Anda di halaman 1dari 29

Makalah

SKILL LAB

“BODIMEKANIK TUBUH, CARA ANGKAT,TARIK DAN DORONG PASIEN, POSISI


PASIEN DITEMPAT TIDUR,PERPINDAHAN PASIEN DAN CARA BANTU PASIEN
BERJALAN DENGAN TONGKAT“

MATA KULIAH ILMU KEPERAWATAN DASAR I

Pembimbing : Ns. Wasisto Utomo., M.Kep., Sp. KMB

Oleh :

Kelompok 3

1. Agnes Novita 10. Mariah Al-Qhibtiyah


2. Ahmad Nuzul Aditya 11. Miftahul jannah
3. Aisyah Zazirah 12. M. Despa Reza
4. Cindyana Rosalinda 13. Mujahidah Hasibuan
5. Ditha fadila 14. Nadiatul Khairiyah
6. Desmita Aulia 15. Nepta Yulita
7. Eka Nofrida Fauzi 16. Nurul Afdila Fania
8. Indah Adilla 17. Rafika Putri Kesuma
9. Intan Pratiwi Edison 18. Winda Wiranti Paramita

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “bodimekanik
tubuh, cara angkat,tarik dan dorong pasien, posisi pasien ditempat
tidur,perpindahan pasien dan cara bantu pasien berjalan dengan tongkat” Tidak
lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar 1 pada Semester ganjil (I) Fakultas Keperawatan, jurusan
IlmuKeperawatan tahun ajaran 2018/2019.Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Pekanbaru, Oktober 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bodimekanik Tubuh .................................................................................. 2

2.2 Cara Angkat, Tarik dan Dorong Pasien ..................................................... 3

2.3 Posisi Pasien di Tempat Tidur ................................................................... 5

2.4 Perpindahan Pasien .................................................................................... 9

2.5 Cara Bantu Pasien Berjalan ...................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 23

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26

ii
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk


mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam
mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk menilai
kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat
bantu gerak, cara menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah dengan cara
melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi dan
tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan gangguan
ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan kekuatan otot dan
mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga diri serta
kemandirian.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu bodimekanik tubuh ?
2. Bagaimana cara angkat,tarik &dorong pasien ?
3. Bagaimana posisi pasien ditempat tidur ?
4. Bagaimana perpindahan pasien dari brankar ke tempat tidur,kursi roda ke
tempat tidur ,dan lain-lain?
5. Bagaimana cara membantu pasien berjalan dengan tongkat,walker,dan kruk ?
1.4 TUJUAN
2. Untuk mengetahui tentang bodimekanik tubuh
3. Untuk mengetahui cara angkat,tarik,& dorong pasien
4. Untuk mengetahui cara perpindahan pasien
5. Untuk mengetahui cara membantu pasien berjalan

1
PEMBAHASAN
2.1 Bodimekanik Tubuh

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoodinir dan aman untuk menghasilkan
pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh
merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.

Body mekanika meliputi 3 elemen dasar yaitu:


 Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometric bagian-bagiantubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang
lain.
 Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of
support.
 Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi musculoskeletal dan system saraf.

Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh


Mekanika tubuh merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum
melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan,
diantaranya:
 Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan mampu untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Misal,
orang yang berdiri akan lebih mudah stabil daripada orang yang berjalan karena pada
posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain.
 Menahan (squatting)
Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan
tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan.

2
 Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda diantaranya ketinggian,
letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu menarik, sodorkan telapak dan tangan dan
lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan.
 Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas
dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh
bagian belakang.
 Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsure gravitasi dalam
pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

2.2 Cara AngkatPasien

Kalau ada anggota keluarga yang baru saja pulang dari masa perawatan di rumah sakit,
tentunya belum bisa diperlakukan sebagaimana orang normal. Lebih-lebih bila sakitnya
tergolong berat, sehingga belum bisa bangun sendiri.

Bila si penderita belum bisa bangun sendiri, untuk keperluan semisal memindahkan atau
mendudukkannya sementara tempat tidurnya dibersihkan, maka dia perlu dibantu.
Mengangkat, memindahkan, atau mendudukkan orang sakit tak bisa sembarangan.

Mengangkat dan Memindahkan Orang Sakit

- Kalau si sakit berat badannya terlalu berat bagi Anda, cari bantuan pihak lain.
Jangan ambil risiko punggung Anda jadi terkilir.
- Doronglah si sakit untuk membantunya sebisa mungkin selama diangkat atau
dipindahkan.
- Geser barang-barang di sekitarnya semisal furnitur agar tak menghalangi.

3
- Berdirilah dengan kedua kaki renggang agar posisi Anda lebih stabil.
- Membungkuklah pada kedua lutut, bukan pada punggung Anda.
- Sewaktu mengangkat si sakit, pegang dia rapat-rapat ke tubuh Anda dan
luruskan kedua kaki Anda.
- Menarik si sakit ke arah tubuh Anda adalah lebih mudah ketimbang
menjauhkannya.
- Menggeser si sakit adalah lebih mudah daripada mengangkatnya. Tapi, hati-
hati jangan sampai melukai permukaan kulitnya saat dalam proses
penggeseran.

 Memindahkan Orang Sakit dari Tempat Tidur

- Angkat kaki si sakit ke pinggir tempat tidur.


- Berdirilah Anda dengan kedua kaki renggang dan lutut ditekuk.
- Letakkan kedua lengan si sakit di leher dan bahu Anda. Atau satu lengan si
sakit di Anda, dan satunya lagi di teman Anda (kalau yang memindahkan ada
2 orang).
- Letakkan satu lengan Anda di punggung bagian bawah si sakit dan yang
satunya lagi di bawah lutut si sakit.
- Angkat dan bopong si sakit ke kursi.

 Mendudukkan Orang Sakit di Tempat Tidur

- Berdirilah dengan merenggangkan kedua kaki Anda, tekuk kedua lutut Anda.
- Letakkan satu lengan Anda di punggung bagian bawah si sakit, dan satu
lengan Anda yang lain di bawah paha si sakit.
- Geser atau angkat si sakit ke posisi duduk.
- Pasang bantal-bantal untuk dia bersandar dan upayakan kenyamanannya.

4
2.3 Posisi Pasien

a. Posisi fowler
Yaitu posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih
tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Tujuan :
 Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
 Meningkatkan rasa nyaman
 Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
 Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

Indikasi :

 Pada psien yang mengalami gangguan pernapasan


 Pada pasien yang mengalami immobilisasi

b. Posisi Sim’s
Yaitu posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat ke anus (supositoria). Berat badan terletak pada
tulang illium, humerus, dan klavikula

Tujuan :
 Meningkatkan draibage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
 Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor otot
pinggang
 Memasukkan obat supositoria
 Mencegah dekubitus

5
Indikasi :

 Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal


 Pasien yang tidak sadarkan diri
 Pasien paralisis
 Pasien yang akan dienema
 Untuk tidur pada wanita hamil
c. Posisi trendelenberg
Yaitu posisi dimana pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah
ke otak.

Tujuan :
 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
 Pasien shock
 Pasien hipotensi

Indikasi :

 Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


 Pasien shock
 Pasien hipotensi

d. Posisi Dorsal Recumben


Yaitu pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan
memeriksa serta pada proses persalinan.

Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

Indikasi :
 Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina, dan anus
 Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

6
e. Posisi Lithotomi
Yaitu posisi dimana pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada
proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.

Tujuan :
 Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, missal vagina, taucher,
pemeriksaan rectum, dan sistocopy
 Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan
alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.

Indikasi :

 Pada pemeriksaan genekologis


 Untuk menegakkan diagnose atau memberikan pengobatan terhadap penyakit
pada uretra, rectum, vagina, dan kandung kemih.

f. Posisi Genu Pectrocal


Yaitu posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
rectum dan sigmoid.

Tujuan :
 Memudahkan pemeriksaan daerah rectum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi :

 Pasien hemoroid
 Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid, dan vagina.

g. Posisi Orthopetric
Yaitu posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar
dada seperti pada meja.

Tujuan :
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan
tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

Indikasi :
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

7
h. Posisi Supinasi
Yaitu posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

Indikasi:
 Pasien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan tertentu
 Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma

i. Posisi Pronasi
Yaitu pasien tidur dalam posisi telungkup. Berbaring dengan wajah menghadap ke
bantal.

Tujuan :
 Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
 Mencegah fleksi dan kontaktur pada pinggang dan lutut.

Indikasi :

 Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan


 Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

j. Posisi Lateral
Yaitu posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat
tubuh berada pada pinggul dan bahu.

Tujuan :
 Mempertahankan body aligement
 Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
 Meningkatkan rasa nyaman
 Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap

Indikasi :

 Pasien yang ingin beristirahat


 Pasien yang ingin tidur
 Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
 Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

8
2.4 Perpindahan Pasien (brankar- tempat tidur, kursiroda- tempat tidur)

A. MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANCHARD


Merupakan tindakan memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
dari tempat tidur ke branchard.

Persiapan alat dan bahan


1. Brandchard
2. Tempat tidur

Cara pelaksanaan

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


2. Atur brandchard dalam posisi terkunci
3. Bantu pasien dengan 2-3 orang
4. Berdiri menghadap pasien
5. Silangkan tanggan di depan dada
6. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tanggan kebawah tubuh pasien
7. Orang pertama meletakkan tanggan dibawah leher atau bahu dan bawah pinggang,
orang kedua meletakkan tanggan dibawah pinggang dan panggul pasien, serta
orang ketiga meletakkan tanggan dibawah pinggul dan kaki
8. Angkat bersama sama dan pindahkan ke brandchart
9. Atur posisi pasien di brandchard

Sikap :

1. Ramah
2. Sopan terhadap pasien
3. Komunikatif

B. MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA ATAU


SEBALIKNYA

Persiapan alat dan bahan


1. Kursi roda

Cara pelaksanaan

1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan


2. Anjurkan atau bantu untuk duduk di tempat tidur terlebih dahulu, dengan
menganjurkan pasien untuk meletakkan tanggan disamping bahdannya, dan
telapak tanggannya menghadap kebawah

9
3. Berdirilah disamping tempat tidur, kemudian letakkan tanggan pada bahu pasien
4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal
5. Bantu pasien untuk turun dan berdiri, dengan mengatur kuri roa dalam posisi
terkunci
6. Berdirilah menghadap pasien dengan kaki merenggang
7. Fleksikan lutut dan pinggang anda
8. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu anda dan letakkan
kedua tanggan anda disamping kanan kiri pinggang pasien
9. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
10. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
11. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman

2.5 Cara Bantu Pasien Berjalan

1. Alat Bantu Jalan

Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya dapat
berjalan dan bergerak. (suratun dkk,2008) Alat bantu jalan merupakan sebuah alat yang
dipergunakan untuk memudahkan klien dalam berjalan agar terhindar dari resiko cidera dan
juga menurunkan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu
jalan yang digunakan pada penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan
patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan. (kozier barbara dkk,
2009)

2. Jenis- Jenis Alat Bantu Jalan

Jenis-jenis alat bantu yang dipakai di antaranya :

a. Walker

Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah pindahkan, setinggi pinggang,
terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh. Pasien
memegang pemegang tangan pada batang di bagian atas, melangkah, memindahkan walker
lebih lanjut, dan melangkah lagi.

10
Walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang bisa
diberikan oleh tongkat. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan
pegangan tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada
kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu yang kuat
pula. Selain itu klien juga harus mampu menahan setengah berat badan pada kedua
tungkai.Walker dengan empat roda atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak
bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan dengan walker jenis standar.

Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat duduk pada bagian belakang
sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan. Perawat mungkin harus
menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan berada dibawah pinggang klien dan
siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat menyebabkan klien membungkuk,
sementara yang terlalu tinggi dapat membuat klien tidak dapat meluruskan lengannya.

 Indikasi

a. Pasien dengan kelemahan kaki

b. Post stroke.

c. Obesitas

d. Pasien tirah baring lama

e. Pasien yang terdapat fraktur pada kaki

 Kontra Indikasi

a. Penderita dalam keadaan bedrest.

b. Penderita dengan post op.

11
 Fungsi

a. Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien.

b. Membantu mempercepat pengembalian kebugaran

c. Menjaga pasien pada saat melakukan latihan berjalan

 Hal-Hal yang perlu diperhatikan

a. Pasien harus menggunakan sepatu rata dan tidak licin waktu akan latihan.

b. Kekuatan otot tangan dan kaki.

c. Keseimbangan berdiri.

 Cara Penggunaan Alat Bantu Walker

o Tujuan

a. Membantu Mempertahankan keseimbangan

b. Menghindari resiko saat berjalan

c. Mengurangi dampak negatif imobilitas

d. Menopang berat badan pasien

12
o Persiapan Alat

a. Walker

b. Sandal yang sesuai

o Prosedur

a. Beri salam

b. Jelaskan tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

c. Cuci tangan

d. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan walker

e. Bantu klien berdiri

f. Minta klien untuk memegang gagang walker

g. Minta klien untuk berjalan maju menggunakan bantuan walker, dengan


tetap mempertahankan 4 titik walker di atas lantai

h. Pastikan klien mengangkat kakinya pada saat berjalan, bukan menarik

i. Selalu siapkan diri anda di sisi klien untuuk membantu menjaga


keseimbangan jika dibutuhkan

j. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika perlu

k. Cuci tangan

13
b. Tongkat

Tongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari
kayu atau logam. Tongkat alat bantu untuk berjalan, yang diciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan berjalan.

Cara untuk menggunakan tongkat ini kaki yang terlemah bergerak maju dengan tongkat
sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki yang terkuat maju
setelah tongkat sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki yang
terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan berat badan disokong oleh tongkat
dan kaki terlemah. Untuk berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus.

 Indikasi

a. Hemiparase

b. Pasien dengan kelemahan kaki / post stroke.

c. Obesitas

 Kontra Indikasi

a. Penderita dalam keadaan bedrest.

b. Penderita dengan post op.

 Tipe Tongkat

a. Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar mempunyai panjang 91 cm.

b. Tongkat kaki tiga

14
c. Tongkat kaki empat.(kozier barbara dkk, 2009)

 Persyaratan tongkat meliputi:

a. Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi karet setebal 3,75 cm untuk memberi
stabilitas optimal pada klien.

b. Ukuran tongkat setinggi pangkal paha

c. Siku klien dapat defleksi (pembelokan) diatas tongkat kira-kira 25-300. (suratun
dkk,2008)

 Cara Penggunaan Alat Bantu Tongkat

o Tujuan

a. Membantu Mempertahankan keseimbangan

b. Menghindari resiko saat berjalan

c. Mengurangi dampak negatif imobilitas

o Persiapan Alat

a. Tongkat dengan ukuran panjang yang sesuai

b. Sandal yang sesuai

15
o Prosedur

a. Beri salam

b. Jelaskan tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

c. Cuci tangan

d. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan tongkat

e. Bantu klien berdiri

f. Minta klien untuk memegang tongkat pada sisi tubuh yang kuat dan sehat

g. Letakkan tongkat sekitar 30 cm di depan kaki klien

h. Minta klien melangkahkan kaki yang kuat ke depan

i. Selalu siapkan diri anda di sisi klien untuuk membantu menjaga


keseimbangan jika dibutuhkan

j. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika perlu

k. Cuci tangan

c. Kruk

Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
(suratundkk,2008)

16
Kruk harus diukur panjang yang sesuai, dan pengukuran kruk meliputi tiga area:
tinggiu klien, jarak antara bantalan kruk dan aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran
dilakukan dengan satu dari dua metoda berikut, dengan klien berada pada posisi supine atau
berdiri. Pada poisis telentang-ujung kruk berada 15cm disamping tumit klien.

Mengukur kruk dengan posisi pasien telentang :

Klien terletak pada posisi telentang dan perawat ukuran dari lipatan anterior ketiak
tiga sampai tumit kaki empat jari ( 4-5 cm) lebarnya.

Mengukur kruk dengan posisi pasien berdiri :

1. Klien berdiri tegak dan mendukung berat badan dengan cengkeraman tangan
kruk

2. siku harus difleksiakan 15 sampai 30 derajat. Fleksi siku diperiksa dengan


menggunakan goniometer. Lebar kruk harus 3-4 lebar jari (4-5 cm) dibawah
aksila.

 Indikasi

a. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah.

b. Pasien dengan post op amputasi ekstremitas bawah.

c. Pasien dengan kelemahan kaki / post stroke.

17
 Kontra Indikasi

a. Penderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 37o C.

b. Penderita dalam keadaan bedrest.

c. Penderita dengan post op

 Manfaat Penggunaan Kruk

a. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.

b. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.

c. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.

d. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi. (suratun


dkk,2008

 Fungsi Kruk

a. Sebagai alat bantu berjalan.

b. Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.

c. Membantu menyokong sebagian berat badan klien

18
 Cara Penggunaan Alat Bantu Kruk

o Tujuan

a. Membantu Mempertahankan keseimbangan

b. Menghindari resiko saat berjalan

c. Mengurangi dampak negatif imobilitas

o Persiapan Alat

a. Sepasang kruk

b. Sandal yang sesuai

o Prosedur

a. Beri salam

b. Jelaskan tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan

c. Cuci tangan

d. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan kruk :

19
o Gaya berjalan 4 titik
- Bantu klien berdiri dengan ditopang dua buah kruk

- Letakkan kedua tungkai klien dalam posisi sejajar dengan kedua titik tumpu
kruk berada di depan kedua kaki klien

- Minta klien untuk berjalan dengan menggerakkan kruk kanan kedepan, dan
dilanjutkan dengan menggerakkan tungkai kiri kedepan,

- Selanjutnya, gerakkan kruk kiri ke depan, kemudian tungakai kanan juga


kedepan

- Ulangi langkah tersebut setiap klai jalan

o Gaya berjalan 3 titik


- Gerakkan tungkai kiri dan kedua kruk ke depan, kemudia gerakkan tungkai
kanan ke depan

- Ulangi langkah tersebut setiap kali berjalan

o Gaya berjalan 2 titik


- Gerakkan tungkai kiri dan kruk kanan ke depan secara bersamaan, kemudian
gerakkan tungkai kanan dan kruk kiri ke depan juga bersamaan

- Ulangi langkah tersebut setiap klai berjalan

e. Selalu siapkan diri anda di sisi klien untuuk membantu menjaga


keseimbangan jika dibutuhkan

f. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika
perlu

20
g. Cuci tangan

 Cara naik tangga:

a. Lakukan posisi tiga titik

b. Bebankan berat badan pada kruk

c. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dan anak tangga

d. Pindahkan beban berat badan dari kruk ketungkai yang tidak sakit

e. Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit diatas anak tangga

 Cara turun tangga:

a. Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit

b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai memindahkan berat badan
pada kruk, gerakkan kaki yang sakit kedepan

c. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk

d. Ajarkan klien tentang cara duduk di kursi dancara beranjakdari kursi.

 Cara duduk:

a. Klien diposisi tengah depan kursi dengan aspek posterior kaki


menyentuh kursi

b. Klien memegang kedua kruk dengan tangan berlawanan dengan


tungkai yang sakit. Jika kedua tungkai sakit kruk ditahan dan pegang
pada tangan klien yang lebih kuat

21
c. Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain dan merendahkan
tubuh kekursi

 Cara bangun:

a. Lakukan tiga langkah di atas dalam urutan sebaliknya.

b. Cuci tangan

c. Catat cara berjalan dan prosedur yang diajarkan serta kemampuan


klien untuk melakukan cara berjalan dalam catatan perawat.(suratun
dkk,2008)

22
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoodinir dan aman untuk menghasilkan
pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.

ADA BANYAK MACAM POSISI PASIEN ,SEPERTI :

Posisi fowler

Yaitu posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.

Posisi Sim’s

Yaitu posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat ke anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang
illium, humerus, dan klavikula

Posisi trendelenberg

Yaitu posisi dimana pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.

Posisi Dorsal Recumben

Yaitu pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
pada proses persalinan.

Posisi Lithotomi

Yaitu posisi dimana pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses
persalinan dan memasang alat kontrasepsi.

23
Posisi Genu Pectrocal

Yaitu posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.

Posisi Orthopetric

Yaitu posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada
seperti pada meja.

Posisi Supinasi

Yaitu posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik.

Posisi Pronasi

Yaitu pasien tidur dalam posisi telungkup. Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.

Posisi Lateral

Yaitu posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh
berada pada pinggul dan bahu.

MEMINDAHKAN PASIEN

Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.

Tujuan :

1. Melatihototoskeletuntukmencegahkontrakturatausindrom disuse

2. Memberikankenyamanan

3. Mempertahankankontroldiripasien

4. Memungkinkanpasienuntukbersosialisasi

5. Memudahkanperawat yang akanmenggantiseprei (padaklien yang


toleransidengankegiatanini)

24
Persiapanpemindahanpasien :

1. Kajitingkatkenyamanan,toleransiaktivitas,kekuatanototdanmobilisasiklien

2. Tinggikantempattidurdenganketinggian yang nyamanuntukbekerja

3. Pindahkanbantaldanalatbantu yang digunakanklienpadaposisisebelumnya

4. Dapatkanbantuantambahanbiladiperlukan

5. Jelaskanprosedurpadaklien

6. Cucitangan

7. letakkantempattidurpadaposisidatardenganrodatempattidurterkunci

Bila sipasien belum bisa bangun sendiri, untuk keperluan semisal memindahkan atau
mendudukkannya sementara tempat tidurnya dibersihkan, maka dia perlu
dibantu.Mengangkat, memindahkan, atau mendudukkan orang sakit tak bisa sembarangan.

ALAT BANTU JALAN PASIEN :

Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya dapat berjalan dan
bergerak. (suratun dkk,2008)

Jenis-jenisalatbantu yang dipakai di antaranya:

1. Walker

2. Kruk

3. Tongkat

3.2 Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pembahasan
dalam makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rerferensi yang ada hubungannya dengan makalah
ini.Oleh karena itu,segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan
baik.semoga makalah ini berguna bagi kita semua .

25
DAFTAR PUSTAKA

1.https://hellokurniasari.wordpress.com/2016/04/25/makalah-body-mekanik-mekanika-
tubuh-dan-body-alignment-postur-tubuh/

2.Darliana, Devi, dkk.2014.


KebutuhanAktivitasdanMobilisasi.FakultasKeperawatanUniversitasSyiah Kuala. Banda
Aceh.

3.Bukusakupraktikumkebutuhandasarmanusiaoleh A. Aziz
AlimulHidayat,S.KpdanMusrifatulUlyah,S.Kp

4.https://homecare24.id/artikel/cara-mengangkat-dan-memindahkan-orang-sakit-dari-tempat-
tidur

5.Kozier, Barbara (2004). Fundamental of Nursing: Concept and Procedure, 5th Ed,
California, Addison-Wesley Nursing.

KusyantiEni.(2012) Keterampilan&prosedurlaboratoriumkeperawatandasar. Ed 2. Jakarta:


EGC.

Potter, Patricia A, Anne G Perry (2006). Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice, St Louis, the CV. Mosby Company
Suratundkk.(2008).KlienGangguanSistemMuskuloskeletal.Jakarta: EGC Barbara,
Kozierdkk.(2009).Buku Ajar PraktikKeperawatanKlinisKozier& ERB, Edisi 5.Jakarta: EGC

iv

Anda mungkin juga menyukai