw 2 ,sadang serang,coblong,Kota
bandung

2) Identitas Keluarga/Penanggung Jawab


Nama :-
Usia :-
Jenis kelamin :-
Pekerjaan :-
Hubungan dengan klien :-
Alamat :-

b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat pengkajian:klien mengatakan 6 bulan yang lalu tangan kiri nyeri aki-
bat kebas, terus 1 bulan lalu pergi ke klinik karena semua persendian kaku dan hasil pe-
meriksaannya asam urat
2) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST): Saat dikaji klien mengatakan nyeri dari leher,
bahu, tangan, dan selangkang akibat tangan kiri klien sakit pada saat di gerakkan. saat
klien merasakan nyeri klien hanya baring dan menahan sakit di daerah yang sakit. Skala
nyeri 5 (1-10), klien sulit menggerakkan tangannya.
3) Keluhan yang menyertai : Tidak ada keluhan yang disertai
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
yang di alami.
2) Riwayat rawat inap sebelumnya: klien mengatakan pernah dirawat diruangan inap
3) Riwayat alergi dan reaksinya: klien mengatakan tidak ada Riwayat alergi
4) Riwayat operasi: klien mengatakan belum pernah operasi
5) Riwayat mendapat transfuse: klien mengatakan tidak ada riwayat transfuse
6) Riwayat pengobatan yang rutin dikonsumsi: klien mengatakan tidak ada obat rutin
c) Riwayat Penyakit Keluarga: klien mengatakan dalam keluarga tidak terdapat riwayat
penyakit.
d) Keadaan kesehatan lingkungan rumah: saat dikaji anak klien mengatakan rumah klien tam-
pak bersih dan rapi
c. Pola Kesehatan Fungsional
11 pola yang dikaji sebelum sakit dan saat sakit
1. Pola Pengelolaan Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
a) Arti sehat dan sakit bagi klien, gaya hidup atau hal yang mempengaruhi kesehatan (merokok,
minum alkohol, kopi, obat penenang atau narkoba): klien mengatakan tidak pernah
meminum obat penenang, serta gaya hidup klien baik.
b) Pengetahuan status kesehatan klien saat ini:saat dikaji klien tampak tidak tahu tentang infor-
masi dari penyakit yang diderita.
c) Perlindungan terhadap kesehatan: program skrining/check up, kunjungan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, diit, latihan dan olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi, imu-
nisasi/vaksinasi: klien mengatakan tidak pernah melakukan check-up di rumah sakit.
d) Pemeriksaan diri sendiri: payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah di-
lakukan: klien mengatakan tanganya tidak di gerakkan karena kesakitan
e) Perilaku untuk mengatasi masalah Kesehatan: klien mengatakan untuk mengatasi nyeri bi-
asanya klien membatasi aktivitas klien.
2. Pola Nutrisi Metabolik
a) Kebiasaan makan dan kudapan/jajanan, jenis dan jumlah makanan:klien mengatakan kebi-
asaan makan klien teratur dan baik baik saja.
b) Pola makan dalam 3 hari terakhir atau dalam 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan: klien
mengatakan Ketika ia makan ia menghabiskan 1 porsi makanan yang ia makan.
c) Kepuasan akan berat badan saat ini: klien mengatakan tidak puas dengan berat badan saat
klien sakit.
d) Faktor pencernaan: nafsu makan, mual, muntah, ketidaknyamanan, rasa dan bau makanan,
sakit/sulit menelan, gigi, mukosa mulut, pembatasan makanan, alergi makanan, penurunan
berat badan:klien mengatakan nafsu makan menurun, tidak ada mual-muntah, sakit saat
menelan, mukosa mulut lembab, tidak ada riwayat alergi pada makanan, klien saat sakit men-
galami penurunan berat badan.
3. Pola Eliminasi
a) Kebiasaan buang air kecil (BAK): klien mengatakan pola BAK baik ,klien BAK 2-3kali/
hari,warna kuning,bau khas urine,dan tidak ada nyeri saat klien BAK.
b) Kebiasaan buang air besar (BAB): klien mengatakan belum BAB selama 4 hari
c) Keyakinan budaya dan Kesehatan:klien mengatakan klien tidak ada keyakinan budaya klien
yang bertentangan dengan masalah Kesehatan klien.
d) Kemampuan perawatan diri: klien mengatakan tidak mampu ke kamar mandi, harus di bantu
keluarganya
e) Penggunaan bantuan untuk eliminasi: klien mengatakan harus di bantu kelurganya
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a) Kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari–hari: klien mengatakan saat ini aktivitas
klien terbatas akibat sakit yang diderita .
b) Olahraga: klien mengatakan selama sakit klien tidak pernah olahrga
c) Kebiasaan mengisi waktu senggang:klien mengatakan hanya tidur saat waktu luang dan tidak
ada kegiatan lain.
d) Keyakinan tentang aktivitas dan olahraga:klien mengatakan jika klien melakukan banyak ak-
tivitas atau olahraga maka akan berdampak pada kondisi klien.
e) Kemampuan untuk merawat diri sendiri:klien mengatakan tidak mampu untuk merawat diri
sendiri karena tangan tidak bisa digerakkan
Tabel 1
Kemampuan Perawatan Diri Tn. T

Kemampuan diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum √
Mandi/personal hygiene √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √

Ket: 0 = mandiri, 1 = menggunakan alat bantu, 2 = dibantu orang


lain,
3 = dibantu orang lain dan alat, 4 = tergantung total

5. Pola Istirahat Tidur


a) Kebiasaan tidur sehari–hari :klien mengatakan pola tidurnya tidak teratur dan kadang tidak
bisa tidur
b) Penggunaan alat (musik) atau obat mempermudah tidur: saat dikaji klien mengatakan tidak
ada alat musik atau obat untuk mempermudah tidur
c) Jadwal istirahat dan relaksasi:klien mengatakan ia dapat berisitirahat pada siang hari
d) Gejala gangguan pola tidur: klien mengatakan yang mengganggu pola tidur klien adalah ny-
eri.
e) Faktor yang berhubungan :klien mengatakan klien susah tidur jika nyeri muncul
6. Pola Persepsi Kognitif
Klien mengatakan saat ini klien tidak menggunakan alat bantu panca
indra,budaya klien tidak berpengaruh pada nyeri yang dialami ,jika klien
merasakan nyeri ,klien biasanya berbaring dan menahan rasa nyeri
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Klien mengatakan hubungannya dengan masyarakat sekitar baik-
baiksaja, klien sedih karena sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas
dengan baik,tetapi saat sakit klien klien tidak dapat melakukan aktivitas
dengan baik. klien mengatakan bahwa akhir-akhir ini klien mengalami
stress karena tidak menjalani tugas sebagai ayah dengan baik
8. Pola Hubungan – Peran
klien mengatakan bahwa perannya sebagai seorang Ayah dan
hubungannya dengan teman dan orang orang disekeliling klien baik-baik saja.
Proses pengambilan keputusan dalam keluarga adalah klien sendiri, saat ini
klien tinggal bersama anaknya. klien mengatakan bahwa keluarga sangat
penting dalam kehidupan klien karena diusia klien yang sudah lanjut ini klien
sangat membutuhkan keluarga.
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
Klien mengatakan diusia klien sekarang klien tidak lagi melakukan
seksual,klien memiliki 2 anak dan 3 cucu,klien senang Ketika dipeluk oleh
anak klien karena dapat merasakan kasih sayang dari anak-anak.
10. Pola Toleransi terhadap Stres dan Mekanisme Koping yang Digunakan
Klien mengatakan akhir-akhir ini klien sedang stress karena anak-anak
klien tidak bisa melakukan aktivitas karena penyakit yang klien derita, klien
sulit tidur dan tidak ada strategi yang digunakan untuk mengtasi sulit tidur
klien.jika klien sedang stress maka yang dilakukan adalah berdoa.
11. Pola Keyakinan – Nilai
Klien mengatakan jika budaya yang ia anut adalah etnis sunda dan klien
mengatakan diumur yang lanjut ini klien lebih untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.agama adalah hal yang penting dalam kehidupan klien, dan tidak
ada larangan budaya yang dapat mempengaruhi Kesehatan klien.
d. Data Biologis
1. Penampilan umum: Keadaan umum klien tampak sakit, kesadaran compos mentis . terpasang ok-
sigen
2. Tanda–tanda vital :
o
Tekanan darah : 120/80mmHg di lengan kanan . Suhu:36,8 C per
axilla, Nadi 90x/menit (frekuensi, keteraturan, lokasi arteri, denyutan)
Pernapasan:20x/menit (frekuensi, keteraturan, jenis pernapasan)
skala nyeri: 5/10 (0-10) lokasi: tangan kiri
3. Tinggi badan:148
Berat badan: 42
IMT : 19.1 klien termasuk kategori berat badan ideal
4. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
a) Kepala
Bentuk kepala normal,warna rambut :putih/beruban,tidak ada
benjolan
b) Wajah
Wajah simetris,warna kulit sawo matang,tidak ada luka,tidak ada
edema
c) Mata
Palpebrae(edema),konjongtiva(anemis)sclera(icterus),pupil(reflex
cahaya)tidak ada edema,tidak ada benjolan disekitar area mata.
d) Hidung
Tidak ada secret,tidak ada sumbatan,tidak ada pembengkokan pada
tulang hidung
e) Telinga
Bentuk simetris,tidak ada nyeri penedengaran klien normal
f) Mulut dan tenggorokan
Bibir(kering), keadaan gusi dan gigi tidak ada perdarahan
g) Leher
Bentuk leher simetris,tidak ada pembesaran kalenjar tiroid
h) Dada
Bentuk dada simetris,tidak ada luka pada kulit,tidak ada kelainan
pada tulang vertebrata,
i) Abdomen
(bentuk,benjolan):tidak ditemukan benjolan,palpasi:tidak ditemukan
nyeri.
j) Genetalia :Normal
k) Rectum : Normal
l) Punggung: inspeksi:tidak ada nyeri,tidak ada lesi,tidak pernah cedera punggung,dan tidak
ada bekas operasi.
m) Ekstremitas atas:inspeksi(kulit dan kuku):kuku sangat tebal berwarna kuning
kecoklatan,pergerakan tangan terbatas, refleks biceps dan triceps baik.
Ekstremitas bawah:Rom :peregerakan terbatas karena nyeri,klien
merasakan nyeri Ketika terlalu bergerak,kuku panjan dan tampak
kotor ,tidak ada edema yang teraba .

e. Data PsikoSosioSpiritual
1. Status emosi: klien tampak sedih,cemas,dengan sakit yang klien derita.
2. Gaya komunikasi :klien dapat berbicara dengan jelas,intonasi komunikasi cepat.
3. Kegiatan agama yang diikuti: sebelum sakit klien sering berkumpul dengan masyarakat lain un-
tuk berdoa Bersama,saat sakit klien mengatakan bahwa ia hanya tinggal dirumah dan melakukan
ibadah dirumah.
4. Pandangan klien tentang keyakinan : klien memiliki keyakinan bahwa dengan berdoa klien se-
makin dekat dengan Allah.

f. Data Penunjang
1. Laboratorium (seperti darah, urine, feses, sputum, analisa spesimen lain; sertakan tanggal pe-
meriksaan):
 KIMIA DARAH
- Ureum : H.45,6 mg/dl
 EGFR
- Kreatinin : 0,81 mg/dl
- Egfr : 95,4 ml/min/1,73m^2
- Natrium : L132 mmol/l
- Kalium : 4,4 mmol/l
 DARAH RUTIN
- Hemoglobin : 13,6 g/dl
- Hematokrit : L39,6 %
- Leukosit : H 15.70 10^3µl
- Jumlah trombosit : 256
- Eritrosit : 4.66
- Mcv : 85,0
- Mhc : 29,0
- Mchc: 34,3
2. Radiologi (seperti Rontgen, USG, CT-Scan, MRI; sertakan tanggal pemeriksaan): tidak ada pe-
meriksaan
3. EKG: Tidak ada pemeriksaan
4. Terapi (oral dan parenteral/injeksi):
- Necvlam 3x1
- Paracetamol 1 tablet
- Paracetamol 4x500mg
- Gabapren 3x100
- Levofeoxacim 1x750mg
- Vt mgroxoe 3x1
5. Diet:klien tidak memiliki riwayat diet
6. Acara infus (jika ada): tidak terpasang infus
7. Mobilisasi (bedrest, duduk, jalan) : Tampak berbaring dan duduk
2. Pengelompokan Data (data subyektif dan data obyektif)
Tabel 2
Pengelompokan Data
Data Subjektif Data Objektif

a. klien mengatakan saat 1.


sakit aktivitas klien ter- K
batas akibat sakit yang lien
diderita tam-
b. Saat dikaji klien men- pak
gatakan nyeri tangan sedih,
bagian kiri cemas
c. klien mengatakan susah den-
tidur gan
sakit
yang
dideri
ta
2.
k
lien
tam-
pak
merin
gis
saat
berg-
erak
3.
K
lien
tam-
pak
lemas

3. Analisis Data: dibuat dalam bentuk 3 kolom (data, etiologi dan


masalah)
Tabel 4
Analisis Data
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif: Penurunan kekuatan otot Gangguan mobilitas fisik
K
lien
men Cidera fisik
gatak
an
klien Ketidakmampuan bergerak
tidak
bisa
mela
kuka
n
bany
ak
aktiv
itas,a
ktivit
as
klien
terba
tas
kare
na
nyeri
yang
diras
akan.
Data Objektif:
K
lien
tamp
aak
Tidu
r dan
dudu
k
Data Subjektif: Agen pencedera fisik Nyeri Akut
S
a
a Cidera fisik
t
d
i Nyeri
k
a
ji
k
li
e
n
m
e
n
g
a
t
a
k
a
n
n
y
e
ri
t
a
n
g
a
n
b
a
g
i
a
n
k
ir
i
Data Objektif:
k
li
e
n
t
a
m
p
a
k
m
e
ri
n
g
is
s
e
s
e
k
a
li
d
a
n
m
e
n
g
g
e
r
a
k
k
a
n
t
a
n
g
a
n
k
ir
i
s
a
k
it
s
e
k
a
li
.
TD:1
20/80
N:90x/menit.
Data Subjektif: Agen pencedera fisik Gangguan pola tidur
S
aat di
kaji
Nyeri
klien
men
gatak
an pola tidur terganggu
susa
h
tidur
kare
na
nyeri
Data objektif:
K
lien
tamp
ak
lema
s

B. Diagnosis Keperawatan Berdasark an Prioritas Masalah


1. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d klien mengatakan klien tidak bisa beraktivitas dengan baik
karena nyeri
Data objektif:klien tampak dibantu keluarga dalam aktivitas
2. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d klien mengatakan klien mengalami cidera fisik di tangan bagian
kiri
Skala nyeri 5/10, tekanan darah:120/80mmhg, nadi:90x/menit
3. Gangguan pola tidur b.d agen pencedara fisik d.d klien mengatakan susah tidur

C. Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSIS PERENCANAAN
NO TGL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 10/3/23 Gangguan Mobilitas fisik SLKI setelah Dukungan mobilisasi -
b.d nyeri d.d klien dilakukan intervensi Obsevasi M
mengatakan klien tidak keperawatan selama - e
2x24 jam maka
bisa beraktivitas dengan I n
mobilitas fisik
baik karena nyeri. meningkat dengan dent g
Data subjektif: kriteria hasil : ifik i
K a. asi d
li P ada e
e e nya n
n r nye t
m g ri i
e e atau f
n r kelu i
g a han k
at k fisi a
a a k s
k n lain i
a nya
n e - k
kl k I e
ie s dent k
n t ifik u
ti r asi a
d e tole t
a m rans a
k i i n
bi t fisi
s a k /
a s mel k
m aku e
el m kan l
a e per e
k n gera m
u i kan a
k n - Monitor h
a g frekuensi jantung dan a
n k tekanan darah n
b a mebelum memulai
a t mobilisasi d
n ( a
y 5 - Monitor p
a ) kondisi umum selama a
k b. melakukan moblisasi t
a K
Terapeutik
kt e - Fasilitasi m
iv k aktifitas mobilisasi e
it u dengan alat bantu m
a a (mis. Pagar tempat b
s, t tidur) a
a a - Fasilitasi n
kt n melakukan pergerakan t
iv - Libatkan u
it o keluarga untuk
a t membantu pasien m
s o dalam meningkatkan e
kl t pergerakan m
ie Edukasi b
n m - Jelaskan e
te e tujuan dan prosedur r
r n mobilisasi i
b i - Anjurkan
at n melakukan mobilisasi i
a g dini n
s k - Anjurkan f
k a mobilisasi sederhana o
ar t yang harus dilakukan r
e ( (mis. Duduk di tepat m
n 5 tidur, duduk di sisi a
a ) tempat tidur, pindah s
n c. dari tempat tidur ke i
y R kursi)
er e y
n
i a
t
y a n
a n g
n g
g d
di g i
ra e p
r
s e
a
a k r
k ( l
a R u
n. O k
M a
Data objektif: ) n
m
klien
e
tampak n u
meringis saat i n
bergerak n t
g u
k k
a
t
m
(
5 e
) m
d. b
N a
y n
e t
r u
i

m p
e e
n m
u i
r l
u i
n
h
( a
5 n
)
e. i
K n
a t
k
e
u
r
s v
e e
n n
d s
i i
m
e k
n a
u r
r e
u n
n
a
(
5 t
) e
h
n
i
k

y
a
n
g

b
e
r
b
e
d
a

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
t
u
k

f
l
a
c
i
d

d
a
n

s
p
a
s
t
i
s

p
a
r
a
l
i
s
i
s
.
-
M
e
m
i
n
i
m
a
l
k
a
n

t
e
r
j
a
d
i
n
y
a

a
t
r
o
f
i

o
t
o
t
,
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n

s
i
r
k
u
l
a
s
i
,

m
e
n
c
e
g
a
h

k
o
n
t
r
a
k
t
u
r
.
-
U
n
t
u
k

m
e
m
p
e
r
m
u
d
a
h

k
l
i
e
n

d
a
l
a
m

m
e
m
e
n
u
h
i

k
e
b
u
t
u
h
a
n
n
y
a
.
-
D
a
p
a
t

m
e
r
a
n
g
s
a
n
g

b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

s
a
k
i
t

d
a
n

m
e
n
g
o
p
t
i
m
a
l
k
a
n

b
a
g
i
a
n

y
a
n
g

s
e
h
a
t
.

2. 10/3/23 Nyeri Akut b.d agen SLKI Setelah Manajemen nyeri -


pencedera fisik d.d cidera dilakukan intervensi - M
fisik di tangan bagian kiri. keperawatan selama I e
dent m
D 2x24 jam maka
b
ata tingkat nyeri ifik
a
subjek menurun dengan asi n
tif: loka
S kriteria hasil : si, t
aat a.kemampuan kara u
di menuntaskan kter
m
ka aktivitas istik
e
ji b. keluhan nyeri , n
kli menurun (5) dur u
en c. meringis menurun asi, r
m (5) frek u
en uen n
ga . si, k
a
ta gelis kual
n
ka a itas,
n men inte a
ny urun nsit t
eri (5) as a
di nye u
ta ri
m
ng -
e
an I n
ba dent g
gi ifik h
an asi i
kir skal l
i a a
n
D nye g
ata ri k
Objek - a
tif: I n
a. klien tampak den
meringis saat fitik r
a
menggerakkan asi
s
tangan bagian kiri resp a
b. skala nyeri 5/10 on
c. TD:120/80 nye n
N:90x/menit. ri y
non e
ver r
i
bal
-
- M
I e
dent m
ifik b
asi a
pen n
t
geta
u
hua
n m
dan e
n
key
g
akin u
an r
tent a
ang n
nye g
ri i
-
r
I a
dent s
ifik a
asi
pen n
gar y
e
uh
r
nye i
ri
pad d
a a
kual n
itas
m
hid e
up m
- b
M e
onit r
or i
k
efek
a
sam n
pin
g r
pen a
ggu s
naa a
n
n
anal y
geti a
k m
a
Terapeutik
n
- -
B M
erik e
an n
Tek g
nik e
nonf t
arm a
akol h
ogis u
untu i
k
men t
gura i
ngi n
nyer g
i k
(mis a
: t
TEN
S, n
hyp y
nosi e
s, r
akup i
resur
, y
tera a
pi n
musi g
c,
biof d
eedb i
ack, s
tera a
pi m
pijat p
, a
aro i
mate k
rapi, a
Tek n
nik
imaj s
inasi e
terbi s
mbi u
ng, a
kom i
pres
hang d
at/di e
ngin n
, g
tera a
pi n
ber
mai r
n) e
- s
K p
ontr o
ol n
ling
kun n
gan o
yang n
me
mpe v
rber e
at r
rasa b
nyer a
i l
(mis
:
suhu
ruan
gan,
penc
ahay
aan,
kebi
sing
an)
-
F
asilit
asi
istir
ahat
dan
tidur
-
P
erti
mba
ngka
n
jenis
dan
sum
ber
nyer
i
dala
m
pem
iliha
n
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
Edukasi

-
J
elas
kan
peny
ebab
,
peri
ode,
dan
pem
icu
nyer
i
-
J
elas
kan
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
-
A
njur
kan
me
mon
itor
nyer
i
seca
ra
man
diri
-
A
njur
kan
men
ggu
naka
n
anal
gesi
k
seca
ra
tepat
-
A
jark
an
Tek
nik
farm
akol
ogis
untu
k
men
gura
ngi
nyer
i
Kolaborasi

-
K
olab
oras
i
pem
beri
an
anal
geti
k,
jika
perl
u
3. 10/3/23 Gangguan pola tidur b.d SLKI setelah di Dukungan tidur
agen pencedara fisik d.d lakukan intervensi Observasi:
klien mengatakan susah keperawatan selama -
tidur 2x24 jam maka pola I
Data subjektif: tidur memembaik dent
ifika
klien mengatakan susah dengan kriteria hasil: si
tidur a. pola
Data objektif : k akti
Klien tampak lemas e vitas
l dan
u tidur
h -
a I
n dent
s ifika
u si
li fakt
t or
ti peng
d gang
u gu
r tidur
m (fisi
e k
n dan/
i atau
n psik
g olog
k is)
a -
t I
( dent
5 ifika
) si
b. mak
k anan
e dan
l min
u uma
h n
a yang
n men
s ggan
e ggu
ri tidur
n (kop
g i,
t the
e alko
rj hol,
a mak
g an
a men
m deka
e ti
n wakt
i u
n tidur
g ,
k min
a um
t bany
( ak
5 air
) sebe
c. lum
k tidur
e )
l -
u I
h dent
a ifika
n si
ti obat
d tidur
a yang
k di
p kons
a umsi
u Terapeutik
s -
ti M
d odifi
u kasi
r ling
m kun
e gan
n (pen
i caha
n yaan
g ,
k kebi
a sing
t an,
( suhu
5 ,
) matr
d. as,
k dan
e tem
l pat
u tidur
h )
a -
n B
p atasi
o wakt
l u
a tidur
ti sian
d g,
u jika
r perl
b u
e
r -
u F
b asilit
a asi
h men
m ghil
e angk
n an
i stres
n s
g sebe
k lum
a tidur
t( -
5 T
) etap
e. kan
k jadw
e al
l tidur
u rutin
h -
a L
n akuk
is an
tr pros
a edur
h untu
a k
t men
ti ingk
d atka
a n
k keny
c ama
u nan
k (mis
u .
p Pijat
m ,
e peng
n atur
i an
n posi
g si,
k tera
a pi
t( akup
5 resu
) r)
-
S
esua
ikan
jadw
al
pem
beri
an
obat
dan
atau
tind
akan
untu
k
men
unja
ng
siklu
s
tidur
terja
ga

Edukasi
-
J
elas
kan
tidur
cuku
p
sela
ma
sakit
-
A
njur
kan
men
epati
kebi
asaa
n
tidur
-
A
njur
kan
men
ghin
dari
mak
anan
/min
uma
n
yang
men
ggan
ggu
tidur
-
A
njur
kan
rela
ksas
i
otot
auto
geni
k
atau
cara
nonf
arm
akol
ogi
lain
nya.

D. Implementasi Keperawatan
Tabel 3
Implementasi Keperawatan Pada Tn.T

T J N IMPLEMENTASI N
G A O A
L M . M
D A
K
&

T
T
D

Mem-
1 0 berikan Teknik
0 9 Latihan penguatan
/ . sendi(ROM)
3 3
/ 0
2
3
1 1 Mengidentifikasi skala nyeri dan re-
0 1 spon nyeri non verbal
/ .
3 0
/ 0
2
3

E. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4
Implementasi Keperawatan Pada Tn.T

TGL NO. DK SOAP NAMA &


TTD
09/3/23 1 S: klien mengatakanmasih nyeri sampai ke
kaki dan tidak dapat melakukan aktivitas secara
mandiri .skala nyeri 5/10
O: klien tampak meringis
A: masalah nyeri belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
10/3/21
1 S : klien mengatakan nyeri berkurang,skala
nyeri 5(1-10)/
O : wajah klien tidak tampak meringis
A: Masalah teratasi sebagian
P : Memodifikasi intervensi

2 S : Klien mengatakan klien tidak lagi stress dan


tidak cemas
O : ketika berbicara wajah klien tampak ceria
A : masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

3 S : klien mengatakan nyeri klien sudah


berkurang
O : klien tampak melakukan aktivitas dengan
latihan mengangkat tangannya
A: masalah terasi sebagian
P: memodifikasi Intervensi

LITERATURE REVIEW/EBN

1. Topik : Latihan ROM Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Ak-
tivitas Dan Latihan : MOBILISASI FISIK
2. Diagnosa Keperawatan yang diangkat dari kasus : Gangguan Mobilitas Fisik berhubugan dengan gangguan
kontraktur dibutikan dengan,
DS: pasien mengatakan pasien nyeri tangan bagian kiri dan susah di gerakkan
DO : Kontraktur pada ekstremitas atas, lebih berat pada ekstremitas kiri.
3. Intervensi yang akan dilakukan: Latihan Range Of Motion (ROM)
Tabel analisa artikel jurnal
No Juduk Artikel Nama Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penulis,tahun Penelitian
1. Penerapan Kurniasih Tujuan Metode Penelitian: Hasil Penelitian:
Range Of Puji Rejeki penelitian: Penelitian ini Penerapan range
Motion Mengetahui merupakan of motion (ROM)
(ROM) Purwokerto : adanya penelitian deskriptif untuk gangguan
Untuk Prodi Ilmu perubahan yang menggunakan mobilitas fisik
Gangguan Keperawatan kekuatan otot, responden sebanyak pada lansia tirah
Mobilitas D3 Fakultas kelenturan, 2 pasien yang sudah baring
Fisik Pada Ilmu capillary refill mengalami tirah menunjukan
Lansia Tirah Kesehatan time (CRT), baring kurang dari 2 adanya perubahan
Baring UMP., 2019 dan saturasi tahun pada peningkatan
oksigen pada kelenturan dan
lansia tirah penurunan
baring capillary refill
time (CRT),
namun tidak
terlihat adanya
perubahan pada
kekuatan otot dan
saturasi oksigen
2. Studi Megawati1, Tujuan Metode penelitian Hasil penelitian
Pemberian Rita Dewi penulis yaitu yaitu studi kasus menunjukkan
Terapi Range Sunarno,2022 untuk dalam bentuk bahwa terapi
Of Motion menggabarkan deskriftip. Penelitian Range Of Motion
(ROM) penerapan ini dilakukan pada (ROM) dapat
terhadap Studi tanggal 16-19 juli meningkatkan
Lansia Pemberian 2022. Berdasarkan kekuatan otot dari
pada Pasien Terapi Range hasil pengkajian Ny. skala 1 (10%)
dengan Of Motion “A” di temukan meningkat ke
Gangguan (ROM) keluhan sulit skala 2 (25%)
Mobilitas Terhadap menggerakkan pada ekstermitas
Fisik Lansia Dengan tangan dan kaki atas, bawah
“Stroke” di Gangguan sebelah sebelah kanan
Wilayah Mobilitas Fisik kanan, terasa kaku klien, sedangkan
Kerja UPT “Stroke” Di dan nyeri saat ekstemitas atas,
Puskesmas Wilayah Kerjs digerakkan. bawah
Awangpone UPT Kekuatan otot pada sebelah kiri klien
Puskesmas ekstermitas atas, dari skala 4
Awangpone bawah (75%) meningkat
Kabupaten kanan klien skala 1 ke skala 5
Bone Tahun (10%). Sedangkan (100%) pada
2022 eksterimitas atas, pasien stroke.
bawah kiri klien
skala 4 (75%).
Intervensi yang di
gunakan untuk
mengatasi masalah
tersebut adalah
pemberian terapi
Range Of Motion
(ROM) yang
diberika 1 kali sehari
dengandurasi 15-30
menit yang
dilakukan selama 4
hari. Teknik
pengumpulan data
yang digunakan
yakni wawancara,
observasi, dan
dokumentasi

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa jurnal yang telah dilakukan tentang latihan range of
motion (ROM) terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan latihan : stroke disimpulkan bahwa latihan ROM efektif dalam
meningkatkan kekuatan otot. Dengan pemberikan latihan yaitu 2x sehari setiap pagi dan
sore dengan waktu 15-35 menit dan dilakukan 4 kali pengulangan setiap gerakan. Waktu
pemberian latihan ini sebaiknya lebih lama minimal 4 minggu karena telah terbukti
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot.
Terapi tersebut direkomendasikan untuk digunakan karena tekniknya sederhana,
tidak membutuhkan alat dan bahan, tidak memerlukan kemampuan khusus untuk
menerapkannya dan dapat dilakukan oleh semua pasien stroke yang mengalami
kelemahan otot.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2016. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Child development theorists From Wikipedia, 2019. the free
encyclopedia:http://en.wikipedia.org/wiki/Child_development
Department of Health & Human Services, State Government of Victoria, Australia 2018, diunduh dari
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/resistance- training-healthbenefits, Diakses
April 2022
Ganong, William F. 2016. Buku Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran
Edisi 20.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gunawan, Adi. 2016. Mekanisme-Mekanisme dan Mekanika-Mekanika Pergerakan Pergerakan Otot vol. 6
no. 2. Jakarta : EGC.
Guyton, AC & Hall, JE. 2016. Buku Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran
Volume
11. Jakarta : EGC.
Iswahyudi, et al (2017) Kebugaran Jasmani untuk Atlet. Jakarta, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek
Olahraga (PPPITOR, 1999).
Morelli, Angela Oswalt. (2019). An Introduction to Adolescent Development. (Online). Tersedia:
https://www.risas.org/poc/center_index.php?id=1310&cn=1310 (02 April 2022)
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan
keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Saputra, Zepe. 2016. 15 Aktivitas Menyenangkan Untuk Melatih Motorik Halus Anak. (Online).
(https://www.duniabelajaranak.id/kak-zepe-lagui-anak-15- aktivitasmenyenangkan-untuk-melatih-
motorik-halus-anak/, diakses 02 April 2022
pukul 04.35).
.

Anda mungkin juga menyukai