SKILL LAB
Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “bodimekanik
tubuh, cara angkat,tarik dan dorong pasien, posisi pasien ditempat
tidur,perpindahan pasien dan cara bantu pasien berjalan dengan tongkat” Tidak
lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar 1 pada Semester ganjil (I) Fakultas Keperawatan, jurusan
IlmuKeperawatan tahun ajaran 2018/2019.Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
ii
PENDAHULUAN
1
PEMBAHASAN
2.1 Bodimekanik Tubuh
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoodinir dan aman untuk menghasilkan
pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Mekanika tubuh
merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
2
Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda diantaranya ketinggian,
letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu menarik, sodorkan telapak dan tangan dan
lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan.
Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas
dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh
bagian belakang.
Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsure gravitasi dalam
pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
Kalau ada anggota keluarga yang baru saja pulang dari masa perawatan di rumah sakit,
tentunya belum bisa diperlakukan sebagaimana orang normal. Lebih-lebih bila sakitnya
tergolong berat, sehingga belum bisa bangun sendiri.
Bila si penderita belum bisa bangun sendiri, untuk keperluan semisal memindahkan atau
mendudukkannya sementara tempat tidurnya dibersihkan, maka dia perlu dibantu.
Mengangkat, memindahkan, atau mendudukkan orang sakit tak bisa sembarangan.
- Kalau si sakit berat badannya terlalu berat bagi Anda, cari bantuan pihak lain.
Jangan ambil risiko punggung Anda jadi terkilir.
- Doronglah si sakit untuk membantunya sebisa mungkin selama diangkat atau
dipindahkan.
- Geser barang-barang di sekitarnya semisal furnitur agar tak menghalangi.
3
- Berdirilah dengan kedua kaki renggang agar posisi Anda lebih stabil.
- Membungkuklah pada kedua lutut, bukan pada punggung Anda.
- Sewaktu mengangkat si sakit, pegang dia rapat-rapat ke tubuh Anda dan
luruskan kedua kaki Anda.
- Menarik si sakit ke arah tubuh Anda adalah lebih mudah ketimbang
menjauhkannya.
- Menggeser si sakit adalah lebih mudah daripada mengangkatnya. Tapi, hati-
hati jangan sampai melukai permukaan kulitnya saat dalam proses
penggeseran.
- Berdirilah dengan merenggangkan kedua kaki Anda, tekuk kedua lutut Anda.
- Letakkan satu lengan Anda di punggung bagian bawah si sakit, dan satu
lengan Anda yang lain di bawah paha si sakit.
- Geser atau angkat si sakit ke posisi duduk.
- Pasang bantal-bantal untuk dia bersandar dan upayakan kenyamanannya.
4
2.3 Posisi Pasien
a. Posisi fowler
Yaitu posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih
tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Tujuan :
Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
Meningkatkan rasa nyaman
Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi :
b. Posisi Sim’s
Yaitu posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat ke anus (supositoria). Berat badan terletak pada
tulang illium, humerus, dan klavikula
Tujuan :
Meningkatkan draibage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor otot
pinggang
Memasukkan obat supositoria
Mencegah dekubitus
5
Indikasi :
Tujuan :
Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
Pasien shock
Pasien hipotensi
Indikasi :
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi :
Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina, dan anus
Pasien dengan ketegangan punggung belakang.
6
e. Posisi Lithotomi
Yaitu posisi dimana pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada
proses persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, missal vagina, taucher,
pemeriksaan rectum, dan sistocopy
Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien, pemasangan
alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.
Indikasi :
Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rectum, sigmoid, dan vagina.
Indikasi :
Pasien hemoroid
Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid, dan vagina.
g. Posisi Orthopetric
Yaitu posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar
dada seperti pada meja.
Tujuan :
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan
tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.
Indikasi :
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.
7
h. Posisi Supinasi
Yaitu posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi:
Pasien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan tertentu
Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma
i. Posisi Pronasi
Yaitu pasien tidur dalam posisi telungkup. Berbaring dengan wajah menghadap ke
bantal.
Tujuan :
Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
Mencegah fleksi dan kontaktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi :
j. Posisi Lateral
Yaitu posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat
tubuh berada pada pinggul dan bahu.
Tujuan :
Mempertahankan body aligement
Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
Meningkatkan rasa nyaman
Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi
yang menetap
Indikasi :
8
2.4 Perpindahan Pasien (brankar- tempat tidur, kursiroda- tempat tidur)
Cara pelaksanaan
Sikap :
1. Ramah
2. Sopan terhadap pasien
3. Komunikatif
Cara pelaksanaan
9
3. Berdirilah disamping tempat tidur, kemudian letakkan tanggan pada bahu pasien
4. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal
5. Bantu pasien untuk turun dan berdiri, dengan mengatur kuri roa dalam posisi
terkunci
6. Berdirilah menghadap pasien dengan kaki merenggang
7. Fleksikan lutut dan pinggang anda
8. Anjurkan pasien untuk meletakkan kedua tangannya di bahu anda dan letakkan
kedua tanggan anda disamping kanan kiri pinggang pasien
9. Ketika pasien melangkah ke lantai, tahan lutut anda pada lutut pasien
10. Bantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi
11. Bantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman
Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya dapat
berjalan dan bergerak. (suratun dkk,2008) Alat bantu jalan merupakan sebuah alat yang
dipergunakan untuk memudahkan klien dalam berjalan agar terhindar dari resiko cidera dan
juga menurunkan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan pasien adalah alat bantu
jalan yang digunakan pada penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan
patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan. (kozier barbara dkk,
2009)
a. Walker
Walker adalah suatu alat yang sangat ringan, mudah pindahkan, setinggi pinggang,
terbuat dari pipa logam. Walker mempunyai empat penyangga dan kaki yang kokoh. Pasien
memegang pemegang tangan pada batang di bagian atas, melangkah, memindahkan walker
lebih lanjut, dan melangkah lagi.
10
Walker ditujukan bagi klien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang bisa
diberikan oleh tongkat. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan
pegangan tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada
kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu yang kuat
pula. Selain itu klien juga harus mampu menahan setengah berat badan pada kedua
tungkai.Walker dengan empat roda atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak
bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan dengan walker jenis standar.
Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat duduk pada bagian belakang
sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan. Perawat mungkin harus
menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan berada dibawah pinggang klien dan
siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat menyebabkan klien membungkuk,
sementara yang terlalu tinggi dapat membuat klien tidak dapat meluruskan lengannya.
Indikasi
b. Post stroke.
c. Obesitas
Kontra Indikasi
11
Fungsi
a. Pasien harus menggunakan sepatu rata dan tidak licin waktu akan latihan.
c. Keseimbangan berdiri.
o Tujuan
12
o Persiapan Alat
a. Walker
o Prosedur
a. Beri salam
c. Cuci tangan
j. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika perlu
k. Cuci tangan
13
b. Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang, terbuat dari
kayu atau logam. Tongkat alat bantu untuk berjalan, yang diciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan berjalan.
Cara untuk menggunakan tongkat ini kaki yang terlemah bergerak maju dengan tongkat
sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki yang terkuat maju
setelah tongkat sehingga berat badan dibagi antara tongkat dan kaki yang terkuat. Kaki yang
terkuat maju setelah tongkat sehingga kaki terlemah dan berat badan disokong oleh tongkat
dan kaki terlemah. Untuk berjalan, klien mengulangi tahap ini terus menerus.
Indikasi
a. Hemiparase
c. Obesitas
Kontra Indikasi
Tipe Tongkat
a. Tongkat standar yang berbentuk lurus, tongkat standar mempunyai panjang 91 cm.
14
c. Tongkat kaki empat.(kozier barbara dkk, 2009)
a. Ujung tongkat yang mengenai lantai diberi karet setebal 3,75 cm untuk memberi
stabilitas optimal pada klien.
c. Siku klien dapat defleksi (pembelokan) diatas tongkat kira-kira 25-300. (suratun
dkk,2008)
o Tujuan
o Persiapan Alat
15
o Prosedur
a. Beri salam
c. Cuci tangan
f. Minta klien untuk memegang tongkat pada sisi tubuh yang kuat dan sehat
j. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika perlu
k. Cuci tangan
c. Kruk
Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
(suratundkk,2008)
16
Kruk harus diukur panjang yang sesuai, dan pengukuran kruk meliputi tiga area:
tinggiu klien, jarak antara bantalan kruk dan aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran
dilakukan dengan satu dari dua metoda berikut, dengan klien berada pada posisi supine atau
berdiri. Pada poisis telentang-ujung kruk berada 15cm disamping tumit klien.
Klien terletak pada posisi telentang dan perawat ukuran dari lipatan anterior ketiak
tiga sampai tumit kaki empat jari ( 4-5 cm) lebarnya.
1. Klien berdiri tegak dan mendukung berat badan dengan cengkeraman tangan
kruk
Indikasi
17
Kontra Indikasi
Fungsi Kruk
18
Cara Penggunaan Alat Bantu Kruk
o Tujuan
o Persiapan Alat
a. Sepasang kruk
o Prosedur
a. Beri salam
c. Cuci tangan
19
o Gaya berjalan 4 titik
- Bantu klien berdiri dengan ditopang dua buah kruk
- Letakkan kedua tungkai klien dalam posisi sejajar dengan kedua titik tumpu
kruk berada di depan kedua kaki klien
- Minta klien untuk berjalan dengan menggerakkan kruk kanan kedepan, dan
dilanjutkan dengan menggerakkan tungkai kiri kedepan,
f. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan koreksi jika
perlu
20
g. Cuci tangan
c. Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dan anak tangga
d. Pindahkan beban berat badan dari kruk ketungkai yang tidak sakit
e. Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit diatas anak tangga
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai memindahkan berat badan
pada kruk, gerakkan kaki yang sakit kedepan
c. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk
Cara duduk:
21
c. Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain dan merendahkan
tubuh kekursi
Cara bangun:
b. Cuci tangan
22
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoodinir dan aman untuk menghasilkan
pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Posisi fowler
Yaitu posisi setengah duduk atau duduk dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.
Posisi Sim’s
Yaitu posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi
kenyamanan dan memberikan obat ke anus (supositoria). Berat badan terletak pada tulang
illium, humerus, dan klavikula
Posisi trendelenberg
Yaitu posisi dimana pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Yaitu pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
pada proses persalinan.
Posisi Lithotomi
Yaitu posisi dimana pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia pada proses
persalinan dan memasang alat kontrasepsi.
23
Posisi Genu Pectrocal
Yaitu posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
Posisi Orthopetric
Yaitu posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada
seperti pada meja.
Posisi Supinasi
Yaitu posisi terlentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama
dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Posisi Pronasi
Yaitu pasien tidur dalam posisi telungkup. Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.
Posisi Lateral
Yaitu posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh
berada pada pinggul dan bahu.
MEMINDAHKAN PASIEN
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari kursi roda ke tempat tidur.
Tujuan :
1. Melatihototoskeletuntukmencegahkontrakturatausindrom disuse
2. Memberikankenyamanan
3. Mempertahankankontroldiripasien
4. Memungkinkanpasienuntukbersosialisasi
24
Persiapanpemindahanpasien :
1. Kajitingkatkenyamanan,toleransiaktivitas,kekuatanototdanmobilisasiklien
4. Dapatkanbantuantambahanbiladiperlukan
5. Jelaskanprosedurpadaklien
6. Cucitangan
7. letakkantempattidurpadaposisidatardenganrodatempattidurterkunci
Bila sipasien belum bisa bangun sendiri, untuk keperluan semisal memindahkan atau
mendudukkannya sementara tempat tidurnya dibersihkan, maka dia perlu
dibantu.Mengangkat, memindahkan, atau mendudukkan orang sakit tak bisa sembarangan.
Alat bantu jalan yaitu alat yang di gunakan untuk membantu klien supaya dapat berjalan dan
bergerak. (suratun dkk,2008)
1. Walker
2. Kruk
3. Tongkat
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pembahasan
dalam makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rerferensi yang ada hubungannya dengan makalah
ini.Oleh karena itu,segala kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan
baik.semoga makalah ini berguna bagi kita semua .
25
DAFTAR PUSTAKA
1.https://hellokurniasari.wordpress.com/2016/04/25/makalah-body-mekanik-mekanika-
tubuh-dan-body-alignment-postur-tubuh/
3.Bukusakupraktikumkebutuhandasarmanusiaoleh A. Aziz
AlimulHidayat,S.KpdanMusrifatulUlyah,S.Kp
4.https://homecare24.id/artikel/cara-mengangkat-dan-memindahkan-orang-sakit-dari-tempat-
tidur
5.Kozier, Barbara (2004). Fundamental of Nursing: Concept and Procedure, 5th Ed,
California, Addison-Wesley Nursing.
Potter, Patricia A, Anne G Perry (2006). Fundamental of Nursing: Concept, Process and
Practice, St Louis, the CV. Mosby Company
Suratundkk.(2008).KlienGangguanSistemMuskuloskeletal.Jakarta: EGC Barbara,
Kozierdkk.(2009).Buku Ajar PraktikKeperawatanKlinisKozier& ERB, Edisi 5.Jakarta: EGC
iv