1. PENGERTIAN
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan adalah
bekerja.Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi
tubuh akan berfungsi dengan baik, dan metablisme tubuh dapat optimal. Kemampuan
gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang termasuk didalamnya adalah
dan ambulasi/ROM.
Pemenuhan terhadap ADL ini dapat meningkatkan harga diri serta gambaran diri
pada seseorang, selain itu ADL merupakan aktifitas dasar yang dapat mencegah
individu tersebut dari suatu penyakit sehingga tindakan yang menyangkut pemenuhan
dalam mendukung pemenuhan ADL pada klien dengan intoleransi aktifitas harus
diprioritaskan.
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna
seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu
pergerakan misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai
dari sel-sel tubuh dan terutama sistem lokomotorik yaitu sistem otot dan sistem rangka.
Aktivitas dan pergerakan memerlukan energy.Energi untuk sel-sel tubuh
manusia adalah dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang diperoleh dari
katabolisme glukosa dalam sel-sel tubuh. Glukosa akan dipecah menjadi energy dan hal
ini terutama ditentukan oleh suplai oksigen. Ketika oksigen terpenuhi maka glukosa
piruvat, siklus asam sitrat, dan transport elektron dengan hasil akhir ATP,
karbondioksida , dan uap air. Jika oksigen tidak terpenuhi, maka katabolisme energy
akan dilakukan secara anaerobic dengan produk akhir ATP, asam laktat dan NADH.
Namun produksi ATP dari metabolism anaerobic jauh lebih sedikit dibanding
metabolism aerobic, yaitu sekitar 1/18 kalinya (36 ATP berbanding 12 ATP).Karena
oksigen amat penting bagi konservasi energy tubuh, maka aktivitas dan latihan pada
manusia terkait erat dengan kerja sistem kardiovaskuler, respirasi, dan hematologi untuk
Aktivitas dan latihan adalah proses gerakan tubuh manusia yang melibatkan sistem
lokomotorik yaitu tulang dan otot. Tulang berperan sebagai alat gerak pasif,
memberikan kesetabilan dalam postur tubuh dan memberi bentuk tubuh.Sedangkan otot
berperan sebagai alat gerak aktif dimana tendon-tendon otot melekat pada tulang dan
tersusun oleh matriks organik dan anorganik.Tulang secara histologist dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu jaringan tulang keras (osteon) dan jaringan tulang rawan
(kartilago).Yang membedakan osteon dan kartilago adalah bahwa kartilago lebih elastic
dan lebih tahan terhadap adanya tekanan sehingga cenderung lebih tidak mudah patah,
dan osteon cenderung lebih eras tapi mudah patah.Jaringan tulang rawan dapat dibagi
menjadi 3 yaitu : kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastic. Tiap-tiap tipe
tulang rawan membentuk bagian tubuh yang berbeda.Tulang rawan hialin terutama
menyusun bagian persendian tulang sebagai sistem bantalan untuk melindungi dari
terdiri atas sel-sel tulang osteoblast, osteosit, kondroblast, kondrosit, dan osteoklas yang
tersimpan pada sistem haverst.Sistem haverst adalah suatu saluran yang didalamnya
terdapat pembuluh darah, limfa, dan urat saraf untuk fisiologi tulang.Matriks anorganik
tulang tersusun oleh mineral-mineral terutama kalsium dan phospat. Matrisk anorganik
inilah yang memberikan massa dan kekuatan pada tulang, sehingga kondisi yang
mengganggu kandungan kalsium dan fosfor dalam jaringan tulang akan menyebabkan
tulang kehilangan kepadatannya dan mudah patah. Faktor lain yang mempengaruhi
bekerjasama untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Kalsitonin atau disebut
juga tirokalsitonin dihasilkan oelh sel parafolikular kelenjar tiroid dan bekerja untuk
dalam meresorpsi kalsium tulang, menghambat reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal,
menghambat absorpsi kalisum dari saluran cerna. Sedangkan paratirohormon
dihasilkan
oleh kelenjar paratiroid dan bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium dalam darah,
meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang melalui jalur aktivasi osteoklas, dan
Vitamin D sangat penting sebagai kofaktor dalam proses absorpsi kalsium dalam
saluran cerna. proses aktivasi vitamin D dijaringan kulit. Vitamin D adalah vitamin larut
lemak yang memiliki struktur molekul steroid. Vitamin ini dibentuk di kulit dari
ultraviolet dari sinar matahari terhadap epidermis kulit akan menyebabkan transformasi
(calcidiol) dan di ginjal menjadi bentuk hormone aktif yaitu 1,25-(OH)2D (calcitriol).
Reaksi ini terjadi pada paparan radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang 290-300
fungsi fisiologis tubuh yang salah satunya untuk membantu penyerapan kalsium di
Jaringan otot merpakan sistem yang berperan sebagai alat gerak aktif.Hal ini
karena kemampuan jaringan otot untuk berontraksi dan relaksasi. Di balik mekanisme
otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanikitu, terjadilah beberapa
kelangsungankontraksi otot. Otot pengisi atau otot yangmenempel pada sebagian besar
dengan diameterpenampang 20-100μm yang disebutserat otot. Panjang serat otot ini
Dalam tiap- tiap myofibril, tersusun oleh protein-protein kontraktil otot yang terdiri dar
memerlukan peran aktivitas dari keempat tipe protein. Mekanisme kontraksi otot
dijelaskan melalui proses pergeseran aktomiosin dimana aktin berperan sebagai rel
kereta dan myosin berperan sebagai kereta. Ketika terjadi kontraksi otot, maka myosin
akan bergeser di sepanjang aktin sehingga terjadilah pemendekat myofibril. Agar terjadi
pergeseran ini maka ikatan troponin pada aktin dan myosin harus hlang dan hal ini
kalisum dan neurottansmitter asetilkolin. Adanya kekurangan kalsium dalam tubuh akan
berdampak pada gangguan kontraksi otot. Begitu juga adanya gangguan trasnmiss
kolinergik pada pertatan neuromuscular akan berdampak pada gangguan kontraksi otot.
3. NILAI-NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :
Tingkat Kategori
aktivitas/mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan latihan antara lain :
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Status nutrisi
d. Budaya
musculoskeletal
g. Kondisi psikologis
5. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG
MUNGKIN TERJADI PADA SISTEM MUSKOLUSKELETAL
Apabila salah satu sistem terganggu maka akan mempengaruhi sistem
yang lainnya yang dapat mengakibatkan terganggunya akvitas dan
latihan (Zepe, 2016):
1. Mudah lelah saat beraktivitas
2. Peningkatan frekuensi nafas
3. Tidak mampu bergerak atau berakvitas sesuai
kebutuhan
4. Keterbatasan menggerakkan sendi
5. Pemenuhan ADL dibantu orang lain
6. Malas untu bergerak atau latihan mobilitas
6. JENIS GANGGUAN
Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang berkepanjangan
dan bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada berbagai sistem tubuh
antara lain :
digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan menyebabkan
kekakuan pada pergerakan persendian. Hal ini karena untuk sintesis kolagen
luka tekan sebagai akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony
prominen), keringat, lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat tidur.
yang laka erhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium, potassium, zinc,
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
adalah sebagai berikut:
a) Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
gangguan kebutuhan aktivitas dan latihan.
b) Riwayat keperawatan penyakit yang pernah
diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
c) Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan
dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau
spastic.
d) Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk,
berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
e) Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul,
dan kaki.
f) Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan
pada system pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah,
gerakan dinding thorak, adanya mukus, batuk yang produktif diikuti
panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang berhubungan dengan
perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah,
gangguan sirkulasi perifer, adanya
Subjektif :
DIAGNOSIS PERENCANAAN
NO TGL KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
1. 10/3 Gangguan SLKI setelah Dukungan mobilisasi -
/23 Mobilitas fisik dilakukan intervensi obsevasi M
keperawatan selama - e
2x24 jam maka I n
mobilitas fisik dent g
meningkat dengan ifika i
kriteria hasil : si d
a. adan e
P ya n
erger nyer t
akan i i
ekstr atau f
emit kelu i
as han k
meni fisik a
ngka lain s
t(5) nya i
b. - k
K i e
ekua dent k
tan ifik u
otot asi a
meni tole t
ngka rans a
t(5) i n
c. fisi
R k /
enta mel k
ng aku e
gera kan l
k(R per e
OM) gera m
meni kan a
ngka - Monitor h
t(5) frekuensi jantung dan a
d. tekanan darah n
N mebelum memulai
yeri mobilisasi d
men - Monitor a
urun kondisi umum selama p
(5) melakukan moblisasi a
e. t
K m
aku Terapeutik e
send - Fasilitasi m
i aktifitas mobilisasi b
men dengan alat bantu a
urun (mis. Pagar tempat n
(5) tidur) t
- Fasilitasi u
melakukan
pergerakan m
e
- Libatkan m
keluarga untuk b
membantu pasien e
dalam meningkatkan r
pergerakan i
Edukasi i
- Jelaskan n
tujuan dan prosedur f
mobilisasi o
r
- Anjurkan
m
melakukan mobilisasi
a
dini
s
- Anjurkan i
mobilisasi sederhana y
yang harus dilakukan a
(mis. Duduk di tepat n
tidur, duduk di sisi g
tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke d
kursi) i
p
e
r
l
u
k
a
n
u
n
t
u
k
m
e
m
b
a
n
t
u
p
e
m
i
l
i
h
a
n
i
n
t
e
r
v
e
n
s
i
k
a
r
e
n
a
t
e
h
n
i
k
y
a
n
g
b
e
r
b
e
d
a
d
i
g
u
n
a
k
a
n
u
n
t
u
k
f
l
a
c
i
d
d
a
n
s
p
a
s
t
i
s
p
a
r
a
l
i
s
i
s
.
-
M
e
m
i
n
i
m
a
l
k
a
n
t
e
r
j
a
d
i
n
y
a
a
t
r
o
f
i
o
t
o
t
,
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
s
i
r
k
u
l
a
s
i
,
m
e
n
c
e
g
a
h
k
o
n
t
r
a
k
t
u
r
.
-
U
n
t
u
k
m
e
m
p
e
r
m
u
d
a
h
k
l
i
e
n
d
a
l
a
m
m
e
m
e
n
u
h
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
n
y
a
.
-
D
a
p
a
t
m
e
r
a
n
g
s
a
n
g
b
a
g
i
a
n
y
a
n
g
s
a
k
i
t
d
a
n
m
e
n
g
o
p
t
i
m
a
l
k
a
n
b
a
g
i
a
n
y
a
n
g
s
e
h
a
t
.
-
J
elas
kan
peny
ebab
,
peri
ode,
dan
pem
icu
nyer
i
-
J
elas
kan
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
-
A
njur
kan
me
mon
itor
nyer
i
seca
ra
man
diri
-
A
njur
kan
men
ggu
naka
n
anal
gesi
k
seca
ra
tepat
-
A
jark
an
Tek
nik
farm
akol
ogis
untu
k
men
gura
ngi
nyer
i
Kolaborasi
-
K
olab
orasi
pem
beri
an
anal
geti
k,
jika
perl
u
3. 10/3 Gangguan pola SLKI setelah di Dukun -
/23 tidur lakukan intervensi gan U
keperawatan selama tidur : n
2x24 jam maka pola edukas t
tidur memembaik i u
dengan kriteria hasil: aktivit k
a. keluhan sulit tidur as/istir
meningkat (5) ahat m
b. keluhan sering Observ e
terjaga meningkat (5) asi n
c. keluhan tidak paus - d
tidur meningkat (5) I a
d. keluhan pola tidur dent t
berubah meningkat(5) ifika a
e. keluhan istrahat si
tidak cukup pola m
meningkat(5) akti a
vitas s
dan a
tidur l
- a
I h
dent
ifika y
si a
fact n
or g
peng
gang d
gu i
tidur a
(fisi l
k a
dan/ m
atau i
psik
olog p
is ) a
- s
I i
dent e
ifika n
si -
mak U
anan n
dan t
min u
uma k
n
yang m
men e
ggan n
ggu g
tidur u
(mis m
. p
Kop u
i, l
teh k
alco a
hol, n
mak
an d
men a
deka t
ti a
wakt
u y
tidur a
,min n
um g
bany
ak m
air e
sebe n
lum d
tidur u
) k
- u
I n
dent g
ifika
si d
obat a
tidur l
yang a
diko m
nsu
msi p
Terape e
utik m
- e
M n
odif u
ikas h
i a
ling n
kun
gan k
(mis e
. b
Pen u
cah t
aya u
an, h
kebi a
sing n
an,
suh p
u, a
mat s
ras, i
dan e
tem n
pat -
tidu U
r) n
- t
B u
atas k
i
wak m
tu e
tidu n
r g
sian e
g, t
jika a
perl h
u u
- i
F
asili p
tasi e
men n
ghil g
ang a
kan r
stre u
ss h
sebe n
lum y
tidu a
r
- t
T e
etap r
kan h
jad a
wal d
tidu a
r p
ruti
n p
- o
L l
aku a
kan
pros t
edur i
untu d
k u
men r
ingk -
atka U
n n
ken t
yam u
ana k
n
(mis m
. e
Pija n
t, g
pen e
gatu t
ran a
posi h
si,te u
rapi i
aku
pres e
ur) f
- e
S k
esua
ikan s
jad a
wal m
pem p
beri i
an n
obat g
dan/
atau y
tind a
aka n
n g
untu
k t
men e
unja r
ng j
sikl a
us d
tidu i
r- -
terja U
ga n
Edukas t
i: u
- k
J
m
elas
e
kan
pent m
ingn b
ya e
tidur r
cuku i
p k
sela a
ma n
sakit
- r
A a
njur s
kan a
men
epati n
kebi y
asaa a
n m
wakt a
u n
tidur
- t
A e
njur r
kan h
men a
ghin d
dari a
mak p
anan
/min p
uma a
n s
yang i
men e
gang n
gu
tidur
-
A
njur
kan
peng
guna
an
obat
tidur
yang
tida
k
men
gand
ung
supr
esor
terh
adap
tidur
RE
M
-
A
jark
an
fact
or-
fakt
or
yang
berk
ontri
busi
terh
adap
gang
guan
pola
tidur
(mis
.psik
olog
is,
gaya
hidu
p,
serin
g
beru
bah
shift
berk
erja)
-
A
jark
an
rela
ksas
i
otot
auto
geni
c
atau
cara
nonf
arm
akol
ogi
lain
nya
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama: Tn.T
Usia: 69 Tahun
Jenis kelamin: Laki- Laki
Agama: Islam
Suku/kewarganegaraan: Sunda/Indonesia
Pendidikan: SMP
Pekerjaan: Tani
Status marital: Sudah Menikah
Tanggal, jam pengkajian:09-03-2023/13.15
Tanggal, jam masuk:-
Diagnosis Medis: kontraktur
Alamat: Jalan titiran dalam no.15 Rt 3/Rw 2 ,sadang serang,coblong,Kota
bandung
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama saat pengkajian:klien mengatakan 6 bulan yang lalu tangan kiri nyeri aki-
bat kebas, terus 1 bulan lalu pergi ke klinik karena semua persendian kaku dan hasil pe-
meriksaannya asam urat
2) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST): Saat dikaji klien mengatakan nyeri dari leher,
bahu, tangan, dan selangkang akibat tangan kiri klien sakit pada saat di gerakkan. saat
klien merasakan nyeri klien hanya baring dan menahan sakit di daerah yang sakit. Skala
nyeri 5 (1-10), klien sulit menggerakkan tangannya.
3) Keluhan yang menyertai : Tidak ada keluhan yang disertai
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat penyakit yang pernah dialami: klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
yang di alami.
2) Riwayat rawat inap sebelumnya: klien mengatakan pernah dirawat diruangan inap
3) Riwayat alergi dan reaksinya: klien mengatakan tidak ada Riwayat alergi
4) Riwayat operasi: klien mengatakan belum pernah operasi
5) Riwayat mendapat transfuse: klien mengatakan tidak ada riwayat transfuse
6) Riwayat pengobatan yang rutin dikonsumsi: klien mengatakan tidak ada obat rutin
c) Riwayat Penyakit Keluarga: klien mengatakan dalam keluarga tidak terdapat riwayat
penyakit.
d) Keadaan kesehatan lingkungan rumah: saat dikaji anak klien mengatakan rumah klien tam-
pak bersih dan rapi
c. Pola Kesehatan Fungsional
11 pola yang dikaji sebelum sakit dan saat sakit
1. Pola Pengelolaan Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
a) Arti sehat dan sakit bagi klien, gaya hidup atau hal yang mempengaruhi kesehatan (merokok,
minum alkohol, kopi, obat penenang atau narkoba): klien mengatakan tidak pernah
meminum obat penenang, serta gaya hidup klien baik.
b) Pengetahuan status kesehatan klien saat ini:saat dikaji klien tampak tidak tahu tentang infor-
masi dari penyakit yang diderita.
c) Perlindungan terhadap kesehatan: program skrining/check up, kunjungan ke fasilitas
pelayanan kesehatan, diit, latihan dan olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi, imu-
nisasi/vaksinasi: klien mengatakan tidak pernah melakukan check-up di rumah sakit.
d) Pemeriksaan diri sendiri: payudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah di-
lakukan: klien mengatakan tanganya tidak di gerakkan karena kesakitan
e) Perilaku untuk mengatasi masalah Kesehatan: klien mengatakan untuk mengatasi nyeri bi-
asanya klien membatasi aktivitas klien.
2. Pola Nutrisi Metabolik
a) Kebiasaan makan dan kudapan/jajanan, jenis dan jumlah makanan:klien mengatakan kebi-
asaan makan klien teratur dan baik baik saja.
b) Pola makan dalam 3 hari terakhir atau dalam 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan: klien
mengatakan Ketika ia makan ia menghabiskan 1 porsi makanan yang ia makan.
c) Kepuasan akan berat badan saat ini: klien mengatakan tidak puas dengan berat badan saat
klien sakit.
d) Faktor pencernaan: nafsu makan, mual, muntah, ketidaknyamanan, rasa dan bau makanan,
sakit/sulit menelan, gigi, mukosa mulut, pembatasan makanan, alergi makanan, penurunan
berat badan:klien mengatakan nafsu makan menurun, tidak ada mual-muntah, sakit saat
menelan, mukosa mulut lembab, tidak ada riwayat alergi pada makanan, klien saat sakit men-
galami penurunan berat badan.
3. Pola Eliminasi
a) Kebiasaan buang air kecil (BAK): klien mengatakan pola BAK baik ,klien BAK 2-3kali/
hari,warna kuning,bau khas urine,dan tidak ada nyeri saat klien BAK.
b) Kebiasaan buang air besar (BAB): klien mengatakan belum BAB selama 4 hari
c) Keyakinan budaya dan Kesehatan:klien mengatakan klien tidak ada keyakinan budaya klien
yang bertentangan dengan masalah Kesehatan klien.
d) Kemampuan perawatan diri: klien mengatakan tidak mampu ke kamar mandi, harus di bantu
keluarganya
e) Penggunaan bantuan untuk eliminasi: klien mengatakan harus di bantu kelurganya
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a) Kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari–hari: klien mengatakan saat ini aktivitas
klien terbatas akibat sakit yang diderita .
b) Olahraga: klien mengatakan selama sakit klien tidak pernah olahrga
c) Kebiasaan mengisi waktu senggang:klien mengatakan hanya tidur saat waktu luang dan tidak
ada kegiatan lain.
d) Keyakinan tentang aktivitas dan olahraga:klien mengatakan jika klien melakukan banyak ak-
tivitas atau olahraga maka akan berdampak pada kondisi klien.
e) Kemampuan untuk merawat diri sendiri:klien mengatakan tidak mampu untuk merawat diri
sendiri karena tangan tidak bisa digerakkan
Tabel 1
Kemampuan Perawatan Diri Tn. T
Kemampuan diri 0 1 2 3 4
Makan dan Minum √
Mandi/personal hygiene √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
e. Data PsikoSosioSpiritual
1. Status emosi: klien tampak sedih,cemas,dengan sakit yang klien derita.
2. Gaya komunikasi :klien dapat berbicara dengan jelas,intonasi komunikasi cepat.
3. Kegiatan agama yang diikuti: sebelum sakit klien sering berkumpul dengan masyarakat lain un-
tuk berdoa Bersama,saat sakit klien mengatakan bahwa ia hanya tinggal dirumah dan melakukan
ibadah dirumah.
4. Pandangan klien tentang keyakinan : klien memiliki keyakinan bahwa dengan berdoa klien se-
makin dekat dengan Allah.
f. Data Penunjang
1. Laboratorium (seperti darah, urine, feses, sputum, analisa spesimen lain; sertakan tanggal pe-
meriksaan):
KIMIA DARAH
- Ureum : H.45,6 mg/dl
EGFR
- Kreatinin : 0,81 mg/dl
- Egfr : 95,4 ml/min/1,73m^2
- Natrium : L132 mmol/l
- Kalium : 4,4 mmol/l
DARAH RUTIN
- Hemoglobin : 13,6 g/dl
- Hematokrit : L39,6 %
- Leukosit : H 15.70 10^3µl
- Jumlah trombosit : 256
- Eritrosit : 4.66
- Mcv : 85,0
- Mhc : 29,0
- Mchc: 34,3
2. Radiologi (seperti Rontgen, USG, CT-Scan, MRI; sertakan tanggal pemeriksaan): tidak ada pe-
meriksaan
3. EKG: Tidak ada pemeriksaan
4. Terapi (oral dan parenteral/injeksi):
- Necvlam 3x1
- Paracetamol 1 tablet
- Paracetamol 4x500mg
- Gabapren 3x100
- Levofeoxacim 1x750mg
- Vt mgroxoe 3x1
5. Diet:klien tidak memiliki riwayat diet
6. Acara infus (jika ada): tidak terpasang infus
7. Mobilisasi (bedrest, duduk, jalan) : Tampak berbaring dan duduk
2. Pengelompokan Data (data subyektif dan data obyektif)
Tabel 2
Pengelompokan Data
Data Subjektif Data Objektif
C. Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSIS PERENCANAAN
NO TGL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 10/3/23 Gangguan Mobilitas fisik SLKI setelah Dukungan mobilisasi -
b.d nyeri d.d klien dilakukan intervensi Obsevasi M
mengatakan klien tidak keperawatan selama - e
2x24 jam maka
bisa beraktivitas dengan I n
mobilitas fisik
baik karena nyeri. meningkat dengan dent g
Data subjektif: kriteria hasil : ifik i
K a. asi d
li P ada e
e e nya n
n r nye t
m g ri i
e e atau f
n r kelu i
g a han k
at k fisi a
a a k s
k n lain i
a nya
n e - k
kl k I e
ie s dent k
n t ifik u
ti r asi a
d e tole t
a m rans a
k i i n
bi t fisi
s a k /
a s mel k
m aku e
el m kan l
a e per e
k n gera m
u i kan a
k n - Monitor h
a g frekuensi jantung dan a
n k tekanan darah n
b a mebelum memulai
a t mobilisasi d
n ( a
y 5 - Monitor p
a ) kondisi umum selama a
k b. melakukan moblisasi t
a K
Terapeutik
kt e - Fasilitasi m
iv k aktifitas mobilisasi e
it u dengan alat bantu m
a a (mis. Pagar tempat b
s, t tidur) a
a a - Fasilitasi n
kt n melakukan pergerakan t
iv - Libatkan u
it o keluarga untuk
a t membantu pasien m
s o dalam meningkatkan e
kl t pergerakan m
ie Edukasi b
n m - Jelaskan e
te e tujuan dan prosedur r
r n mobilisasi i
b i - Anjurkan
at n melakukan mobilisasi i
a g dini n
s k - Anjurkan f
k a mobilisasi sederhana o
ar t yang harus dilakukan r
e ( (mis. Duduk di tepat m
n 5 tidur, duduk di sisi a
a ) tempat tidur, pindah s
n c. dari tempat tidur ke i
y R kursi)
er e y
n
i a
t
y a n
a n g
n g
g d
di g i
ra e p
r
s e
a
a k r
k ( l
a R u
n. O k
M a
Data objektif: ) n
m
klien
e
tampak n u
meringis saat i n
bergerak n t
g u
k k
a
t
m
(
5 e
) m
d. b
N a
y n
e t
r u
i
m p
e e
n m
u i
r l
u i
n
h
( a
5 n
)
e. i
K n
a t
k
e
u
r
s v
e e
n n
d s
i i
m
e k
n a
u r
r e
u n
n
a
(
5 t
) e
h
n
i
k
y
a
n
g
b
e
r
b
e
d
a
d
i
g
u
n
a
k
a
n
u
n
t
u
k
f
l
a
c
i
d
d
a
n
s
p
a
s
t
i
s
p
a
r
a
l
i
s
i
s
.
-
M
e
m
i
n
i
m
a
l
k
a
n
t
e
r
j
a
d
i
n
y
a
a
t
r
o
f
i
o
t
o
t
,
m
e
n
i
n
g
k
a
t
k
a
n
s
i
r
k
u
l
a
s
i
,
m
e
n
c
e
g
a
h
k
o
n
t
r
a
k
t
u
r
.
-
U
n
t
u
k
m
e
m
p
e
r
m
u
d
a
h
k
l
i
e
n
d
a
l
a
m
m
e
m
e
n
u
h
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
n
y
a
.
-
D
a
p
a
t
m
e
r
a
n
g
s
a
n
g
b
a
g
i
a
n
y
a
n
g
s
a
k
i
t
d
a
n
m
e
n
g
o
p
t
i
m
a
l
k
a
n
b
a
g
i
a
n
y
a
n
g
s
e
h
a
t
.
-
J
elas
kan
peny
ebab
,
peri
ode,
dan
pem
icu
nyer
i
-
J
elas
kan
strat
egi
mer
edak
an
nyer
i
-
A
njur
kan
me
mon
itor
nyer
i
seca
ra
man
diri
-
A
njur
kan
men
ggu
naka
n
anal
gesi
k
seca
ra
tepat
-
A
jark
an
Tek
nik
farm
akol
ogis
untu
k
men
gura
ngi
nyer
i
Kolaborasi
-
K
olab
oras
i
pem
beri
an
anal
geti
k,
jika
perl
u
3. 10/3/23 Gangguan pola tidur b.d SLKI setelah di Dukungan tidur
agen pencedara fisik d.d lakukan intervensi Observasi:
klien mengatakan susah keperawatan selama -
tidur 2x24 jam maka pola I
Data subjektif: tidur memembaik dent
ifika
klien mengatakan susah dengan kriteria hasil: si
tidur a. pola
Data objektif : k akti
Klien tampak lemas e vitas
l dan
u tidur
h -
a I
n dent
s ifika
u si
li fakt
t or
ti peng
d gang
u gu
r tidur
m (fisi
e k
n dan/
i atau
n psik
g olog
k is)
a -
t I
( dent
5 ifika
) si
b. mak
k anan
e dan
l min
u uma
h n
a yang
n men
s ggan
e ggu
ri tidur
n (kop
g i,
t the
e alko
rj hol,
a mak
g an
a men
m deka
e ti
n wakt
i u
n tidur
g ,
k min
a um
t bany
( ak
5 air
) sebe
c. lum
k tidur
e )
l -
u I
h dent
a ifika
n si
ti obat
d tidur
a yang
k di
p kons
a umsi
u Terapeutik
s -
ti M
d odifi
u kasi
r ling
m kun
e gan
n (pen
i caha
n yaan
g ,
k kebi
a sing
t an,
( suhu
5 ,
) matr
d. as,
k dan
e tem
l pat
u tidur
h )
a -
n B
p atasi
o wakt
l u
a tidur
ti sian
d g,
u jika
r perl
b u
e
r -
u F
b asilit
a asi
h men
m ghil
e angk
n an
i stres
n s
g sebe
k lum
a tidur
t( -
5 T
) etap
e. kan
k jadw
e al
l tidur
u rutin
h -
a L
n akuk
is an
tr pros
a edur
h untu
a k
t men
ti ingk
d atka
a n
k keny
c ama
u nan
k (mis
u .
p Pijat
m ,
e peng
n atur
i an
n posi
g si,
k tera
a pi
t( akup
5 resu
) r)
-
S
esua
ikan
jadw
al
pem
beri
an
obat
dan
atau
tind
akan
untu
k
men
unja
ng
siklu
s
tidur
terja
ga
Edukasi
-
J
elas
kan
tidur
cuku
p
sela
ma
sakit
-
A
njur
kan
men
epati
kebi
asaa
n
tidur
-
A
njur
kan
men
ghin
dari
mak
anan
/min
uma
n
yang
men
ggan
ggu
tidur
-
A
njur
kan
rela
ksas
i
otot
auto
geni
k
atau
cara
nonf
arm
akol
ogi
lain
nya.
D. Implementasi Keperawatan
Tabel 3
Implementasi Keperawatan Pada Tn.T
T J N IMPLEMENTASI N
G A O A
L M . M
D A
K
&
T
T
D
Mem-
1 0 berikan Teknik
0 9 Latihan penguatan
/ . sendi(ROM)
3 3
/ 0
2
3
1 1 Mengidentifikasi skala nyeri dan re-
0 1 spon nyeri non verbal
/ .
3 0
/ 0
2
3
E. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4
Implementasi Keperawatan Pada Tn.T
LITERATURE REVIEW/EBN
1. Topik : Latihan ROM Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada Pasien Dengan Gangguan Kebutuhan Ak-
tivitas Dan Latihan : MOBILISASI FISIK
2. Diagnosa Keperawatan yang diangkat dari kasus : Gangguan Mobilitas Fisik berhubugan dengan gangguan
kontraktur dibutikan dengan,
DS: pasien mengatakan pasien nyeri tangan bagian kiri dan susah di gerakkan
DO : Kontraktur pada ekstremitas atas, lebih berat pada ekstremitas kiri.
3. Intervensi yang akan dilakukan: Latihan Range Of Motion (ROM)
Tabel analisa artikel jurnal
No Juduk Artikel Nama Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penulis,tahun Penelitian
1. Penerapan Kurniasih Tujuan Metode Penelitian: Hasil Penelitian:
Range Of Puji Rejeki penelitian: Penelitian ini Penerapan range
Motion Mengetahui merupakan of motion (ROM)
(ROM) Purwokerto : adanya penelitian deskriptif untuk gangguan
Untuk Prodi Ilmu perubahan yang menggunakan mobilitas fisik
Gangguan Keperawatan kekuatan otot, responden sebanyak pada lansia tirah
Mobilitas D3 Fakultas kelenturan, 2 pasien yang sudah baring
Fisik Pada Ilmu capillary refill mengalami tirah menunjukan
Lansia Tirah Kesehatan time (CRT), baring kurang dari 2 adanya perubahan
Baring UMP., 2019 dan saturasi tahun pada peningkatan
oksigen pada kelenturan dan
lansia tirah penurunan
baring capillary refill
time (CRT),
namun tidak
terlihat adanya
perubahan pada
kekuatan otot dan
saturasi oksigen
2. Studi Megawati1, Tujuan Metode penelitian Hasil penelitian
Pemberian Rita Dewi penulis yaitu yaitu studi kasus menunjukkan
Terapi Range Sunarno,2022 untuk dalam bentuk bahwa terapi
Of Motion menggabarkan deskriftip. Penelitian Range Of Motion
(ROM) penerapan ini dilakukan pada (ROM) dapat
terhadap Studi tanggal 16-19 juli meningkatkan
Lansia Pemberian 2022. Berdasarkan kekuatan otot dari
pada Pasien Terapi Range hasil pengkajian Ny. skala 1 (10%)
dengan Of Motion “A” di temukan meningkat ke
Gangguan (ROM) keluhan sulit skala 2 (25%)
Mobilitas Terhadap menggerakkan pada ekstermitas
Fisik Lansia Dengan tangan dan kaki atas, bawah
“Stroke” di Gangguan sebelah sebelah kanan
Wilayah Mobilitas Fisik kanan, terasa kaku klien, sedangkan
Kerja UPT “Stroke” Di dan nyeri saat ekstemitas atas,
Puskesmas Wilayah Kerjs digerakkan. bawah
Awangpone UPT Kekuatan otot pada sebelah kiri klien
Puskesmas ekstermitas atas, dari skala 4
Awangpone bawah (75%) meningkat
Kabupaten kanan klien skala 1 ke skala 5
Bone Tahun (10%). Sedangkan (100%) pada
2022 eksterimitas atas, pasien stroke.
bawah kiri klien
skala 4 (75%).
Intervensi yang di
gunakan untuk
mengatasi masalah
tersebut adalah
pemberian terapi
Range Of Motion
(ROM) yang
diberika 1 kali sehari
dengandurasi 15-30
menit yang
dilakukan selama 4
hari. Teknik
pengumpulan data
yang digunakan
yakni wawancara,
observasi, dan
dokumentasi
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa jurnal yang telah dilakukan tentang latihan range of
motion (ROM) terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien dengan gangguan
kebutuhan aktivitas dan latihan : stroke disimpulkan bahwa latihan ROM efektif dalam
meningkatkan kekuatan otot. Dengan pemberikan latihan yaitu 2x sehari setiap pagi dan
sore dengan waktu 15-35 menit dan dilakukan 4 kali pengulangan setiap gerakan. Waktu
pemberian latihan ini sebaiknya lebih lama minimal 4 minggu karena telah terbukti
berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot.
Terapi tersebut direkomendasikan untuk digunakan karena tekniknya sederhana,
tidak membutuhkan alat dan bahan, tidak memerlukan kemampuan khusus untuk
menerapkannya dan dapat dilakukan oleh semua pasien stroke yang mengalami
kelemahan otot.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, A Aziz. 2016. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Child development theorists From Wikipedia, 2019. the free
encyclopedia:http://en.wikipedia.org/wiki/Child_development
Department of Health & Human Services, State Government of Victoria, Australia 2018, diunduh dari
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/resistance- training-healthbenefits, Diakses
April 2022
Ganong, William F. 2016. Buku Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran
Edisi 20.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gunawan, Adi. 2016. Mekanisme-Mekanisme dan Mekanika-Mekanika Pergerakan Pergerakan Otot vol. 6
no. 2. Jakarta : EGC.
Guyton, AC & Hall, JE. 2016. Buku Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran Kedokteran
Volume
11. Jakarta : EGC.
Iswahyudi, et al (2017) Kebugaran Jasmani untuk Atlet. Jakarta, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek
Olahraga (PPPITOR, 1999).
Morelli, Angela Oswalt. (2019). An Introduction to Adolescent Development. (Online). Tersedia:
https://www.risas.org/poc/center_index.php?id=1310&cn=1310 (02 April 2022)
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi dan tindakan
keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Saputra, Zepe. 2016. 15 Aktivitas Menyenangkan Untuk Melatih Motorik Halus Anak. (Online).
(https://www.duniabelajaranak.id/kak-zepe-lagui-anak-15- aktivitasmenyenangkan-untuk-melatih-
motorik-halus-anak/, diakses 02 April 2022
pukul 04.35).
.