Di susun Oleh :
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS DAN
ISTIRAHAT ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Praktik Klinik Keperawatan Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Aktivitas dan Istirahat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Mayulis , S. Kep, MPH,
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan nasehat sehingga
kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok B 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan
C. Ruang lingkup
D. Manfaat
A. Konsep dasar
B. Konsep dasar asuhan keperawatam
1. Pengkajian
2. Analisa data
3. Diagnosa keperawatan
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
A. Pengkajian
B. Analisa data
C. Diagnosa keperawatan
D. Intervensi
E. Implementasi
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas. Seseorang tidak terepas dari keadekuatan
system persarapan dan musuluskeletal. Ketika kebutuhan energy tidak
tercukupi maka akan terjadi penurunan dalam kapasitas fisologi seseorang
untuk melakukan aktivitas sampai tingkat yang di inginkan atau yang
dibutuhkan akan mengakibatkan intoleransi aktivitas, terjadi kelemahan
umum dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen karena
suatu penyakit sehingga dilakukan tirah baring untuk mempertahankan
atau memenuhi aktivitas harian yang diperlukan atau diharapkan.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Memperoleh pemahaman dan dan gambaran umum tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnose
intoleransi aktivitas.
b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan
diagnose intoleransi aktivitas
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan
diagnose intoleransi aktivitas
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
diagnose intoleransi aktivitas
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan
diagnose intoleransi aktivitas
C. RUANG LINGKUP
Makalah ini membahasan tentang pemenuhuan kebutuhan dasar manusia
dengan gangguan aktivitas dan istirahat berupa intoleransi aktivitas.
D. MANFAAT
1. Untuk masyarakat dan keluarga yaitu memperoleh pengetahuan
melakukan perwatan pada anggota keluarga dengan intoleransi
aktivitas sehingga mampu secara mandiri melakukannya di rumah.
2. Bagi penulis untuk memperoleh pengalamnn dalam mengaplikasikan,
khususnya studi kasus tentang asuhan keperawatan dengan intoleransi
aktivitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Fisiologi Pergerakan
Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017) pergerakan merupakan
rangkaian aktivitas yang terintegritasi antara sistem muskuloskeletal
dan sistem persyarafan di dalam tubuh.
a. Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal terdidi atas rangka (tulang), otot
dan sendi. Sistem ini sangat berperan dalam pergerakan dan
aktivitas manusia. Rangka memiliki bebrapa fungsi, yaitu :
1) Menyokong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh
(postur tubuh),
2) Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati
dan medulla spinalis,
3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligmen,
4) Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak,
5) Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah)
Sementara otot berperan dalam proses pergerakan, memberi bentuk
pada postur tubuh dan memproduksi panas melalui aktivitas
kontraksi otot (Haswita & Sulistyowati, 2017).
b. Sistem Persyarafan
Secara spesifik, sistem persyarafan memiliki beberapa fungsi,
yaitu:
1) Saraf eferen (reseptor), berfungsi menerim ragsangan dari luar
kemudian meneruskanya ke susunan araf pusat,
2) Sel saraf atau neuron, berfungsi membawa implus dari bagian
tubuh satu kebagian tubuh lainnya,
3) Sistem saraf pusat (SPP), berfungsi memproses impuls dan
kemudian memberikan respon melalui saraf eferen,
4) Saraf eferen, berfungsi menerima respon dari SPP kemudian
meneruskannya ke otot rangka.
6. Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh merupakan cara menggunakan tubuh secara
efisien, terkoordinasi, dan aman sehingga menghasilkan gerakan yang
baik dan memelihara keseimbangan selama beraktivitas. Mekanika
tubuh yang baik bukan hanya untuk plahragawan, tetapi juga penting
untuk perawat maupun klien (Sustanto & Fitriana, 2017).
Asmadi (2008) menyatakan bahwa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan dalam melakukan mekanik tubuh agar tidak menimbulkan
cedera, antara lain :
e. Gunakan otot yang terpanjang dan terkuat pada waktu mengangkat
atau mendorong beban.
f. Gunakan sabuk serta sekat rongga tubuh untuk memperkokoh
bagian panggul dan melindungi organ-organ di dalam perut
sewaktu membungkuk, meraih, mengangkat, atau menarik.
g. Tempatkan tubuh sedekat mungkin pada benda yang hendak
diangkat atau dipindahkan.
h. Gunakan berat badan sebagai kekuatan menarik atau mendorong
dengan cara berayun di atas kaki ataupun memiringkn tubuh ke
depan/belakang untuk mengurangi ketegangan pada otototot engan
dan tungkai.
i. Sebuah benda lebih baik digeser atau diglindingkan, ditarik atau
didororng daripada diangkat. Hal tersebuut ditujukan untuk
mengurangi tenaga yang diperlukan.
j. Tempatkan kaki-kaki secara berjauhan untuk memperoleh dasar
penompang yang lebar bilamana diperlukan kestabilan tubuh yang
lebih besar. Tekuk lutut dan turunkan tubuh di dekat sebuah benda
yang hendak diangkat.
Skore 0 : Mandiri
Skore 1 : Dibantu sebagian
4) Muka
Asimetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan
lemah , sianosis tidak ada
5) Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis
(+/+), pupil isokor, sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya
positif. Tajam penglihatan tidak dapat
dievalusai, mata tampak cowong.
6) Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran
timpani dalam batas normal
7) Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada,
pernafasan cuping hidung tidak ada.
8) Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang,
lidah merah merah mudah, kelainan lidah tidak ada.
Terpasang NGT
9) Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 +
2cm H2O. tidak ada benjolan limphe nodul.
10) Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-),
retraksi intercoste (-), perkusi resonan, rhonchi -/-
pada basal paru, wheezing -/-, vocal fremitus tidak
teridentifikasi.
11) Abdomen
Bising usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat
jelasa, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada,
perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-
).
12) Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia,
pembengkakan pembuluh limfe tidak ada., tidak ada
hemoroid, terpasang kateter hr.III
13) Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang
tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary refill 3 detik,
atropi -/-. Perifer tampak pucat.
e) Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil laboratorium
2) CT Scan
3) Foto Rongen
4) ECG
f) Terapi yang diberikan
1) Nama obat
2) Dosis
3) Pemakaian
Penyebab :
2) Perubahan metaboliesme
3) Ketidakbugaran fisik
6) Keterlambatan perkembangan
7) Kekauan sendi
8) Kontraktur
9) Mainutrisi
10) Gangguan muskuloskeletal
15) Nyeri
17) Kecemasan
Subjektif :
- Mengeluh sulit menggerakan ekstremitas
Objektif :
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) menurun
Objektif :
- Sendi kaku
- Gerakan tidak terkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah
Kondisi klinis terkait
1) Stroke
2) Cedera medula spinalis
3) Trauma
4) Fraktur
5) Osteoarthritis
6) Ostemalasia
III. Intervensi
IV. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pelaksanaa
adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian
kegiatan sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang
optimal. Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan yang
dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien baik
secara umum maupun secara khusus (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010)
V. Evaluasi
LAPORAN KASUS
I. Pengkajian
Hari/Tanggal : Kamis/18 Maret 2021
Jam : 07.30 – 14.00 WIB
Ruang : Stroke
Perawat :
1. Identitas Pasien
g) Nama : Tn. S
h) Jenis Kelamin : Laki - laki
i) Umur :77 tahun
j) Agama : islam
k) Status Perkawinan : kawin
l) Pekerjaan : petani/imam masjid
m) Pendidikan terakhir :-
n) Alamat : Lebong
o) No. CM : 834420
p) Diagnostik Medis : Stroke Hemiparesis
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. M
b. Umur :42 tahun
c. Pendidikan :-
d. Pekerjaan : petani
e. Alamat : Lebong
f. Hubungan : Menantu
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Pasien
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran, mengigau dan tubuh bagian
kanan tidak dapat digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tingkat kesadaran
delirium(kacau-gaduh gelisah), TD: 90/70 mmHg, N :
72x/menit, P: 18x/menit, S: 36,6, SPO2 : 92%.
Pasien dalam kondisi tertidur, mukosa bibir Nampak
kering, sesekali terbangun dan memanggil manggil
orang.
Riwayat Penyakit Masa Lalu
Menantu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyekit
menurun dan menular didalam keluarga, pasien tidak
pernah mengalami alergi dan pasien pernah dirawat di
Rumah sakit terdekat dengan keluhan Hipertensi dan
Stroke. Setelahnya pasien dirawat dirumah dengan
keluarga.
Mulanya pasien mengalami penurunan kesadaran dan di
bawa oleh keluarga ke RSUD terdekat kemudian di
rujuk ke RSMY dan di rawat beberapa hari di ruang
ICU, setelah beberapa hari pasien di pindahkan ke unit
Stroke.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menantu pasien mengatakan keluarga semua dalam keadaan sehat,
tidak ada penyakit menurun, tidak ada riwayat alergi serti penyakit
menular lainnya. Pasien merupakan yang pertama kali di rawat di
rumah sakit.
c. Pola Fungsi Gordon
i. Persepsi terhadap Kesehatan – manajemen Kesehatan
o Pasien dulunya merupakan perokok aktif namun
berhenti semenjak ±3 tahun yang lalu.
o Tidak pernah mengkonsumsi alcohol
o Sebelum mengalami penurunan kesadaran
menantu pasien mengatakan pasien sering
mengeluh dengan konsisi kesehatannya.
ii. Pola aktivitas dan latihan
Pasien rutin mandi 1x sehari di tempat tidur dan pakaian
serta laken yang di gunakan rutin diganti.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Mobilisasi tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Makan/minum
Keterangan :
Skore 0 : Mandiri
iii. Kepala
Bentuk simetris, persebaran rambut merata, tidak ada
ketombe dan tidak ada kemerahan pada kulit kepla, tidak
ada nyeri tekan dan edema.
2222 5555
3333 5555
e. Pemeriksaan Penunjang
i. Hasil laboratorium
HB : 9,1
Trombosit : 409.000
Glukosa : 16.370
GDP : 149
f. Terapi yang diberikan
No Nama obat Cara dosis
pemberian
1 IUFO Ringe Laktat 20tpm
2 Omeprazole IV 2x1 4ml
3 Ceftriaxone IV 2x1 4 ml
4 Metrodinazone IV 3x1 500mg
4 Chiticollin IV 3x1 250mg
5 Transimin IV 3x1 amp
ANALISA DATA
DATA/SYMTOM ETIOLOGI/PENYEBAB PROBLEM
DO : Rentang gerak (ROM) 1. Intoleransi
1. TD: 90/70 mmHg, menurun aktivitas
N : 72x/menit, P: Kondisi klinis terkait behubugan
1) Stroke
18x/menit, S: dengan
2) Cedera medula spinalis
36,6, SPO2 : 3) Trauma kelemahan
4) Fraktur
92%.
5) Osteoarthritis
2. Tingkat kesadaran 6) Ostemalasia
delirium
3. Pasien tempak
lemas
4. Pasien sering
mengigau
5. Kelemahan otor,
nilai tangan kanan
: 2, nilai kaki
kanan : 3, tangan
kiri dan kaki kiri :
5.
6. Hasil
laboratorium HB :
9,1. Trombosit:
409.000 Glukosa :
16.370 .GDP :
149
DS :
1. Keluarga
mengatakan
aktivitas sehari
hari dibantu
2. Keluarga
mengatakan
sebelum dibawa
ke rumah sakit,
pasien susah tidur
dan hanya berbica
terus menerus.
III. Intervensi
IV. Implementasi
Hari/tanggal/jam Implementasi Respon Hasil
Keperawatan
Kamis/18 maret 1. mengedukasi 1. Keluarga
202107.30 – keluarga pasien menjadi
14.00 WIB tentang paham akan
pentingnya latihan pentingnyya
fisik seperti latihan fisik
gerakan room untuk
aktif, teknik dan mengurangi
cara kelemahan
melakukannya di otot pada
temapt tidur. pasien
Jum’at/19 maret 2. Memberi 2. Keluarga
2021/07.30 – dukungan menjadi
14.00 WIB perawatan diri paham
dengan dengan yang
mengajarkan perawat
teknik mandi di jelaskan dan
tempat tidur pada mau
pasien dengan melakukan
tirah baring yang tindakan
lama memnadikan
pasien
secara
mandiri
3. Kegiatan
mandi
terjadwal
setiap pukul
16.00 WIB
Sabtu/20 maret Intervensi dihentikan Pasien pulang
2021/14.00 –
20.00 WIB
V. Evaluasi
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
teori yang actual, dan potensial, pada kasus kelompok hanya membahas
C. Intervensi keperawatan
E. Evaluasi
mengunakan SOAP.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN