Disusun oleh :
PROGRAM STUDY:
DIII KEPERAWATAN 1 C
STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2019/2020
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Aktifitas.Penulis ini menyusun Asuhan Keperawatan ini untuk memenuhi
tugas program studi DIII Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas
dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Ibu Ratna A., S.Kep., Ns., M.Kep
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTARISI…………………………………………………………………………..3
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………...4
B. Tujuan ………………………………………………………………………...5
A. Pengkajian…………………………………………………………………......6
B. Analisis Data………………………………………………………………….9
C. Masalah Keperawatan…………………………………………………............9
D. Rencana Intervensi & Implementasi……………………………………........10
E. Evaluasi ……………………………………………………………...............25
BAB III
KESIMPULAN............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) adalah salah satu tanda
kesehatan yaittu adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas
seperti berdiri,berjalan ,dan bekerja. Salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas pergerakan adalah karena kondisi di mana
seseorang tidak mampu melalakukan pergerakan secara mandiri oleh
adanya ganguan fungsusi motorik.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan
hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier,
1995).Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak
atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam
berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh
berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk
atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara
pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu:
mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi
aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan
secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu
jalannya penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan
memberikan kepercayaan pada pasien bahwa dia mulai merasa
sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan pada
pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat
4
5
B. Tujuan
a. Tujuan Khusus
setelah menyelesaikan asuhan keperawatran ini harapan nya
mahasiswa dan pembaca mampu melakukan
1. pengkajian pada klien dengan ganguan pemenuhan kebutuhan
aktivitas
b. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan
aktivitas dan mobilisasi serta mampu memahami apa itu
mobilisasi dan kebutuhan aktivitas
2. Untuk mengetahui posisi tidur yang baik dan manfaatnya.
3. Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari satu posisi
ke posisi lain.
4. mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan ganguan mobilisas
5
6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan, terdiri atas:
identitas klien
berisikan tentang data pribadi klien itu sendiri seperti nama alamat
tempat tinggal usia dl.
keluhan utama
contoh pasien datang ke rumah sakit karna sudah demam
seminggu,tapi demam tak kunjung reda.
Riwayat Keperawatan Sekarang, meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan
imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat
mobilitas dan imobilitas, dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
Pengkajian Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita, berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat
penyakit sistem neurologis, riwayat penyakit kardiovaskular, riwayat
penyakit sistem muskuloskeletal, riwayat penyakit sistem pernapasan,
riwayat pemakaian obat seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem
saraf pusat, laksania, dan lain-lain.
Kemampuan Fungsi Motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan
kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya
kelemahan, kekuatan, atau spastis.
Kemampuan Mobilitas, dilakukan dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan
berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah
sebagai berikut:
6
7
7
8
8
9
B. Analisis Data
1. Problem (masalah)
Merupakan gambaran ke adaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat di berikan . Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari
keadan normal yang seharusnya tidak terjadi
2. Etiologi(penyebab)
Keadaan ini menunjukan penyebab yang memberikan arah terhadap terapi
keperawatan penyebabnya meliputi: prilaku llingkkungan ,intraksi antara
prilaku dan lingkungan
C. Masalah Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-
lain.
2. Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas.
3. Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatik pneumonia.
4. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot
5. .Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot.
6. Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru.
7. Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi.
8. Gangguan eliminasi akibat imobilitas.
9. Retensi urine akibat gangguan mobilitas fisik.
10. Inkontinensia urine akibat gangguan mobilitas fisik.
9
10
10
11
e) Posisi Lithotomi
pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua
pahanya dan tarik ke arah perut
c. .Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
d. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomi
e. Pasang selimut
11
12
f) Posisi Genu Pectoral, pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. . Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada kasur tempat tidur
c. Pasang selimut pada pasien
12
13
13
14
14
15
2. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain
3.Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
4. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
5.Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
6. Kembalikan ke posisi semula
7. Catat perubahan yang terjadi
15
16
Tujuan :
a. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
Dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam
postur tubuh yang benar. Cara ini dapat dilakukan dengan
membuat sebuah jadwal tentang perubahan posisi selama kurang
lebih setengah jam. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap
agar kemampuan kekuatan otot dan ketahanan dapat meningkat
secara berangsur-angsur.
2. Ambulasi dini merupakan salah satu tindakan yang dapat
meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara melatih posisi duduk di tempat tidur, turun
dari tempat tidur, berdiri di samping tempat tidur, bergerak ke
kursi roda, dan seterusnya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
berangsur-angsur.
3. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih
kekuatan dan ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah
bergerak.
4. Latihan isotonik dan isometrik. Latihan ini juga dapat digunakan
untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara
mengangkat beban yang ringan, kemudian beban yang berat.
Latihan isotonik (dynamic exercise) dapat dilakukan dengan
rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan latihan isometrik
(static exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah
jantung ringan dan nadi.
16
17
17
18
18
19
19
20
.
8) Ganguan eliminasi akibat imobilisasi
diet tinggi serat, protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, untuk
mencegah dampak dari imobilitas dapat dilakukan dengan ambulasi.
dan klioen di anjurkan memakan banyak sayuran dan buah buahan
serta banyak minum air putih
serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengatur pola makan di rumah
sakit
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
1. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk
mengatasi gangguan mobilitas adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan fungsi sistem tubuh
2. Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
3 Peningkatan fleksibilitas sendi
4. Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan
ekspresi pasien menunjukkan keceriaan.
5.Membantu meningkatkan mobilitas klien
6. Meningkatkan kinerja jantung
7.Membantu klien dalam Meningkatkan mobilitas agar klien dapat
memenuhi kebutuhan ekstermitanya sendiri
8.Membantu efektivitas pola nafas klien agar kembali normal
9.Membantu menstabilkan pertukaran gas agar respirasi tidak
tergangu
10. Membantu klien dalam mengatasi masalah pola eliminasi yang
dialami klien
11. Membantu klien dalam pemenuhan pengeluaran output(urine)
12.Membantu klien dalam mengatasi resiko infeksi di ureter
13. Membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
14.Membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit
15.membantu klien dalam mengembalikan hubungan sosial secara
efektif
16.Membantu klien dalam meningkatan konsep diri
25
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
26
27
DAFTAR PUSTAKA
27