Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS DAN LATIHAN


Pembimbing Akademik : Ns. Andriyani Mustika N, S.Kep., M.H

Pembimbing Klinik :

Disusun oleh :

Indah Maulida (SK.323011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR AKTIVITAS DAN LATIHAN

1. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang
untuk melakukan sistem aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakakn
salah satu dari tanda kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.
Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan ketidakefektifan fungsi
organ internal lainnya. Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan
yang saling berhubungan dasar dan tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang
lain seperti istirahat.
2. Fisiologi/pengaturan
Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegritas antara system muskuluskeletal
dan system persarafan.
a. Sistem muscoluskeletal berfungsi sebagai :
1) Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
2) Melindungi bagian tubuh tertentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru
3) Tempat melekatnya otot dan tendon
4) Sumber mineral seperti garam dan posfat
5) Tempat produksinya sel darah
b. Sistem otot berfungsi sebagai
1) Pergerakan
2) Membentuk postur
3) Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi


a. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan lain-lainnya.
b. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan
kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh tubuh
yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
c. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh
dan ambulasi yang baik seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.
d. Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang misalnya, sering mengangkat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan
ambulasi.
e. Gaya hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas,
sehingga dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan
neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
4. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi
tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai
dalampenggunaan mekanika tubuh akan menjakan seseorang beresiko
mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
5. Nilai-nilai normal dan cara perhitungan
a. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagi berikut :
Tingkat aktivitas/ mobilisasi Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh
Tingakt 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dala
perawatan
b. Penilaian kemampuan aktivitas
Observasi khusus yang dapat dilakukan :
1) Kelengkapan tubuh (sklerosis, kifosis, lordosis)
2) Gaya berjalan
3) Rentang gerak aktif atau pasif
4) Kelainan sendi dan penyimpangan muskuloskeletal
5) Kelainan neurologis
6) Resiko jatuh
7) Hasil tes diagnostik (sinar X, MRI, Studi laboratorium)
8) Intervensi dan medikasi terapiutik saat ini yang mempengaruhi mobilitas
9) Tanda-tanda komplikasi (misal kerusakan kulit, penumonia, depresi, isolasi
sosial).
c. Rentang gerak sendi
Gerak sendi Keterangan Derajat
rentang
normal
Bahu
adduksi Gerakan lengan ke lateral dan posisi 180
samping ke atas kepal, telapak tangan
menghadap ke posisi paling jauh
Siku
Fleksi Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian 150
dalam lengan bawah
Pergelangan tangan
Fleksi Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian 80-90
dalam lengan bawah
Ekstensi Luruskan pergelangan tangan dari posisi 80-90
fleksi
Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang 70-90
sejauh mungkin
Abduksi Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari 0-20
ketika telapak tangan menghadap ke atas
Adduksi Tekuk pergelangan tangan ke arah 30-50
kelingking, telapak tangan menghadap ke
atas
Tangan dan jari
Fleksi Buat kepalan tangan 90
Ekstensi Luruskan jari 90
Hiperekstensi Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh 30
mungkin
Abduksi Kembangkan jari tangan 20
Adduksi Rapatkan jari-jari tangan dari posisi 20
abduksi
d. Postur tubuh (body aligment)
Postur Tubuh (Body Aligment)Postur tubuh merupakan susunan
geometris dari bagian-bagian tubuhyang berhubungan dengan bagian tubuh
lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon,
ligamen, dan otot.
Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan
terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti
dala posisi duduk, berdiridan berbaring yang benar.Potur tubuh yang baik dapat
meningkatkan fungsi tangan dengan baik,mengurangi jumlah energy yang
digunakan, memperthaankan keseimbangan,mengurangi kecelakaan,
memperluas ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasirenal dan
gastrointestinal. Untuk mendapatkan postur tubuh yang benar,terdapat
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan, diantaranya :
1) Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis gravitasi (line og gravy –garis
imajiner vertical) melewati pusat gravitasi (center of gravity – titikyang
berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar tumpuan (base
ofsupport – posisi menyangga atau menopang tubuh)
2) Jika daerah tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih
rendah,kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
3) Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, enegi akan lebih
banyadigunakan untuk memperthanakan keseimabangan.
4) Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari postur tubuh yang
baikakan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5) Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah ketidak
nyamananotot.
6) Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah kekakuan
ototdan ligament.
7) Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu
mempertahankanotot dan mencegah kelelahan.
8) Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat mencegah kelelahan.
9) Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan dan kaki
untukmencegah beban belakang.
10) Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri,
kelelahan otot, dan kontraktur.
6. Jenis gangguan
a) Faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan atau imobilisasi
1) Gangguan musculoskeletala.
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan dan sakit sendi
2) Gangguan kardiovaskulera.
a. Postural hipotensi
b. Vasodilatasi vena
c. Peningkatan penggunaan valsava maneuver
3) Gangguan system respirasia.
a. Penurunan gerak pernafasan
b. Bertambahnya sekresi paru
c. Atelektasisd.
d. Hipotesis pneumoniaL.
b) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas
1) Faktor fisiologis.
a) Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan.
b) Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir.
c) Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu, nyeri dada )
d) Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e) Pola tidur
f) Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g) Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan dan nadi kembali ke
tingkatistirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan darah kembali
sepertisemula dalam 5-10 menit setelah latihan
h) Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i) Kelainan hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2
arteri,penurunan kadar hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak
normal
2) Faktor emosional
a) Suasana hati (mood), depresi, cemas
b) Motivasi
c) Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol, nikotin )
d) Gambaran diri
3) Faktor Perkembangan
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Perubahan massa otot kerena perubahan perkembangan
d) Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.
7. Pengkajian
Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai kebutuhan
aktivitas dan latihan, meliputi :
a. Menanyakan tingkat aktivitas klien, hal ini untuk mengidentifikasi mobilisasi
dan risiko cedera yang, meliputi pola aktivitas, jenis, frekuensi, dan lamanya.
b. Mengkaji kecepatan aktivitas
c. Menanyakan tingkat kelelahan meliputi altivitas yang membuat lelah dan
gangguan pergerakan meliputi penyebab, gejala dan efek dari gangguan
pergerakan.
d. Menkaji tingkat aktivitas klien meliputi :
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh
Tingakt 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dala
perawatan
e. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mendapatkan data adanya indikasi
rintangan dan keterbatasan sehingga klien perlu bantuan perawat melipiti :
- Tingkat kesadaran dan postur/bentuk tubuh.
- Skolosis, kifosis dan cara berjalan.
- Ekstermitas kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor,
gerakan tak terkendali, kekuatan otot, kemampuan jalan, kemampuan
duduk, kemampuan berdiri.
f. Pergerakan, kemerahan, deformitas, nyeri sendi dan kripitasi, suhu sekitar
sendi.
8. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Berikut diagnosa keperawatan tentang aktivitas dan latihan berdasarkan SDLKI
(2017) :
a) Gangguan mobilitas fisik b.d pemurunan kendali otot, prnurunan massa otot,
penurunan kekuatan otot. (D.0054)
b) Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan (kebisingan, suhu lingkungan,
bau tidak sedap). (D.0055)
c) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, imobilitas. (D.0056)
9. Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawaratan
1. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Mobilisasi
fisik keperawatan selama .... x 24 (I.05173).
(D.0054) jam diharapkan masalah
mobilitas fisik (L.05042) Observasi :
teratasi dengan kriteria hasil - Identifikasi toleransi
: fisik melakukan
1) Pergerakan ekstermitas pergerakan
meningkat - Monitor kondisi umum
2) Kekuatan otot meningkat selama melakukan
3) Rentang gerak (ROM) mobilisasi
meningkat Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
- Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur (I.09265)
(D.0055) keperawatan selama .... x 24
jam diharapkan masalah Observasi :
pola tidur (L.05045) teratasi - Identifikasi pola aktivitas
dengan kriteria hasil : dan tidur
1) Keluhan sulit tidur - Identifikasi faktor
membaik pengganggu tidur
2) Keluhan sering terjaga
membaik Terapeutik :
3) Kemampuan beraktivitas - Modifikasi lingkungan
membaik - Lakukan prosedur untuk
meningkatkan
kenyamanan
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya
tidur cukup selamasakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Edukasi latihan fisik
(D.0056) keperawatan selama .... x 24 (I.12389)
jam diharapkan masalah
toleransi aktivitas Observasi :
meningakat (L.05045) - Identifikasi kesiapan dan
teratasi dengan kriteria hasil kemampuan menerima
: informasi
1) Saturasi oksigen Terapeutik
meningkat - Sediakan materi dan
2) Kemudahan dalam media pendidikan
melakukan aktivitas kesehatan
sehari-hari meningkat - Jadwalkan pendidikan
3) Kekuatan tubuh bagian kesehatan sesuai
atas meningkat kesempatan
4) Kekutan tubuh bagian - Berikan kesempatan
bawah meningkat. untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan jenis latihan
yang sesuai dengan
kondisi kesehatan
- Jelaskan frekuensi,
durasi, dan intensitas
program latihan yang
dinginkan
DAFTAR PUSTAKA

DPP Tim Pokja SDKI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik Edisi 1. In Dewan Pengurus Pusat PPNI.

DPP Tim Pokja SIKI.(2017).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1.In Dewan
Pengurus Pusat PPNI

DPP Tim Pokja SLKI.(2017).Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1.In Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Dominggus, D.dkk.2019.Kebutuhan Aktifitas dan Latihan.Universitas Ngudi Waluyo.

Sinthania, D.dkk.2022.Ilmu Dasar Keperwatan I.Sukoharjo: Pradina Pustaka.

Nurfantri.dkk.2022.Keperawatan Dasar.Malang: Rena cipta mandiri

Anda mungkin juga menyukai