Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GERAK BAGI MANUSIA

OLEH:
1. RAHMAT HAMDHANI 2234073
2. ARMANDO BEKHAM BAYU SAPUTRA 2234084
3. YUSRI 2234081
4. AHMAD HUDORI 2234053
5. NOVAN 2234047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, karena atas


rahmat, taufik, dan hidayah-Nylah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Mengenai “Gerak Bagi Manusia”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Serta terima kasih kepada teman-teman atas kerja samanya dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini, tentu masih
terdapat beberapa kesalahan dan masih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu,
kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kedepannya
dapat mencapai kesempurnaan.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi
kita semua. Amin.

Pasir Pengaraian, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Makna ekspresi olahraga.................................................................................
B. Makna simbolik dari olahraga.........................................................................
C. Gerak sebagai kebutuhan mendasar................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................10
B. Saran ............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Salah satunya manusia dapat
bergerak karena memiliki anggota tubuh yang dapat menggerakkan anggota tubuh
kita. Alat gerak ada dua macam yaitu alat gerak pasif dan alat gerak aktif. Alat
gerak pasif ialah rangka badan kita dan alat gerak aktif ialah otot-otot badan. Alat
gerak manusia yaitu sendi, rangka, dan otot. Dari ketiganya tersebut memiliki
fungsi masing-masing dan masih terbagi menjadi beberapa macam alat gerak. Jika
dari salah satu alat gerak tersebut tidak berfungsi maka dapat menyebabkan
kelainan yang berhubungan dengan tulang yang kurang normal.
Sebagian orang masih banyak yang tidak memperhatikan cara mereka duduk
dengan posisi yang mereka anggap nyaman. Padahal tanpa mereka sadar itu dapat
mengakibatkan salah tulang atau kerangka badan yang dibiasakan dengan posisi
yang kurang baik. Misalnya dengan posisi duduk dimana badan yang cenderung
ke depan maupun badan cenderung miring atau ke samping. Hal tersebut dapat
dihindari dengan kebiasaan yang sangat mudah, yaitu dengan membiasakan duduk
dengan posisi tegap. Kebanyakan masih banyak orang yang belum paham tentang
fungsi-fungsi alat gerak pada anggota tubuh kita. Kita kadang juga pernah
merasakan salah tulang atau sebut saja keram. Itu juga termasuk kelainan otot dari
salah satu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hakikat gerak bagi manusia ?
2. Bagaimana Fungsi gerak bagi manusia ?

C. TUJUAN MASALAH 
1. Mengidentifikasi hakikat gerak bagi manusia
2. Mengidentifikasi Fungsi gerak bagi manusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna ekspresi olahraga,makna simbolik dari olahraga dan gerak


sebagai kebutuhan mendasar

Olahraga dapat memiliki banyak makna simbolik yang bervariasi tergantung


pada konteks budaya dan sejarah di mana olahraga tersebut dilakukan. Beberapa
makna simbolik umum dari olahraga antara lain:
Persaingan: Olahraga seringkali melibatkan kompetisi antara dua atau lebih
tim atau individu. Kompetisi ini dapat mewakili persaingan dalam kehidupan,
baik dalam konteks bisnis, politik, atau sosial. Persaingan dalam olahraga dapat
juga mewakili semangat juang dan semangat pantang menyerah.
Solidaritas: Olahraga dapat juga menjadi simbol solidaritas dalam
berkomunitas. Dalam olahraga tim, para pemain harus bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang sama. Ini dapat mewakili pentingnya kerja tim dalam
kehidupan sehari-hari, serta persatuan dan kebersamaan dalam sebuah kelompok.
Kekuatan fisik: Olahraga seringkali menampilkan kemampuan fisik manusia,
seperti kecepatan, kekuatan, dan ketahanan. Ini dapat mewakili kekuatan dan daya
tahan manusia dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Prestasi: Olahraga juga sering dijadikan simbol prestasi dan pencapaian. Para
atlet yang berhasil mencapai prestasi tertentu seperti memecahkan rekor atau
memenangkan medali emas, seringkali dianggap sebagai simbol inspirasi dan
motivasi dalam mencapai tujuan hidup.
Identitas nasional: Olahraga seringkali menjadi simbol identitas nasional,
khususnya dalam olahraga yang sering dipertandingkan antarnegara, seperti
Olimpiade atau Piala Dunia. Kemenangan dalam olahraga dapat membangkitkan
semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap negara.

Namun, makna simbolik olahraga juga dapat bervariasi antara olahraga satu
dengan olahraga yang lain, serta di dalam konteks budaya dan sejarah yang
berbeda.

2
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat
diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian
dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau
rangsangan yang mengenai sebagian atau  seluruh bagian tubuhnya.  Pada hewan
dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat
dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan
alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh
kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan
demikian tidak dapat disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak
pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan
tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ
tumbuhan tersebut. Pembahasan gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab
selanjutnya di semester yang akan datang. Alat-alat gerak yang digunakan pada
manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif
berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan
sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
tugas gerak secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Keterampilan gerak
pada setiap orang berbeda-beda, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain
faktor tingkatan usia, pengalaman gerak.  Sifat dasar dari sebuah keterampilan
adalah memaksa seorang pelajar untuk lebih membuat pertimbangan ketika
merencanakan belajar dari pengalaman. Untuk membantu praktisi memahami sifat
dasar dari keterampilan gerak, beberapa sistem klasifikasi atau taksonomi telah
mengembangkan keterampilan gerak dari beberapa unsur-unsur umum.
Mengetahui perbedaan keterampilan dapat membantu praktisi dalam
merencanakan pembelajaran dan mempraktikkan pengalamannya sebagai sebuah
titik awal untuk penilaian penampilan.
Pengertian belajar gerak adalah Belajar suatu proses yang dilibatkan dalam
melakukan gerak dan penyaringan/seleksi suatu ketrampilan motorik tentang apa
yang menjadi penghambat gerak tersebut. Studi yang terkait belajar gerak yakni
motor kontrol yang melibatkan sistem syaraf, fisik dan aspek tingkah laku tentang

3
pergerakan manusia.  Dari latar belakang tersebut di atas perlu dibuat rancangan
pembelajaran siswa di sekolah agar tujuan pembelajaran dan keterampilan gerak
yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Semua strategi pembelajaran tidak
akan sama dan efektif untuk semua pelajar sehubungan dengan perbedaan
individu. Masing-masing orang akan memiliki kemampuan yang berbeda, ciri
yang secara genetik menentukan peningkatan atau membatasi kemampuan kita
untuk menjadi terampil dalam satu tugas tertentu.
Gerak merupakan salah satu ciri mahluk hidup. Memahami proses melalui
control gerak, dan koordinasi adalah sebagai dasar untuk memahami bagaimana
kita hidup.[1] Gerak dilakukan oleh semua mahluk hidup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, yang diawali dengan gerak sederhana hingga gerak yang
komplek, dan ini dilakukan selama individu  tersebut hidup. Menurut Samsudin
bahwa istilah konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang
memiliki nilai transfer. Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa
sebuah label atau nama suatu kelompok respon gerak, seperti menangkap,
melempar, atau berpindah tempat (locomotor).[2]
Menurut Gagne, bahwa belajar keterampilan motorik atau belajar gerak
banyak berhubungan dengan kemampuan menggunakan gerakan tubuh, sehingga
memiliki rangkaian gerak yang teratur, tepat, cepat, luwes, dan lancer. Dalam
belajar motorik memerlukan intelektual dan sikap, sebab belajar motorik bukan
hanya belajar gerakan semat-mata, aspek utama dalam belajar gerak adalah
tercapainya otomatisasi gerak, gerakan yang ototmatis merupakan puncak
motorik.[3] Singer berpendapat bahwa belajar gerak memiliki tujuan untuk
mengembangkan berbagai keterampilan gerak secara efektif dan efisien.[4]
Kemampuan penyempurnaan gerakan yang dilakukan manusia sebagai
salah satu mahluk hidup yang memiliki kemampuan berfikir dilakukan secara
bertahap melalui hasil belajar dan kematangan fungsi alat-alat tubuh, terjadi
secara berurutan sesuai dengan tahap perkembangannya, seperti masa usia dini,
masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, dan masa lanjut usia.[5] Oleh
karena itu kualitas gerakan yang ditampilkan tentu sesuai dengan tahapan
perkembangan gerak.

4
Belajar gerak memiliki prinsip dan proses yang hampir sama dengan
proses belajar pada umumnya. Belajar gerak dapat diartikan sebagai suatu
rangkaian proses pembelajaran gerak yang dilakukan secara terencana, sistematik,
dan sistemik untuk mencapai pembelajaran seperti yang telah direncanakan.[6]
Menurut Gallahue dan Ozmun, menyatakan bahwa: “Motor learning is a
relatively permanent change in motor behavior resulting from practice or past
experience”.  (belajar gerak adalah perubahan yang relatif permanen dalam
prilaku gerak sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah lalu).[7] Sementara
menurut Ma’mun dan Saputra, bahwa belajar gerak merupakan studi tentang
proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak
sangat terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan.[8] Tidak
berbeda dengan pendapat di atas, menurut Kusmaedi, Hidayat, dan Husdarta
bahwa belajar motorik adalah proses perbaikan kemampuan motorik melalui
pengoptimalan faktor-faktor persyaratan luar dan dalam yang bertujuan untuk
mendapatkan atau menguasai kemampuan keterampilan mototrik dan tingkah laku
tertentu, penguasaan, penghalusan, penstabilan, dan penerapan kemampuan
motorik.[9]
Menurut Schmidt, bahwa belajar gerak adalah satu proses internal yang
berhubungan dengan praktek atau pengalaman yang mengarah ke perubahan yang
relatif permanen dalam kemampuan untuk merespon.[10]
Jadi pengertian belajar gerak atau motor learning ini beraneka ragam, dan
berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motor
learning yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu belajar gerak adalah suatu
proses pembentukan sistematika kognitif tentang gerak yang kemudian
diaplikasikan dalam psikomotor (gerak) mulai dari tingkat keterampilan gerak
yang sederhana ke keterampilan gerak yang kompleks sebagai gambaran
penyempurnaan fungsi fisiologis untuk mencapai otomatisasi gerak. Makin
bertambah tingkat pertumbuhan dan kematangan serta hasil latihan sesorang,
maka kualitas gerak yang dapat ditampilkan akan semakin baik atau makin efektif
dan efisien.
Perkembangan gerak anak berkembang sejalan dengan tingkat
pertumbuhan dan kematangan[11] serta pengalaman atau hasil yang diperoleh dari

5
belajar gerak. Pengalaman tersebut terkait dengan kesempatan untuk
mempraktekan suatu keterampilan, dorongan atau rangsangan yang diberikan
termasuk dalam pembelajaran. Gerakan ini pada dasarnya berkembang menyertai
gerakan refleks yang dimiliki anak sejak lahir. Gerak dasar pundamental diawali
pada masa bayi dan anak-anak, kemudian dilanjutkan dengan proses
penyempurnaan melalui proses latihan berbagai macam gerakan yang dilakukan
secara berulang-ulang.

 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam
yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat

6
gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk
suatu sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan
pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada
tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat
membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak
pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia
dan hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu
protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin.
Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel
pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel
dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat
kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada
posisi semula).

DAFTAR PUSTAKA
 
Munandar,A iktisar anatomi alat gerak & ilmu gerak.1991.
Abdul Rahman Abror. (1998). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

7
Izzaty, Rita Eka. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Jansma, Paul. (1981). Special Physical Education. Ohaio: Charles E. Merrill
Publising Co.
Juliantine, Titie. (2009). Strategi Belajar Mengajar Penjasorkes. Bandung: UPI.
Oxendine, Joseph. B. (1984). Pshychology of Motor Learning. Englewood New
Jersey: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai