Anda di halaman 1dari 7

Intranatal care

A. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin plasenta, selaput ketuban) dari uterus ke
dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri
(Sumarah, 2009).

a. proses melahirkan normal itu terdiri dari 4 tahap proses :


 Tahap pertama, proses persiapan persalinan dengan fase awal, aktif, transisi. Dalam tahap ini
terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh.
 Tahap kedua, tahap kelahiran sampai bayi keluar dengan selamat.
 Tahap ketiga, pengeluaran plasenta.
 Tahap keempat, pasca lahir, yakni observasi terhadap ibu selama 1 jam usai plasenta keluar
 Beberapa kejadian yang akan dialami oleh ibu hamil saat akan melahirkan secara normal :
 Kontraksi
 Leher rahim makin terbuka lebar
 Mendorong calon bayi sesuai petunjuk dokter/bidanPengeluaran plasenta
b. cara bedah Caesar kadang juga disebut dengan c-section (cs). Bedah caesar merupakan proses
persalinan (melahirkan bayi) dengan melalui pembedahan dengan melakukan irisan di perut ibu
(laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya
dilakukan, ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena beresiko
kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya
dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis
anastesi serta bidan.
c. Ada juga proses melahirkan dengan sedikit memaksa yaitu dengan istilah vakum(alat penghisap)
dan forseps. Vakum ini menjadi semacam alat/energi tambahan, bagi ibu yang akan melahirkan
ketika kekuatan dorong si ibu sudah mulai melemah. Persalinan dengan menggunakan forseps
adalah proses persalinan dengan menggunakan alat bantu dari logam berbentuk sendok. Hal ini
sangat jarang dilakukan karena lebih beresiko.
1. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir)

Kala I dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi
lengkap dapat berlangsung kurang dari satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan
pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. Rata-rata durasi total kala I
persalinan pada Persalinan primigravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada multigravida adalah
0,1 sampai 14,3 jam (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).

Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase laten: Fase ini berlangsung selama 8 jam dan diawali dengan mulai timbulnya kontraksi
uterus yang teratur dan menghasilkan perubahan serviks. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif: dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
 Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
 Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm
menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian akan tetapi
terjadi dalam waktu yang lebih pendek (Wiknjosastro dkk, 2005).

2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka saat his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai
menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala
janin dilahirkan dengan presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat
sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi (Wiknjosastro dkk, 2005).
Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas waktu yang dianggap normal.
Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-beda tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih
lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks mengedan. Pada
Primigravida, waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah 25-57 menit (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004). Rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit (Kenneth et al, 2009).
3. Kala III (Kala Uri)
Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit
kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
(Wiknjosastro dkk, 2005). Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara
Crede untuk membantu pengeluaran plasenta. Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara cermat,
sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi perdarahan sekunder (Manuaba,
2006).

4. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan)


Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta lahir. Periode ini merupakan
masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis berlangsung dengan baik (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004). Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk
menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi,
kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka
episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba,
2008).
1. Detak jantung janin
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat
janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukan waktu 30 menit. Skala angka disebelah kiri menunjukan
DJJ. Catat DJJ dengan member tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.
Kemudian hubungkan tiitk yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.
(Sarwono,2008:317).

2. Warna/jumlah cairan ketuban


Nilai air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan nilai air ketuban jika selaput ketuban
pecah. Catat temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini:

 U : selapu ketuban masih utuh (belum pecah)


 J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
 M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
 D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
 K : selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi (kering)
(Buku acuan dan panduan,2008:54).

3. Penyusupan (Molase) tulang kepala janin


Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Tulang kepala yang saling
menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul
(Cephalo Pelvic Disproportion – CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika
tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam, nilai penyusupan kepala janin. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
 1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
 3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak bisa dipisahkan.
(Sarwono,2008:319).

a. Catatan kemajuan persalinan


Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera ditepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Tiap kotak dibagian ini menyatakan waktu 30 menit (Sarwono,2008:319).

 Pembukaan serviks
Saat ibu dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan.
Tanba “X” harus ditulis digaris waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan servik. Beri
tanda untuk temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase
aktif persalinan di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis
utuh. (pembukaan 5 baru bisa)
 Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-
tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau persentasi janin. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan servik umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau
presentasi janin. Namun kadang kala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru saja terjadi
setelah pembukaan servik 7 cm. penurunan kepala janin di ukur seberapa jauh dari tepi simphisis
pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 samapi 0/5. Simbol 5/5 menyatakan bahwa
kepala janin belum memasuki tepi atas simphisis pubis; sedangkan symbol 0/5 menyatakan bahwa
bagian kepala janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi diatas simphisis pubis. Kata-kata “turunnya
kepala” dan garis terputus dari 0-5, tertera disis yang sama dengan angka pembukaan serviks.
Berikan tanda (o) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5,
tuliskan tanda (o) di nomor 4. Hubungkan tanda (o) dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus.

 Kontraksi uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima jalur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10
menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontrasksi. Setiap 30 menit,
raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak
yang sesuai. Nyatakan lamanya kontraksi dengan:

Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20
detik.
Beri garis-garis dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40

detik.

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40
detik.
(Sarwono,2008:319).
b. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatatat oksitosin,
obat-obatan lainnya dan cairan IV.

 Oksitoksin
Jika tetesan (drip) oksitoksin sudah mulai, dokumentasi setiap 30 menit jumlah unit

oksitoksin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.

 Obat-obatan lain dan cairan IV


Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang

sesuai dengan kolom waktunya.

(JNPK-KR,2008:63)

c. Catatan keadaan ibu


Bagian terbawah jalur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau ruang
untuk mencatat kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.

 Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh


Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.

 Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga

adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai.

 Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika

diduga adanya penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga adanya
infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai.

 Volume urin, protein dan aseton


Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Jika memungkinkan,
setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urin. (JNPK-KR,2008:63).

Anda mungkin juga menyukai